Alesa yang melihat kekasih dan temannya pergi membuatnya mau tak mau ikut meninggalkan kafetarian. Sebelumnya, Alesa membayar terlebih dulu makanan yang dimakan Kaila.
“Shit, dia yang makan aku yang bayar,” gerutu Alesa yang langsung mengikuti Kaila di belakangnya.
Kaila sendiri mengejar Hardin yang menuju ke arah fakultas design grafis. Kaila berlari kencang saat tangan Hardin langsung melayang di muka Hero dengan kencang.
BUGH.
“Fuck! Maksud kau apa, hah!”
Hero mengusap sudut bibirnya yang terkena pukul yang begitu kuat. Kaila sampai di antara mereka dengan napas yang tersengal-sengal, Kaila mengatur napasnya.
“Hardin, udah,” kata Kaila dengan pelan.
“Tapi dia laki-laki kurang ajar, Kai. Maksudnya apa coba meminta kamu buat kerja sama.”
“Hahaha, oh ternyata ngadu?” Hero tersenyum miring sembari menatap Kaila.
Tak lama Alesa datang dan memeluk lengan Hardin. &l
“Nggak mau masuk ke mansionku? Suamiku sedang bisnis lho ke Singapore.”“Seriusan? Soalnya aku masih trauma, Kai. Ngeri ditampar sama anak buah pemilik kelab malam.”Kaila meringis tak enak. “Maafkan aku, ya.”“Bukan salahmu, kok. Yang pasti salah kita semuanya, dan kamu pasti lebih mendapatkan hukuman berat kan?”“Udah nggak usah diingat, aku sama dia udah sepakat membuka lembaran baru lagi.”“Oke.”“So, jadi maukan masuk mansionku?”“Mau deh, dipaksa sih.” Grace terkekeh geli. Kaila hanya menggelengkan kepalanya saja. Mereka masuk dan disambut langsung oleh beberapa maid. Grace sendiri sempat takjub dengan pelayan yang diberikan oleh mansion Kaila ini.“Kai, benar-benar kayak istana. Aku kalau jadi kau pasti betah dalam mansion semewah ini.”“Yakin bakalan betah?”“Iyahlah, tinggal aku ha
Kaila malam ini tidur dengan tenang setelah melakukan video call bersama suaminya. Kaila belum mengatakan permasalahan yang tengah dihadapinya saat ini. Ia tak mau menambah beban untuk Melviano, apalagi Melviano sedang pusing masalah pekerjaannya.Dan pagi ini, Kaila akan datang ke apartemen Alesa untuk menjelaskan semuanya. Mengingat jam kuliah ia masuk siang.Kaila sarapan dengan gugup, terkadang ia tersedak sendiri.“Sawyer antarkan aku ke apartemen temanku yang waktu itu.”“Baik, Nyonya.”Dengan cepat, Sawyer mengantarkan Kaila menuju ke apartemen milik Alesa. Kaila harus segera menyelesaikan permasalahan yang ada.Kini Kaila sampai juga di apartemen Alesa, seperti biasa Sawyer akan menunggu di parkiran tanpa mengikuti ke atas.Ting nong ... ting nong.CEKLEK.“Kau!”“Lesa, tunggu dulu.” Kaila sekuat tenaga menahan beban pintu yang akan ditutup oleh A
Grace berjalan menuju ke arah ruangan yang terdapat Kaila. Ia sangat senang mendengar kabar bahagia dari dokter barusan, Grace rasanya ingin cepat-cepat menyampaikan kabar ini kepada Kaila.“Grace,” gumam Kaila pelan saat melihat Grace sudah kembali.“Kailaa.” Grace langsung memeluk Kaila dan melepaskan dengan sisa senyum yang terus mengembang.“Kau kenapa senyam senyum seperti itu?”“Aku punya kabar bahagia untukmu.”Kaila mengerutkan keningnya bingung, ia langsung membetulkan posisinya supaya bisa duduk bersandar.“Kabar apa?”Grace masih saja tersenyum menatap Kaila. “Selamat Kai, kau akan jadi seorang Ibu.” Grace memeluk Kaila erat, berbeda dengan Kaila yang saat ini sangat terkejut bahkan Kaila sampai tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya melongo mendengarkan perkataan Grace, ia masih belum percaya.Grace melepaskan pelukannya, ia menatap Kaila masih deng
Pagi ini Kaila bangun sangat bersemangat, ia merasa sudah tak sendiri lagi. Sebab ada calon buah hatinya yang bersemayam di perut ratanya.“Good morning anak Mommy,” sapa Kaila mengelus perutnya. Kaila terkekeh sendiri saat merasakan ia seperti orang sinting yang berbicara sendiri.“Sekarang kita sarapan dulu, habis itu ke kampus temani Mommy. Kamu sabar tunggu Daddymu, ya.”Kini Kaila langsung turun ke bawah, ia terkejut dengan makanan yang tersaji begitu banyak.“Pagi, Nyonya.”“Pagi, ini yang akan makan siapa? Banyak banget.”“Ehem, jelas aku yang akan makan.”Kaila langsung menoleh, matanya menatap ke arah sumber suara. Senyumnya melengkung begitu lebar. Kaila langsung berlari dan memeluknya erat.“Mom, aku sangat rindu kepadamu,” rengek Kaila sangat manja.“Whoa, Mom juga merindukanmu, dear.”“Ke sini sama siapa?”
KAFE SUPERSTAR.Kini Kaila dan Grace sudah sampai di kafe yang Alesa janjikan. Mereka tinggal menunggu kedatangan Alesa saja. Dari pada menunggu lama, mereka memesan minuman terlebih dulu.“Ingat Kai, jangan makan sembarangan,” kata Grace mengingatkan.“Iya, sekarang kau bawel sekali.”“Demi anakmu itu.”Kaila hanya memutar bola matanya saja. Kaila merasakan akan kebelet, entah kenapa bawaannya sebentar-bentar ingin buang air kecil. Bawaannya beser terus.“Aku mau ke toilet.”“Ya sudah sana.”“Titip tasku.”“Oke.”Kaila langsung pergi menuju ke toilet untuk membuang isi kandung kemih yang terasa sangat penuh itu. Setelah mengeluarkan semuanya ia merasa sangat lega. Kaila membasuh wajahnya di wastefel, bawaan dia sekarang gampang ngantuk, capek. Apa seperti ini menjadi seorang wanita hamil? Kaila tersenyum sendiri membayangkan
Setelah selesai dari toilet, Kaila kembali dan langsung meminta izin pulang ke mansion karena tubuhnya merasa tak enak.“Sepertinya aku harus pulang deh, tubuhnya merasa tak enak.”“Its oke, kita ngerti kok.” Grace langsung ikut berdiri, ia ingin mengantar Kaila menuju ke luar kafe.“Kau mau apa, Grace?”“Mengantar kau menuju parkiran dong.”“Tak usah, sebaiknya kalian berdua berbincang-bincang saja.”“Huft! Ayolah, Kai. Aku khawatir denganmu.” Grace sedikit memaksa agar Kaila mau diantar sampai ke parkiran.“Sebaiknya kita pulang saja, lagi pula hari juga sudah petang, siapa tahu kalian mau ada kegiatan masing-masing, iyakan?” imbuh Alesa yang ikut berdiri.“Betul, kita tak bisa membiarkan calon Mommy kita ini kecapekan,” ledek Grace yang membuat Kaila memanyunkan bibirnya ke depan.“Jangan heboh di kampus, hanya kalian
KELAB MALAM AMIGOS.Saat ini kelab malam Amigos sudah sangat ramai karena malam ini memang sedang dibooking oleh Amora sebagai tempat acara pesta ulang tahunnya. Suara alunan musik dj sudah berdentum sangat kencang. Semua tamu yang hadir pun tak merasa keberisikan.Kaila yang tak biasa berada di kelab malam memilih untuk menepi ke pinggir bersama Grace. Kaila merasa jantungnya ikut berdebar kala suara musik itu sangatlah kencang."Grace, aku haus," bisik Kaila tepat di telinga Grace."Hah?""Aku haus," ulang Kaila."Oke, kau tunggu di sini kalau begitu.""Baik lah, jangan terlalu lama. Bila perlu yang sedikit asam, aku mau oren jus.""Ya, ya, ya tunggu di sini kalau begitu."Kini Grace berjalan menuju ke arah stan minuman, ia mengambil dua gelas oren jus untuk dirinya juga Kaila. Selesai mengambil, Grace langsung kembali dan menyerahkan gelas kepada Kaila."Nih, diminum.""Thank you, Grace."Ka
Seminggu ke depan adalah hari dimana semua siswa-siswi tingkat SMA melaksanakan ujian nasional. Kaila Mahestri Wiraguna, siswi yang dikenal badung sekaligus memiliki otak pas-pasan itu selalu menganggap semuanya enteng. Termasuk ujian nasional pun yang dianggap momok menakutkan bagi seluruh siswa-siswi namun tidak bagi Kaila. Bagi Kaila ujian nasional hanya seperti segelintir upil yang berada dalam hidungnya. Jadi buat apa dibikin takut, toh misal tidak lulus sekolah tidak akan mati jugakan?Di saat semua teman-temannya sedang mempelajari materi yang sudah dibahas untuk ujian, berbeda dengan Kaila. Ia justru asik main gadget stalking-stalking instagram para member boyband BTS. Kaila selalu berkhayal ingin bertemu dengan Jungkook.“Woi main hape mulu, belajar,” ucap Debi saat melihat temannya malah mesam-mesem menatap hape.“Udah pinter gue,” jawab Kaila asal.“Lah si anjir, kalau pinter mah nilai pelajaran lu kagak mungkin doremi,” sela Debi mengingatkan fakta yang sebenarnya.“Ah lu