Andra dengan jantan merangkul Rena masuk dalam pelukannya. "Bonjour, bienvenue dans la ville de Paris, M. Gunadhya" salam seorang driver yang mengenakan safari panjang lengkap dengan topi dan sarung tangan khas driver mobil limosin seperti di film-film sambil membuka pintu. ( Selamat datang di kot
Di meja makan bergaya klasik yang berada di bagian lain kamar tersebut sudah tersaji croissant, creme brulee dan confit de Canard juga beberapa minuman jus buah berwarna warni selang seling terlihat indah di dalam gelas kaca tinggi. "Ayo makan... " perintah Andra karena ia melihat istrinya hanya di
Dengan lembut, pria itu merubah posisi hingga kini Rena berada dibawahnya. Rena menelan saliva dengan susah payah, jantungnya sudah menggedor-gedor rongga dada. Demi apa pun, Andra terlihat tampan saat berada diatasnya kini yang sudah mulai berkeringat mungkin karena pemanas ruangan yang terlalu
Siang sudah berganti malam, dalam diam keduanya menikmati sunset dari atas ranjang melalui kaca besar di presindential suite tersebut. Rena masih tenggelam di dada bidang Andra dengan selimut yang membungkus tubuh polos keduanya. Jemari Andra menari diatas punggung Rena, mengelus lembut disana dan
"Maaass...," panggil Rena lembut. "Hmm?" sautnya juga dengan lembut, rahang yang ditumbuhi bulu halus itu ia gesekan ke pelipis istrinya. "Bagaimana bila Cinthya merencanakan sesuatu ?" tanya Rena melirih. Entah kenapa kalimat itu Rena tanyakan, mungkin karena masih ada yang menggganjal pikiranny
Kilauan sinar matahari pagi menembus dari celah tirai menerpa wajah cantik Rena, kelopak yang menutupi mata indah itu mengerjap menyesuaikan cahaya mengenai retina. Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi, tanda bahwa Andra ada didalam sana karena kini ia seorang diri berada diatas ranjang.
Mobil yang mereka tumpangi tiba di salah satu pusat perbelanjaan kelas atas dunia di kota Paris. Bentuk interiornya yang megah dan berkelas membuat pusat perbelanjaan ini memang diperuntukkan kalangan kelas atas. Di dalamnya terdapat berbagai butik barang branded seperti, Chanel, Louis Vuitton da
Pria itu menjulurkan tangannya ikut menggenggam tangan Rena, seolah memberikan kehangatan menghalau udara dingin di siang hari. "Dingin? Saljunya udah mulai turun, kita cari makan dulu ya... Setelah itu kita belanja lagi" Andra berujar lantas menarik kedua tangan Rena untuk diapit oleh kedua telapa
Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re
“Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak
Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d
Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S
“Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me
Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu
“Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang
Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi
“Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline