Home / Rumah Tangga / Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu / Bab 118. Pada Awalnya dan Pada Akhirnya

Share

Bab 118. Pada Awalnya dan Pada Akhirnya

Author: nanadvelyns
last update Huling Na-update: 2024-12-17 14:19:54

Naura melangkah menuju lokasi pesta kembali, suasana hatinya terasa kosong sekarang. Pembicaraannya dengan Evelyn sangat menguras energi.

Dia sengaja berhenti di bibir tangga, memperhatikan para tamu yang sibuk bercengkerama.

Tak lama suara pria yang tak asing terdengar dari arah belakangnya, begitu menoleh Naura mendapati sosok Zafir sedang tersenyum ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Zafir begitu mendapati Naura berdiam diri di bibir tangga.

Naura memperhatikan pria itu sejenak, ia kembali teringat dengan cerita Evelyn.

Diam-diam hatinya bertanya, bagaimana bisa wajah setenang ini yang dulu sangat ia cintai berubah jadi sosok yang bahkan sulit untuk Naura kenali kembali?

"Naura, kamu baik-baik saja?" tanya Zafir bingung setelah melihat Naura hanya diam menatapnya.

Naura tersadar, dia dengan cepat menarik pandangannya dari Zafir dan tersenyum formal.

"Iya, maafkan saya."

"Kamu sedang tidak enak badan?" tanya Zafir khawatir, lalu mencoba untuk menyentuh kening Naura.

Naura dengan ce
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 119. Jangan Ganggu 'Bisnis' Zafir, Evelyn!

    Zafir masuk ke dalam ruangan kerja Evelyn dengan raut wajah datar, pandangan matanya mendingin. Saat tatapan mereka bertemu, dengan cepat pria itu bertanya,"Itu ulahmu?"Evelyn dengan mata sembabnya berusaha tenang, meskipun air matanya tidak lagi mengalir deras seperti sebelumnya. "Kamu bicara soal apa, Zafir?" tanya Evelyn, pandangan matanya mulai sedikit kosong tiap kali menatap Zafir. Zafir mengepalkan tangannya. "Tidak perlu bertingkah polos! Itu ulahmu, bukan? Kamu yang sengaja mengatakannya pada Naura?!"Evelyn mengerutkan keningnya, lalu tak lama ia kembali membalas dengan tatapan datar. "Oh? Soal kamu ingin menikah lagi dengannya?" tanya Evelyn. Zafir menggertak kan giginya marah, lalu melangkah mendekati Evelyn dan menggebrak meja kerja wanita itu. BRAK!"Jadi benar? Kamu yang membuat Naura berpaling dariku?!" tanya Zafir, dia marah total karena Evelyn mengacaukan rencananya. Evelyn masih menatap Zafir dengan tenang meskipun kedua tangannya diam-diam gemetar di bawah

    Huling Na-update : 2024-12-17
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 120. 21+ Arjuna Menagih Janji Gogo Land

    "Nyonya, bukankah itu tuan Renjana?" ucap Kate dari kursi depan, membuat Naura membuka matanya dan mencoba melihat ke depan. "Benar, itu beliau. Sepertinya tuan Renjana menunggu kepulangan Anda cukup lama, nyonya," balas tuan Benjamin yang menyetir mobil. Dari dalam mobil Naura melihat sosok Arjuna telah berdiri menunggunya di depan pintu masuk. "Sudah berapa lama ia di situ?" tanya Mela yang juga ikut terkejut. Setelah mobilnya berhenti, Naura dengan cepat turun dan melangkah mendekati Arjuna. "Kamu di sini?" tanyanya bingung. "Astaga, apa kamu sudah menunggu kami lama, nak?" tanya Mela khawatir. Arjuna tersenyum tipis, lalu menggeleng. "Tidak, aku juga baru saja tiba." Naura menaikkan alis kirinya, lalu menggeser tatapannya ke arah Damian yang seolah tertekuk rapat. Sepertinya Arjuna berbohong agar tidak membuat ibunya khawatir. "Kamu baru pulang bekerja?" tanya Mela lagi, menatap Arjuna penuh perhatian. Arjuna mengangguk. "Benar, aku kemari karena ada beberapa hal y

    Huling Na-update : 2024-12-17
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 121. Teguran Untuk Tuan Arjuna, Menikah!

    Arjuna tidak memiliki kegiatan penting apa pun yang mengharuskan ia keluar Mansion. Pria itu hanya berkutat di ruang kerjanya sambil sesekali menggeser kursor laptop. "Sudah semua?" tanya Arjuna, melirik Damian yang terlihat suntuk di depan komputer kerjanya. Damian mengangguk singkat. "Ya, sudah. Semua laporan bulan ini baik-baik saja, bahkan melebihi target."Arjuna balas mengangguk puas, lalu berdiri dari kursinya. "Kunci mobil?"Damian menaikkan alis kirinya sekilas, lalu meraih kunci mobil yang ada di atas mejanya untuk ia lempar ke arah Arjuna. "Menjemput nyonya Tirta?" tanya Damian. Arjuna mengangguk, setelah itu melangkah keluar ruang kerjanya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Helena yang sedang sibuk bercengkerama dengan pegawai toko perhiasan langganan wanita itu di ruang tamu. "Kamu mau menjemput Naura?" tanya Helena begitu melihat putranya. "Iya," jawab Arjuna, lalu melangkah mendekati ibunya. Berbagai macam bentuk perhiasan dipamerkan di atas meja. Perak, emas,

    Huling Na-update : 2024-12-22
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 122. Ayo Cepat Menikah

    Naura mampir ke salah satu restoran bintang lima di kawasan Jakarta Pusat. Mereka duduk di meja VIP, para pelayan sibuk mondar-mandir menyiapkan segalanya untuk membuat konglomerat besar dunia itu merasa nyaman. "Sepertinya karena kedatanganmu mereka jadi bekerja jauh lebih keras," ucap Naura sambil memandang Arjuna yang duduk di hadapannya. Arjuna masih menatap ke arah menu. "Benarkah?" Naura mengangguk sambil tertawa tipis. "Iya, mereka terlihat ketaku--" "Bagaimana jika kita menikah bulan depan?" Potong Arjuna tiba-tiba saat mengangkat pandangannya dari buku menu. Naura menaikkan alis kirinya sekilas, terkejut. "Apa? Maksudku-- tentu saja tidak masalah, tetapi kenapa tiba-tiba?" Arjuna menutup buku menu acuh. "Tidak ada lagi urusan yang membuat rencana itu terhambat, bukan? Apa kamu memiliki keluhan lain?" Naura menggeleng. "Tidak ada, bagaimana dengan tanggapan ibumu?" Arjuna mengerutkan keningnya tipis. "Justru ibu orang pertama yang akan berteriak cepat meni

    Huling Na-update : 2024-12-23
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 123. Pertemuan Wajendra dan Homas

    Keesokan harinya saat matahari belum sempurna bertengger di langit, kediaman Wajendra telah sibuk lebih dulu. Mereka membantu Zafir dan Evelyn bersiap untuk menghadiri acara pertemuan penting antara Wajendra dan Homas. Setelah menerima berbagai macam email laporan ganjil dan pertentangan dari Homas, Zafir pun memutuskan untuk mengadakan pertemuan. Evelyn duduk di meja riasnya, dua pelayan di sisinya sibuk membantunya bersiap. "Nyonya, softlens cokelat yang biasa Anda pakai sepertinya sudah tidak terlalu layak digunakan lagi," ucap Mona saat membuka tutup kontak lensa Evelyn Evelyn mengerutkan keningnya, bola mata hitam pekat miliknya melirik Mona datar. "Gunakan yang lain."Mona menghela napas tipis. "Tetapi... Anda belum memesan untuk stok--""Gunakan saja itu." Potong Evelyn cepat, membuat Mona dan satu pelayan lainnya sedikit terkejut. "Namun bagaimana jika mata Anda--""Apa aku harus mengulang kalimat, Mona? Gunakan softlens yang tersisa." Potong Evelyn lagi, lalu matanya k

    Huling Na-update : 2024-12-25
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 124. Sesuai Dengan Apa Yang Ditanam

    "Masih tidak ada jawaban apa pun dari pihak Homas, tuan," ujar Stave setelah cukup lama memandangi layar laptop miliknya. Zafir memijit keningnya frustasi, pria itu duduk di meja kerja sambil bersandar lelah. Masalah dengan keluarga Homas semakin memanas, sampai sekarang Zafir masih belum mengerti pemicunya. Zafir sama sekali tidak merasa menjual lahan apa pun menggunkan nama Wajendra, laporan ini dapat dipastikan palsu. Tetapi jika benar Zafir juga tidak bisa menemukan alasan Homas melakukan hal itu. Hubungan kedua keluarga terjalin sangat baik sebelumnya. "Sudah periksa seluruh transaksi atas nama Wajendra?" tanya Zafir dingin pada Stave. Stave mengangguk cepat. "Sudah, tuan. Tidak ada laporan yang menyatakan bahwa kita menjual lahan ataupun menerima bayaran dari transaksi tersebut." Zafir memijit keningnya lagi. "Lalu di mana letak kesalahannya? Homas tidak mungkin salah jika mereka terlihat sangat yakin seperti itu." "Atau mungkin ada bagian dari kita yang di

    Huling Na-update : 2024-12-25
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 125. Pertunangan Naura dan Arjuna

    Hari demi hari berlalu, hingga akhirnya acara pertunangan Naura dan Arjuna digelar. Acara itu dilaksanakan di kediaman sang wanita, yaitu Mansion Tirta. Saat pihak keluarga Arjuna datang, Mela didampingi oleh Kate dan tuan Benjamin menyambut mereka. Beberapa tetua Tirta pun hadir di sana, sementara Naura masih bersembunyi di ruangannya. Tamu-tamu penting telah tiba lebih dulu dan menunggu di aula Mansion. Semuanya mengucapkan selamat saat sosok Arjuna muncul, suasana terlihat sangat meriah. Setelah rangkaian acara pembuka berhasil dilaksanakan, kini giliran Naura yang muncul ke permukaan. Pintu aula dibuka, semua orang memperhatikan Naura yang melangkah masuk seorang diri. Naura tersenyum sempurna, matanya jatuh pada Arjuna yang seolah terpaku menatapnya. Wanita itu mengenakan dress berwarna perak, rambutnya disanggul modern anggun. Mereka sengaja tidak mengizinkan media manapun masuk dan meliput acara, tamu undangan hari ini benar-benar hanya rekan bisnis, sahabat, dan kelu

    Huling Na-update : 2024-12-26
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 126. Adik Evelyn?

    Bukan Mansion Tirta, Renjana, ataupun Wajendra, suasana dingin menyelimuti Mansion keluarga Homas. Keluarga pilar negara keempat itu tengah berdiskusi panas di ruang kerja utama sang tuan besar. Broto Homas, tuan besar keluarga Homas itu melirik menantunya dingin. "Bagaimana hasilnya?" Felizia menggeleng pelan. "Tidak ada itikad baik apapun dari Wajendra. Mereka menolak mengaku."Mata dingin Broto Homas pun bergeser ke putra sulungnya, Danar Homas. "Jadi benar Zafir Wajendra lebih memilih melindungi istrinya daripada perdamaian dua keluarga?"Danar mengangguk. "Iya, ayah. Pertemuan sebelumnya juga menjadi runyam karena sikap bodoh istrinya, perilakunya jauh dari kata pantas untuk berada di posisi itu.""Asal usulnya tidak jelas, Zafir telah melakukan kesalahan besar karena menceraikan Naura," balas Felizia, dia sedikit terbawa emosi setiap kali membahas ini. "Kejadian di rapat kemarin kamu yang menyulut lebih dulu, benar?" tanya Broto Homas langsung, membuat Felizia tersenyum tip

    Huling Na-update : 2024-12-27

Pinakabagong kabanata

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 260. Zafir Memohon

    Petugas keamanan merangsek masuk, mereka berusaha melerai Zafir yang memukuli Jovan secara membabi buta. Naura mematung di posisinya, memandang syok ke arah Zafir. Kedua tangannya mengepal erat, jantungnya berdegup kencang. "Nyonya Tirta, Anda baik-baik saja?" tanya Tiara setelah menyusul posisi berdiri Naura. Naura tetap mematung memandangi Zafir, tidak menjawab pertanyaan Tiara. Setelah keduanya berhasil dilerai, Zafir dibawa ke ruangan lain untuk diobati. Wajah pria itu dua hingga tiga tempat mengalami memar. Sementara Jovan, hidung dan pelipisnya telah berdarah tak karuan, membuat pria itu perlu dibawa ke rumah sakit. "Tuan!" Suara isak tangis Sela yang menyayat hati menghiasi keributan di hari itu. Tak lama ia menghampiri Tiara setelah dipaksa mundur oleh petugas untuk mendekati Jovan. "Nyonya! Nyonya! Saya mohon... Ini semua... Ini semua salah saya. Jangan lampiaskan--"PLAK!"Tidak tahu malu!" ucap Tiara sambil menampar pipi Sela, kemudian saat hendak menoleh lagi ke N

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 259. Zafir Memukul Untuk Naura

    "Mama papa keren! Keren! Itu mama papa Zevan!" Suara riang anak kecil terdengar begitu musik dansa berhenti. Naura menggenggam erat tangan Zafir, sementara tangannya yang lain memegang bahu pria itu. Zafir pun sama, dia merangkul erat pinggang rampung Naura dan tangan wanita itu. Keduanya saling tatap, Naura masih menatapnya penuh kebencian. Zafir lagi-lagi tidak keberatan.Zevan berlari lincah ke arah mereka, membuat Naura tersadar dan segera melepas pegangannya dari Zafir. "Mama! Mama cantik sekali!" Puji Zevan dengan senyum lebar, membuat Naura tak bisa menahan senyum. "Jangan berlari lagi, Zevan." Naura mencubit hidung anak itu. Tak lama suara tepuk tangan mulai terdengar, lalu menjadi jauh lebih ramai dan meriah dibandingkan tepuk tangan dansa sebelumnya. Naura mulai sadar dan memperhatikan sekitar, semua orang menatap mereka dengan senyuman. Konyol, ini konyol. Saat hendak memutuskan untuk pergi, tiba-tiba saja tak jauh dari posisi mereka terdengar suara teriakan wanit

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 258. Benci dan Cinta

    "Bagaimana?" tanya Naura saat mereka telah tiba di balkon. Keduanya berdiri bersebelahan, mata masing-masing memperhatikan pemandangan danau di depan. Langit semakin menggelap, udara pun semakin terasa dingin. "Seperti yang Anda lihat," jawab Tiara, kedua tangannya memijit ringan keningnya bersamaan. Naura kali ini memilih diam, Tiara pasti akan mulai mencurahkan seluruh perasaannya seperti panggilan telefon mereka semalam. "Saya tidak mengerti lagi kenapa pria itu semakin berani, wanita itu juga tak ada malunya. Saya baru pergi sehari namun keadaan Mansion sudah banyak berubah, pelayan lebih patuh pada mereka dibanding saya. Beruntung saya cepat kembali, jika tidak maka semuanya akan semakin sulit. Wanita itu, dia berlagak seperti nyonya rumah."Naura tersenyum tipis. "Lalu? Apa yang Anda lakukan?""Tentu saja saya tidak tinggal diam, saya menggunakan saran Anda. Lambat waktu, saya kini memahami betapa berharganya posisi saya," jawab Tiara, matanya seolah memandang jauh sesuatu

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 257. Tamparan Untuk Tiara

    "Boleh saya tahu nama Anda, nona?" tanya salah satu kepala keluarga saat Tiara dan Jovan telah berkumpul bersama mereka. Sela melingkarkan tangannya erat di lengan Jovan, berusaha sembunyi pada pria itu karena malu. Sosoknya yang mungil dan wajah cantik manisnya sekilas membuat semua orang menganggapnya gemas. Naura hanya diam memperhatikan, dia merasa lucu karena Jovan benar-benar berani membawa selingkuhannya lagi setelah keributan di mega grand opening Zafir. Berbeda dengan Jovan yang tersenyum, Tiara justru hanya memasang raut wajah datar. Meskipun tidak saling bicara, Naura tahu bahwa saat ini Tiara tengah mengatur emosinya setengah mati. "Kemari, tidak perlu takut. Ada aku," ucap Jovan lembut pada Sela, seketika membuat semua orang saling tatap dan menatap penasaran ke arah Tiara. "Mama... Kenapa tante itu murung?" tanya Zevan tiba-tiba, menggoyangkan kecil genggaman tangan mereka. Naura menoleh, lalu tersenyum tipis. "Dengar, Zevan. Jika kamu dewasa nanti, jangan pernah

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 256. Jadilah Pria Sejati

    "Mama!" Zevan tersenyum riang ke arahnya, membuat Naura tak memiliki pilihan lain selain membalas senyumannya. Naura mengelus kepala Zevan lembut. "Jangan berlari seperti tadi lagi, ya. Berbahaya."Zevan mengangguk. "Kalau begitu Zevan harus menggandeng tangan mama!" ucapnya sambil meraih tangan Naura. Tak lama, dari kejauhan Naura melihat sosok Zafir yang melangkah ke arahnya. Pria itu tersenyum, setelah tiba tepat di hadapan Naura, Zafir menarik lembut anaknya. "Maafkan anakku, nyonya. Dia sepertinya sangat menyukai nyonya," ujarnya. "Anda membiarkan anak sendiri lepas berlarian itu sangat berbahaya, tuan Wajendra. Lain kali tolong lebih diperhatikan." Kalimat Naura mengandung sindiran yang tersirat untuk Zafir. Tetapi seolah tak mengerti, Zafir hanya terkekeh dan membalas santai. "Kalau Anda sebegitu khawatirnya dengan Zevan, mengapa tidak Anda saja yang menggandengnya? Putra saya juga sepertinya memiliki selera yang cukup bagus, jarang sekali ia bersedia disentuh oleh semba

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 255. Sarapan Panas Keluarga Bara

    Setelah semalam puas bercerita pada Naura, Tiara kini perlu kembali pada realita kehidupannya. Wanita itu menatap datar dirinya sendiri di cermin sebelum akhirnya berdiri dan melangkah keluar kamar. Dia menuruni tangga dengan tenang, kupingnya menangkap suara tawa bahagia milik suami dan kekasih gelapnya. Tiba di ruang makan, kedua sudut alis Tiara sedikit menyatu saat melihat Jovan berani mendudukkan wanita itu satu meja dengan ibunya. Meskipun hubungan Tiara dan ibunya sendiri pun tidak begitu baik, tetapi tidak sampai saling membenci. "Selamat pagi, nyonya Bara." Sela menyapa ramah Tiara dari kursinya, sedangkan Tiara hanya melirik singkat tanpa membalas. Dia duduk dengan tenang di kursi utama meja makan, kemudian menatap dingin suaminya. "Sejak kapan keluarga ini bertindak seenaknya?'Jovan yang awalnya tidak melirik Tiara sedikitpun menoleh ke istrinya, seluruh mata kita tertuju padanya. Ibu Tiara, sang nyonya besar Bara hanya diam dan terus menikmati makanannya. Wanita i

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 254. Bouquet Bunga

    Naura baru saja selesai mengurus pekerjaannya, dia kini duduk di hadapan meja rias setelah usai membersihkan diri. Di tengah ini, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Naura menoleh sekilas, itu pasti bukan Kate karena wanita itu sudah berpamitan saat dirinya mandi. "Masuk," jawab Naura. Tak lama pintu terbuka, sesuai dugaannya, yang mengetuk adalah pelayan Mansion. "Ada apa?" tanya Naura sambil menyisir rambutnya. "Ada kiriman bouquet bunga, nyonya. Saya sudah memerintahkan mereka untuk meletakkannya di ruang tengah." Naura menaikkan alis kirinya sekilas, lalu dia segera berdiri dan melangkah menuju ruang tengah.Bibirnya tersenyum samar, Naura menebak bunga itu adalah pemberian Arjuna. Sampai di ruang tengah, Naura tersenyum tipis. Bouquet mawar putih besar bersandar jelas di sofa ruangannya. Tak lama ponselnya berdering, panggilan dari Arjuna masuk. "Bagaimana, apa kau suka?" tanya Arjuna begitu sambungan mereka terhubung. Naura menyentuh lembut kelopak bunga mawar t

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 253. Rumah Tangga Keluarga Bara

    "Pergi lalu datang tiba-tiba, memalukan! Kini kamu menampar Sela hanya karena masalah ringan? Tidak puaskah kamu bertingkah hingga membuat masalah internal kita tersebar?!" Jovan menatap muak ke arah istrinya, lalu menarik Sela ke dalam pelukannya. "Sudah marahnya?" tanya Tiara tenang, menatap datar suami serta orang ketiga di pernikahannya. Melihat respon Tiara yang cukup berbeda dari sebelumnya, keduanya pun sempat tertegun. Tiara tidak mempedulikan ekspresi mereka, dia segera melirik Sela sekilas dan kembali menatap Jovan. "Ajari kekasihmu untuk tidak menyentuh sesuatu yang bukan miliknya. Kedepannya aku tidak akan mentoleransi kesalahan seperti ini lagi, bahkan aku tidak ragu mengusir kalian dari sini." Tegas Tiara, lalu melangkah melewati Jovan dan Sela. Diam-diam hatinya kembali berdenyut sambil berdarah, tetapi dia mengingat pesan Naura dan kembali membulatkan keberanian. Jovan dan Sela menatap heran ke arah Tiara, kenapa wanita itu tidak mengamuk dan pecah seperti sebel

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 252. Tidak. Tidak Pernah Berubah

    Naura duduk berhadapan dengan Zafir di ruang tengah Tirta. Zafir benar-benar terlihat santai, pria itu selalu tersenyum setiap kali mata mereka bertemu. Naura hanya diam dan memasang raut wajah tidak bersahabat, dia tidak mengerti mengapa Zafir bergerak lebih agresif dibandingkan sebelumnya. "Apa kamu sudah menerima email yang pihak kami kirim?" tanya Zafir, membuka pembicaraan. Naura tanpa ekspresi menjawab. "Ya, tapi aku tidak bisa menyetujuinya.""Kenapa?" tanya Zafir. Naura mengerutkan keningnya. "Anda lah yang kenapa, bukankah dulu yang membatalkan semuanya adalah Anda?"Zafir mengangguk ringan. "Itu benar, tetapi aku akui itu adalah sebuah kesalahan. Tidak seharusnya aku memutuskan hubungan dua keluarga begitu saja. Wajendra dan Tirta sudah berhubungan sangat lama, namun kemarin emosiku sedang sangat tidak stabil, aku minta maaf. Tujuanku kemari hanya ingin mengembalikan semuanya seperti semula, aku tidak ingin mengecewakan upaya para senior keluarga di masa lalu."Naura me

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status