“Tumben pake scraf….” Andra berkomentar saat keluar dari kamar mandi dengan handuk putih membalut bagian tubuh bagain bawahnya. Sang istri yang sedang mengaplikasikan lipstick di bibir merespon dengan decakan dan delikan tajam melalui cermin di depannya. Bagaimana tidak, pria itu menerkamnya sem
“Aku duluan ya,” Rena berujar sebelum hendak keluar dari toilet kemudian langkahnya terhenti ketika mendengar namanya disebut. “Ren…” “Hum?” Rena memutar tubuhnya. “Makasih,” ucap Monica disertai senyum simpul dan Rena pun balas tersenyum sambil menganggukan kepala. Langkahnya dia lanjutkan
“Kenapa?” Hampir setengah perjalanan yang mereka lalui, akhirnya Monica buka suara. Rena menoleh. “Apanya?” tanya Rena mengembalikan pertanyaan Monica. “Kamu peduli … harusnya kamu bersorak dengan keadaan aku sekarang,” sambung Monica tanpa menatap Rena, sepertinya pemandangan hamparan sawah yan
*** Rena akhirnya mengantar Monica ke apartemen wanita itu, setelah Monica mengucapkan terimakasih, Rena pamit dan Hadi langsung melajukan mobil tuan besarnya kembali ke rumah membawa sang nyonya dengan selamat. Di halaman rumah, Rena disambut sang suami yang sudah berdiri di depan pintu kemudia
Seminggu berlalu, akhirnya Ricko dan Amalia berangkat setelah menjadwal ulang bulan madunya. Hari ini ketika matahari memancarkan pesonanya, Andra dan Rena mengantar pengantin baru itu sampai ke bandara, perjalanan bulan madu yang seharusnya memakan waktu belasan jam menuju kota cinta di negara Pe
“Ba-baik Bu!” Santi menjawab terbata lantas keluar dari ruangan menghubungi pramubakti agar membawa peralatan makan ke ruangan Presdir. Rena melangkah pelan, menyimpan paperbag yang di dalam terdapat beberapa kotak berisi masakan yang dia buat. “Monica … sini duduk.” Rena menepuk kursi kosong di
Setelah kepergian Ricko, tiba-tiba Monica mengajukan cuti. Untuk apalagi kalau bukan untuk menemui Edward di Singapura, namun tidak bisa Andra bayangkan bagaimana ngamuknya Monica ketika mengetahui dia telah dibohongi oleh Rena. Maka Andra pun meminta Edward agar mengantisipasi semua itu, pasaln
“Gitu ya kelakuan dia di kantor tuh,” gumam Rena yang diliputi cemburu dan masih bisa ditangkap baik oleh indera pendengaran Hadi. Seketika, wajah cantik itu berubah murung. “Enggak sengaja itu Mbak…kita langsung ke ruangan pak Kallandra aja ya Mbak.” Hadi berusaha menenangkan dan mengalihkan pi