Share

Bab 131. Sidang Wajendra-Homas

Author: nanadvelyns
last update Huling Na-update: 2024-12-31 15:46:18

"Tuan!"

Stave masuk dengan napas terengah tanpa mengetuk pintu, tamannya menggenggam selembar kertas dengan keringat dingin.

Zafir tidak menjawab, pria itu langsung melirik pada kertas yang Stave pegang. Tanpa diberitahu, dia tahu bahwa itu surat tuntutan pengadilan.

"Siapa?" tanya Zafir, menatap layar komputernya kembali seolah menyepelekan laporan tersebut.

"Homas," jawab Stave, membuat Zafir kembali menatapnya dengan terkejut.

"Apa? Berikan padaku!" Desak Zafir tidak sabaran, Stave pun dengan cepat memberikannya.

Zafir membaca surat penuntutan Homas untuk Wajendra atas dasar penggelapan dana, ini membuat emosinya bergejolak. Tidak masuk akal.

"Penggelapan dana? Mereka gila?" ucap Zafir kesal, lalu meremas kertas itu kuat.

"Apa hasil dari penyelidikan kita belum menghasilkan apa pun?" tanya Zafir, matanya melirik Stave dingin.

Stave menggeleng. "Sampai saat ini masih bersih, tuan. Tidak ada laporan atau catatan sedikitpun mengenai penjualan lahan atas nama Wajendra."

"Seharu
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 132. Restu Sempurna

    "Kamu bahkan tidak pantas menjadi nyonya Wajendra! Dasar perebut dan peniru! Apa menurutmu dengan meniru mantan menantuku seperti orang bodoh akan memberikanmu kedudukan itu dengan mutlak?!" Malini membalas kalimat tajam Evelyn, wanita paruh baya itu tidak menyangka bahwa anjing jalanan yang ia biarkan masuk ke dalam rumahnya akan menggigit tangannya. Evelyn tidak bisa mengontrol emosinya jika itu berhubungan dengan Naura, namun dia tahu saat ini bukan waktunya untuk mementingkan egonya. Wanita itu menggigit bibir dalamnya, kedua matanya berkaca-kaca menahan tangis. Siapapun yang melihat ini akan terbuai dalam. Tubuhnya masih berusaha berdiri tegak menatap Malini meskipun bahunya terlihat gemetar. "Maafkan aku jika menurut ibu aku gagal menjadi menantu Wajendra. Tetapi ada yang perlu ibu ketahui, aku tidak pernah berbuat keji seperti merebut sesuatu. Saya mencintai Zafir dan melayani Wajendra dengan tulus. Jika tahu ternyata di mata ibu saya akan gagal, saya tidak akan berani men

    Huling Na-update : 2024-12-31
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 133. Panggilan Misterius Untuk Evelyn

    Suara dentingan sendok garpu dan piring terdengar jelas di ruang makan Wajendra yang sepi. Zafir menatap kosong makanannya sambil terus mengunyah, sementara Evelyn memperhatikan pria itu terus menerus. "Zafir, kamu baik-baik saja?" tanya Evelyn dengan nada yang hati-hati. Zafir mengangkat tatapannya, hanya mengangguk singkat tanpa jawaban. "Bagaimana rasa kue yang aku buatkan tadi pagi?" tanya Evelyn, berusaha menghibur Zafir meskipun ini karena kelicikannya sendiri. "Enak," jawab Zafir tanpa melihat Evelyn. Evelyn mengangguk kecil, lalu mengambil satu potong daging di piringnya dan meletakkannya di piring Zafir. "Apa?" tanya Zafir bingung, kali ini ia menatap Evelyn. "Bukankah kamu menyukai daging yang dimarinasi dengan bumbu barbecue? Makan lah," jawab Evelyn, bibirnya tersenyum lembut. Zafir akhirnya tersenyum tipis meskipun terlihat hambar. Pria itu memakan daging pemberian Evelyn dengan tenang. "Terima kasih," ucapnya saat berhasil menelan. "Aku sangat mengerti perasaa

    Huling Na-update : 2025-01-01
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 134. Mata Bulat, Manis, dan Teduh

    Naura seperti biasa menghabiskan waktunya di Butik. Wanita itu lebih banyak memilih sibuk di butik daripada kantor pusat Tirta. Tak jarang ia membawa pekerjaannya dari kantor ke butik. Tetapi hari ini dia tidak sesibuk biasanya, karena hal itu lah lagi-lagi Felizia mendatanginya. "Bagaimana, enak?" tanya Felizia saat Naura mencicipi cokelat Inggris bawaannya. Naura mengangguk singkat. "Tidak terlalu manis, sesuai seleraku."Felizia terkekeh. "Tentu saja, aku tahu selera sahabatku." Naura hanya menggeleng pelan sambil tersenyum melihat tingkat sahabatnya, tak lama wanita itu kembali memunculkan topik pembicaraan baru. "Kamu sudah tahu kabar terkini dari Wajendra?" tanya Felizia. Naura menaikkan alis kirinya sekilas, dia belum sempat memperhatikan berita akhir-akhir ini. "Kenapa?""Malini ditahan oleh putranya sendiri, mantan suamimu," jawab Felizia, membuat Naura terdiam. Apa? Zafir menahan Malini? Bukankah pria itu sangat menjunjung tinggi ibunya? Felizia menghela napas gusa

    Huling Na-update : 2025-01-01
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 135. Evelyn dan Hans

    Sebelum Felizia meninggalkan butiknya, Naura mengelak spekulasi wanita itu mengenai keterkaitan antara Evelyn dan Hans. Meskipun dia sendiri telah menyadari pria itu mirip dengan Evelyn, Naura memilih tidak ingin mempermasalahkannya. Dia tidak ingin aktivitas bekerja di sekitarnya terganggu oleh hal seperti itu. Melangkah ke ruangannya kembali setelah mengantar Felizia pergi, Naura berpapasan dengan Hans yang ingin membersihkan ruangannya. "Bersihkan saja," ucap Naura, tidak masalah jika pria itu sibuk bekerja di sekitarnya. Hans menurut, dia mengikuti langkah Naura menuju ruangannya. Naura duduk di kursinya, kembali membuka beberapa dokumen di komputer. Hingga tak lama kedua matanya tidak sengaja jatuh pada sosok Hans yang sibuk mengelap meja lain di ruangannya. Memikirkan percakapannya dengan Felizia, Naura pun iseng bertanya. "Kamu mengenal Evelyn Wajendra, Hans?" Hans seketika berhenti dari gerakannya, pria itu pun berbalik sopan untuk menjawab Naura. "Saya hanya menget

    Huling Na-update : 2025-01-02
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 136. Kamu Yakin, Zafir?

    Mundur sedikit saat pertemuan pertama antara Hans dan Evelyn di butik Naura, sepulang kerja pria itu seperti biasa langsung mengunjungi rumah sakit tempat ibunya dirawat. Hans selalu menyempatkan diri untuk membeli buah melon kesukaan ibunya, meskipun sebenarnya jika dilakukan setiap hari akan memotong uang pegangannya sendiri. "Kamu sudah selesai bekerja?" tanya wanita paruh baya yang terbaring lemah di atas ranjang pasien rumah sakit begitu melihat Hans. Tubuh wanita itu kurus, warna kulitnya putih pucat karena sakit. Rambutnya telah memutih sempurna meskipun masih ada beberapa helai hitam. Dia adalah ibu kandung Evelyn, Hans, dan kakak tertua mereka. Layla. "Aku membawakan melon lagi untuk ibu," ucap Hans, bibirnya tersenyum tipis.Berkat uang yang sempat ditransfer Evelyn beberapa waktu lalu sebelum nomornya diblok, Hans bisa memindahkan ibunya ke kamar rumah sakit yang lebih layak. "Tidak perlu membelinya setiap hari, Hans. Buah itu pasti cukup mahal, simpan saja uangmu unt

    Huling Na-update : 2025-01-02
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 137. Terima Kasih, Sayang

    Karena tidak ada urusan serius di pekerjaannya, Naura pun memutuskan untuk menghabiskan waktu di rumah bersama ibunya. Hari ini dia sibuk belajar memasak dengan Mela, wanita itu dengan sabar dan cekatan membimbing putrinya. "Kamu tahu makanan kesukaan Arjuna?" tanya Mela saat sibuk mengaduk daging sapi lada hitam di wajan. Naura yang sedang memotong cabai pun mengerutkan keningnya. Mereka tidak pernah membicarakan hal ini. Setiap kali mereka pergi makan bersama Arjuna selalu memesan menu yang sama dengan Naura, saat ditanya dia hanya menjawab jika Naura suka maka dirinya juga akan suka. Menebak dari reaksi putrinya, Mela pun mengerutkan keningnya dalam. "Astaga, kamu tidak tahu?"Naura menggeleng pelan. "Tidak, tetapi... Sepertinya dia tidak menyukai makanan yang terlalu manis?""Kamu sedikit lagi mau menjadi istrinya dan tidak tahu makanan kesukaannya? Itu fatal, Naura!" ucap Mela tegas, lalu menggeleng pelan. Naura semakin merasa tidak enak, apakah benar sefatal itu?"Maafkan

    Huling Na-update : 2025-01-03
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 138. 'Persiapan' Evelyn & 'Ide' Baru

    Suasana pagi di kediaman Wajendra terlihat seperti biasa meskipun diam-diam menjadi lebih dingin. Evelyn menggendong putranya di halaman depan, sedangkan Mona seperti biasa setia mendampinginya. "Anak pintar," puji Evelyn saat Zevan tidak menolak bubur suapan Mona. Zevan, darah dagingnya dan Zafir. Hanya anak inilah yang bisa menyelamatkan Evelyn untuk mempertahankan posisinya. Evelyn akan membesarkannya dengan sangat baik, Zafir tidak mungkin bisa menyingkirkan dirinya jika puncak kebosanan pria itu muncul. Zevan membutuhkannya dan akan selalu menjadi kekuatannya. Tak lama suara langkah terburu-buru terdengar dari dalam Mansion, nampak Zafir yang melangkah keluar diikuti Stave. "Hari ini kamu ke kantor?" tanya Evelyn sambil melayangkan senyum dan mendekati Zafir menggunakan Zevan. Zafir hanya mengangguk sekilas, lalu pria itu tersenyum untuk Zevan. "Makanlah yang banyak, papah akan memberikan banyak mainan pulang nanti," ucap pria itu lembut, sisi ayah yang perhatian milikny

    Huling Na-update : 2025-01-03
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 139. Prewedding

    "Satu... Dua... Tiga!"Cekrek!Flash kamera berkedip menangkap foto Arjuna dan Naura. Hari ini mereka sedang melakukan foto prewedding di pantai, keduanya berdiri berpose mesra di tepi pantai. Naura mengenakan dress putih yang menjuntai cantik di gelombang ombak yang tenang, sementara Arjuna mengenakan kemeja putih yang terbuka dan celana pendek berwarna cream. Arjuna menyewa kawasan pantai itu secara khusus, tidak ada yang diperbolehkan masuk ke sana. Tetapi media adalah hal paling gila di dunia ini, mereka masih tetap bisa menyelinap untuk mengintip kegiatan prewedding mereka. Saat Naura tidak sengaja mengadah ke langit biru yang cerah, dia sedikit terkejut saat melihat helikopter media yang tak terhitung jumlahnya tengah mengambil foto mereka. Naura hanya tersenyum tipis melihat ini, kemudian kembali fokus pada sesi foto mereka. "Maaf tuan, apa anda bisa menggendong nyonya Tirta?" tanya fotografer. Arjuna mengangguk singkat, lalu dengan hati-hati menggendong Naura dengan ga

    Huling Na-update : 2025-01-04

Pinakabagong kabanata

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 142. Foto Lama Zafir dan Naura

    Setelah sebelumnya sempat dinasihati Zafir untuk tidak terlalu keras pada anak mereka, Evelyn pun mematuhinya. Tetapi alih-alih menerimanya dengan serius penuh renungan, Evelyn hanya patuh untuk sekedar menghindari amarah Zafir. Hari ini dia kembali bersama Zevan, wanita itu membawa anaknya ke perpustakaan dan seperti biasa selalu ditemani oleh Mona. Evelyn membiarkan anaknya yang telah lebih dari satu tahun itu berkeliling perpustakaan dengan sangat lincah meskipun tertatih. Sementara Evelyn sibuk mencari sesuatu, dia menggunakan Zevan masuk ke perpustakaan sebagai alasan ingin memperkenalkan buku pada anak itu. Tetapi sebenarnya, Evelyn hanya ingin mencari data acara perayaan tahun baru sebelumnya. Dia ingin mengetahui apa saja yang sekiranya wajib ada dan diperlukan, sementara sisanya yang menurutnya tidak terlalu penting akan Evelyn singkirkan agar dananya bisa ia 'simpan'. Saat membuka dokumen berdebu tersebut, Evelyn memperhatikannya dengan rinci. Di akhir dokumen terdap

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 141. Apa Anda Membenci Evelyn?

    TUK!Suara benda ringan yang jatuh berhasil mengusik tidur tenang Naura setelah sebelumnya ia sempat beristirahat sejenak di ruang kerja butiknya. Saat kesadarannya kembali, ia melihat sosok Hans yang sedang bersih-bersih di ruangannya. "Maafkan saya, nyonya. Saya tidak bermaksud mengganggu tidur Anda," ujar pria itu khawatir. Naura mengangguk sambil tersenyum singkat. "Tidak masalah, Hans." Lalu matanya melirik ke arah meja kerjanya dan mendapati segelas jus jeruk segar. "Ah... Itu jus jeruk untuk Anda, saya pikir karena terlalu banyak pekerjaan perasaan lelah Anda akan menumpuk. Jika lelah saya selalu meminum jus jeruk untuk menyegarkan pikiran, jadi saya membuatkan satu untuk Anda," jelas Hans, membuat Naura tertegun. Melihat Naura yang hanya diam memandangi jus jeruk pemberiannya, Hans pun mulai merasa khawatir akan ditolak. "Jika Anda tidak--"Kalimat Hans tertahan kala Naura langsung meminum jus tersebut, membuat hatinya merasa lega seketika. "Yang kamu katakan benar, Ha

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 140. Evelyn Berbohong

    Di hari yang sama, Zafir sibuk seperti biasa di ruang kerjanya. Dia tidak tahu keributan apa yang sebelumnya sempat terjadi di kamar istri dan anaknya. Fokusnya terpecah saat ketukan pintu terdengar, tak lama sosok Evelyn muncul. "Zafir, kamu tidak makan siang?" tanya Evelyn dengan raut khawatir. Zafir mengangguk singkat. "Kamu bisa makan lebih dulu." "Bagaimana jika kita makan siang bersama?" tawar Evelyn, meskipun dia ragu Zafir akan langsung menerimanya. Sesuai prediksinya, pria itu menggeleng cepat. "Kamu bisa makan duluan tanpaku, Evelyn." Evelyn tidak menyerah, wanita itu pun berjalan semakin dekat menghampiri meja kerja Zafir. "Bagaimana jika tidak bisa? Kita sudah lama tidak makan siang bersama di halaman belakang, bukan?" ucap Evelyn, berusaha membujuk Zafir. Zafir tetap menggeleng. "Aku sibuk, Evelyn."Evelyn mengerutkan keningnya sedih. "Zafir...."Zafir menghela napas gusar, matanya menatap datar Evelyn. Dia lelah. Tetapi jika diabaikan istrinya akan semakin berisi

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 139. Prewedding

    "Satu... Dua... Tiga!"Cekrek!Flash kamera berkedip menangkap foto Arjuna dan Naura. Hari ini mereka sedang melakukan foto prewedding di pantai, keduanya berdiri berpose mesra di tepi pantai. Naura mengenakan dress putih yang menjuntai cantik di gelombang ombak yang tenang, sementara Arjuna mengenakan kemeja putih yang terbuka dan celana pendek berwarna cream. Arjuna menyewa kawasan pantai itu secara khusus, tidak ada yang diperbolehkan masuk ke sana. Tetapi media adalah hal paling gila di dunia ini, mereka masih tetap bisa menyelinap untuk mengintip kegiatan prewedding mereka. Saat Naura tidak sengaja mengadah ke langit biru yang cerah, dia sedikit terkejut saat melihat helikopter media yang tak terhitung jumlahnya tengah mengambil foto mereka. Naura hanya tersenyum tipis melihat ini, kemudian kembali fokus pada sesi foto mereka. "Maaf tuan, apa anda bisa menggendong nyonya Tirta?" tanya fotografer. Arjuna mengangguk singkat, lalu dengan hati-hati menggendong Naura dengan ga

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 138. 'Persiapan' Evelyn & 'Ide' Baru

    Suasana pagi di kediaman Wajendra terlihat seperti biasa meskipun diam-diam menjadi lebih dingin. Evelyn menggendong putranya di halaman depan, sedangkan Mona seperti biasa setia mendampinginya. "Anak pintar," puji Evelyn saat Zevan tidak menolak bubur suapan Mona. Zevan, darah dagingnya dan Zafir. Hanya anak inilah yang bisa menyelamatkan Evelyn untuk mempertahankan posisinya. Evelyn akan membesarkannya dengan sangat baik, Zafir tidak mungkin bisa menyingkirkan dirinya jika puncak kebosanan pria itu muncul. Zevan membutuhkannya dan akan selalu menjadi kekuatannya. Tak lama suara langkah terburu-buru terdengar dari dalam Mansion, nampak Zafir yang melangkah keluar diikuti Stave. "Hari ini kamu ke kantor?" tanya Evelyn sambil melayangkan senyum dan mendekati Zafir menggunakan Zevan. Zafir hanya mengangguk sekilas, lalu pria itu tersenyum untuk Zevan. "Makanlah yang banyak, papah akan memberikan banyak mainan pulang nanti," ucap pria itu lembut, sisi ayah yang perhatian milikny

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 137. Terima Kasih, Sayang

    Karena tidak ada urusan serius di pekerjaannya, Naura pun memutuskan untuk menghabiskan waktu di rumah bersama ibunya. Hari ini dia sibuk belajar memasak dengan Mela, wanita itu dengan sabar dan cekatan membimbing putrinya. "Kamu tahu makanan kesukaan Arjuna?" tanya Mela saat sibuk mengaduk daging sapi lada hitam di wajan. Naura yang sedang memotong cabai pun mengerutkan keningnya. Mereka tidak pernah membicarakan hal ini. Setiap kali mereka pergi makan bersama Arjuna selalu memesan menu yang sama dengan Naura, saat ditanya dia hanya menjawab jika Naura suka maka dirinya juga akan suka. Menebak dari reaksi putrinya, Mela pun mengerutkan keningnya dalam. "Astaga, kamu tidak tahu?"Naura menggeleng pelan. "Tidak, tetapi... Sepertinya dia tidak menyukai makanan yang terlalu manis?""Kamu sedikit lagi mau menjadi istrinya dan tidak tahu makanan kesukaannya? Itu fatal, Naura!" ucap Mela tegas, lalu menggeleng pelan. Naura semakin merasa tidak enak, apakah benar sefatal itu?"Maafkan

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 136. Kamu Yakin, Zafir?

    Mundur sedikit saat pertemuan pertama antara Hans dan Evelyn di butik Naura, sepulang kerja pria itu seperti biasa langsung mengunjungi rumah sakit tempat ibunya dirawat. Hans selalu menyempatkan diri untuk membeli buah melon kesukaan ibunya, meskipun sebenarnya jika dilakukan setiap hari akan memotong uang pegangannya sendiri. "Kamu sudah selesai bekerja?" tanya wanita paruh baya yang terbaring lemah di atas ranjang pasien rumah sakit begitu melihat Hans. Tubuh wanita itu kurus, warna kulitnya putih pucat karena sakit. Rambutnya telah memutih sempurna meskipun masih ada beberapa helai hitam. Dia adalah ibu kandung Evelyn, Hans, dan kakak tertua mereka. Layla. "Aku membawakan melon lagi untuk ibu," ucap Hans, bibirnya tersenyum tipis.Berkat uang yang sempat ditransfer Evelyn beberapa waktu lalu sebelum nomornya diblok, Hans bisa memindahkan ibunya ke kamar rumah sakit yang lebih layak. "Tidak perlu membelinya setiap hari, Hans. Buah itu pasti cukup mahal, simpan saja uangmu unt

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 135. Evelyn dan Hans

    Sebelum Felizia meninggalkan butiknya, Naura mengelak spekulasi wanita itu mengenai keterkaitan antara Evelyn dan Hans. Meskipun dia sendiri telah menyadari pria itu mirip dengan Evelyn, Naura memilih tidak ingin mempermasalahkannya. Dia tidak ingin aktivitas bekerja di sekitarnya terganggu oleh hal seperti itu. Melangkah ke ruangannya kembali setelah mengantar Felizia pergi, Naura berpapasan dengan Hans yang ingin membersihkan ruangannya. "Bersihkan saja," ucap Naura, tidak masalah jika pria itu sibuk bekerja di sekitarnya. Hans menurut, dia mengikuti langkah Naura menuju ruangannya. Naura duduk di kursinya, kembali membuka beberapa dokumen di komputer. Hingga tak lama kedua matanya tidak sengaja jatuh pada sosok Hans yang sibuk mengelap meja lain di ruangannya. Memikirkan percakapannya dengan Felizia, Naura pun iseng bertanya. "Kamu mengenal Evelyn Wajendra, Hans?" Hans seketika berhenti dari gerakannya, pria itu pun berbalik sopan untuk menjawab Naura. "Saya hanya menget

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 134. Mata Bulat, Manis, dan Teduh

    Naura seperti biasa menghabiskan waktunya di Butik. Wanita itu lebih banyak memilih sibuk di butik daripada kantor pusat Tirta. Tak jarang ia membawa pekerjaannya dari kantor ke butik. Tetapi hari ini dia tidak sesibuk biasanya, karena hal itu lah lagi-lagi Felizia mendatanginya. "Bagaimana, enak?" tanya Felizia saat Naura mencicipi cokelat Inggris bawaannya. Naura mengangguk singkat. "Tidak terlalu manis, sesuai seleraku."Felizia terkekeh. "Tentu saja, aku tahu selera sahabatku." Naura hanya menggeleng pelan sambil tersenyum melihat tingkat sahabatnya, tak lama wanita itu kembali memunculkan topik pembicaraan baru. "Kamu sudah tahu kabar terkini dari Wajendra?" tanya Felizia. Naura menaikkan alis kirinya sekilas, dia belum sempat memperhatikan berita akhir-akhir ini. "Kenapa?""Malini ditahan oleh putranya sendiri, mantan suamimu," jawab Felizia, membuat Naura terdiam. Apa? Zafir menahan Malini? Bukankah pria itu sangat menjunjung tinggi ibunya? Felizia menghela napas gusa

DMCA.com Protection Status