Siang sudah berganti malam, dalam diam keduanya menikmati sunset dari atas ranjang melalui kaca besar di presindential suite tersebut. Rena masih tenggelam di dada bidang Andra dengan selimut yang membungkus tubuh polos keduanya. Jemari Andra menari diatas punggung Rena, mengelus lembut disana dan
"Maaass...," panggil Rena lembut. "Hmm?" sautnya juga dengan lembut, rahang yang ditumbuhi bulu halus itu ia gesekan ke pelipis istrinya. "Bagaimana bila Cinthya merencanakan sesuatu ?" tanya Rena melirih. Entah kenapa kalimat itu Rena tanyakan, mungkin karena masih ada yang menggganjal pikiranny
Kilauan sinar matahari pagi menembus dari celah tirai menerpa wajah cantik Rena, kelopak yang menutupi mata indah itu mengerjap menyesuaikan cahaya mengenai retina. Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi, tanda bahwa Andra ada didalam sana karena kini ia seorang diri berada diatas ranjang.
Mobil yang mereka tumpangi tiba di salah satu pusat perbelanjaan kelas atas dunia di kota Paris. Bentuk interiornya yang megah dan berkelas membuat pusat perbelanjaan ini memang diperuntukkan kalangan kelas atas. Di dalamnya terdapat berbagai butik barang branded seperti, Chanel, Louis Vuitton da
Pria itu menjulurkan tangannya ikut menggenggam tangan Rena, seolah memberikan kehangatan menghalau udara dingin di siang hari. "Dingin? Saljunya udah mulai turun, kita cari makan dulu ya... Setelah itu kita belanja lagi" Andra berujar lantas menarik kedua tangan Rena untuk diapit oleh kedua telapa
a nampak tidak bersemangat, ia kesulitan membuka matanya pagi ini. Tubuhnya benar-benar lelah, setelah kemarin seharian berbelanja dilanjut dengan memuaskan hasrat suaminya yang tidak kenal puas. Hari ini ia hanya ingin bangun siang malah mungkin sore dan hanya menghabiskan harinya dengan berbarin
Bulan madu pun berakhir dan Andra juga Rena harus kembali pada kehidupan nyata. Setumpuk pekerjaan sudah menanti sang Presdir tampan dan segudang rindu milik Rena sudah tidak terbendung bersiap untuk di lepaskan. Andra mengatur waktu kepulangannya agar tiba di Indonesia sabtu pagi hari agar bisa m
Rena mengelus punggung tegap suaminya perlahan, “Mungkin hanya rapat biasa aja Mas, bukan sesuatu hal buruk!” Rena berujar. “ Semogga aja...” jawabnya tenang namun Rena masih mendengar keraguan disana. “Ayo Pa, telat nih kita!” adalah suara Rendra yang terdengar sinis berhasil mengurai pelukan ked