Share

Bab 216 - Barcelona - Duel Panas

“Permainan lain saja, Kai.” Melviano akan bernegoisasi dengan Kaila.

“Tidak, ini sudah paling cocok.” Kaila masih keukeh untuk bertarung akan melakukan permainan ini. Lagian hanya permainan ini yang Melviano tidak bisa jadi, Kaila memiliki potensi untuk menang kali ini. Masa setiap taruhan ia kalah terusan, benar-benar nyebelin banget dong.

“Tapi masa harus dance depan banyak orang. Mana di sini didominasi anak kecil, Kai. Malu ah,” tolak Melviano dengan keras.

“Nggak bisa, mau atau tidak?”

Melviano mengusap wajahnya kasar, benar-benar sangat memalukan. Duelnya kalau bermain basket mendingan. Lha, ini duel ngedance begini. Mending nyerah diawal saja tapi gengsi banget kalau bilang nyerah. Pasti nanti, Kaila akan besar kepala kalau ia bilang nyerah duluan. Tidak bisa.

“Ya sudah, satu kali saja. Habis itu kita langsung makan siang,” titah Melviano dengan sangat tegas.

“Oke,&rdqu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status