Share

66. Pembuktian

Happy Reading

****

"Sabar dulu, Bu, Pak. Kenapa harus melakukan tes DNA?" tanya Wandra mencoba mendinginkan perasaan sahabatnya.

"Selama ini kami berdua berusaha untuk mencari keberadaannya. Dia benar-benar putra kami yang telah diambil paksa oleh keluarga Hawa," ucap perempuan paruh baya itu dengan wajah sendu.

Rasya duduk bersandar di sofa dengan mata terpejam menahan rasa sakit kepala. Semua peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini sungguh sangat memusingkan kepalanya. Harusnya, dia bahagia ketika mendengar bahwa ternyata dirinya bukan anak kandung Nareswara. Jika benar apa yang disampaikan pasangan di depannya, bukankah impiannya untuk bersatu dengan Andini bisa terwujud nantinya.

Namun, semua itu tak lantas membuatnya bahagia. Ada nyeri yang tak bisa tergambarkan ketika lelaki paruh baya tersebut bertanya nama dan menceritakan apa yang baru saja keduanya sampaikan.

"Maafkan Ayah atas ketidakberdayaan tiga puluh tahun silam. Demi hutang budi dan kemiskinan kami terpaksa menyerahkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status