Share

65. Bahagia di atas Sakit Kepala

Happy Reading

*****

Suara tawa Nareswara menggema. Bagaimana tidak tertawa, perkataan putra sahabatnya itu benar-benar di luar nalar. Jika beberapa orang pengunjung restoran itu cuma menatap Nareswara dan Andini penuh kecurigaan, tetapi Arvan malah langsung menuduh.

"Kok malah ketawa, Om? Njenengan nggak beneran punya hubungan khusus sama Andini, kan? Jangan ya, Om. Kasihanilah yang muda dan jomblo seperti aku ini," ucap Arvan. Wajah dan nada bicaranya sangat menggelitik hati Nareswara.

"Van ... Van. Dari dulu, sikap jenakamu itu nggak berubah padahal umur sudah hampir 35 tahun," jawab Nareswara disertai gelengan kepala dan senyuman.

"Dih, masih 2 tahun lagi, deh, Om. Aku nggak setua itu, ya." Arvan bahkan memajukan bibirnya. Persis anak kecil yan sedang merajuk.

Andini menangkupkan tangan pada bibirnya sendiri.

"Nggak usah ngejek, Din," sindir Arvan ketika melihat tawa perempuan di depannya yang sengaja ditahan.

"Hmm, padahal aku nggak ngomong apa-apa, lho," sahut Andini, "Memang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status