“Ibu? Bapak? Kapan dateng?” Rena berseru gembira ketika mendapati kedua orang tuanya sudah berada di ruang keluarga. Ketika mobilnya memasuki halaman rumah setelah menjemput Rendra tadi, Rena sudah melihat mobil Bapak terparkir disana. Namun dirinya tidak menyangka kalau kedua orang tuanya yang da
Rena terpejam dan tidak lama membeliak saat gigitan kecil terasa dikulitnya membuatnya refleks menjauhkan tubuh dari pria itu. “Mass, kalau merah gimana? Malu sama Bapak dan Ibu!” protes Rena ketus disertai delikan tajam. “Oh Bapak sama Ibu udah datang?” bukannya merasa bersalah, dengan santainya
Waktu tempuh Indonesia - Paris hanya memakan waktu empat belas Jam saja menggunakan Privat Jet milik Andra. Selama empat belas jam itu, Rena habiskan untuk tidur dengan tubuh pasrah yang menyandar pada pundak suaminya. Hari ini Rena benar-benar lelah, setelah seharian berada diluar bersama Mama-ma
Andra dengan jantan merangkul Rena masuk dalam pelukannya. "Bonjour, bienvenue dans la ville de Paris, M. Gunadhya" salam seorang driver yang mengenakan safari panjang lengkap dengan topi dan sarung tangan khas driver mobil limosin seperti di film-film sambil membuka pintu. ( Selamat datang di kot
Di meja makan bergaya klasik yang berada di bagian lain kamar tersebut sudah tersaji croissant, creme brulee dan confit de Canard juga beberapa minuman jus buah berwarna warni selang seling terlihat indah di dalam gelas kaca tinggi. "Ayo makan... " perintah Andra karena ia melihat istrinya hanya di
Dengan lembut, pria itu merubah posisi hingga kini Rena berada dibawahnya. Rena menelan saliva dengan susah payah, jantungnya sudah menggedor-gedor rongga dada. Demi apa pun, Andra terlihat tampan saat berada diatasnya kini yang sudah mulai berkeringat mungkin karena pemanas ruangan yang terlalu
Siang sudah berganti malam, dalam diam keduanya menikmati sunset dari atas ranjang melalui kaca besar di presindential suite tersebut. Rena masih tenggelam di dada bidang Andra dengan selimut yang membungkus tubuh polos keduanya. Jemari Andra menari diatas punggung Rena, mengelus lembut disana dan
"Maaass...," panggil Rena lembut. "Hmm?" sautnya juga dengan lembut, rahang yang ditumbuhi bulu halus itu ia gesekan ke pelipis istrinya. "Bagaimana bila Cinthya merencanakan sesuatu ?" tanya Rena melirih. Entah kenapa kalimat itu Rena tanyakan, mungkin karena masih ada yang menggganjal pikiranny