Jam lima pagi Lauryn terjaga dari tidurnya. Ia keluar dari kamar dengan pakaian olahraga dan mulai berlari di tepi pantai. Ia sudah lama tidak berolahraga karena harus memulihkan tubuhnya terlebih dahulu.
Lauryn sangat mengetahui bahwa kesehatan adalah aset terpenting yang harus dimiliki oleh manusia.
Saat Lauryn masih terus berlari, Reiner terjaga dari tidurnya tanpa Lauryn di sisinya. Pria yang bertelanjang dada itu duduk di tepi ranjang setelah beberapa saat mengumpulkan kesadarannya.
Reiner meraih ponselnya. Membuka sebuah aplikasi yang menunjukan keberadaan Lauryn. Setelah mendapatkan posisi Lauryn, Reiner melangkah menuju ke balkon dan berdiri di sana.
Kedua tangan Reiner berpegangan pada pagar balkon. Mata elangnya yang tajam m
Ponsel Alexander berdering, asistennya segera menyerahkan ponsel itu pada Alexander. "Pak, Presiden menghubungi Anda."Alexander mengerutkan keningnya. Kenapa Presiden negara itu menghubunginya di pagi hari seperti ini? Tidak ingin membuat orang nomor satu di negara itu menunggu lebih lama, Alexander segera menjawab panggilan itu."Selamat pagi, Pak Presiden." Alexander menyapa ramah. Ia tahu Presiden Galleo tidak begitu menyukainya karena ia menggunakan ancaman untuk membuat pria itu menyetujui proyek tower seratus lantai yang akan ia bangun tahun depan."Kau benar-benar pengkhianat, Alexander!" Suara marah terdengar dari seberang sana.Kening Alexander semakin berkerut. "Apa maksud ucapan Anda, Pak Presiden?" Ia benar-benar
Pukul tiga pagi Reiner baru kembali ke rumahnya. Pria itu terlihat lelah, tapi ketika ia melihat Lauryn berada di atas ranjang. Semua rasa lelah itu hilang. Senyum tampak di wajah Reiner. Hatinya menghangat saat ia memandangi Lauryn lebih lama lagi.Ekspresi wajahnya tampak lembut. Sebuah ekspresi yang hanya akan terlihat ketika Reiner memandangi Lauryn.Tidak ingin mengganggu tidur Lauryn, Reiner pergi ke kamar mandi. Pria itu berendam sejenak di air hangat. Setelah beberapa saat ia keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya.Kemudian ia mengenakan t-shirt berwarna putih dipadu dengan celana santai berwarna hitam. Reiner naik ke atas ranjang, ia menarik Lauryn ke dalam pelukannya.Lauryn jelas merasakan kehadiran Reiner. Namun,
"Nyonya, Tuan mengatakan pada Anda untuk bersiap dalam tiga puluh menit. Tuan akan membawa Anda ke suatu tempat." Grace menyampaikan pada Lauryn yang baru saja selesai mandi. Wanita itu tampaknya telah menunggu Lauryn selama beberapa menit.Luaryn mengerti perintah hanya dengan satu kali bicara, ia tidak banyak bertanya pada akhirnya ia akan tahu ke mana Reiner akan membawanya malam ini.Setelah setengah jam, Lauryn keluar dari walk ini closet. Ia mengenakan gaun berwarna hitam dengan potongan dada rendah, pada bagian bawah gaunnya terdapat belahan sampai ke pahanya.Ia mengenakan perhiasan dengan batu permata yang berwarna senada. Rambut indahnya ia sanggul menjadi satu.Ia menuruni anak tangga, dan melihat di bawah Reiner s
Hari-hari berlalu, kasus yang menjerat putra presiden masih menjadi topik utama pemberitaan media. Tiga hari lalu presiden mengumumkan bahwa ia mengundurkan diri dari posisinya.Tidak ada pilihan lain bagi pria itu, kemarahan rakyat harus diredakan. Tidak akan cukup hanya dengan permintaan maaf sang presiden, rakyat menuntut presiden untuk mengundurkan diri.Satu selesai, kini Lauryn mengirimkan bukti kejahatan lain yang melibatkan lima orang yang tergabung dalam satu club.Lauryn berdiri di bawah kamera pengintai, ia melihat ke atas, tapi wajahnya sudah tertutupi masker hitam, serta ia mengenakan topi. Kali ini Lauryn tidak akan menghapus jejaknya.Ia akan membiarkan ayahnya melihat keberadaannya. Ia cukup yakin ayahnya akan mampu me
"Kau bisa keluar jika kau bosan, Lauryn." Reiner memiringkan wajahnya menatap sang wanita. Ia tahu Lauryn tidak begitu menikmatii pertemuan itu.Lauryn tidak bosan, hanya saja melihat wanita-wanita yang terlalu agresif di dalam sana membuat ia merasa malu. Ia juga pernah berada di dalam posisi seperti itu ketika ia menjalankan tugas, tapi tetap saja melihat wanita lain melakukannya itu menyedihkan."Kalau begitu aku keluar." Lauryn bangkit dari tempat duduknya. Ia meninggalkan orang-orang di dalam ruangan itu."Kenapa kau membiarkannya keluar? Kau tidak takut dia akan diculik pria lain?" seru David. Jika ia jadi Reiner ia tidak akan membiarkan wanita seperti Lauryn berkeliaran di tengah keramaian."Orang yang akan menculiknya berarti
"Tuan, Tuan Axelton meminta untuk bertemu." Grace menyampaikan pada Reiner."Aku sedang sarapan, Grace. Apa kau tidak melihatnya?" balas Reiner datar."Maafkan saya, Tuan." Grace segera undur diri. Ia tahu bahwa tuannya tidak ingin bertemu dengan tamu yang datang pagi ini.Reiner kembali menyantap sarapannya dengan tenang. Ia diberitahu oleh Rex bahwa semalam tuan Axelton mendatangi club malam Rex.Seperti yang ia inginkan, Rex tidak memberikan rekaman kejadian pada siapapun. Bukan karena ia takut bermasalah hukum dengan tuan Axelton, tapi karena saat ini kehidupan Lauryn masih dirahasiakan. Beberapa orang yang mengenal Lauryn mengetahui bahwa Lauryn sudah tewas. Sebelum Lauryn sendiri menunjukan dirinya, Reiner akan menjaga identitas
Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Irene. Tidak hanya Irene yang terkejut tapi juga Eddelia dan Lorenzo. Ini merupakan pertama kalinya Alexander menampar putri kesayangannya."Sayangku, ada apa ini?" Eddelia bergegas mendekati suaminya. Sementara Irene, ia tidak mampu bersuara karena rasa sakit yang membuat ia linglung sejenak."Tanyakan pada putrimu yang mengecewakan ini! Bagaimana mungkin melenyapkan satu nyawa saja dia tidak mampu!" geram Alexander. Pria itu telah mengetahui bahwa Lauryn masih hidup. Ia telah melihat rekaman yang didapatkan oleh Mavrick.Saat itu Alexander benar-benar marah. Jika Irene tidak melakukan kesalahan maka Lauryn tidak akan bisa melakukan hal seperti ini padanya.Ia juga tidak memiliki cara untuk men
Reiner mencoba untuk memejamkan matanya, tapi satu jam berlalu ia tetap tidak bisa tertidur. Itu semua karena tidak ada Lauryn di sebelahnya.Ia sudah terbiasa tidur dengan Lauryn di sampingnya ketika mereka tidur, dan sekarang ia sendirian, ia merasa ada yang hilang. Kebiasaan benar-benar sesuatu yang mengerikan.Bangkit dari tempat tidurnya, Reiner melangkah menuju balkon. Ia menyalakan rokok dan menyelipkannya di bibir. Pria itu menghabiskan satu batang rokok lalu kemudian memainkan ponselnya.Ia memeriksa apa yang sedang Lauryn lakukan sekarang dengan melihat ke kamera pengintai di kamarnya. Setelah melihat Lauryn tidak terlelap, ia keluar dari aplikasi yang tadi ia buka lalu menghubungi Lauryn."Kenapa kau belum tidur?" Reiner se
Hari ini Lauryn tampak seperti putri dari negeri dongeng dengan gaun putih yang ia kenakan. Di atas kepalanya terdapat mahkota kecil bertahtakan berlian.Di sebelahnya Reiner tampak gagah dengan setelah jas berwarna hitam yang ia kenakan. Pria yang jarang tersenyum itu kini memperlihatkan senyumannya di depan semua orang.Di aula yang didominasi warna emas itu, Lauryn dan Reiner melangsungkan pernikahan mereka. Mengucapkan janji suci pernikahan yang tidak akan pernah mereka langgar.Tamu-tamu yang hadir di sana ikut bersuka cita untuk kedua mempelai. Mereka semua menikmati pesta mewah bak pernikahan putra raja itu.Setelah berjam-jam, acara selesai. Reiner membawa Lauryn ke kamar pengantin mereka.“Kau lelah?” tanya Reiner.Lauryn menganggukan kepalanya. “Aku merasa sedikit lelah. Mungkin itu karena kehamilanku.”“Seharusnya kau bicara jika kau lelah.”“Tidak apa-apa. Aku bisa menahanny
Mata Lauryn tertuju pada dua mayat yang berada beberapa meter dari keberadaannya saat ini. Kematian Alexander sudah menuntaskan segala dendam di dalam hatinya. Pria seperti Alexander tidak bisa dibiarknan hidup lebih lama karena akan ada lebih banyak orang yang terluka karenanya.Tidak berlama-lama Lauryn mengalihkan pandangannya. Ia tidak akan melihat ke belakang lagi sama seperti dendamnya yang sudah terbalaskan. Sekarang ia bisa menata masa depannya tanpa bayang-bayang dendam yang mengotori hatinya.Lauryn membukakan pintu mobil untuk Reiner, lalu setelahnya ia masuk ke dalam mobil. Membawa mobilnya menuju ke rumah sakit.Noah segera menangani Reiner ketika Reiner sampai. Ia mengeluarkan peluru dari lengan Reiner dan mengatasi luka Reiner.
Alexander sudah tidak lagi datang ke perusahaannya seperti biasa. Saat ini posisinya sudah digantikan oleh orang lain yang dahulu perusahaannya pernah ia hancurkan.Namun, Alexander masih belum akan mengaku kalah pada Lauryn. Jika ia tidak bisa membunuh Lauryn, maka jangan panggil ia Alexander.Saat ini bukan Lauryn yang akan Alexander bereskan, tapi Janice. Wanita itu telah bersekongkol dengan Lauryn untuk menyingkirkannya dari perusahaan yang ia bangun.Ia tidak akan pernah membiarkan Janice hidup dengan tenang setelah mengusiknya."Lakukan sesuai perintahku," seru Alexander pada Ellios."Baik, Tuan." Ellios menundukan kepalanya, lalu pria itu meninggalkan kediaman Alexander.
Irene melajukan mobilnya menuju ke apartemennya yang merupakan hadiah ulang tahun dari ibunya. Hanya tempat itu yang sekarang bisa ia datangi. Rumah ayahnya sudah tidak bisa ia sebut rumah lagi. Tidak ada kedamaian di dalam sana.Sampai di apartemennya, Irene mengerutkan keningnya karena pintu apartemen yang tidak dikunci. Hanya ia dan Lorenzo yang memiliki kunci apartemen, jadi pasti Lorenzo yang ada di dalam apartemen.Irene membuka pintu. Ketika ia masuk, ia disambut dengan adegan menjijikan di atas sofa. Pria yang setengah mati ia cintai berada di atas tubuh seorang wanita. Keduanya tidak mengenakan pakaian apapun."LORENZO!" Irene meraung. Wajahnya merah padam."Irene!" Lorenzo terkejut. Ia segera turun dari tubuh selingkuhannya.
Satu bulan berlalu. Lauryn telah keluar dari rumah sakit, tapi wanita itu harus terus memeriksakan dirinya untuk memantau kondisinya.Ia dilarang oleh Reiner untuk melakukan banyak aktivitas, selain itu jika Lauryn ingin keluar Lauryn harus ditemani oleh penjaga. Saat ini kondisi Lauryn belum pulih sepenuhnya, akan sulit bagi Lauryn untuk melindungi dirinya.Selama dua minggu ini Lauryn memantau perkembangan perusahaan Alexander melalui pemberitaan media.Ia pikir ini sudah saatnya untuk mengambil alih perusahaan Alexander. Pria itu sudah mengalami banyak kekalahan, dan orang-orang telah meremehkan kemampuannya.Lauryn mengeluarkan ponselnya. Ia menghubungi Janice. "Ini saatnya untuk mengambil alih perusahaan Alexander."
Reiner membuka matanya pada pukul enam pagi. Ia terlelap di sebelah tempat tidur Lauryn dengan tangan yang tidak pernah melepaskan genggamannya pada tangan Lauryn."Selamat pagi, Lauryn." Reiner menyapa Lauryn. Menyapa Lauryn merupakan hal yang tidak pernah ia lewatkan."Selamat pagi, Reiner." Bulu mata lentik Lauryn bergerak, kelopak matanya yang sudah hampir dua minggu tertutup kini terbuka. Iris biru tenangnya kini terlihat lagi.Reiner membeku sejenak, ia harap ini bukan mimpi. Ia tidak ingin dihempaskan oleh kenyataan karena dirinya yang berharap terlalu tinggi.Senyum tampak di wajah pucat Lauryn. "Apakah aku sudah membuatmu menunggu terlalu lama?" tanya Lauryn.Suara yang Rein
Alexander merasa muak saat pencari berita menyerangnya dengan berbagai pertanyaan seputar rumah tangganya. Pria itu tidak mengatakan apa-apa, ia hanya menembus kerumunan lalu masuk ke dalam mobilnya.Di dalam mobil, Alexander merasa terkekang oleh dasi di lehernya. Ia menarik dasi di lehernya hingga dasi yang tadinya rapi menjadi menggantung longgar di lehernya.Alexander seperti tercekik. Ia sangat benci situasi di mana ia sulit bernapas seperti sekarang.Ellios segera melajukan mobil, ia membawa Alexander menuju ke depan kantor Reiner. Ia mengetahui bahwa hari ini Reiner datang ke kantor. Menunggu beberapa saat mobil Reiner keluar dari gerbang perusahaan.Ellios mengejar mobil Reiner. Ia menyalip kemudian mobil Reiner berhenti menda
Satu minggu berlalu, terhitung sudah sepuluh hari Lauryn berada dalam kondisi koma. Ia masih tampak betah dalam tidurnya yang sangat lelap.Sementara itu Reiner telah mendapatkan beberapa hal dalam waktu satu minggu. Ia mendapati bahwa istri Alexander William memiliki hubungan terlarang dengan seorang pria muda.Sementara itu ia juga sudah berhasil menekan perusahaan Alexander hingga Alexander mengalami penurunan harga sama ratusan poin. Alexander meminta bantuan pada banyak orang, tapi tidak ada yang bisa membantunya karena tekanan dari Reiner.Dan kemarin Reiner mengirim seorang wanita untuk menggoda Lorenzo. Saat ini hidup Lorenzo sudah hancur, jadi Lorenzo pasti membutuhkan hiburan.Hari ini Reiner akan membuat Eddelia dan Alexand
Orangtua Reiner tiba di rumah sakit. Beberapa jam lalu mereka menerima panggilan dari Reiner yang memberitahukan tentang Lauryn yang mengalami kecalkaan dan sekarang berada dalam keadaan koma.Tanpa banyak berpikir orangtua Reiner memutuskan untuk melakukan penerbangan ke Meksiko. Saat ini putra mereka pasti sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya.Sulit untuk melewati masa-masa seperti ini sendirian, dan orangtua Reiner tidak ingin membiarkan putranya sendirian.Ini merupakan pertama kali bagi mereka menjenguk seseorang yang berada dalam keadaan koma. Tidak ada banyak hal yang bisa mereka lakukan selain memandangi Lauryn yang menutup mata."Kau sudah makan, Reiner?" tanya Ibu Reiner pada putranya yang duduk di kursi