Saat ini Kaila nggak tahu harus ke mana. Ia tidak paham dengan tempat ini. Kaila mencari petunjuk toilet dengan melihat gambar atau tulisan yang menggunakan bahasa inggris.
Kaila melihat arah menuju toilet, air mata yang ia bendung luruh di tengah jalan menuju toilet. Kaila masuk toilet dan langsung menangis di salah satu bilik closet. Ia meraung tak mempedulikan tatapan para wanita yang sedang berdandan di depan wastafel tadi saat ia baru masuk.
“Sebegitu berengseknya kah kamu, Mel ... sehingga setiap bertemu wanita pasti dia mantan one night standmu?” rancau Kaila menangis.
Kaila juga melihat tatapan Josephine tadi penuh minat dengan suaminya itu. Apakah sebegitu hebatnya MelMel di ranjang? Sampai-sampai wanita suka sekali tebar pesona dengan MelMel. Kaila berteriak frustasi.
Dulu Kaila saat lihat MelMel dengan wanita rasanya masih biasa saja belum merasakan sesakit ini. Apa karena dulu perasaannya belum mantap hanya sekedar suka jadi masih
“Shit! Damn it!” umpat Melviano saat sambungan teleponnya diputus secara sepihak oleh si jerk Damian.“Ada apa?” tanya Addison penasaran yang melihat Melviano sangat terlihat marah.“Kaila bersama Damian saat ini,” tutur Melviano yang langsung berjalan cepat keluar ballroom pesta.“What?! Kok bisa?” tanya Addison masih tidak mengerti.“Bisa, karena dia cowok bastard sama sepertimu,” jawab Melviano yang sedang membuka hape untuk mengecek gps hape Damian.“Kau yang lebih bastard Melvin dari kita berdua,” sanggah Addison.“Ya-Ya terserah kau saja.” Melviano melotot saat gps itu menunjukan sebuah hotel gedung ini dan lokasinya di kamar penginapan.“Shit! Berengsek Damian, tidak akan aku maafkan jika berani menyentuh Kaila sedikit saja.”Melviano langsung menuju ke arah resepsionis menanyakan nama Damian check-in kamar nomor berapa? Melvi
Melviano merasakan sesuatu yang berbeda saat memasuki milik Kaila. Ternyata Kaila masih virgin, meski Melviano belum pernah merasakan dengan wanita virgin sebelumnya. Ini hal baru untuk Melviano melakukan ena-ena dengan wanita virgin.Shit! Terkutuk kau Damian! Berengsek Damian berhasil menipunya. Tapi ada rasa senang dalam hati Melviano saat mengetahui bahwa ia satu-satu yang pernah mengisi milik Kaila.“Sakit?” tanya Melviano berubah lembut, tatapannya jatuh kepada Kaila yang meringis kesakitan akibat tidak ada pemanasan sama sekali sebelumnya.Kaila mengangguk sambil meringis sakit, perih.“Pelan-pelan, ya?” ujar Melviano yang langsung bersikap lembut. Melviano ingin memberikan kesan pertama untuk Kaila dengan sebaik, selembut mungkin. Melviano nggak ingin Kaila mengingat malam pertamanya dengan ketakutan ataupun rasa trouma.Melviano langsung mencumbu bibir Kaila dengan lembut, Melviano mulai menghisap, mencecap bibir is
Melviano saat ini rasanya ingin mencekik leher kedua temannya itu yang sedang berjalan sambil tertawa sangat renyah.“Ayo,” ajak Melviano langsung menggenggam tangan mungil istrinya.Kaila tersenyum senang melihat persahabatan suaminya yang terlihat konyol ini. Mereka sering ribut tapi saling sayang satu sama lain. Seperti Kaila dan Debi.“Kita makan apa?” bisik Kaila pelan.“Makan yang ada di restoran.” Melviano tersenyum manis melihat wajah Kaila yang menggemaskan. Apalagi mengingat ekspresi Kaila semalam, benar-benar sangat memabukan.Melviano sudah duduk terpisah dengan dua bangsul, ia lebih memilih di pojok saja. Ngeri nanti Kaila dijahili. Miliknya tidak boleh ada yang menyentuh pokoknya, senggol dikit tebas!“Kita makan bersama saja, lebih baik kalau rame-rame,” ujar Addison yang langsung duduk samping Kaila.Shit.“Kaila, pindah sini, sayang,” ujar Melvia
Melviano melepaskan pagutannya, ia menatap wajah imut istrinya itu. Melviano mengusap bibir tipis istrinya dengan jari jempol penuh kelembutan.“Damn it,” umpat Damian.“Kau kalau mau lanjut lebih baik di kamar saja,” komentar Addison yang menatap miris nasibnya.Josephine hanya berdiri sambil mengalihkan pandangannya. Ia tidak sanggup melihat adegan Melviano bersama istrinya yang terlihat masih sangat bocah itu.“Hay, Josephine,” sapa Damian.“Josephine, bangku kita hanya ada empat saja, kalau kau mau sarapan nyari meja kosong saja sana,” ujar Addison melihat Josephine yang diam saja sambil berdiri.Kaila melirik ke arah Josephine dengan senyum bangga. Kaila tidak akan membiarkan wanita ular ini mendekati suaminya.“Tidak Addison, terima kasih. Aku ke sini sesuai janjiku untuk mengajak kalian berjalan-jalan ke kota Paris,” ujar Josephine menatap ke arah Melviano yang sibuk m
Kaila tahu betul kalau wanita bernama Josephine a.k.a Jontor ini pura-pura terkilir supaya bisa mengalihkan perhatian MelMel-nya gitu? Tidak bisa dibiarkan pokoknya. Enak aja Jontor kakinya mau dielus-elus sama suaminya, haram hukumnya.“Sayang,” panggil Kaila manja.“Iya, Kai.”“Dia terkilir?” tanya Kaila ikut berjongkok depan Josephine yang meringis kesakitan.“Iya, kasihan. Mana dia pakai sandal hels lagi.”“Tenang saja, serahkan sama istrimu ini. Begini-gini dulu istrimu mantan tukang pijat, sini biar aku benarkan kakinya Jontor yang terkilir,” ujar Kaila sambil terseyum miring.Josephine sendiri sudah menatap ketakutan, memangnya istri dari Melviano mau apa? Kelihatannya sangat mengerikan sekali.“Kamu yakin, Kai?” tanya Melviano memastikan.“Yakin. Dulu Justin Bieber saja pijit sama aku, Ji Chang Wook langganan pijit, kalau begini doang gampang.
Kaila mulai mengerjapkan matanya perlahan-lahan, ia menengok ke arah samping sambil mengulum senyumnya. Ia memandangi wajah suaminya yang semalam telah memberikan rasa bahagia yang meletup-letup. Bukan hanya itu saja, Kaila seperti diajak terbang ke langit. Melviano benar-benar memberikan servis yang membuat siapa saja susah move on.Kaila melihat jam dinding kamar hotel yang sudah menunjukan pukul tujuh pagi. Lagi-lagi, Kaila tidak bisa menahan senyumnya itu. Kaila selalu mengingat bagaimana semalam Melviano membuat mabuk kepayang.Kaila menyikap selimut yang menutupi tubuh polosnya, Melviano pun sama dengannya masih polos. Mereka berdua selesai bercinta langsung tidur setelah mencapai pelepasan bersama. Saat ini Kaila langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri akibat percintaannya semalam yang diulang-ulang sampai Kaila sendiri angkat tangan.Melviano merasakan kalau di samping ranjangnya sudah tidak ada istri tercintanya, ia mendengar suara segemer
Selesai sarapan mereka menuju ke museum orsay. Di sana mereka melihat berbagai macam lukisan, patung, meubel, objets d’art dan fotografia.Kaila berdecak kagum melihat bangunan, dulu Kaila hanya melihat di google saja. Sekarang ia bisa menginjakan kaki di museum orsay.“Mel, kok bangunannya kaya stasiun kereta api?” tanya Kaila melihat bangunan museum orsay.“Memang stasiun kereta api kok.”Kaila melihat-lihat, di mana letak kereta apinya yang ada Cuma banyak lukisan dan patung dipajang.“Mana keretanya?”Melviano terkekeh geli. “Ya sudah tutup, sekarang berubah jadi museum. Kalau nggak salah tutup tahun 1939. Dan dibuat museum sekitar tahun 1986. Tapi sebelum jadi museum tempat ini dijadikan sebuah monumen bersejarah dan cagar budaya tahun 1978.”Kaila mengangguk-angguk paham. Pantas saja model bangunannya mirip stasiun gambir. Hahaha.“Oh begitu, terus ya
Selesai makan malam, Melviano duduk di sandaran ranjang sambil bermain ponselnya. Ia sedang searcing nagara Turkey buat acara honeymoon nanti. Meski saat ini mereka bisa dikatakan seperti honeymoon tapi tetap saja pengganggu datang dari mana saja. Mulai dari dua bangsul, Josephine. Hadeh.Untung saja Melviano tidak memiliki teman yang tinggal di Turkey, bisa amanlah buat proses pembuatan dedek bayi nanti. Duh nih otak konslet dah kayaknya, kenapa mikirnya ngadon anak mulu begini sih.Melviano melihat ke arah pintu kamar mandi, Kaila dari tadi masuk kamar mandi nggak keluar-keluar lagi ngapain sih?!Melviano makin penasaran apa yang dilakukan Kaila. Mandi sudah, kalau boker atau buang air kecil pasti ada suara air ngalir. Lah ini bisa anteng aja. Mana tadi Kaila senyum-senyum nggak jelas sambil membawa sesuatu yang diumpetin lagi. Kira-kira dia bawa apaan, ya?Tak berapa lama pintu kamar mandi terbuka, mata Melviano langsung menatap tak berkedip-kedi