Setelah saling bermesraan barusan, mereka memutuskan untuk makan bersama. Seperti biasa menu yang disajikan untuk Kaila. Menu makanan sehat serta vitamin kesuburan yang Kaila tidak tahu.
“Kenapa menunya sangat membosankan sekali sih,” protes Kaila melihat menu makanan yang banyak sayuran hijau begini.
“Biar kamu sehat.”
“Aku sudah sehat, Mel.”
“Biar nggak gampang sakit.”
“Aku sakit karena ulahmu.”
“Ehem,” deham Melviano. Jika mengingat itu sedikit membuat hati Melviano menyesal karena sudah terbawa suasana. Lagian, suami mana yang tak marah melihat istrinya clubbing dengan pakaian sangat terbuka. Mana izinnya pergi nonton bioskop pula.
Kaila hanya menelan ludahnya, ia terpaksa memakan apa yang sedang disajikan oleh para maid. Makan sayuran hijau, serta banyak lainnya sampai Kaila bosan sendiri meski hanya Cuma melihatnya.
“Ayo dimakan jangan dilihatin
Drrt. Drrt. Drrt.Hape Kaila bergetar begitu hebat, Kaila langsung merogoh tasnya dan melihat id caller yang memanggil, Kaila menahan napasnya sejenak dan mengembuskan secara perlahan-lahan. Kaila langsung menggeser tombol hijau ke samping.“Halo,” jawab Kaila pelan.“Sudah selesai, hmm?”“Sudah.”“Tunggu, sebentar lagi sampai.”“Iya.” Kaila langsung mematikan panggilan teleponnya, ia segera memasukkan hapenya kembali ke dalam tas.Kaila menatap ke arah Alesa, ia menatap tak enak.“Maaf, Lesa. Kayaknya aku nggak bisa deh minum-minuman di apartemen kamu. Suami aku aja sudah dekat kampus sebentar lagi sampai,” ujar Kaila merasa tak enak hati.“Jadi ... tadi suami kau yang telepon?”“Heum.” Kaila hanya mengangguk cepat.“Yah, padahal sangat berharap kita bisa habiskan waktu bersama kembali,” keluh
SATU BULAN KEMUDIAN.Hampir satu bulan ini kegiatan malam Melviano dan Kaila dihabiskan untuk bercinta hingga menjelang pagi. Kaila pun setiap berangkat ke kampus selalu merasa masih mengantuk hingga semua teman-temannya selalu meledeknya.“Kejar setoran terus nih,” ledek Grace.Kaila tersenyum tipis. “Sssst ... nanti dosen dengar.”Grace terkekeh kecil. “Berapa kali nih?” tanya Grace yang penasaran, ia melihat Kaila selalu menguap terus menerus.“Tak terhitung,” bisik Kaila.Grace hanya menatap Kaila jahil, ia mengerlingkan matanya sebelah ke arah Kaila.“Suamimu pasti kuat banget performanya,” balas Grace berbisik.“Maybe.”Mereka berdua terkekeh kecil, mereka mencoba menahan agar tawanya tak meledak keluar. Mereka berdua kembali fokus memperhatikan dosen yang sedang mengajar. Hingga tak lama jam mata kuliah habis.“Dijemput suami?&rdq
Kaila merasa bingung dengan sikap Melviano yang menolak untuk dipeluknya. Namun, Kaila masih bisa paham dengan kondisi Melviano yang habis pulang kerja yang kemungkinan besar karena terlalu capek.“Kamu capek banget, ya,” ujar Kaila yang berusaha mendekat kembali.Kaila mengulurkan tangannya untuk memegang rahang Melviano namun dengan cepat langsung ditangkis kasar oleh Melviano.Kening Kaila berkerut bingung. “Kamu kenapa sayang?” tanya Kaila lembut.“Cih,” decih Melviano menatap jijik ke arah Kaila.Melviano langsung berdiri dari posisi duduknya, ia berjalan mendekat ke arah Kaila yang masih menampilkan senyum manisnya.“Kamu pasti capek, sebaiknya istirahat dulu, Mel,” tukas Kaila yang ingin menyentuh Melviano namun lagi-lagi ditepis dengan kasar.Merasa ada yang tidak beres dengan suaminya, membuat Kaila bingung sendiri. Tidak biasanya suaminya pulang kerja akan mengamuk seperti ini.
Kaila masih saja terisak, ia benar-benar sudah tidak memiliki harga diri sebagai seorang istri. Apalagi suaminya menyebut dirinya dan menyamakan dengan seorang jalang. Kaila merasakan sakit yang begitu mendalam, bukan hanya hati yang remuk saat ini, melainkan fisiknya juga.Dengan sedikit susah payah, Kaila langsung mencoba bangun dari posisi terlentangnya, ia merasakan benar-benar perih. Kaila menatap keadaan ruangan yang begitu berantakan, Kaila mencari-cari dalamannya yang entah tadi dibuang kemana sama si iblis!“Aduh, sakit banget,” ringis Kaila. Bukan hanya area wanitanya saja yang sakit, pergelangan kaki, pergelangan tangan, dagu juga semuanya sakit. Mata Kaila melihat dalamannya, ia mengambilnya dan memakai kembali.Kaila merasa tak kuat untuk berjalan menuju ke atas, alhasil Kaila memilih untuk tidur di kamar yang digunakan Melviano untuk menjamahnya tanpa perasaan sedikit pun.Berbeda dengan Melviano yang saat ini sudah berada di kel
Sekitaran pukul empat pagi, seluruh pekerja di mansion Melviano mulai datang untuk memulai pekerjaan sesuai bidangnya masing-masing. Di saat yang sama, seorang maid yang bertugas bersih-bersih kamar sangat terkejut melihat kamar lantai bawah yang begitu sangat berantakan sekali.“Astaga,” pekik maid yang melihat lampu tidur yang sudah tak berwujud.Kaila sedikit mendengar sayup-sayup suara seseorang, ia langsung mengerjapkan matanya secara perlahan-lahan.“Astaga, Nyonya,” pekik maid itu kembali ketika melihat tubuh majikannya yang sedang terbaring dengan keadaan yang terbilang sangat memprihatinkan.Kaila tersenyum tipis, ia merasakan jika seluruh tubuhnya terasa sangat sakit. Kaila mencoba untuk bangun namun rasa nyeri begitu habat di kakinya.“Awwww,” ringis Kaila.“Nyonya kenapa?”“Kakiku sakit sekali,” rintih Kaila.“Astaga, Nyonya. Ini kakinya bengkak sekal
Kini Kaila sudah berada di depan kelab malam Nine, mata Kaila menatap pintu masuk kelab yang sudah terjaga begitu ketat. Hati Kaila saat ini sangat gamang untuk masuk ke kelab, apalagi kondisinya yang saat ini memakai tongkat.“Apa mau saya panggilkan, Tuan?” tawar Sawyer yang paham dengan ekspresi Kaila yang tengah dilanda kebingungan.“Tidak usah, biar aku saja yang masuk.”Kaila langsung membuka pintu mobil, baru saja kaki tongkatnya menempel pada aspal jalan, mata Kaila disuguhkan pemandangan suaminya yang keluar kelab bersama dengan Annabele. Mereka tengah tertawa begitu bahagia, hati Kaila sangat sakit. Tanpa sadar, air matanya kembali luruh.Kaila terus menatap jalan suaminya yang menuju ke arah mobil mewah yang sering Melviano pakai. Di sana Melviano satu mobil bersama Annabele, Kaila melihat dengan mata kepala Kaila sendiri jika Melviano memilih pergi dibanding untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya.“S
Sawyer saat ini sedang kelimpungan mencari keberadaan majikannya, apalagi Melviano menelepon memberikan kabar kalau, Kaila tidak masuk kelas. Sawyer merasa kecolongan dan tertipu dengan sikap lugu nan polos Kaila. Sialan!Sawyer mencari ke sana ke mari dan tidak ada satu anak pun fakultas design grafis yang melihatnya. Kini, Sawyer sedang kembali menuju mansion, Sawyer merasa pusing menangani majikannya yang sama-sama masih sangat labil dan egois sekali. Tidak suaminya tidak istrinya, sama saja.Kini Sawyer sudah sampai mansion, ia melihat ada mobil Melviano yang sudah terparkir sangat rapi. Sawyer masuk mansion dan langsung disambut pukulan telak diperutnya.BUGH.BUGH.BUGH.“BODOH! menjaga anak kecil saja tidak bisa!” bentak Melviano.“Maaf, Tuan.” Sawyer meringis kesakitan, perutnya terasa sangat sakit terkena pukulan oleh Melviano.Melviano mengepalkan tangannya begitu kuat, ia merasa kesal berkali-
Melviano tengah tersenyum tipis mendengar Annabele yang sangat antusias menerima benihnya. Ia langsung membisikan kata-kata yang membuat Annabele begitu terkejut.“Sayangnya benihku tidak mau wanita lain selain Kaila,” bisik Melviano yang langsung menjauhkan tubuhnya dari Annabele.Mata Annabele langsung terbelelak, ia mengepalkan kedua tangannya menahan marah yang memuncak. Kedua pipinya begitu merah menahan malu, apalagi barusan ia sudah merendahkan harga dirinya di depan Melviano. Sialan! Sehebat apa sih anak kecil itu sampai meruntuhkan hati Melviano sesusah ini.“Maaf Annabele, bukan bermaksud untuk menyakiti hatimu, tapi yakinlah kau akan menemukan laki-laki yang tulus mencintaimu, yang menerimamu apa adanya nanti. Seperti aku yang mencintai Kaila, meski rumah tanggaku sedang kacau. Tapi aku masih tidak ingin bercerai dengannya.”Annabele tersenyum tipis, sekeras apapun ia berusaha mengambil hati Melviano sepertinya tid