Setelah meminta jeda tadi, dewan direksi akhirnya memutuskan untuk melanjutkan rapat tersebut seminggu kemudian agar Andra bisa menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu dengan Cinthya. Dan disinilah mereka semua berada, di ruangan Andra dimana satu set sofa di ruang tersebut terisi penuh oleh Om Sa
Andra tertunduk lesu dengan lengan yang ia topang di paha, Ricko yang berada disebelahnya hanya bisa menepuk pelan pundak sang sahabat. Ia juga tidak tau nasibnya kedepan di perusahaan tersebut bila Andra bukan pemiliknya. Keheningan kemudian mengambil alih, mereka tenggelam dengan pikirannya masi
Sang Presdir tampan baru saja tiba dengan wajah lesu memasuki ruang makan dimana sang istri tengah menyiapkan makan malam. “Hai sayang...” sapa Rena saat sang suami berjalan gontai kearahnya. Tubuh tegap itu mendekapnya erat hingga tubuh Rena melengkung kebelakang. “Are you oke?” bisik Rena kepad
Pengacara Cinthya menghubungi, agar Andra memberikan keputusan sebelum pria itu menempati jabatannya semula. Setiap hari Rendra bertanya kenapa sang Papa tidak bekerja, tidak seperti Papa teman-temannya yang lain dan Andra harus berbohong kalau dirinya sedang cuti walau Rendra tidak percaya sepenuh
Walau langkah itu terasa berat tapi Andra tetap memaksakannya agar bisa pergi dari rumah Cinthya. Membayangkan memulai semuanya kembali dari awal sungguh membuat kepalanya berdenyut nyeri dengan dada yang bergemuruh hebat karena ia tau itu tidak akan mudah. Tapi harus ia lakukan demi Rena dan Rend
Setelah menutup sambungan teleponnya dengan Ricko, Andra beralih pada Rena yang sedang mengepak pakaiannya. Hari ini juga mereka harus pergi dari rumah sebelum Cinthya meminta orang-orang mengusir keluarganya dan pasti akan menyakitkan bagi Istri dan anaknya. Maka pagi ini Andra membagi tugas, Ren
Rena sudah menduga apa yang sedang dialami tubuhnya ini adalah tanda-tanda hamil muda karena masa waktu dari periode terakhirnya sudah terlewat jauh terlebih pada saat melakukan perjalanan bulan madu beberapa bulan yang lalu dirinya baru saja menyelesaikan masa periodenya. Namun Rena belum mau meme
“Untuk apa?” “Karena memilih kita...” Andra sedikit menoleh lalu tersenyum dan meraih tangan istrinya untuk ia kecup. “Kalian lebih penting...” balasnya kemudian. Tanpa Rena sadari, ungkapan terimakasihnya begitu berkesan dihati Andra yang kini sudah tidak memiliki apapun. Sebagai seorang sua
Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re
“Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak
Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d
Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S
“Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me
Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu
“Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang
Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi
“Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline