Lauryn membuka matanya. Rasa sakit menyentaknya. Perlahan kelopak matanya terbuka, menampilkan permata birunya yang sedingin gunung es. Lauryn mengedarkan pandangannya.
Aku tidak mati. Lauryn tahu dengan jelas, neraka tidak mungkin seperti ini.
Namun, di mana ia sekarang? Ia tidak mengenali tempat ini. Jelas, bukan kediamannya atau kediaman ayahnya.
Mengingat tentang ayahnya, tangan Lauryn tiba-tiba terkepal. Kukunya menancap ke telapak tangannya hingga menyebabkan luka.
Tuhan telah berbaik hati padanya karena membiarkannya hidup, Lauryn tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini. Lihat apa yang akan ia lakukan pada ayah dan saudari tirinya serta beberapa orang lain yang telah terlibat dalam pengkhianatan terhadap dirinya.
Orang-orang itu telah sangat keterlaluan, bahkan ia tidak bisa melihat wajah ibunya untuk yang terakhir kalinya.
Kemarahan dan kesedihan menjadi satu, saat ini ia benar-benar sendirian di dunia yang diisi oleh orang-orang licik dan munafik. Ibunya telah pergi. Sejak kecil, Lauryn berharap ia bisa kembali melihat senyum cerah ibunya, tapi hingga detik ini yang ia lihat hanya wajah pucat ibunya dari layar di ruang kerja ibunya.
Lauryn bahkan tidak pernah bertemu dengan ibunya sejak ia dikirim ke sebuah organisasi pembunuh bayaran ketika ia berusia tujuh tahun untuk belajar atau mungkin untuk disiksa.
Dahulu sang ayah mengatakan padanya jika ia menginginkan ibunya sembuh maka ia harus menurut dan melakukan apapun yang dikatakan oleh ayahnya. Lauryn hanya ingin bisa bermain dengan ibunya lagi. Jadi, ia mengikuti ucapan ayahnya.
Bertahun-tahun ia lalui dengan latihan keras. Entah berapa banyak luka yang sudah ia alami selama berada di organisasi. Berlatih dalam organisasi itu bukan seperti berada di akademi biasa. Setiap saat ia harus melewati bahaya. Jika ia gagal maka ia akan mati.
Ayahnya memang benar-benar kejam, tidak peduli sedikit saja tentang nyawanya.
Lauryn berjuang keras untuk bertahan hidup. Jadi ia semakin kejam dan kejam selama latihan. Ia tidak membiarkan siapapun melukainya. Di organisasi itu ia mengalahkan banyak pembunuh bayaran lainnya.
Dari pelatihan keras itu, Lauryn menguasai banyak hal. Ia bisa membunuh dengan kosong atau menggunakan senjata. Ia bisa merakit bom. Ia bisa membuka brangkas besi dengan kata sandi rumit. Ia bisa membobol tembok. Dan ia bisa melewati sensor keamanan di berbagai tempat.
Hingga usianya enam belas tahun, ayahnya membawa ia keluar dari organisasi itu. Namun, itu bukan akhir, melainkan awal dari segala kejahatan yang ia lakukan untuk memenuhi keinginan ayahnya.
Lauryn tidak peduli berapa nyawa yang harus ia ambil, yang ia pedulikan hanyalah nyawa ibunya yang bergantung dengan berbagai macam peralatan medis.
Menipu, mencuri, bahkan membunuh, Lauryn telah melakukannya. Setiap kali ia berhasil melakukannya, ia akan meminta pada ayahnya untuk melihat ibunya, tapi yang ia dapatkan hanyalah melihat ibunya dari layar monitor.
Ia bahkan tidak bisa merasakan tangan hangat ibunya. Ayahnya memang licik dan manipulatif. Pria itu selalu berpikir dengan terliti. Jika tidak, mana mungkin ia tidak bisa menemukan keberadaan ibunya hingga detik ini.
Entah di mana ayahnya menyembunyikan ibunya, tapi seberapa keras ia mencoba untuk melacak keberadaan ibunya, ia hanya menemukan jalan buntu.
Mungkin di dunia ini satu-satunya orang yang tidak bisa ia lalui dengan mudah adalah ayahnya sendiri.
Sekarang setelah Lauryn mengalami berbagai hal yang berakhir dengan sia-sia, ia akan berjuang sampai mati untuk mengalahkan ayahnya. Pria yang telah memanfaatkannya sesuka hati itu akan kehilangan semua kebanggaannya.
Saat Lauryn sedang terperangkap dalam dendam dan kemarahan, pintu ruangan tempatnya berada terbuka. Kesadarannya segera ditarik ke permukaan. Ia mengarahkan pandangannya ke arah pintu. Dan dunia berhenti di satu titik ketika ia melihat siapa yang masuk.
"Kita berjumpa lagi, Nona Mawar Hitam." Pria itu menyapanya dengan senyuman yang mengerikan.
Lauryn tampaknya kurang beruntung dalam hal ini, bagaimana bisa ia berakhir di tangan pria berbahaya yang pernah ia tipu beberapa tahun lalu. Pria yang tidak akan pernah bisa ia lupakan.
Aura pria itu masih sama, mampu membuat jiwa Lauryn terguncang. Jika Lorenzo diklaim sebagai pria paling tampan di negara ini, maka Lauryn akan mengatakan pria di depannya adalah pria yang paling tampan yang pernah ia temukan dalam perjalanannya mengelilingi dunia.
Lauryn bertemu dengan pria itu di sebuah club malam di Miami.
Tatapan pria itu tajam, dingin dan penuh misteri, seolah sedang mencoba untuk menyelam ke dalam setiap mata yang menatapnya atau siap menyedot dan menenggelamkan orang lain yang menatapnya dalam kegelapan.
Ia memiliki tinggi 185 cm dengan berat badan seimbang. Iris matanya berwarna abu-abu, dengan bulu mata panjang yang membuat mata itu tampak benar-benar indah. Hidung runcing dengan bibir tipis.
Sebuah kombinasi dari ciptaan dan karya agung Tuhan yang paling teliti. Tidak mungkin untuk menemukan kelemahan apapun pada fisiknya.
Sulit untuk melewatkan pria seperti ini ketika sudah menatapnya satu kali. Dan tipe pria seperti inilah yang lebih Lauryn hindari lebih dari sekedar Lorenzo.
Perasaan Lauryn tidak baik ketika ia berhadapan dengan mata elang pria itu. Dan jangan lupakan, pria itu merupakan penerus dari Dominic Group. Sebuah perusahaan raksasa yang bergerak di bidang perbankan, properti, serta minyak dan gas.
Dominic Group merupakan salah satu perusahaan yang berpengaruh di dunia. Keluarga Dominic menjadi salah satu dari lima orang terkaya di dunia.
Namun, bukan itu yang membuat ia menjadi orang yang ditakuti di dunia. Reiner Dominic merupakan mafia kelas tinggi yang terlihat normal di luar. Pria ini tidak hitam, tapi juga tidak putih, melainkan abu-abu.
Ia berjalan di dua dunia, di mana di sana ia sama-sama dihormati layaknya dewa. Orang-orang tidak akan pernah berani menyinggungnya secara langsung, karena itu sama saja dengan kematian.
Dengan segala kesempurnaan yang pria itu miliki, ribuan wanita pasti akan melemparkan tubuh mereka ke atas ranjang pria itu.
Empat tahun lalu ia berhasil menipunya dengan merayu pria itu, dan ia bisa kabur setelah misinya berhasil karena obat bius yang ia oleskan di beberapa bagian tubuhnya, yang tidak bisa ia hirup sendiri.
Saat itu Lauryn cukup percaya diri bahwa seberapa hebatnya pria, mereka tidak akan tahan dengan godaan dan kecantikan seorang wanita.
Lauryn pikir ia tidak akan pernah bertemu lagi dengan pria itu setelah ia menyelesaikan tugas dari ayahnya yang hampir sama dengan tugas bunuh diri. Namun, takdir berkata lain. Sekarang pria itu ada di hadapannya. Pria ini pasti akan membalas dendam padanya atas apa yang ia lakukan beberapa tahun lalu.
"Apa yang kau inginkan dariku?" Lauryn tidak akan bermain pura-pura tidak ingat atas kejadian empat tahun lalu.
Reiner terkekeh geli. "Ah, jadi kau masih mengingatku."
Lauryn masih bersikap tenang, meski saat ini jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. "Jangan bertele-tele. Katakan apa yang kau inginkan dariku."
"Kau terlalu ke inti, Nona Mawar Hitam." Reiner membelai wajah Lauryn dengan jemarinya.
Lauryn tidak memalingkan wajahnya, ia masih menatap Reiner berani. Hidupnya saat ini sedang dipertaruhkan, siapa yang tahu apa yang ingin Reiner lakukan padanya. Saat ini yang perlu ia lakukan adalah tidak memprovokasi pria itu.
Ia masih harus membalas dendam pada para pengkhianat yang sudah mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Mereka masih berhutang ratusan pembalasan.
"Kira-kira apa yang aku inginkan dari wanita yang sudah menipuku, membuatku merugi jutaan dolar." Reiner mengangkat dagu Lauryn dengan jari telunjuknya.
Tidak ada orang yang tahu seberapa terobsesi dirinya pada wanita pemberani yang terbaring di atas ranjang ini.
Reiner tidak tahu apapun tentang wanita itu selain dia adalah wanita yang telah menipunya. Ia telah mencarinya sepanjang tahun, tapi tak ada informasi apapun tentang wanita itu. Seolah dia tidak pernah tercatat dalam kewarganegaraan manapun.
Dari sana Reiner bisa menilai bahwa Nona Mawar Hitam nya bukan wanita biasa. Tentu saja, jika dia wanita biasa, maka seorang Reiner tidak akan pernah mengingatnya.
"Jika kau ingin membalas dendam maka lakukan pada Alexander William. Pria itu yang telah memerintahkanku untuk mencuri data rahasia milikmu." Lauryn tidak ingin lagi melindungi ayahnya setelah pria itu mengkhianatinya.
"Bagaimana aku bisa percaya padamu? Kau sudah menipuku satu kali."
"Apa kau pikir aku akan menipumu lagi dalam kondisi seperti ini? Aku tidak sekonyol itu." Lauryn menjawab tenang.
Reiner menaikan sebelah alisnya. "Ah, benar, terkadang orang yang baru bangkit dari kematian akan mengatakan hal-hal yang benar."
"Sekarang biarkan aku pergi." Lauryn tidak ingin berada lebih lama lagi di tempat Reiner. Ia harus segera melakukan pembalasan.
Suara tawa terdengar lagi di dalam ruangan itu. Tawa yang tidak begitu menyenangkan untuk dilihat oleh Lauryn.
"Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi semudah itu hanya karena kau memberitahu tentang siapa yang memerintahkanmu?" Reiner membelai wajah Lauryn lagi. "Kau memiliki banyak hutang padaku, Nona Mawar Hitam. Dan kau harus membayarnya beserta bunganya."
"Aku tidak pernah berhutang pada siapapun," balas Lauryn.
"Kau salah, Nona. Kau berhutang padaku jutaan dolar. Dan sudah empat tahun berlalu, kau harus membayar bunganya juga. Selain itu kau telah mempermalukanku, dan itu adalah hutang terbesarmu." Reiner bukan orang yang perhitungan. Ia bisa memberikan seorang wanita hadiah dengan nilai jutaan dolar, tapi untuk Lauryn, ia akan menjumlahkan semuanya bahkan menambahkannya dengan angka yang tidak masuk akal.
"Aku akan membayar hutangku segera dengan lunas. Sebutkan berapa yang harus aku bayar." Tidak sulit bagi Lauryn untuk mendapatkan uang dengan segala kemampuan yang ia miliki. Apalagi ia seorang peretas handal.
"Apa aku terlihat membutuhkan uang ganti rugi darimu?" seru Reiner. Pria ini memiliki segalanya, bahkan uang 50 juta dolar tidak akan begitu berarti untuknya. Ia memiliki harta kekayaan miliaran dolar.
"Aku tidak menyangka jika kau adalah pria yang plin-plan, tadi kau mengatakan aku harus membayar hutangku. Dan setelahnya kau menyebutkan kau tidak butuh uang. Jadilah pria yang memegang ucapannya, Tuan Dominic."
"Kau memang harus membayar hutangmu, tapi bukan dengan uang," jawab Reiner.
"Katakan berapa kali kau ingin tidur denganku. Aku akan melakukannya asal kau melepaskanku," seru Lauryn tanpa ragu. Ia bisa memberikan tubuhnya jika itu memang diperlukan. Harga untuk sebuah kebebasan memang mahal, dan Lauryn mengerti itu dengan baik.
"Tubuhmu semahal itu, Nona Mawar Hitam. Kau bahkan berhutang nyawa padaku." Reiner jelas tidak hanya menginginkan hanya beberapa kali, tapi ia ingin selamanya tubuh itu menjadi miliknya.
Lauryn tahu Reiner tidak akan membuat hal ini menjadi mudah, jika tidak mana mungkin Reiner akan ditakuti oleh banyak orang.
"Lantas, katakan apa yang kau inginkan dariku."
"Saat ini dan seterusnya setiap inci tubuhmu adalah milikku."
Bagus sekali, Lauryn. Kau lepas dari ayahmu yang kejam, dan sekarang kau masuk ke sarang iblis. Hidupmu memang penuh masalah. Lauryn iba pada dirinya sendiri.
Apakah hidupnya memang tidak pernah ditakdirkan untuk menjadi orang yang bebas? Apa yang sudah ia lakukan di kehidupan sebelumnya hingga di kehidupan ini ia mendapatkan hidup yang sangat luar biasa.
"Beri aku waktu satu bulan, setelah itu aku akan membayar hutangku." Lauryn harus balas dendam, jika ia di penjara oleh Reiner, maka keinginannya untuk balas dendam hanya akan sia-sia.
"Tidak ada tawar menawar, Nona Mawar Hitam."
"Aku harus membalas dendam. Aku tidak akan berlari dari hutangku." Lauryn tahu cara membalas budi. Meski ia masuk ke sarang iblis, tapi pria itu tetap menyelamatkan nyawanya. Reiner secara tidak langsung memberikan ia kesempatan untuk membalas dendam.
Reiner tersenyum kecil. "Kau bisa melakukannya tanpa harus pergi dariku. Kau bukan tahanan di tempatku. Dan lagi, aku pasti bisa menemukan ke mana pun kau pergi, karena aku telah menanamkan cip di tubuhmu."
Wajah Lauryn mengeras. "Kau harus meminta izin dariku terlebih dahulu sebelum melakukannya. Aku adalah pemilik tubuh yang kau pasang cip!"
"Kau salah. Sejak aku menyelamatkanmu, aku adalah pemilik tubuhmu." Reiner selalu melakukan apapun yang ia suka tanpa harus meminta izin pada orang lain. Terlebih ini tentang wanita yang meninggalkannya begitu saja dan sulit untuk ia temukan lagi.
Ia memang harus memasang cip agar wanita itu tidak akan bisa meninggalkannya lagi.
Pada akhirnya Lauryn tidak bisa melakukan apapun. Ketika pria ini memiliki kesadaran penuh, akan sulit untuk melawannya.
Tidak apa-apa, selama ia bisa membalas dendam, melewati neraka juga akan ia lakukan.
tbc
"Lauryn Athenna." Reiner mengulangi lagi nama wanita yang selalu ia sebut Nona Mawar Hitam. Dan sekarang ia sudah mengetahu nama asli wanita itu."Data pribadimu tidak ada di pencarian penduduk negara ini." Reiner telah mencari nama Lauryn, tapi ia tidak menemukannya."Alexander William telah menghapus semua data tentangku. Kau tidak akan pernah bisa menemukannya.""Ah, seperti itu. Alexander William rupanya bekerja dengan sangat rapi. Pria itu menyembunyikanmu seolah kau tidak pernah ada di dunia ini." Reiner sedikit mengetahui tentang Alexander, pria itu perusahaan perhotelan yang terkenal di Amerika. Ia termasuk dalam seratus orang terkaya di benua Amerika.Namun, seorang Alexander tidak seharusnya menyinggungnya. Pria itu sama saj
Terhitung sudah satu bulan Lauryn dianggap sudah mati oleh keluarga William. Kehidupan keluarga itu berjalan dengan baik seperti biasanya. Tidak ada yang berubah, karena pada kenyataannya Lauryn tidak pernah menjadi anggota keluarga itu.Nyonya Eddelia, istri Alexander William, merasa hari-harinya semakin indah. Rasa tercekik yang membelenggunya selama 24 tahun ini telah lenyap. Sekarang wanita itu bisa bersantai tanpa harus memikirkan kekurangannya.Ia tahu suaminya memiliki banyak wanita simpanan untuk bersenang-senang, sebagai seorang istri ia merasa hancur. Namun, ia tidak bisa melarang suaminya karena jika ia melakukan hal itu maka ia akan dilemparkan ke jalanan.Lebih dari sebuah kehidupan mewah, Eddellia memikirkan harga dirinya. Ia tidak akan membuat orang-orang membicarakannya
Mata Lauryn segera terbuka ketika ia merasakan seseorang mendekat ke arah pintu. Ia berada di tempat asing, jadi kewaspadaannya meningkat.Pintu terbuka, sosok pria yang sudah dua minggu tidak ia lihat berada di sana."Kau belum tidur?" Reiner melangkah mendekati Lauryn. Setelah melakukan pemberatasan terhadap sekumpulan sampah, Reiner terbang kembali ke kediamannya.Dua minggu ini ia mengurusi bisnisnya di luar negeri, setelah itu ia pergi ke Chicago untuk membunuh Ryuji. Ia tidak bisa berada lebih lama lagi dari Lauryn, jadi ia memutuskan untuk kembali secepatnya. Setelah beberapa jam penerbangan, ia sampai di kediamannya pada jam 3 pagi.Selama ia tidak ada di dekat Lauryn, ia selalu memantau keadaan Lauryn dari sahabatnya yang men
Reiner dan Lauryn duduk saling berhadapan. Di depan mereka terdapat hidangan sarapan yang dibuat oleh koki yang dipekerjakan khusus oleh Reiner."Apa yang akan kau lakukan hari ini?" tanya Reiner sembari mengiris sarapannya yang ada di piring. Ia yakin Lauryn pasti akan keluar rumah hari ini."Apa aku harus melapor semua kegiatanku padamu." Lauryn membalas tidak senang. Apa tidak cukup bagi Reiner menanamkan chip di tubuhnya saja? Kenapa ia juga harus melapor setiap kegiatannya pada pria itu. Ia merasa lebih buruk dari tahanan.Ketika ia menerima perintah dari ayahnya, ia tidak harus melapor apa saja yang ia lakukan. Yang terpenting bagi ayahnya hanyalah hasil. Tentang cara, ayahnya tidak peduli."Kau milikku, Lauryn. Dan kau harus me
Reiner hadir di ruang rapat lima menit sebelum pertemuan di mulai. Ia berjalan ke ruang koferensi diikuti oleh asistennya.Rapat dimulai, Reiner menerima berkas yang diberikan oleh asistennya. Ia membaca berkas itu dari halaman satu hingga ke akhir halaman. Setelah itu ia mendengarkan laporan yang disampaikan oleh eksekutif dari masing-masing depertemen.Selama waktu rapat berjalan, Reiner tidak bersuara. Ia hanya mendengarkan dengan cermat. Hingga akhirnya rapat itu berakhir."Pak Reiner, apakah ada sesuatu yang ingin Anda tambahkan?" tanya asiseten Reiner."Tidak ada." Reiner puas dengan laporan dari petinggi di perusahaannya.Para eksekutif bernapas lega. Syukurlah CEO mereka puas
Kaki Lauryn melangkah meninggalkan restoran ketika ia sudah memastikan Irene menyesap minuman yang sudah ia bubuhkan obat penggugur kandungan.Hanya tingga menunggu beberapa saat lagi maka Irene akan kehilangan janinnya.Ketika Lauryn masuk ke dalam Audi R8 nya, Irene mulai merasa sakit yang teramat pada perutnya. Bahkan gelas yang ia pegang jatuh ke lantai karena rasa sakit yang tidak tertahankan.Wajahnya yang dipoles dengan make up kini tampak pucat. Lorenzo segera berdiri dari tempat duduknya. Ia terlihat sangat cemas. "Sayang, ada apa?" tanya Lorenzo."Perutku sakit." Irene berkata lirih. Keringat dingin muncul dari pori-pori kulitnya."Aku akan membawamu ke rumah sakit." Lorenz
Satu jam berlalu, Reiner telah menyelesaikan rapat melalui video. Pria itu tidak keluar dari ruang kerjanya, ia masih memiliki satu pekerjaan lain.Ponsel Reiner berdering, panggilan dari Luke masuk. Ia segera menjawab telepon dari tangan kanannya itu. Luke memang selalu tepat waktu, ia mengatakan pada Luke untuk memberinya kabar setelah ia menyelesaikan pekerjaannya. Dan pria itu menghubunginya hanya beberapa detik setelah rapat selesai."Tuan, saya sudah memeriksa ke mana saja Nyonya Lauryn pergi. Hari ini Nyonya Lauryn mengunjungi beberapa tempat. Pagi sekali ia mengunjungi sebuah tempat yang sudah terbakar habis, setelah itu ia pergi ke tempat lain dan menyewa tempat itu. Berikutnya Nyonya Lauryn pergi ke tempat penjual komputer di pasar gelap, ia kembali ke tempat yang ia sewa lalu keluar lagi dan pergi ke mall. Di sana Nyonya
Jam lima pagi Lauryn terjaga dari tidurnya. Ia keluar dari kamar dengan pakaian olahraga dan mulai berlari di tepi pantai. Ia sudah lama tidak berolahraga karena harus memulihkan tubuhnya terlebih dahulu.Lauryn sangat mengetahui bahwa kesehatan adalah aset terpenting yang harus dimiliki oleh manusia.Saat Lauryn masih terus berlari, Reiner terjaga dari tidurnya tanpa Lauryn di sisinya. Pria yang bertelanjang dada itu duduk di tepi ranjang setelah beberapa saat mengumpulkan kesadarannya.Reiner meraih ponselnya. Membuka sebuah aplikasi yang menunjukan keberadaan Lauryn. Setelah mendapatkan posisi Lauryn, Reiner melangkah menuju ke balkon dan berdiri di sana.Kedua tangan Reiner berpegangan pada pagar balkon. Mata elangnya yang tajam m
Hari ini Lauryn tampak seperti putri dari negeri dongeng dengan gaun putih yang ia kenakan. Di atas kepalanya terdapat mahkota kecil bertahtakan berlian.Di sebelahnya Reiner tampak gagah dengan setelah jas berwarna hitam yang ia kenakan. Pria yang jarang tersenyum itu kini memperlihatkan senyumannya di depan semua orang.Di aula yang didominasi warna emas itu, Lauryn dan Reiner melangsungkan pernikahan mereka. Mengucapkan janji suci pernikahan yang tidak akan pernah mereka langgar.Tamu-tamu yang hadir di sana ikut bersuka cita untuk kedua mempelai. Mereka semua menikmati pesta mewah bak pernikahan putra raja itu.Setelah berjam-jam, acara selesai. Reiner membawa Lauryn ke kamar pengantin mereka.“Kau lelah?” tanya Reiner.Lauryn menganggukan kepalanya. “Aku merasa sedikit lelah. Mungkin itu karena kehamilanku.”“Seharusnya kau bicara jika kau lelah.”“Tidak apa-apa. Aku bisa menahanny
Mata Lauryn tertuju pada dua mayat yang berada beberapa meter dari keberadaannya saat ini. Kematian Alexander sudah menuntaskan segala dendam di dalam hatinya. Pria seperti Alexander tidak bisa dibiarknan hidup lebih lama karena akan ada lebih banyak orang yang terluka karenanya.Tidak berlama-lama Lauryn mengalihkan pandangannya. Ia tidak akan melihat ke belakang lagi sama seperti dendamnya yang sudah terbalaskan. Sekarang ia bisa menata masa depannya tanpa bayang-bayang dendam yang mengotori hatinya.Lauryn membukakan pintu mobil untuk Reiner, lalu setelahnya ia masuk ke dalam mobil. Membawa mobilnya menuju ke rumah sakit.Noah segera menangani Reiner ketika Reiner sampai. Ia mengeluarkan peluru dari lengan Reiner dan mengatasi luka Reiner.
Alexander sudah tidak lagi datang ke perusahaannya seperti biasa. Saat ini posisinya sudah digantikan oleh orang lain yang dahulu perusahaannya pernah ia hancurkan.Namun, Alexander masih belum akan mengaku kalah pada Lauryn. Jika ia tidak bisa membunuh Lauryn, maka jangan panggil ia Alexander.Saat ini bukan Lauryn yang akan Alexander bereskan, tapi Janice. Wanita itu telah bersekongkol dengan Lauryn untuk menyingkirkannya dari perusahaan yang ia bangun.Ia tidak akan pernah membiarkan Janice hidup dengan tenang setelah mengusiknya."Lakukan sesuai perintahku," seru Alexander pada Ellios."Baik, Tuan." Ellios menundukan kepalanya, lalu pria itu meninggalkan kediaman Alexander.
Irene melajukan mobilnya menuju ke apartemennya yang merupakan hadiah ulang tahun dari ibunya. Hanya tempat itu yang sekarang bisa ia datangi. Rumah ayahnya sudah tidak bisa ia sebut rumah lagi. Tidak ada kedamaian di dalam sana.Sampai di apartemennya, Irene mengerutkan keningnya karena pintu apartemen yang tidak dikunci. Hanya ia dan Lorenzo yang memiliki kunci apartemen, jadi pasti Lorenzo yang ada di dalam apartemen.Irene membuka pintu. Ketika ia masuk, ia disambut dengan adegan menjijikan di atas sofa. Pria yang setengah mati ia cintai berada di atas tubuh seorang wanita. Keduanya tidak mengenakan pakaian apapun."LORENZO!" Irene meraung. Wajahnya merah padam."Irene!" Lorenzo terkejut. Ia segera turun dari tubuh selingkuhannya.
Satu bulan berlalu. Lauryn telah keluar dari rumah sakit, tapi wanita itu harus terus memeriksakan dirinya untuk memantau kondisinya.Ia dilarang oleh Reiner untuk melakukan banyak aktivitas, selain itu jika Lauryn ingin keluar Lauryn harus ditemani oleh penjaga. Saat ini kondisi Lauryn belum pulih sepenuhnya, akan sulit bagi Lauryn untuk melindungi dirinya.Selama dua minggu ini Lauryn memantau perkembangan perusahaan Alexander melalui pemberitaan media.Ia pikir ini sudah saatnya untuk mengambil alih perusahaan Alexander. Pria itu sudah mengalami banyak kekalahan, dan orang-orang telah meremehkan kemampuannya.Lauryn mengeluarkan ponselnya. Ia menghubungi Janice. "Ini saatnya untuk mengambil alih perusahaan Alexander."
Reiner membuka matanya pada pukul enam pagi. Ia terlelap di sebelah tempat tidur Lauryn dengan tangan yang tidak pernah melepaskan genggamannya pada tangan Lauryn."Selamat pagi, Lauryn." Reiner menyapa Lauryn. Menyapa Lauryn merupakan hal yang tidak pernah ia lewatkan."Selamat pagi, Reiner." Bulu mata lentik Lauryn bergerak, kelopak matanya yang sudah hampir dua minggu tertutup kini terbuka. Iris biru tenangnya kini terlihat lagi.Reiner membeku sejenak, ia harap ini bukan mimpi. Ia tidak ingin dihempaskan oleh kenyataan karena dirinya yang berharap terlalu tinggi.Senyum tampak di wajah pucat Lauryn. "Apakah aku sudah membuatmu menunggu terlalu lama?" tanya Lauryn.Suara yang Rein
Alexander merasa muak saat pencari berita menyerangnya dengan berbagai pertanyaan seputar rumah tangganya. Pria itu tidak mengatakan apa-apa, ia hanya menembus kerumunan lalu masuk ke dalam mobilnya.Di dalam mobil, Alexander merasa terkekang oleh dasi di lehernya. Ia menarik dasi di lehernya hingga dasi yang tadinya rapi menjadi menggantung longgar di lehernya.Alexander seperti tercekik. Ia sangat benci situasi di mana ia sulit bernapas seperti sekarang.Ellios segera melajukan mobil, ia membawa Alexander menuju ke depan kantor Reiner. Ia mengetahui bahwa hari ini Reiner datang ke kantor. Menunggu beberapa saat mobil Reiner keluar dari gerbang perusahaan.Ellios mengejar mobil Reiner. Ia menyalip kemudian mobil Reiner berhenti menda
Satu minggu berlalu, terhitung sudah sepuluh hari Lauryn berada dalam kondisi koma. Ia masih tampak betah dalam tidurnya yang sangat lelap.Sementara itu Reiner telah mendapatkan beberapa hal dalam waktu satu minggu. Ia mendapati bahwa istri Alexander William memiliki hubungan terlarang dengan seorang pria muda.Sementara itu ia juga sudah berhasil menekan perusahaan Alexander hingga Alexander mengalami penurunan harga sama ratusan poin. Alexander meminta bantuan pada banyak orang, tapi tidak ada yang bisa membantunya karena tekanan dari Reiner.Dan kemarin Reiner mengirim seorang wanita untuk menggoda Lorenzo. Saat ini hidup Lorenzo sudah hancur, jadi Lorenzo pasti membutuhkan hiburan.Hari ini Reiner akan membuat Eddelia dan Alexand
Orangtua Reiner tiba di rumah sakit. Beberapa jam lalu mereka menerima panggilan dari Reiner yang memberitahukan tentang Lauryn yang mengalami kecalkaan dan sekarang berada dalam keadaan koma.Tanpa banyak berpikir orangtua Reiner memutuskan untuk melakukan penerbangan ke Meksiko. Saat ini putra mereka pasti sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya.Sulit untuk melewati masa-masa seperti ini sendirian, dan orangtua Reiner tidak ingin membiarkan putranya sendirian.Ini merupakan pertama kali bagi mereka menjenguk seseorang yang berada dalam keadaan koma. Tidak ada banyak hal yang bisa mereka lakukan selain memandangi Lauryn yang menutup mata."Kau sudah makan, Reiner?" tanya Ibu Reiner pada putranya yang duduk di kursi