"Lauryn Athenna." Reiner mengulangi lagi nama wanita yang selalu ia sebut Nona Mawar Hitam. Dan sekarang ia sudah mengetahu nama asli wanita itu.
"Data pribadimu tidak ada di pencarian penduduk negara ini." Reiner telah mencari nama Lauryn, tapi ia tidak menemukannya.
"Alexander William telah menghapus semua data tentangku. Kau tidak akan pernah bisa menemukannya."
"Ah, seperti itu. Alexander William rupanya bekerja dengan sangat rapi. Pria itu menyembunyikanmu seolah kau tidak pernah ada di dunia ini." Reiner sedikit mengetahui tentang Alexander, pria itu perusahaan perhotelan yang terkenal di Amerika. Ia termasuk dalam seratus orang terkaya di benua Amerika.
Namun, seorang Alexander tidak seharusnya menyinggungnya. Pria itu sama saja dengan cari mati. Lihat bagaimana ia akan menagih kerugian yang diciptakan oleh pria itu.
"Apa hubunganmu dengan Alexander William?"
"Dia ayahku."
Reiner mengerutkan keningnya. Ia yakin Alexander hanya memiliki satu putri, dan itu bukan Lauryn Athenna, melainkan Irene William.
"Ibuku adalah seorang putri pelayan di kediaman itu. Dan keberadaanku dirahasiakan. Tidak ada yang tahu bahwa aku adalah putri Alexander William." Lauryn menambahkan. Sebenarnya ia tidak ingin menjelaskan, tapi ia harus berkata yang sebenarnya agar Reiner tidak menghalangi langkahnya.
Bagi keluarga William ia adalah aib. Ayahnya tidak pernah menginginkan anak dari seorang pelayan. Yang berhak melahirkan anaknya hanyalah istri sah. Namun, saat itu dengan alasan bahwa ayahnya tidak mungkin membunuh putrinya sendiri, ia membiarkan dirinya hadir ke dunia ini.
Akan tetapi, percayalah alasan itu hanyalah sebuah kebohongan besar. Pada kenyataannya ia dilahirkan agar bisa menjadi senjata untuk ayahnya. Jika Irene akan menjadi pewaris seluruh kekayaan ayahnya, maka ia adalah alat yang digunakan untuk memuluskan jalan Irene.
Saat Irene menghambur-hamburkan uang dengan membeli berbagai barang bermerk serta bersenang-senang dengan mengelilingi dunia, ia harus menjalani berbagai tugas berbahaya dengan mempertaruhkan hidupnya demi kemewahan hidup Irene.
Ketika Irene mendapatkan semuanya dengan mudah, ia harus berjuang keras untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Bahkan, setelah berjuang keras ia masih tidak bisa mendapatkan hal itu.
Hidup Irene dibanjiri dengan kasih sayang, sedangkan dirinya? Jangankan kasih sayang, ia bahkan tidak bisa tinggal satu rumah dengan ayahnya sendiri. Ketika ia masih kecil, ia sering merasa iri pada Irene.
Irene tinggal di rumah utama yang megah dengan ayahnya, sedangkan ia harus tinggal di paviliun kecil jauh dari bangunan utama.
Namun, seiring berjalannya waktu. Hatinya mengeras. Tidak ada lagi harapan bahwa ayahnya akan bermain bersamanya. Tidak ada lagi harapan bahwa ayahnya akan menyayanginya sama seperti menyayangi Irene.
Saat ia masih kecil ia sering menangis, tapi sejak ia dikirim ayahnya menuju ke neraka. Ia tahu bahwa air mata adalah hal yang paling tidak berguna di dunia. Oleh karena itu ia tidak pernah menangis lagi sampai hari ini. Bahkan setelah ia tahu bahwa ibunya sudah tiada, ia juga tidak meneteskan air matanya.
Tidak ada orang yang boleh melihat kesedihannya. Ia hanya menunjukan ketenangannya.
Dari ayahnya lah Lauryn belajar menjadi tidak berperasaan dan berhati besi. Dari ayahnya juga ia belajar untuk mendapatkan sesuatu, ia harus berjuang tanpa memikirkan moral. Entah itu merebut atau membunuh, ia tidak akan ragu untuk melakukannya.
Kenangan mengalir keluar dari benaknya, seperti air yang keluar dari bendungan yang rusak.
Dan sekarang sudah tidak ada lagi batasan baginya dalam bertindak. Dengan ayahnya mencoba untuk membunuhnya, maka ikatan di antara mereka sudah selesai. Terlebih ibunya juga sudah tiada. Lauryn memiliki kelemahan apapun lagi, ia bisa menuntut balas tanpa harus memikirkan tentang hubungan darah di antara mereka.
"Alexander melakukan hal yang benar. Jika aku jadi dia aku pasti akan menyembunyikanmu agar tidak ada seorang pun yang tahu." Reiner memiliki arti kata yang lain. Ia tidak suka miliknya diperhatikan oleh banyak orang.
Lauryn memiliki fitur wajah yang sangat halus. Iris matanya biru seperti lautan. Ia memiliki hidung mancung kecil, serta bibir mungil tipis berwarna merah muda. Keseluruhan wajah Lauryn sangat sempurna. Mungkin wanita ini bisa dinobatkan sebagai wanita tercantik di dunia.
Empat tahun lalu, ketika Reiner bertemu Lauryn warna rambutnya cokelat, tapi saat ini rambut Lauryn berwarna emas. Reiner tidak tahu warna asli rambut Lauryn yang mana, tapi Lauryn tampak luar biasa dengan warna-warna itu.
Tinggi badan Lauryn mungkin 173 cm, dengan berat badan seimbang. Lauryn memiliki tubuh yang ideal dengan bagian bokong dan payudara yang tidak berlebihan.
Reiner pernah merasakan dua bagian tubuh itu dengan tangannya, dan ia benar-benar suka dengan ukurannya yang sangat pas.
Sementara itu Lauryn menanggapi ucapan Reiner dengan pikiran lain. Reiner mungkin akan menjadikannya seorang simpanan, selamanya berada di dalam bayangan.
Lauryn tidak begitu peduli akan hal itu. Di dunia ini ia tidak membutuhkan pengakuan dari siapapun sama sekali.
"Namun, sebagai seorang ayah, Alexander benar-benar payah. Bagaimana dia bisa mengirimkan anak perempuannya sendiri ke sebuah tugas yang berbahaya." Reiner cukup yakin bahwa Alexander pasti memanfaatkan Lauryn untuk berbagai pekerjaan demi kepentingan pria itu sendiri.
Reiner merupakan pria yang kejam dan tidak berperasaan, tapi untuk mengirim darah dagingnya sendiri ke pintu neraka, ia tidak akan mungkin melakukannya.
Lauryn tidak membalas ucapan Reiner. Ia tahu dengan jelas seberapa buruk ayahnya yang bahkan tidak pantas disebut sebagai ayah.
"Pekerjaan apa saja yang sudah kau lakukan atas perintah ayahmu?" tanya Reiner. Ia sedikit penasaran. Sulit untuk mendapatkan informasi tentang Lauryn dari luar, jadi ia harus bertanya sendiri pada pria itu.
"Mencuri, menipu dan membunuh." Lauryn menjawab tanpa ragu.
Reiner sedikit terkejut dengan bagian terakhir jawaban Lauryn. Jadi Marah Hitamnya juga membunuh. Seberapa hebat wanita ini sebenarnya? Sejak awal Reiner telah merasakan aura tidak biasa dari Lauryn, tapi ia tidak pernah berpikir jika Lauryn akan seberbahaya itu.
"Kau cukup terlatih rupanya."
"Aku pernah belajar selama 9 tahun di kelompok pembunuh bayaran The Fox," seru Lauryn.
"Ah, kejutan," sahut Reiner.
The Fox merupakan kelompok pembunuh bayaran yang dipimpin oleh Peter Daxton, yang mendapat julukan "the killer". Peter seorang pembunuh terlatih yang telah membunuh lebih dari lima ratus orang. Pria itu sangat teliti dalam setiap pekerjaannya, terbukti dalam setiap pembunuhannya ia tidak pernah bisa tertangkap. Tak ada bukti yang bisa ditemukan di tempat kejadian perkara.
Selain itu Peter juga tidak memilih tempat. Ia bisa membunuh orang di mana pun, termasuk di ruang terbuka. Dalam setiap pekerjaan, Peter mematok harga puluhan ribu dolar, tergantung siapa yang harus ia lenyapkan.
Peter tidak sembarangan menerima orang untuk belajar di kelompoknya, jika Lauryn bisa masuk ke sana, artinya Lauryn memiliki sesuatu yang bagus. Peter akan menguji coba calon muridnya selama tiga bulan, dan jika muridnya masih bisa bertahan dengan selamat dalam tiga bulan itu maka dia bisa melanjutkan pendidikan di sana.
Memikirkan metode-metode kejam Peter dalam mendidik seseorang agar jadi pembunuh terlatih, Reiner memuji ketangguhan Lauryn. Ternyata ia tertipu wajah cantik Lauryn. Wanita itu lebih berbahaya dari yang ia pikirkan.
"Aku tidak menyangka bahwa seorang Alexander akan mengirim putrinya sendiri ke tempat itu."
"Tidak perlu heran. Dia bahkan bisa membunuh putrinya sendiri ketika dia sudah tidak membutuhkannya lagi." Cahaya dingin melintas di mata Lauryn.
Sejak awal ayahnya tidak ingin ia hadir, tapi karena memikirkan bahwa ia bisa dijadikan senjata ayahnya membiarkan ia hidup, atau mungkin hanya mengulur waktu kematiannya saja. Pada akhirnya ayahnya tetap memerintahkan pembunuhannya. Dan ia akan menghilang tanpa seorang pun tahu kehadirannya di dunia ini.
Ya, begitulah cara ayahnya menghilangkan noda di dalam hidupnya yang tercela. Lauryn benar-benar tidak berharap bahwa ia hadir di dunia ini karena Alexander William.
Ucapan Lauryn membuat Reiner berpikir bahwa orang yang berada di balik percobaan pembunuhan terhadap Lauryn adalah Alexander William, ayahnya sendiri.
"Apakah Alexander Wiliam adalah orang yang ingin membunuhmu?"
"Saat dia sudah tidak bisa menemukan cara mengendalikanku, maka dia akan menggunakan cara terakhir agar aku tidak menimbulkan masalah. Melenyapkanku, membuatku menghilang seperti buih di lautan." Luryn benar-benar membenci ayahnya dalam setiap tarikan napasnya.
Reiner ikut marah mendengar apa yang Lauryn katakan. Alexander, pria itu mencoba untuk melenyapkan Lauryn saat ia berusaha untuk mencari Lauryn. Pria itu mencoba untuk membersihkan jejak kejahatannya dengan membunuh Lauryn, sunggu licik.
"Jadi, kau ingin membalas dendam pada Alexander?"
"Jika aku tidak melakukannya, maka tidak ada gunanya aku hidup."
Lauryn benar-benar tidak kenal takut. Reiner tidak salah jika ia tergila-gila pada wanita ini. Tidak ada wanita yang cocok untuk mendampinginya selain Lauryn.
Ia tidak butuh wanita lemah dan manja di sisinya. Sebaliknya ia membutuhkan wanita yang bisa membantunya dalam setiap situasi. Akan sangat menyenangkan baginya jika ia bisa membawa Lauryn ke berbagai tempat tanpa harus mencemaskannya.
"Kau tidak perlu melakukan apapun. Aku akan melenyapkan pria itu dengan segera."
"Tidak!" Lauryn menolak cepat. "Aku bisa mengatasi masalahku sendiri."
Kepribadian Lauryn tidak seperti wanita lainnya. Akan merusak kebanggaannya jika ia harus mengandalkan orang lain di dalam hidupnya. Ia percaya ia mampu mengatasi setiap masalahnya sendiri, terlebih hanya membalas seorang Alexander.
Membunuh itu mudah. Lauryn bisa melakukannya hanya dalam hidungan detik. Namun, ia tidak ingin Alexander mati begitu saja. Kematian terlalu baik untuk pria itu. Lauryn harus menghancurkan seluruh harga diri dan kebanggaannya.
Ia akan membuat Alexander mengerti apa itu artinya sebuah kehilangan. Ia juga akan membuat Alexander merasakan bagaimana menyedihkannya tidak bisa melihat orang yang ia sayangi untuk terakhir kalinya.
Reiner tidak akan memaksa Lauryn untuk menerima bantuannya. Ia akan membiarkan wanita itu melakukan pembalasan sendiri,t api bukan berarti ia hanya akan menonton.
Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Lauryn, ia pasti akan turun tangan.
"Aku tidak akan ikut campur dalam urusanmu, tapi ingat baik-baik, tubuhmu adalah milikku. Tidak aku izinkan kau melukainya sama sekali!" tegas Reiner.
Lauryn tidak menjawab, ia hanya menatap Reiner dengan tatapan kosong. Bahkan ia tidak memiliki hak terhadap dirinya sendiri lagi.
Namun, ia bisa pastikan bahwa ia tidak akan pernah membiarkan dirinya dilukai lagi oleh orang-orang William.
tbc
Terhitung sudah satu bulan Lauryn dianggap sudah mati oleh keluarga William. Kehidupan keluarga itu berjalan dengan baik seperti biasanya. Tidak ada yang berubah, karena pada kenyataannya Lauryn tidak pernah menjadi anggota keluarga itu.Nyonya Eddelia, istri Alexander William, merasa hari-harinya semakin indah. Rasa tercekik yang membelenggunya selama 24 tahun ini telah lenyap. Sekarang wanita itu bisa bersantai tanpa harus memikirkan kekurangannya.Ia tahu suaminya memiliki banyak wanita simpanan untuk bersenang-senang, sebagai seorang istri ia merasa hancur. Namun, ia tidak bisa melarang suaminya karena jika ia melakukan hal itu maka ia akan dilemparkan ke jalanan.Lebih dari sebuah kehidupan mewah, Eddellia memikirkan harga dirinya. Ia tidak akan membuat orang-orang membicarakannya
Mata Lauryn segera terbuka ketika ia merasakan seseorang mendekat ke arah pintu. Ia berada di tempat asing, jadi kewaspadaannya meningkat.Pintu terbuka, sosok pria yang sudah dua minggu tidak ia lihat berada di sana."Kau belum tidur?" Reiner melangkah mendekati Lauryn. Setelah melakukan pemberatasan terhadap sekumpulan sampah, Reiner terbang kembali ke kediamannya.Dua minggu ini ia mengurusi bisnisnya di luar negeri, setelah itu ia pergi ke Chicago untuk membunuh Ryuji. Ia tidak bisa berada lebih lama lagi dari Lauryn, jadi ia memutuskan untuk kembali secepatnya. Setelah beberapa jam penerbangan, ia sampai di kediamannya pada jam 3 pagi.Selama ia tidak ada di dekat Lauryn, ia selalu memantau keadaan Lauryn dari sahabatnya yang men
Reiner dan Lauryn duduk saling berhadapan. Di depan mereka terdapat hidangan sarapan yang dibuat oleh koki yang dipekerjakan khusus oleh Reiner."Apa yang akan kau lakukan hari ini?" tanya Reiner sembari mengiris sarapannya yang ada di piring. Ia yakin Lauryn pasti akan keluar rumah hari ini."Apa aku harus melapor semua kegiatanku padamu." Lauryn membalas tidak senang. Apa tidak cukup bagi Reiner menanamkan chip di tubuhnya saja? Kenapa ia juga harus melapor setiap kegiatannya pada pria itu. Ia merasa lebih buruk dari tahanan.Ketika ia menerima perintah dari ayahnya, ia tidak harus melapor apa saja yang ia lakukan. Yang terpenting bagi ayahnya hanyalah hasil. Tentang cara, ayahnya tidak peduli."Kau milikku, Lauryn. Dan kau harus me
Reiner hadir di ruang rapat lima menit sebelum pertemuan di mulai. Ia berjalan ke ruang koferensi diikuti oleh asistennya.Rapat dimulai, Reiner menerima berkas yang diberikan oleh asistennya. Ia membaca berkas itu dari halaman satu hingga ke akhir halaman. Setelah itu ia mendengarkan laporan yang disampaikan oleh eksekutif dari masing-masing depertemen.Selama waktu rapat berjalan, Reiner tidak bersuara. Ia hanya mendengarkan dengan cermat. Hingga akhirnya rapat itu berakhir."Pak Reiner, apakah ada sesuatu yang ingin Anda tambahkan?" tanya asiseten Reiner."Tidak ada." Reiner puas dengan laporan dari petinggi di perusahaannya.Para eksekutif bernapas lega. Syukurlah CEO mereka puas
Kaki Lauryn melangkah meninggalkan restoran ketika ia sudah memastikan Irene menyesap minuman yang sudah ia bubuhkan obat penggugur kandungan.Hanya tingga menunggu beberapa saat lagi maka Irene akan kehilangan janinnya.Ketika Lauryn masuk ke dalam Audi R8 nya, Irene mulai merasa sakit yang teramat pada perutnya. Bahkan gelas yang ia pegang jatuh ke lantai karena rasa sakit yang tidak tertahankan.Wajahnya yang dipoles dengan make up kini tampak pucat. Lorenzo segera berdiri dari tempat duduknya. Ia terlihat sangat cemas. "Sayang, ada apa?" tanya Lorenzo."Perutku sakit." Irene berkata lirih. Keringat dingin muncul dari pori-pori kulitnya."Aku akan membawamu ke rumah sakit." Lorenz
Satu jam berlalu, Reiner telah menyelesaikan rapat melalui video. Pria itu tidak keluar dari ruang kerjanya, ia masih memiliki satu pekerjaan lain.Ponsel Reiner berdering, panggilan dari Luke masuk. Ia segera menjawab telepon dari tangan kanannya itu. Luke memang selalu tepat waktu, ia mengatakan pada Luke untuk memberinya kabar setelah ia menyelesaikan pekerjaannya. Dan pria itu menghubunginya hanya beberapa detik setelah rapat selesai."Tuan, saya sudah memeriksa ke mana saja Nyonya Lauryn pergi. Hari ini Nyonya Lauryn mengunjungi beberapa tempat. Pagi sekali ia mengunjungi sebuah tempat yang sudah terbakar habis, setelah itu ia pergi ke tempat lain dan menyewa tempat itu. Berikutnya Nyonya Lauryn pergi ke tempat penjual komputer di pasar gelap, ia kembali ke tempat yang ia sewa lalu keluar lagi dan pergi ke mall. Di sana Nyonya
Jam lima pagi Lauryn terjaga dari tidurnya. Ia keluar dari kamar dengan pakaian olahraga dan mulai berlari di tepi pantai. Ia sudah lama tidak berolahraga karena harus memulihkan tubuhnya terlebih dahulu.Lauryn sangat mengetahui bahwa kesehatan adalah aset terpenting yang harus dimiliki oleh manusia.Saat Lauryn masih terus berlari, Reiner terjaga dari tidurnya tanpa Lauryn di sisinya. Pria yang bertelanjang dada itu duduk di tepi ranjang setelah beberapa saat mengumpulkan kesadarannya.Reiner meraih ponselnya. Membuka sebuah aplikasi yang menunjukan keberadaan Lauryn. Setelah mendapatkan posisi Lauryn, Reiner melangkah menuju ke balkon dan berdiri di sana.Kedua tangan Reiner berpegangan pada pagar balkon. Mata elangnya yang tajam m
Ponsel Alexander berdering, asistennya segera menyerahkan ponsel itu pada Alexander. "Pak, Presiden menghubungi Anda."Alexander mengerutkan keningnya. Kenapa Presiden negara itu menghubunginya di pagi hari seperti ini? Tidak ingin membuat orang nomor satu di negara itu menunggu lebih lama, Alexander segera menjawab panggilan itu."Selamat pagi, Pak Presiden." Alexander menyapa ramah. Ia tahu Presiden Galleo tidak begitu menyukainya karena ia menggunakan ancaman untuk membuat pria itu menyetujui proyek tower seratus lantai yang akan ia bangun tahun depan."Kau benar-benar pengkhianat, Alexander!" Suara marah terdengar dari seberang sana.Kening Alexander semakin berkerut. "Apa maksud ucapan Anda, Pak Presiden?" Ia benar-benar
Hari ini Lauryn tampak seperti putri dari negeri dongeng dengan gaun putih yang ia kenakan. Di atas kepalanya terdapat mahkota kecil bertahtakan berlian.Di sebelahnya Reiner tampak gagah dengan setelah jas berwarna hitam yang ia kenakan. Pria yang jarang tersenyum itu kini memperlihatkan senyumannya di depan semua orang.Di aula yang didominasi warna emas itu, Lauryn dan Reiner melangsungkan pernikahan mereka. Mengucapkan janji suci pernikahan yang tidak akan pernah mereka langgar.Tamu-tamu yang hadir di sana ikut bersuka cita untuk kedua mempelai. Mereka semua menikmati pesta mewah bak pernikahan putra raja itu.Setelah berjam-jam, acara selesai. Reiner membawa Lauryn ke kamar pengantin mereka.“Kau lelah?” tanya Reiner.Lauryn menganggukan kepalanya. “Aku merasa sedikit lelah. Mungkin itu karena kehamilanku.”“Seharusnya kau bicara jika kau lelah.”“Tidak apa-apa. Aku bisa menahanny
Mata Lauryn tertuju pada dua mayat yang berada beberapa meter dari keberadaannya saat ini. Kematian Alexander sudah menuntaskan segala dendam di dalam hatinya. Pria seperti Alexander tidak bisa dibiarknan hidup lebih lama karena akan ada lebih banyak orang yang terluka karenanya.Tidak berlama-lama Lauryn mengalihkan pandangannya. Ia tidak akan melihat ke belakang lagi sama seperti dendamnya yang sudah terbalaskan. Sekarang ia bisa menata masa depannya tanpa bayang-bayang dendam yang mengotori hatinya.Lauryn membukakan pintu mobil untuk Reiner, lalu setelahnya ia masuk ke dalam mobil. Membawa mobilnya menuju ke rumah sakit.Noah segera menangani Reiner ketika Reiner sampai. Ia mengeluarkan peluru dari lengan Reiner dan mengatasi luka Reiner.
Alexander sudah tidak lagi datang ke perusahaannya seperti biasa. Saat ini posisinya sudah digantikan oleh orang lain yang dahulu perusahaannya pernah ia hancurkan.Namun, Alexander masih belum akan mengaku kalah pada Lauryn. Jika ia tidak bisa membunuh Lauryn, maka jangan panggil ia Alexander.Saat ini bukan Lauryn yang akan Alexander bereskan, tapi Janice. Wanita itu telah bersekongkol dengan Lauryn untuk menyingkirkannya dari perusahaan yang ia bangun.Ia tidak akan pernah membiarkan Janice hidup dengan tenang setelah mengusiknya."Lakukan sesuai perintahku," seru Alexander pada Ellios."Baik, Tuan." Ellios menundukan kepalanya, lalu pria itu meninggalkan kediaman Alexander.
Irene melajukan mobilnya menuju ke apartemennya yang merupakan hadiah ulang tahun dari ibunya. Hanya tempat itu yang sekarang bisa ia datangi. Rumah ayahnya sudah tidak bisa ia sebut rumah lagi. Tidak ada kedamaian di dalam sana.Sampai di apartemennya, Irene mengerutkan keningnya karena pintu apartemen yang tidak dikunci. Hanya ia dan Lorenzo yang memiliki kunci apartemen, jadi pasti Lorenzo yang ada di dalam apartemen.Irene membuka pintu. Ketika ia masuk, ia disambut dengan adegan menjijikan di atas sofa. Pria yang setengah mati ia cintai berada di atas tubuh seorang wanita. Keduanya tidak mengenakan pakaian apapun."LORENZO!" Irene meraung. Wajahnya merah padam."Irene!" Lorenzo terkejut. Ia segera turun dari tubuh selingkuhannya.
Satu bulan berlalu. Lauryn telah keluar dari rumah sakit, tapi wanita itu harus terus memeriksakan dirinya untuk memantau kondisinya.Ia dilarang oleh Reiner untuk melakukan banyak aktivitas, selain itu jika Lauryn ingin keluar Lauryn harus ditemani oleh penjaga. Saat ini kondisi Lauryn belum pulih sepenuhnya, akan sulit bagi Lauryn untuk melindungi dirinya.Selama dua minggu ini Lauryn memantau perkembangan perusahaan Alexander melalui pemberitaan media.Ia pikir ini sudah saatnya untuk mengambil alih perusahaan Alexander. Pria itu sudah mengalami banyak kekalahan, dan orang-orang telah meremehkan kemampuannya.Lauryn mengeluarkan ponselnya. Ia menghubungi Janice. "Ini saatnya untuk mengambil alih perusahaan Alexander."
Reiner membuka matanya pada pukul enam pagi. Ia terlelap di sebelah tempat tidur Lauryn dengan tangan yang tidak pernah melepaskan genggamannya pada tangan Lauryn."Selamat pagi, Lauryn." Reiner menyapa Lauryn. Menyapa Lauryn merupakan hal yang tidak pernah ia lewatkan."Selamat pagi, Reiner." Bulu mata lentik Lauryn bergerak, kelopak matanya yang sudah hampir dua minggu tertutup kini terbuka. Iris biru tenangnya kini terlihat lagi.Reiner membeku sejenak, ia harap ini bukan mimpi. Ia tidak ingin dihempaskan oleh kenyataan karena dirinya yang berharap terlalu tinggi.Senyum tampak di wajah pucat Lauryn. "Apakah aku sudah membuatmu menunggu terlalu lama?" tanya Lauryn.Suara yang Rein
Alexander merasa muak saat pencari berita menyerangnya dengan berbagai pertanyaan seputar rumah tangganya. Pria itu tidak mengatakan apa-apa, ia hanya menembus kerumunan lalu masuk ke dalam mobilnya.Di dalam mobil, Alexander merasa terkekang oleh dasi di lehernya. Ia menarik dasi di lehernya hingga dasi yang tadinya rapi menjadi menggantung longgar di lehernya.Alexander seperti tercekik. Ia sangat benci situasi di mana ia sulit bernapas seperti sekarang.Ellios segera melajukan mobil, ia membawa Alexander menuju ke depan kantor Reiner. Ia mengetahui bahwa hari ini Reiner datang ke kantor. Menunggu beberapa saat mobil Reiner keluar dari gerbang perusahaan.Ellios mengejar mobil Reiner. Ia menyalip kemudian mobil Reiner berhenti menda
Satu minggu berlalu, terhitung sudah sepuluh hari Lauryn berada dalam kondisi koma. Ia masih tampak betah dalam tidurnya yang sangat lelap.Sementara itu Reiner telah mendapatkan beberapa hal dalam waktu satu minggu. Ia mendapati bahwa istri Alexander William memiliki hubungan terlarang dengan seorang pria muda.Sementara itu ia juga sudah berhasil menekan perusahaan Alexander hingga Alexander mengalami penurunan harga sama ratusan poin. Alexander meminta bantuan pada banyak orang, tapi tidak ada yang bisa membantunya karena tekanan dari Reiner.Dan kemarin Reiner mengirim seorang wanita untuk menggoda Lorenzo. Saat ini hidup Lorenzo sudah hancur, jadi Lorenzo pasti membutuhkan hiburan.Hari ini Reiner akan membuat Eddelia dan Alexand
Orangtua Reiner tiba di rumah sakit. Beberapa jam lalu mereka menerima panggilan dari Reiner yang memberitahukan tentang Lauryn yang mengalami kecalkaan dan sekarang berada dalam keadaan koma.Tanpa banyak berpikir orangtua Reiner memutuskan untuk melakukan penerbangan ke Meksiko. Saat ini putra mereka pasti sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya.Sulit untuk melewati masa-masa seperti ini sendirian, dan orangtua Reiner tidak ingin membiarkan putranya sendirian.Ini merupakan pertama kali bagi mereka menjenguk seseorang yang berada dalam keadaan koma. Tidak ada banyak hal yang bisa mereka lakukan selain memandangi Lauryn yang menutup mata."Kau sudah makan, Reiner?" tanya Ibu Reiner pada putranya yang duduk di kursi