Selesai makan malam, Melviano duduk di sandaran ranjang sambil bermain ponselnya. Ia sedang searcing nagara Turkey buat acara honeymoon nanti. Meski saat ini mereka bisa dikatakan seperti honeymoon tapi tetap saja pengganggu datang dari mana saja. Mulai dari dua bangsul, Josephine. Hadeh.
Untung saja Melviano tidak memiliki teman yang tinggal di Turkey, bisa amanlah buat proses pembuatan dedek bayi nanti. Duh nih otak konslet dah kayaknya, kenapa mikirnya ngadon anak mulu begini sih.
Melviano melihat ke arah pintu kamar mandi, Kaila dari tadi masuk kamar mandi nggak keluar-keluar lagi ngapain sih?!
Melviano makin penasaran apa yang dilakukan Kaila. Mandi sudah, kalau boker atau buang air kecil pasti ada suara air ngalir. Lah ini bisa anteng aja. Mana tadi Kaila senyum-senyum nggak jelas sambil membawa sesuatu yang diumpetin lagi. Kira-kira dia bawa apaan, ya?
Tak berapa lama pintu kamar mandi terbuka, mata Melviano langsung menatap tak berkedip-kedi
Kaila menatap wajah suaminya yang sedikit pucat ini. Kaila berpikir kalau MelMel itu sakit. Tapi sakit kenapa? Masa badan gede begitu sakit sih! ah kurang hebat deh.“Mel, kamu sakit, ya. Muka kamu sedikit pucat,” ujar Kaila menatap suaminya intens.“Tidak kok, hanya sedikit nggak enak badan saja.”“Kalau begitu, itu namanya sakit dodol,” dumel Kaila sebal sama MelMel. Belagu banget, sakit begitu bilangnya tidak. Kan ngeselin banget.“Yaudah, ayo kita sarapan nanti ke disneyland,” ajak Melviano mengajak sarapan istrinya.“Kamu tuh dodol tahu nggak! Lagi sakit malahan mikirin disneyland segala, kamu tuh butuh istirahat, Mel,” ucap Kaila kesal dengan MelMel yang hanya memikirkan kebahagiaan dirinya saja tanpa mau mempedulikan kesehatan sendiri.“Tapi—“ ujar Melviano yang langsung dipotong Kaila cepat.“Sudah, hari ini kita tidak ada disneyland. Kita di d
Addison langsung melaksanakan perintah dari calon kakak ipar. Ya meski masih belum jelas. Tapi apa salahnya usaha, apalagi Kika-nya akan ke Los Angeles.Addison langsung memencet bel kamar yang disewa Damian semalam. Namun yang membuka sesosok wanita semalam yang Damian bawa dari kelab malam. Wanita itu sudah rapi ingin pergi.“Dam, cepetan. Kita disuruh buat ke kamar Melvin,” ajak Addison yang melihat Damian sedang mengenakan pakaian setelah mandi.“Buat apa?”“Mau bermain katanya, nggak tahu bermain apa, treesome kali, ya?” ujar Addison langsung mendapat tempilingan oleh Damian.“Mana mungkin si bastard itu mau berbagi, melihat Kaila disentuh sedikit saja sudah kebakaran bewok begitu.”“Makanya, kita mending ke sana saja. Demi kesejahteraan hubungan aku sama Kika nih,” ujar Addison bersemangat.“Kika nggak suka sama kau, jangan terlalu berharap.” Damian memberik
Ketiga laki-laki itu tidak bisa menolak keputusan kanjeng ratu Kaila. Dengan sangat terpaksa mereka mengikuti aturan main Kaila.“Sudah-sudah ratapi saja nasib kalian, sekarang ayo kita beli baju ballet dulu.”Kaila mengajak ketiga laki-laki bastard.“Kai, aku mau ke Los Angeles sore ini, sepertinya hukuman diganti yang lain saja, ya?” ujar Damian sedikit meminta keringanan.“Tidak bisa! Hukuman harus tetap dijalani. Pulangnya nanti saja setelah kalian joged lagu blackpink pakai baju balet,” ucap Kaila tetap dengan pendiriannya.“Perutku mulas, Kai, sepertinya aku diare dadakan,” kata Addison yang langsung mendapat sanggahan dari Kaila.“Tidak bisa! Jangan banyak alasan, jadi jalani hukuman kalian.” Kaila tetap ingin melihat ketiga laki-laki ini jodeg blackpink.“Kepalaku pusing, Kai. Sepertinya aku akan pingsan,” ucap Melviano sedikit akting meriang.“Kamu s
Pagi-pagi Melviano sudah siap akan memanjakan istrinya pergi ke disneyland. Aslinya kemarin, tapi Melviano merasa tidak enak badan alhasil gantinya hari ini.“Ta-daaa,” ujar Kaila keluar kamar mandi dengan pakaian yang seksi.Mata Melviano melotot, kenapa semakin hari istrinya makin seksi aja sih. Bahkan makin jago berdandan.“Kai, jangan pakai baju seperti itu. Kita ke disneyland lho. Banyak wahana yang kamu naiki nanti, ganti saja pakai celana jeans jangan dress kayak gitu,” usir Melviano menyuruh istrinya ganti pakaian casual saja.“Tapikan biar aku kelihatan feminim, Mel,” sanggah Kaila.“Feminimnya nanti saja, nanti malam,” balas Melviano tak ingin dibantah.“Nyebelin,” sungut Kaila. “Lagian aku bawa dress semua nggak bawa celana jeans.”“Ya sudah kita ke toko baju dulu, baru ke disneyland.”“Langsung aja sih.”“No.
Saat ini Kaila merasa malu jika ditatap intens seperti itu, apalagi mata MelMel tidak berkedip sama sekali.“Kamu natapnya gitu banget sih,” bisik Kaila pelan.“Aku lagi lihat pelangi,” jawab Melviano dengan suara yang serak.“Pelangi? Mana pelangi?” tanya Kaila sambil menengok ke belakang, namun tidak melihat pelangi.“Hadap sini,” ujar Melviano menahan pipi Kaila dengan kedua tangannya.Glek.Kaila menelan ludahnya sendiri. Ia merasa deg-degan sendiri diperlakukan seperti ini.“Enggak ada pelangi,” cicit Kaila pelan.“Ada, sayang. Pelanginya ada di bola mata kamu,” kata Melviano yang mampu membuat Kaila mengulum senyum langsung.“Gombal banget sih,” ucap Kaila sambil memukul dada MelMel pelan.“Enggak gombal, sayang. Ini tuh fakta.”Kaila menunduk namun tangan Melviano langsung mengangkat agar mendongak.
Shit! Geram Melviano kesal dituduh penculik. Enak saja main nuduh sembarangan seperti itu. Kalau pun mau nyulik anak juga males banget, mending bikin anak sekalian buat otak tambah fres.Dari kejauhan Kaila sedang terkekeh geli melihat suaminya diomeli oleh ibu-ibu tidak dikenal. Kaila sedikit kasihan suaminya dipukul pakai tas hermes.Kaila langsung berjalan mendekat ke arah suaminya, ia masih memegang perutnya yang sakit akibat menertawakan MelMel.“Kenapa ketawa?” tanya Melviano bingung.“Lucu.”“Apanya?”“Kamu lah, siapa lagi. Lagian wajah kamu serem sih, jadi anak kecil saja takut. Coba wajahmu imut seperti aku pasti anak kecil suka,” balas Kaila sedikit membanggakan dirinya sendiri.Sialan, malahan dikatain serem lagi sama istri sendiri.“Serem bagaimana, orang wajahku tampan kok,” bela Melviano kepada dirinya sendiri.“Hah, tampan dari mana? Dilihat
Setelah seharian dari Disneyland, akhirnya mereka memutuskan untuk rebahan diri di atas ranjang. Awalnya Melviano mengajak Kaila berenang agar bisa rileks, tapi langsung Kaila tolak dengan tegas.Lagian MelMel pikun atau gimana sih, Kaila nggak bisa berenang diajak renang. Yang ada tenggelam sama pingsan gimana.“Betisku berkonde,” keluh Kaila saat kakinya menumpang di atas perut kotak-kotak Melviano.“Memangnya betis bisa berkonde? Baru dengar deh,” balas Melviano heran dengan kata-kata yang dilontarkan istrinya ini.“Bisa lah, buktinya betisku berkonde nih, makin gede kalau abis jalan,” ungkap Kaila sambil memakan permen kapas.“Mana? Masih kecil begini kok!” balas Melviano memegang betis kaki Kaila.“Aaaa.” Kaila menyuruh Melviano membuka mulutnya untuk ia suapi permen kapas.“Kamu yakin mampu habisin permen kapas 20 bungkus gitu?” unjuk Melviano mengarah ke ar
Kaila masih menikmati tubuh suaminya dengan begitu sayang. Ia melepaskan pelukannya dan menatap suaminya yang tinggi tegap itu. Melviano pun menunduk manatap wajah istrinya yang sayu.Melviano mengusap air mata yang masih menempel di pipi istrinya. Melviano tersenyum manis.“Kenapa nangis, hmm?” tanya Melviano membetulkan rambut Kaila yang berterbangan terkena angin.“Senang, kaget juga speclees,” ungkap Kaila masih sedikit tersendat. Kaila masih enggak menyangka kalau suaminya akan menyiapkan momen makan malam seromantis ini. Lagian ini tuh candylight dinner terbaik yang Kaila terima. Soalnya sebelumnya enggak pernah diperlakukan seperti ini sama orang, maklum dulu jomlo.“Suka?” tanya Melviano menuntun Kaila untuk duduk di kursi yang sudah Melviano siapkan.Kaila mengangguk dan tersenyum senang. “Banget.”Kaila duduk, Melviano merogoh saku tuxedonya dan mengeluarkan kotak beludru warna merah.