Pagi-pagi Melviano sudah siap akan memanjakan istrinya pergi ke disneyland. Aslinya kemarin, tapi Melviano merasa tidak enak badan alhasil gantinya hari ini.
“Ta-daaa,” ujar Kaila keluar kamar mandi dengan pakaian yang seksi.
Mata Melviano melotot, kenapa semakin hari istrinya makin seksi aja sih. Bahkan makin jago berdandan.
“Kai, jangan pakai baju seperti itu. Kita ke disneyland lho. Banyak wahana yang kamu naiki nanti, ganti saja pakai celana jeans jangan dress kayak gitu,” usir Melviano menyuruh istrinya ganti pakaian casual saja.
“Tapikan biar aku kelihatan feminim, Mel,” sanggah Kaila.
“Feminimnya nanti saja, nanti malam,” balas Melviano tak ingin dibantah.
“Nyebelin,” sungut Kaila. “Lagian aku bawa dress semua nggak bawa celana jeans.”
“Ya sudah kita ke toko baju dulu, baru ke disneyland.”
“Langsung aja sih.”
“No.
Saat ini Kaila merasa malu jika ditatap intens seperti itu, apalagi mata MelMel tidak berkedip sama sekali.“Kamu natapnya gitu banget sih,” bisik Kaila pelan.“Aku lagi lihat pelangi,” jawab Melviano dengan suara yang serak.“Pelangi? Mana pelangi?” tanya Kaila sambil menengok ke belakang, namun tidak melihat pelangi.“Hadap sini,” ujar Melviano menahan pipi Kaila dengan kedua tangannya.Glek.Kaila menelan ludahnya sendiri. Ia merasa deg-degan sendiri diperlakukan seperti ini.“Enggak ada pelangi,” cicit Kaila pelan.“Ada, sayang. Pelanginya ada di bola mata kamu,” kata Melviano yang mampu membuat Kaila mengulum senyum langsung.“Gombal banget sih,” ucap Kaila sambil memukul dada MelMel pelan.“Enggak gombal, sayang. Ini tuh fakta.”Kaila menunduk namun tangan Melviano langsung mengangkat agar mendongak.
Shit! Geram Melviano kesal dituduh penculik. Enak saja main nuduh sembarangan seperti itu. Kalau pun mau nyulik anak juga males banget, mending bikin anak sekalian buat otak tambah fres.Dari kejauhan Kaila sedang terkekeh geli melihat suaminya diomeli oleh ibu-ibu tidak dikenal. Kaila sedikit kasihan suaminya dipukul pakai tas hermes.Kaila langsung berjalan mendekat ke arah suaminya, ia masih memegang perutnya yang sakit akibat menertawakan MelMel.“Kenapa ketawa?” tanya Melviano bingung.“Lucu.”“Apanya?”“Kamu lah, siapa lagi. Lagian wajah kamu serem sih, jadi anak kecil saja takut. Coba wajahmu imut seperti aku pasti anak kecil suka,” balas Kaila sedikit membanggakan dirinya sendiri.Sialan, malahan dikatain serem lagi sama istri sendiri.“Serem bagaimana, orang wajahku tampan kok,” bela Melviano kepada dirinya sendiri.“Hah, tampan dari mana? Dilihat
Setelah seharian dari Disneyland, akhirnya mereka memutuskan untuk rebahan diri di atas ranjang. Awalnya Melviano mengajak Kaila berenang agar bisa rileks, tapi langsung Kaila tolak dengan tegas.Lagian MelMel pikun atau gimana sih, Kaila nggak bisa berenang diajak renang. Yang ada tenggelam sama pingsan gimana.“Betisku berkonde,” keluh Kaila saat kakinya menumpang di atas perut kotak-kotak Melviano.“Memangnya betis bisa berkonde? Baru dengar deh,” balas Melviano heran dengan kata-kata yang dilontarkan istrinya ini.“Bisa lah, buktinya betisku berkonde nih, makin gede kalau abis jalan,” ungkap Kaila sambil memakan permen kapas.“Mana? Masih kecil begini kok!” balas Melviano memegang betis kaki Kaila.“Aaaa.” Kaila menyuruh Melviano membuka mulutnya untuk ia suapi permen kapas.“Kamu yakin mampu habisin permen kapas 20 bungkus gitu?” unjuk Melviano mengarah ke ar
Kaila masih menikmati tubuh suaminya dengan begitu sayang. Ia melepaskan pelukannya dan menatap suaminya yang tinggi tegap itu. Melviano pun menunduk manatap wajah istrinya yang sayu.Melviano mengusap air mata yang masih menempel di pipi istrinya. Melviano tersenyum manis.“Kenapa nangis, hmm?” tanya Melviano membetulkan rambut Kaila yang berterbangan terkena angin.“Senang, kaget juga speclees,” ungkap Kaila masih sedikit tersendat. Kaila masih enggak menyangka kalau suaminya akan menyiapkan momen makan malam seromantis ini. Lagian ini tuh candylight dinner terbaik yang Kaila terima. Soalnya sebelumnya enggak pernah diperlakukan seperti ini sama orang, maklum dulu jomlo.“Suka?” tanya Melviano menuntun Kaila untuk duduk di kursi yang sudah Melviano siapkan.Kaila mengangguk dan tersenyum senang. “Banget.”Kaila duduk, Melviano merogoh saku tuxedonya dan mengeluarkan kotak beludru warna merah.
Setelah menghabiskan waktu malam untuk candylight dinner, saat ini Kaila sedang bersiap-siap akan tidur. Tapi sebelum itu, Kaila membersihkan sisa bekas make up yang sudah digunakan tadi.“Harus dibersihkan?” tanya Melviano memperhatikan istrinya.“Iya dong, biar enggak cepat penuaan dini. Masa nanti umur aku 20 tahun udah kayak nenek-nenek sih.”Melviano tertawa mendengar lelucon yang dilontarkan istrinya.“Kamu ini jago ngelawak, ya,” ujar Melviano.“Enggak juga, kalau jago aku sudah ikut audisi stan up komedi deh.”“Kenapa nggak coba daftar aja?” ledek Melviano.“Gimana dong, mau berkarir aja susah, lulus sekolah dikawinin sama kakek-kakek gitu,” ujar Kaila sengaja meledek MelMel.“Hah, kakek-kakek gimana maksud kamu?”“Tuh kakeknya.” Kaila menunjuk Melviano dengan dagunya. Dan Melviano langsung melotot dikatain
Setelah semalam mereka melakukan percintaan panas yang begitu membara. Sampai mereka berdua bergonta-ganti posisi agar tidak pegal dan capek.Baik Kaila dan Melviano saat ini masih sama-sama tidur akibat kelelahan. Padahal semalam sebelum tidur, Kaila meminta kalau hari ini mereka belanja sebelum mereka terbang ke Los Angeles.Bel kamar yang bunyi pun tak bisa membuat pasangan yang sedang gencar mengejar setoran pun tak kunjung bangun."Emmm ...," gumam Kaila mendengar suara berisik.Ia melihat sinar matahari yang sudah menembus ke dalam kamar hotelnya. Memangnya ini jam berapa sih! Kenapa matahari sudah nongol aja begitu. Padahal Kaila merasa baru saja merem. Mata saja masih terasa sangat sepet banget.Kaila mengambil hape milik Melviano yang bergetar terus menerus di atas nakas."Addison?" gumam Kaila melihat id caller yang terpampang.Dengan cepat, Kaila menggeser panggilan dari Addison."Kau sedang apa? Kenapa aku pencet-pe
Kaila saat ini hanya bisa gulang-guling saja di atas kasur. Ia bingung mau melakukan apa! Permen kapas yang dibeli pun hampir habis. Tenggorokan Kaila sudah mulai merasa sakit kebanyakan makanan manis.Petugas servis room datang membawa makanan yang dipesan suaminya tadi. Kaila memperhatikan petugas itu yang sedikit salah tingkah. Tidak ada obrolan sama sekali. Kaila hanya memperhatikan petugas itu sampai selesai menyajikan makanan di atas meja.“Excuse moi,” ucap petugas itu di depan pintu sambil menunduk.“Merci,” balas Kaila. Lagian Kaila hanya tahu bahasa Perancis hanya itu saja. Lainnya nanti saja belajar, menyusul.Kaila menghela napasnya, ia akan makan sendirian. Lagian suaminya masih di luar. Enggak mungkin banget dalam waktu dekat akan cepat kembali. Apalagi pergi bersama teman, bisa lupa waktu.Terpaksa Kaila menyantap makan pagi yang kesiangan. Kata orang namanya brunch. Selesai Brunch, Kaila bingung akan ngapain
Kaila dan Melviano turun dari taksi, mereka bergandengan tangan menyusuri jalan trotoar untuk menuju ke pusat oleh-oleh kota Paris.“Bakalan kangen deh sama Paris nanti,” gumam Kaila pelan yang masih bisa didengar oleh MelMel.“Mau menetap di sini, hmm?” tanya Melviano menggoda.“Boleh juga, tapi aku juga pengin ke Turkey,” rengek Kaila manja.Melviano tersenyum jahil. “Udah enggak sabar honeymoon, ya?” bisik Melviano yang membuat Kaila menatap garang.“Apaan sih, orang pengin lihat balon udara yang banyak di sana, pemandangan Cappodocia bagus kalau aku lihat di instagram,” seru Kaila.“Kirain nggak sabar karena pengin honeymoon.”“Isssh, pikiran kamu tuh, ya.”Melviano terkekeh geli menatap Kaila yang misuh-misuh jika digoda seperti itu.Mereka berdua melanjutkan perjalanan ke toko pernak-pernik kota Paris. Kaila menatap bangunan y