Kaila diam, pikirannya menerawang kejadian tadi dengan Anastasia dan dua teman lainnya. Kaila mengingat nama teman Anastasia itu, kalau tidak salah Kate dan Mia. Mereka yang memberikan tantangan gila itu. Kaila ingat sekarang, tapi hanya sedikit saja. Lumayan buat jelasin ke MelMel agar tidak salah paham nantinya.
“Aku hanya diajak duduk sama Anastasia, terus dikenalkan sama kedua temannya. Habis itu kita bikin permainan truth or dare gitu, seperti biasa kita semua mendapat giliran memutar botol kosong. Tapi, aku belum sempat mendapat giliran memutar botol udah kena duluan. Habis itu enggak ingat lagi. Tiba-tiba pas bangun sudah di kamar hotel ini. Emang apa yang terjadi?” tanya Kaila penasaran, dilihat dari mimik wajah Melviano sepertinya sangat marah sekali. Tapi kenapa? Ini yang buat Kaila penasaran dan bertanya-tanya dari tadi.
“Kamu beneran enggak ingat apapun?” desak Melviano, ia takut kalau istrinya itu bohong. Kaila suka seka
Setelah mengatakan kalau ia siap untuk bercinta. Saat ini pandangan Kaila dan Melviano saling beradu. Napas keduanya saling tercekat-cekat, perasaan mereka sangat berdebar. Lebih tepatnya perasaan Kaila yang tidak karuan sama sekali.“Jangan dipaksa kalau enggak mau,” ucap Melviano menatap manik mata Kaila dengan sangat intens.“Enggak kok, aku emang udah siap.”“Kamu seriusan? Aku nggak mau nanti lagi asyik-asyik nanggung enak minta udahan,” keluh Melviano menahan kuluman senyumnya.“Emangnya aku pernah begitu? Tidak pernah kan?” Kaila heran sendiri, kapan pula ia berhenti tengah jalan saat sedang tancap gas.“Enggak sih, Cuma kali aja yakan.”“Kamu meragukan performa istri kamu?” tanya Kaila sambil menyikap bajunya sendiri ke atas, ia membuang baju tidurnya asal ke lantai. Kaila berusaha membuka celana yang susah itu. Saat ini kondisinya hanya memakai underware saja. T
Waktu terus berjalan, jarum jam terus berputar tak henti-hentinya saat ini. Getaran hape di atas nakas bahkan tak bisa mengusik dua anak manusia yang tengah tertidur sangat lelap itu.Baik Kaila dan Melviano saat ini sedang tertidur sangat pulas sekali, bahkan sorotan sinar matahari yang sudah meninggi itu tak mereka hiraukan sama sekali. Seakan mereka balas dendam dengan malam yang tak mereka gunakan untuk tidur.Suara bel kamar hotel yang terus menerus berbunyi pun mambuat Melviano merasa terganggu, ia juga mendengar getaran hape dari Kaila dan dirinya sama-sama bergetar.“Shit! Siapa sih yang telepon,” gumam Melviano masih dengan mata ngantuknya. Ia melihat posisi Kaila yang sudah membelakangi dirinya saat ini. Perasaan tadi tidurnya saling hadap-hadapan sekarang malahan di belakangi begini.Melviano menyikap selimut yang membungkus tubuhnya yang polos, ia menuruni ranjang mencari boxernya yang telah mengenaskan itu.“Shit! Gan
Kaila tengah menanti jawaban dari suaminya itu. Kira-kira mau tidak menolong untuk menggosokan punggungnya. Lagian kalau gosok sendiri bisa juga Kaila nggak akan minta tolong.“Tapi, Kai. Aku sudah mandi jadi nanti basah bajuku,” tolak Melviano.Kaila cemberut, ia kecewa karena Melviano menolaknya seperti ini. Lagian tumbenan amat MelMel sok jual mahal banget, padahal biasanya juga langsung tancap aja.“Jadi enggak mau nih?” tanya Kaila memastikan kembali.“Enggak, besok aja ya aku gosokin punggungnya.”“Ya udah deh, mandi biasa aja.”Kaila langsung menutup pintu kamar mandi dengan dibanting.Blaaam.Bodoh mamat kalau pintunya rusak! Lagian MelMel nyebelin banget ih. Kaila terus mendumeli suaminya itu yang sok-sokan menolak. Awas saja tidak Kaila kasih jatah nanti. Emang enak!Dengan gerakan pelan Kaila menuju ke arah shower. Kaila menyalakan shower dan menantikan air menyi
Saat ini Kaila bingung harus ngapain. Apalagi MelMel natapnya gitu banget. Sorot matanya itu lho, bikin jantung jedag-jedug nggak karuan."Yuk, makan," ajak Melviano menarik tangan Kaila menuju meja makan yang tersedia untuk dua orang."Kamu udah pesan makan?" tanya Kaila dengan pertanyaan bodohnya."Sudah, saat kamu masih tidur tadi."Kaila diam, ia mulai mengambil garpu dan pisau untuk mulai mengiris daging. Dalam hati Kaila merutuki makan yang begini lagi. Tapi mau gimana, harus tetap disyukuri karena masih mampu makan."Dimakan supnya," ujar Melviano mengarahkan sup untuk Kaila."Ah, ya. Makasih, Mel.""Kamu tumbenan selalu bilang makasih, kenapa?" tanya Melviano sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya."Gapapa kok, emang nggak boleh?""Boleh banget, sayang," kata Melviano sambil tersenyum melihat Kaila yang tengah tersipu malu itu.Bagi Melviano, Kaila itu lucu kalau lagi malu. Dia anak yang banyak ekspre
Setelah kepergian Mr.Grey. Melviano langsung membayar dua cangkir kopi yang sudah habis diminumnya bersama Mr.Grey. Setelah itu ia langsung berjalan menuju ke lantai atas.Melviano berjalan di lorong hotel sambil memikirkan atas permintaan Mr.Grey yang memintanya untuk menghadiri acara makan malam. Kalau ia bilang dengan Kaila sudah pasti anak itu akan langsung meng-iyakan saja.Saat akan mengetuk pintu kamar hotelnya, Melviano membuang napas kasar terlebih dulu.Tok. Tok. Tok.Ceklek.“Kamu ada bel kenapa ketuk pintu sih,” dumel Kaila saat membuka pintu. Lagian Kaila nggak habis pikir dengan suaminya ini yang pakai acara ketuk pintu segala dibanding pencet bel.“Lebih enak ketuk pintu.”Melviano langsung berjalan masuk, ia duduk di tepian ranjang sambil memperhatikan Kaila yang sedang misuh-misuh karena hal yang sangat spele. Hal karena dirinya lebih mengetuk pintu dibanding memencet bel.“Oya, gi
Saat ini Melviano memutuskan mandi kembali sebelum pergi ke acara makan malam bersama Mr.Grey. Sedangkan Kaila memutuskan langsung berganti pakaian saja. Gila aja kalau mandi, luntur semua nanti bedaknya.Sambil menunggu MelMel selesai mandi, Kaila menyemprotkan parfum disemua titik tertentu. Yang pasti tempat di mana MelMel sering mengendus dan menjamahnya. Bagaimanapun Kaila ingin menjadi istri yang baik.“Ehem,” deham Melviano keluar dari kamar mandi. Ia berjalan menuju ke arah lemari. Ia langsung menggunakan boxer dan celananya dengan cepat.“Tunggu dulu,” cegat Kaila saat Melviano sedang mengambil kemejanya.Kening Melviano berkerut saat ini, ia menatap Kaila bingung. “Ada apa?”“Aku yang kancingin kemejanya dong,” pinta Kaila sambil tersenyum menggoda.Melviano hanya menatap datar istrinya. Sejak kapan Kaila jadi genit sih, mata Melviano pun menatap dress yang dikenakan Kaila. benar
Baik Melviano dan Kaila saat ini sedang menanti apa yang akan diucapkan oleh Anastasia itu. Mereka menunggu sesuatu yang akan diberikan oleh Anastasia.Kaila merasa sangat degdegan sekali saat ini. Apalagi Anastasia dan Mr.Grey tersenyum-senyum saat bicara.Tak lama seorang maid datang membawa satu buah amplop berwarna coklat. Maid itu menyerahkan amplop ke Anastasia. Setelah kepergian maid itu Anastasia menatap Kaila dan Melviano secara bergantian.“Maaf, ini hanya sebagai hadiah dari kami. Semoga kalian menyukainya,” ujar Anastasia sambil memberikan amplop berwarna coklat.Melviano diam saja, ia tak langsung menerima amplop yang diulurkan Anastasia itu. Kaila menatap amplop itu dengan mata yang berbinar. Kaila berpikir kalau amplop itu berisi uang segepok, kan lumayan buat mborong cireng nanti kalau pas di Indonesia.“Mel, ambil itu,” bisik Kaila sambil menggeram.“Gengsi,” balas Melviano pelan.
Kaila merasakan seluruh badannya pegal-pegal. Ia tersenyum dengan mata yang masih terpejam. Ia membayangkan akan terbang ke Turkey, kemudian ke Barcelona. Kaila membayangkan akan bertemu Lionel Messi nanti.“Kamu kenapa senyum-senyum begitu?” tegur Melviano saat sedang memasang dasi.Kaila masih saja tersenyum, matanya ia buka perlahan-lahan. Ia menatap bayangan laki-laki yang tampan, apakah dia dewa Yunani? Saat mata Kaila terbuka dengan sempurna, ternyata itu suaminya sendiri, MelMel.“Mel,” sapa Kaila.“Morning my wife,” ucap Melviano langsung berjalan menghampiri Kaila yang masih terbaring di atas tempat tidur. Bahkan Melviano tak sempat mengganti dress milik Kaila semalam. Melviano menciium bibir Kaila singkat.Kaila merasa tubuhnya tidak nyaman saat ini. Benar saja, itu karena pakaian yang dikenakan tidak sesuai pada tempatnya.“Kamu udah mau pergi?” tanya Kaila melihat Melviano sudah rap