a nampak tidak bersemangat, ia kesulitan membuka matanya pagi ini. Tubuhnya benar-benar lelah, setelah kemarin seharian berbelanja dilanjut dengan memuaskan hasrat suaminya yang tidak kenal puas. Hari ini ia hanya ingin bangun siang malah mungkin sore dan hanya menghabiskan harinya dengan berbarin
Bulan madu pun berakhir dan Andra juga Rena harus kembali pada kehidupan nyata. Setumpuk pekerjaan sudah menanti sang Presdir tampan dan segudang rindu milik Rena sudah tidak terbendung bersiap untuk di lepaskan. Andra mengatur waktu kepulangannya agar tiba di Indonesia sabtu pagi hari agar bisa m
Rena mengelus punggung tegap suaminya perlahan, “Mungkin hanya rapat biasa aja Mas, bukan sesuatu hal buruk!” Rena berujar. “ Semogga aja...” jawabnya tenang namun Rena masih mendengar keraguan disana. “Ayo Pa, telat nih kita!” adalah suara Rendra yang terdengar sinis berhasil mengurai pelukan ked
Setelah meminta jeda tadi, dewan direksi akhirnya memutuskan untuk melanjutkan rapat tersebut seminggu kemudian agar Andra bisa menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu dengan Cinthya. Dan disinilah mereka semua berada, di ruangan Andra dimana satu set sofa di ruang tersebut terisi penuh oleh Om Sa
Andra tertunduk lesu dengan lengan yang ia topang di paha, Ricko yang berada disebelahnya hanya bisa menepuk pelan pundak sang sahabat. Ia juga tidak tau nasibnya kedepan di perusahaan tersebut bila Andra bukan pemiliknya. Keheningan kemudian mengambil alih, mereka tenggelam dengan pikirannya masi
Sang Presdir tampan baru saja tiba dengan wajah lesu memasuki ruang makan dimana sang istri tengah menyiapkan makan malam. “Hai sayang...” sapa Rena saat sang suami berjalan gontai kearahnya. Tubuh tegap itu mendekapnya erat hingga tubuh Rena melengkung kebelakang. “Are you oke?” bisik Rena kepad
Pengacara Cinthya menghubungi, agar Andra memberikan keputusan sebelum pria itu menempati jabatannya semula. Setiap hari Rendra bertanya kenapa sang Papa tidak bekerja, tidak seperti Papa teman-temannya yang lain dan Andra harus berbohong kalau dirinya sedang cuti walau Rendra tidak percaya sepenuh
Walau langkah itu terasa berat tapi Andra tetap memaksakannya agar bisa pergi dari rumah Cinthya. Membayangkan memulai semuanya kembali dari awal sungguh membuat kepalanya berdenyut nyeri dengan dada yang bergemuruh hebat karena ia tau itu tidak akan mudah. Tapi harus ia lakukan demi Rena dan Rend