Roni kembali ke sel nya. Hari ini dia merasa gatal di bagian organ sex nya. "Aduh. Kenapa gatal ya? Perasaan saya aku cuci juga tadi," keluh Roni.Roni terus menggaruk organ itu hingga polisi pun merasa risih melihatnya dan menghampiri Roni."Ada apa denganmu?" tanya polisi."Entah, Pak. Ini saya merasa gatal sekali. Saya mau ke kamar mandi dulu,'' izin Roni.Roni kemudian membersihkan bagian itu. Sudah merasa bersih tetapi masih saja gatal dan merasa makin gatal ketika digaruk dan panas."Aduh kenapa sih ini?'' gerutu Roni. Roni mengira jika kebersihan air di kantor polisi tersebut bermasalah."Pak, bolehkah saya memeriksakan diri? Karena saya merasa ini saya gatal sekali," tanya Roni, ia sungguh tidak tahan dengan rasa gatal itu."Nanti saya tanyakan sama atasan saya dulu. Sebaiknya kamu istirahat saja!" sahut polisi.Menahan rasa gatal, Roni hanya terdiam di sel. Ia menunggu waktu untuk bisa memeriksakan diri ke dokter.Siang harinya tepat pukul sepuluh, Roni dibebaskan, karena da
Sebagai dokter spesialis, tentunya dokter tersebut sudah banyak menemui pasien yang beragam.Memang penyebab utama dari penyakit seksual menular karena banyak berhubungan seksual dengan orang yang berpenyakit. Dan dokter juga menjaga privasi setiap pasiennya.Begitu juga dengan Roni. Dokter menganggap hal tersebut biasa. Karena pernah juga ada yang lebih parah. Sampai akhirnya meninggal karena sudah tertular HIV.Tetapi dalam kasus Roni tidak sampai tertular HIV. Tetapi infeksi. Meskipun demikian jika tidak mendapatkan penanganan yang memadai maka bisa jadi akan lebih parah.Sementara itu, Roni setelah mendapatkan obat dan juga salep, dis tidak ingin pulang karena cukup malu. Mobil yang dijadikan barang bukti pun juga sudah dikembalikan. Tetapi dirinya enggan pulang apalagi mendapatkan musibah yang cukup berat baginya.Untuk bertemu dengan orangtua nya terutama Bapak Roni sangat malu rasanya. Roni kemudian memutuskan untuk sementara tinggal di kota tersebut. Bermodal uang dari Tina ma
Mawar kemudian mulai membersihkan sisa pecahan cangkir itu. Dibantu oleh Bi Imah juga.Andre hanya menghela nafas panjang. Ia tidak mau langsung menegur Mosa saat itu juga karena sama saja dengan mempermalukan Mosa di hadapan orang banyak."Mosa, ikut aku ke kamar, yuk!" ajak Andre.Mosa kemudian hanya menurut saat Andre menggandeng tangannya menuju ke kamar.Saat di kamar, Andre membimbing Mosa untuk duduk menatap wajahnya."Mosa, coba lihat aku!" titah Andre.Mosa kemudian menatap wajah suaminya. "Kenapa?""Mosa. Kamu tidak kasihan sama Mawar? Dia sudah berusaha untuk melayani kami dengan baik sebagai pembantu. Coba kamu lebih berempati kepadanya! Perbuatan yang kamu lakukan tadi itu tidak baik. Kamu tahu itu, kan?" tanya Andre."Aku sudah katakan kalau aku tidak suka sama Mawar, Dre. Wajahnya itu selalu menatap kamu. Bukan aku. Dia sepertinya suka sama kamu. Penampilannya sudah aku nasihati tetapi dia tidak mengindahkan itu. Lebih baik pecat saja dia dari sini! Daripada membuat aku
Setengah jam kemudian Mosa dan Andre sudah bersiap untuk berangkat. Semua sudah masuk mobil. Mawar terlihat mengantarkan semuanya sampai ke depan pintu gerbang. Lalu setelah mobil Andre meninggalkan rumah itu, Mawar kemudian menutup pagar dan menuju ke dalam rumah."Mosa itu memang kurang ajar. Sudah dikasih enak rumah bagus dan semua fasilitas lengkap malah memilih pindah. Aku jadi jauh juga sama pujaan hatiku," ucap Mawar.Sementara itu di rumah Andre. Mosa dan semuanya baru saja tiba.Andre terlebih dahulu membuka pintu yang selama ini cukup lama tertutup. "Assalamualaikum," ucap Andre memasuki rumah.Disusul Mosa, Mina dan juga Bi Imah."Wah, tidak ada yang berubah dari rumah ini. Masih sama seperti yang dulu. Hanya ada beberapa barang saja yang nggak ada karena disumbangkan," tutur Mosa lalu duduk di ruang tamu."Iya, Bu. Karena memang itu kan permintaan Ayahnya Pak Andre sendiri. Jadi ya hanya menjalankan wasiat saja," sahut Bi Imah. "Bi Imah juga tahu hal itu?" tanya Mosa."I
"Kamu ternyata orang baik. Saya tidak menyangka. Tolong maafkan anak saya kalau ada salah sama kamu!" pinta Sarni.Andre yang memakai jas rapi dan terlihat memang seorang berkedudukan tinggi tidak menganggap remeh mereka yang ada di depannya. "Saya sudah memaafkan Roni. Dia memang teman saya sejak lama. Lagipula untuk apa menyimpan dendam. Roni mungkin tidak terima kalau Mosa menikah dengan saya. Tetapi mungkin ini semua sudah ada yang mengatur. Alangkah baiknya memang kita sama-sama berdoa untuk kebaikan Roni saja," sahut Andre."Iya, terima kasih banyak. Kalau boleh tahu bagaimana sekarang kabar Mosa? Jujur, saat menjadi menantu saya, saya bukanlah mertua yang baik untuknya," tanya Sarni."Mosa sehat. Dan dia sedang mengandung anak kami. Mohon doanya juga!" sahut Andre.Luki datang menghampiri dengan membawa bingkisan. "Ini, Pak.""Pak, Bu. Ini bisa untuk mengganjal perut Bapak dan Ibu. Mungkin menunggu memang membutuhkan kesabaran. Tetapi alangkah baiknya Bapak dan Ibu makan dulu!
Sarni paham kalau saat ini dirinya memang bersalah. Selama ini bukan malah membimbing Roni ke jalan yang benar tetapi malah menjerumuskan. Roni juga selalu menurut apa katanya. Apalagi terakhir malah menyarankan untuk mendekati perempuan kaya agar tidak susah mencari uang.Tetapi yang didapat adalah Roni terjerumus ke lubang yang sangat dalam. Roni terserang penyakit seksual dan kini Roni juga terbaring kritis di rumah sakit karena mobilnya dibegal oleh preman dengan sangat keji.Kini Sarni hanya bisa tertunduk. Kalau saja Sarni menyarankan untuk bekerja dengan baik tentu kejadiannya akan tidak seperti ini. Tetapi semua sudah terlanjur. Ibarat kata nasi sudah menjadi bubur. Sarni juga hanya bisa menyesali perbuatannya. Anak semata wayangnya sedang kritis dan entah kapan akan bisa bangun. Kemungkinan adalah 50%. Kini hanya bisa mendoakan dan mencoba menata hidup menjadi lebih baik lagi.Di kantor Andre. "Dre, bagaimana keadaan rumah ibu mertuamu yang kebakaran itu?" tanya Bos Andre.
"Nantinya aku akan mengasuh dan mendidik anakku sesuai dengan perkembangan zaman. Kalau mungkin di zaman ibu dulu, memberikan Makanan pendamping ASI, nantinya aku ingin memberikan itu kepada anakku jika sudah berusia enam bulan. Anggapan kalau anak menangis karena lapar tidak harus kemudian diberikan makanan sebelum enam bulan. Bisa jadi karena popoknya penuh atau dia menginginkan hal lain," jawab Mosa."Ya, terserah kamu saja. Memang ibu sudah berpengalaman. Tetapi benar apa katamu kalau setiap zaman itu ilmu pengetahuan makin berkembang," sahut Mina. "Iya, Bu. Miris sekali ketika orangtua atau mertua yang merasa paling benar kemudian tetap menerapkan cara yang salah saat mengasuh anak. Pemberian makanan pendamping ASI itu yang paling populer. Juga cara menggedong. Di artikel ini disebutkan ada metode menggedong bayi yaitu M shape dan itu bisa diterapkan sejak bayi baru lahir. Kalau ada anggapan nantinya si anak akan jalan ngangkang itu tidak benar. Jadi metode ini justru membantu b
Sepulang dari rumah sakit, Mosa pulang dan ingin makan sesuatu. "Dre, boleh nggak aku mau makan sesuatu? Kamu balik ke kantor lagi nggak?" tanya Mosa."Sebutkan saja! Kalau bisa mudah pasti cepat. Tetapi kalau sulit ya mungkin nanti aku akan usahakan. Dan aku sudah pulang, besok lagi ke kantornya," jawab Andre santai."Aku mau makan jagung bakar," jawab Mosa."Ohh, jagung bakar. Gampang, ya sudah aku pesankan dulu, ya?" "Enggak. Aku maunya beli dan langsung makan di tempat," jawab Mosa.Andre berfikir sejenak. Dimana tempat yang menjual jagung bakar yang masih sore begini."Kamu tahu dimana?'' tanyanya."Tahu.""Dimana?" tanya Andre penasaran."Di kota saat kita bulan madu dulu itu," jawab Mosa."Ohh, di sana. Kamu memang nggak apa-apa?"Mosa mengernyitkan keningnya, "Memangnya kenapa dengan aku?" "Mungkin kamu capek atau butuh selonjoran?""Enggak. Aku pengen ke sana. Makan jagung bakar langsung di tempatnya sepertinya nikmat banget," jawab Mosa sembari membayangkan makan jagung