“Ingin apa?” tanya Melviano yang merasa tak sabar juga penasaran.
“Aku ingin semua yang ada di sini main tik tok.”
“WHAT?” Rania langsung melotot tak percaya dengan keinginan putrinya itu. “Jangan aneh-aneh kamu, Kai.”
“Tik tok apa sih?” tanya Haidar yang tak paham.
“Yang begini lho, Yah.” Kaila segera membuka ponselnya, ia membuka aplikasi instagram dan mencari video tik tok orang berjoged maju serta dikamera oleh orang yang berjalan mundur.
“Astaga, kok ngidam cucu Ayah begini amat ya.”
“Nggak tahu nih, pengin lihat kalian main tik tok.”
“Kai, kamu ngaco ah.” Rezvan kini ikut bersuara.
“Iya, Kai. Kata Mas Rezvan itu nggak ada ngidam-ngidam begitu, itu hanya mitos saja. Jangan begitu ah, malu tahu buat video begitu,” tambah Nasya yang membuat Kaila semakin tersudut.
“Tapi lucu tahu, Kak.”
Seminggu ke depan adalah hari dimana semua siswa-siswi tingkat SMA melaksanakan ujian nasional. Kaila Mahestri Wiraguna, siswi yang dikenal badung sekaligus memiliki otak pas-pasan itu selalu menganggap semuanya enteng. Termasuk ujian nasional pun yang dianggap momok menakutkan bagi seluruh siswa-siswi namun tidak bagi Kaila. Bagi Kaila ujian nasional hanya seperti segelintir upil yang berada dalam hidungnya. Jadi buat apa dibikin takut, toh misal tidak lulus sekolah tidak akan mati jugakan?Di saat semua teman-temannya sedang mempelajari materi yang sudah dibahas untuk ujian, berbeda dengan Kaila. Ia justru asik main gadget stalking-stalking instagram para member boyband BTS. Kaila selalu berkhayal ingin bertemu dengan Jungkook.“Woi main hape mulu, belajar,” ucap Debi saat melihat temannya malah mesam-mesem menatap hape.“Udah pinter gue,” jawab Kaila asal.“Lah si anjir, kalau pinter mah nilai pelajaran lu kagak mungkin doremi,” sela Debi mengingatkan fakta yang sebenarnya.“Ah lu
Setelah melewati banyak drama keluarga beberapa minggu silam, akhirnya hari ini tepat dimana Kaila akan melangsungkan sebuah pernikahan. Pernikahan yang tidak diharapkan sama sekali oleh Kaila.Semua orang saat ini sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, termasuk Kaila sendiri sedang sibuk bertukar chat dengan Nasya. Kaila mengutarakan isi hatinya yang sedih karena dijodohkan dengan paksa. Kaila merasa miris mengetahui kalau Nasya tidak bisa hadir diacara yang bersejarah ini. Acara yang akan Kaila ingat seumur hidupnya. Kaila memaklumi balasan Nasya yang mengatakan tidak bisa libur bekerja, tapi Kaila yakin itu ulah Hendrik Wiraguna, papanya.Selesai dimake up akhirnya Kaila disuruh turun ke bawah untuk melaksanakan acara prosesi pernikahannya. Jujur saja hati Kaila saat ini gugup juga degdegan, Kaila membayangkan kalau ia akan dinikahkan dengan bandot tua. Saat sedang berkhayal dengan pikirannya tiba-tiba Rania datang.“Kai, ngelamun aja. Cepetan turun acara udah mau di mulai
Kali ini Kaila mulai beringsut mundur perlahan hingga mentok ke sandaran ranjang. Apalagi melihat Melviano yang merangkak naik ke atas kasur dengan gaya yang begitu amat menakutkan.Dalam hati Kaila selalu berdoa, ia belum siap melepas virginnya ini. Gila aja sih, masa iya mau digarap langsung sih?! Nanti malam ‘kan ada acara lagi, bagaimana kalau nanti sampai nggak bisa jalan? Bisa bahaya delapan enam kalau begini. Dengan cepat Kaila menendang Melviano hingga terjungkal ke bawah lantai.“Awww, fuck!” Melviano menggeram kesakitan kala Kaila menendang tepat kena juniornya itu.Dengan rasa takut, Kaila langsung melihat Melviano yang masih meringis kesakitan sambil memegangi area aset berharganya.Sungguh Kaila nggak sengaja tadi, niatnya mau nendang daerah perut tapi nggak tahu kenapa meleset kesitu.“Ma-ma-maaf,” cicit Kaila dengan takut kala melihat Melviano sudah berdiri dan pergi berjalan meninggalkan Kaila sendirian di kamar hotel yang sudah didesain seperti kamar pengantin.Kaila
Saat ini Melviano sedang menatap kebingungan wanita di depannya ini. Sebab Melviano tidak melakukan apapun tapi wanitu itu malahan teriak histeris seperti akan disembelih saja.Dengan cepat Melviano berjalan meninggalkan Kaila yang masih memejamkan mata dan melongo akibat teriakannya tadi. Melviano berpikir ia memiliki dosa apa sampai mempunyai istri absurd seperti itu.Melviano akan menggunakan pakaiannya didalam kamar mandi saja, dari pada nanti akan membuat wanita itu makin nggak waras. Melviano sadar betul kalau Kaila itu mengagumi tubuhnya yang tercetak dengan indah ini. Tapi Melviano bertekad tidak akan menyentuh istrinya itu, lagian tubuhnya saja tidak menggairahkan hasratnya sama sekali, terlalu kecil disemua bagian. Apa Melviano kasih vitamin kesuburan saja ya? Agar tubuh Kaila bisa berisi dibagian-bagian yang semestinya.Ah, sialan ... Kalau seperti ini gimana Melviano bisa mencari kepuasaan? Tidak mungkin ia pergi malam-malam begini mencari kelab malam untuk menuntaskan has
Melviano saat ini sedang mengguyur diri di bawah shower, ia berharap kejantanan ini cepat kembali normal. Rasanya tidak enak sekali jika tidak ada pelampiasan untuk melepaskan hasratnya ini.Sial. Bocah sialan. Awas saja kamu.Dengan terpaksa Melviano harus mengerluarkannya di luar dan bermain solo seperti ini. Benar-benar ngenes nasib jadi pengantin baru.Setelah kepergian Melviano yang masuk ke dalam kamar mandi, Kaila selalu menatap pintu kamar mandi dengan rasa was-was. Ia takut jika nanti Melviano keluar akan mengamuk dan menyeretnya keluar dari hotel ini. Apalagi melihat penampilannya saat ini yang masih menggunakan bathdrobe hotel. Tidak ... tidak... tidak! Kaila menggelengkan kepalanya untuk menghalau pikiran negatif.Kaila masih terus saja menatap dan memantau pintu kamar mandi sambil menggigiti kukunya sendiri. Kaila berpikir kenapa Melviano mandi lama sekali? Memangnya apa yang sedang dia kerjakan di dalam sih? Kenapa mandinya melebihi seorang wanita? Apa ketuk saja pintun
Mall Pacific Place Jakarta.Kaila saat ini menunggu Debi di hard rock kafe. Kaila menikmati suasan musik yang disajikan. Di kafe ini kalau siang memang rada sepi. Tapi kalau malem jangan salah, semua kursi penuh dengan pengunjung. Kaila memesan minuman agar nggak malu-maluin benget lah. Mau pesen makanan, Kaila mikir dua kali, harganya nguras kantong soalnya. Ini saja Kaila duit sisa dikasih mamahnya. Melviano belum kasih nafkah soalnya. Selang beberapa menit kemudian.Debi datang dengan napas tersengal-sengal seperti habis dikejar setan, yang membuat Kaila menatap kasihan.“Minum dulu deh,” tawar Kaila memberikan minumannya.Tanpa babibu Debi langsung menegak minuman milik Kaila hingga tandas.“Aduh seger banget ini minuman,” ucap Debi sambil terkekeh dan meletakan gelasnya.“Kampret malahan diabisin segala,” gerutu Kaila melihat minumannya tak tersisa sama sekali.“Lah lo ‘kan nawarin gue, ya gue minum lah,” jawab Debi tak mau kalah.“Tapi ... nggak diabisin juga begeeeeee,” kesal
Setelah tadi menghabiskan waktu berbelanja bermacam-macam model lingerie. Akhirnya sekarang Kaila sudah berada di kamar hotel. Kaila menatap satu persatu model lingerie yang Debi pilihkan untuk dirinya."Sinting!" Komentar Kaila saat menatap model lingerie yang menurutnya itu seperti saringan tahu.Kaila mengembuskan napasnya pasrah. Ia heran kenapa bisa memiliki teman seancur Debi.Saat sedang melamun, tiba-tiba pintu kamar hotel terbuka menampilkan Melviano yang berpakaian sangat-sangat cool.Melviano memakai kaus putih polos yang sangat pas ditubuhnya. Sehingga otot-otot lengannya terpampang sangat sempurna."Habis dari mana?" tanya Kaila berbasa-basi untuk mengurangi rasa gugupnya itu."Makan.""Kok nggak nungguin gue, sih!" protes Kaila."Bisa tidak jangan memakai kata gue-gue segala. Bisa gunakan aku-kamu, 'kan?""Emang kenapa?" tanya Kaila heran."Kurang suka dengarnya dan terlihat kurang sopan."
Kaila dan Melviano memasuki rumah yang sederhana. Kaila mengetuk pintu dan tak berapa lama pintu terbuka menampilkan sesosok Rania."Eh pengantin baru ... kalian sudah pulang? Bukannya masih nginap disana?" tanya Rania bingung."Sudah cek out Mah, lagian saya harus urus beberapa dokumen," balas Melviano dengan sopan."Tau tuh Mah, ngeselin." Kaila seperti biasa, suka menggerutu."Hust kamu nggak boleh bilang seperti itu sama suami kamu," ucap Rania memperingatkan Kaila yang sering blong kalau berbicara."Nak Melvin, jangan diambil hati ya kalau Kaila ngomong. Dia emang begitu anaknya suka ceplas-ceplos sembarangan," ujar Rania tidak enak.Sedangkan Kaila hanya menatap mamahnya dengan kesal. Lagian disini yang jadi anaknya itu siapa sih? Kenapa mamahnya sekarang membela Melviano terus? Kalau begini terusan berasa jadi anak tiri." Yasudah Mah sampai kapan kita berdiri depan pintu begini kaya orang minta-minta," keluh Kaila yang sudah m
“Ingin apa?” tanya Melviano yang merasa tak sabar juga penasaran.“Aku ingin semua yang ada di sini main tik tok.”“WHAT?” Rania langsung melotot tak percaya dengan keinginan putrinya itu. “Jangan aneh-aneh kamu, Kai.”“Tik tok apa sih?” tanya Haidar yang tak paham.“Yang begini lho, Yah.” Kaila segera membuka ponselnya, ia membuka aplikasi instagram dan mencari video tik tok orang berjoged maju serta dikamera oleh orang yang berjalan mundur.“Astaga, kok ngidam cucu Ayah begini amat ya.”“Nggak tahu nih, pengin lihat kalian main tik tok.”“Kai, kamu ngaco ah.” Rezvan kini ikut bersuara.“Iya, Kai. Kata Mas Rezvan itu nggak ada ngidam-ngidam begitu, itu hanya mitos saja. Jangan begitu ah, malu tahu buat video begitu,” tambah Nasya yang membuat Kaila semakin tersudut.“Tapi lucu tahu, Kak.”
Kaila langsung mempercepat langkah kakinya sampai ia tidak memedulikan kondisi tubuhnya yang sedang mengandung.“Shakira!”Melviano langsung menengok ketika mendengar suara yang tak asing di telinganya. Melviano terkejut melihat istrinya yang berada di kantor. Padahal, setahu Melviano itu kalau Kaila sedang ada sahabatnya tadi.“Kaila,” suara Melviano terdengar begitu lembut.“Kenapa? Kamu kaget aku pergokin lagi deket-deket sama Shakira.”“Lho, kalian berdua saling kenal?”“Kaila, kenapa kamu ada di sini? Bukannya kamu ikut suami ke luar negeri?”Kaila tersenyum miring. “Orang yang sedang berdiri di depan kamu itu suamiku, Shakira. Kalau kurang jelas atau kamu nggak percaya biar nanti aku tunjukkan buku nikah kami, mau tunjukkin cincin nikah tapi aku lagi nggak pakai, soalnya jariku lagi melar efek lagi hamil,” Kaila langsung memamerkan perutnya yang buncit
Debi berjalan mendekat ke arah Kaila yang tengah berdiri bersisian dengan Melviano. Debi melotot ke arah perut Kaila.“Kai, lo hamil?”“Iyahlah.”“Ini bukan balon kan, ya?”“Apaan sih, enggak lah. Ngaco aja lo, Deb.”“Bukan begitu, ya ampun. Aku masih nggak nyangka anjir.”“Pegang aja.”Debi langsung memegang perut Kaila yang buncit, ia menekan perut Kaila untuk memastikan bahwa Kaila benaran sedang hamil.“Lha, iya beneran hamil. Gila, sumpah lo Kai. Pecah telor juga akhirnya.” Debi masih tak menyangka, ia menggelengkan kepalanya takjub.“Iyahlah bisa hamil, kan gue punya suami.”Debi langsung beralih menatap ke arah Melviano yang tengah menatapnya bingung. Ia meringis tak enak karena sudah sedikit tidak sopan dengan berteriak, Debi biasanya akan kolaborasi dengan Tante Rania untuk membully Kaila.“Maaf, M
Pagi ini Kaila sudah bersiap-siap untuk sarapan bersama keluarga dari Melviano. Apalagi pagi ini Ayah Haidar belum berangkat ke kantor seperti biasanya.“Pagi,” sapa Haidar yang sudah rapi dengan setelan jas kerjanya. Ia langsung menarik kursi di dekat Kaila juga Melviano.“Pagi Ayah.”“Gimana perkembangan cucu Ayah?”“Dia baik kok, mulai ada gerakan-gerakan kecil.”“Bagus, jaga cucu Ayah terus, ya. Kamu harus makan, jangan sampai kelaparan atau kelelahan.”“Iya, Yah.”“Tenang aja, kan ada Melvin, Yah.” Melviano langsung menyambar pembicaraan Kaila dengan Haidar.“Itu emang tugas kau harus jagain istri hamil.”Tak lama Karmila datang membawakan susu ibu hamil untuk Kaila. Ia juga membawa makanan sehat khusus ibu hamil. Kaila yang menatap menu itu terasa sangat malas, sebab rasanya kurang asin. Benar-benar sedikit hambar sepert
Kaila dan Melviano kini sudah berada di depan pintu apartemen Nasya. Hari ini kedua pasangan itu akan bertamu sebagai bentuk silatuhrahmi.“Kok nggak dibuka-buka, ya?”“Lagi ena-ena kali.”“Hust, ngaco kamu, Mel.”“Lagian udah beberapa kali nggak dibuka sih.”“Mungkin lagi ngurusin Shaqu yang rewel.”“Hmm, bisa juga.”Tak berapa lama, Melviano mendengar suara langkah kaki menuju ke arah pintu.KLEK.“Lho,” kata Nasya sedikit terkejut.“Taraaaa, Aunty Kai-Kai datang.” Kaila langsung berjalan masuk ke apartemen Nasya.“Ett ... main nyelonong aja.”“Lagian capek tahu Kak, dari tadi pencetin bel nggak dibuka-buka.”“Iya Kakak lagi gantiin Shaqu pampers, dia habis pup.”“Oh ....” Kaila mengangguk-angguk sok paham.“Melvin masuk sin
Rania hanya terkekeh saja mendengar teriakan dari sang anak. Rania melenggang cantik pergi ke arah dapur untuk mengambil gelas.Kaila sendiri hanya bersungut kesal melihat Mamahnya yang selalu meledeknya itu.“Jangan marah-marah terus.”“Nggak marah-marah kok, Cuma kesal aja sama Mamah. Lagian ngeselin banget.”“Mamah kan Cuma bercanda aja sayang.”“Iya tahu kok, tapi cara bercanda Mamah itu bikin darah tinggi.”“Udah nggak usah marah-marah.”Tak lama Rania datang membawa dua gelas cendol, ia mengarahkan ke arah Kaila juga Melviano.“Nih, cendol buat kalian berdua.”“Lho, Mamah nggak minum?” tanya Melviano.“Mamah udah makan di sana tadi, ini Mamah bungkus dua buat menantu Mamah yang tampan sekaligus istrinya yang comel.”“Ih, giliran aku aja nggak dipuji.”“Jangan kebanyakan mendap
Melviano kini sedang berjalan menuju ke arah ruangan Ayahnya. Di sana ia melihat sekertaris baru sang Ayah. Namanya Shakira, Ayahnya pernah bercerita sekilas tentang sekertarisnya itu.“Ayah ada?”“Maksudnya Pak Haidar?”“Iya.”“A-a-ada.”Melviano langsung masuk ke ruangan Ayahnya, ia menyapa Ayahnya yang sedang bekerja begitu fokus.“Pagi, Yah.”“Lho, kau ke sini?”“Hmm, mau bahas baby shower.”“Kalau begitu Ayah telepon Shakira untuk ke sini saja.”“Tak usah, biar Melviano saja yang langsung bicara dengannya.”“Ya sudah, kau bicarakan saja konsep yang kau dan Kaila inginkan.”“Permisi, Yah.”“Hmmm, sukses ya.”Melviano berjalan keluar ruangan Ayahnya, ia berdiri di depan meja sekertaris Ayahnya. Melviano berdeham pelan. “Anda Shakira, ka
Hari ini, Kaila dan Melviano sedang browsing untuk melihat konsep baby shower untuk acara tujuh bulanan nanti.“Aku pengin konsep Captain Amerika deh.”“Jangan, emangnya acara ulang tahun. Kita konsep begini saja, gimana?” Melviano memperlihatkan konsep warna biru yang sangat meriah.Kaila langsung meraih tablet milik suaminya, Kaila menatap konsep itu dengan senyum lebar.“Setuju, ini bagus.”“Jadi deal nih seperti ini?”Kaila mengangguk.“Kalau sudah setuju nanti aku bicarakan sama sekertaris Ayah supaya mengatur semuanya.”“Ya udah kamu atur saja, aku sih penginnya kita sederhana saja. Ngundang teman sama saudara aja begitu.”“Enggak mungkin sayang, pasti Ayah akan kecewa. Kita ikuti saja kemauan dia. Kalau kamu mau cara baby shower dengan temanmu nanti kita buat season ke dua saja. Season satu hanya untuk tamu-tamu Ayah gimana?”
Kini Kaila juga Melviano sudah duduk bersampingan. Mereka berdua menunggu Haidar berbicara.“Ngomong-ngomong usia kandungan kamu berapa bulan?”“Empat jalan ke lima bulan, Yah.”Haidar langsung mengangguk-anggukan kepalanya. Ia mengusap dagunya sambil menatap ke arah perut Kaila yang membuncit.“Ayah habis investasi tambang emas di Papua. Ayah sekarang sudah memutuskan untuk memberikan saham emas di Papua untuk calon cucu Ayah.”Mata Kaila melotot lebar, bahkan hampir keluar menggelinding. Ia benar-benar terkejut dengan ucapan Ayah Mertuanya. Kaila tak pernah menyangka kalau calon anaknya bakalan menjadi orang kaya raya nanti. Padahal masih di dalam perut tapi udah punya harta tambang emas, gila bener ini. Kaila saja dulu waktu kecil mau jajan suka rebutan sama Kak Nasya. Bahkan uang saku aja pas-pasan, mau beli kuota aja mikir sampai seratus kali.“Ayah seriusan? Tapi anak Kaila kan belum lahir,&rdq