Share

Bab. 11.

Penulis: Sang_Dewi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Nona kamu mau kemana sore-sore seperti ini? Disini sudah tidak ada taksi yang lewat, lebih baik Nona ikut saya sekarang."

Awalnya Kiara takut karena tidak mengenal orang tersebut, akan tetapi setelah dia melihat wajahnya dengan saksama, laki-laki itu terlihat bukan orang jahat. Sepertinya dia tulus untuk menolong Kiara agar bisa sampai di tempat tujuan.

"A-aku mau kembali ke kantor! Bos-ku pergi saja meninggalkan aku disini sendirian."

"Ya Tuhan, kejam sekali Bos-mu itu Nona! Ya sudah mari masuk, biar saya antar sekarang."

Mau tidak mau Kiara menurut untuk masuk ke dalam mobil itu. Sean segera menancap pedal gasnya berlalu pergi sebelum suasana semakin gelap.

Di dalam mobil mereka merasa canggung karena belum mengenal satu sama lain, tapi entah mengapa Sean rasa kalau Kiara ini wanita baik-baik dan Kiara pun merasakan hal yang sama kalau Sean ini bukan laki-laki berandal yang suka mempermainkan seorang wanita.

"Em, nama kamu siapa? Eh maaf, maksud saya mungkin jika kita kenal satu sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mom's Reyva
sean bukansih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 12.

    "Nona Kiara, Nona masih disini?""Eh, iya Pak Ahmad! Saya di suruh lembur oleh Pak Aland, tapi ini sudah selesai pekerjaan saya, saya sedang berkemas sekarang."Rupanya Pak Ahmad mendengar suara grusak grusuk dari dalam makanya di menghampiri suara itu, dia mengira kalau itu tikus atau suara kucing yang masuk ke dalam kantor. Pak Ahmad berniat untuk mengusir binatang itu dan ternyata Kiara masih di dalam ruang kerjanya.Sebagai security di tempat itu tentu Pak Ahmad harus memastikan kalau tempat dimana dia bekerja terlihat aman dan nyaman tanpa gangguan binatang sekalipun yang bisa merusak barang-barang perusahaan.Ada rasa kasihan pada Kiara yang sepertinya sengaja Aland kerjain, Pak Ahmad tau itu, hanya saja dia tidak berani mengatakan itu yang hanya akan membuat Kiara marah pada atasannya itu.Dia hanya menunggu di depan pintu sampai Kiara selesai, memastikan kalau wanita itu pulang dengan keadaan baik-baik saja."Aku sudah selesai Pak, terima kasih, aku pulang dulu."Pak Ahmad han

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 13.

    "Dari mana saja kamu semalam? Jangan bilang kamu mencari pengganti Papah untuk Reza!"Satya diam-diam menghampiri Kiara yang masih membuatkan susu untuk Reza di pagi hari.Dari semalam Satya terus saja berfikir tentang bos di kantor Kiara yang sepertinya sengaja mengerjai dia. Sebagai orang yang pernah ada dalam kehidupannya tentu Satya tidak terima, apalagi statusnya sekarang adik ipar.Jelas saja dia tidak rela jika ada seseorang mempermainkan adik iparnya."Bukan urusan kamu! Mau ngapain aku di luaran sana itu bukan urusanmu!""Ki, bisa nggak kalau kamu bersikap sedikit baik kepadaku? Aku ini Kakak ipar kamu!""Justru karena kamu Kakak iparku jadi alangkah baiknya jika kamu jangan pernah mendekati aku dan juga anakku!"Raut wajah Kiara memancarkan kebencian yang teramat dalam pada Satya.Berusaha sekeras mungkin untuk menjauhi laki-laki itu tetapi Satya justru yang selalu menghampirinya, saat itu juga Kezia datang dan melihat kebersamaan mereka di dapur.Sudah dia mencari kemana-man

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 14.

    "Nah kita makan siang dulu di sini, kamu pasti lapar kan? Secara ini sudah waktunya jam makan siang."Sebuah restoran menjadi tempat tujuan Sean mengajak Kiara pergi dari kantor. Dari pertama mengenal Kiara, Sean ingin semakin dekat dengan wanita itu.Wanita itu terlihat unik baginya, dan kebetulan sekali dia bekerja di kantor milik Aland, Sean bisa menemuinya kapan saja dia mau."Astaga, kamu tau aja kalau aku sedang lapar! Aku memang nggak bawa bekal hari ini.Sean mengerutkan alisnya saat mendengar kalau Kiara membawa bekal untuk makan siangnya di kantor.Hari gini masih saja ada staf yang membawa bekal untuk makan siang, bukankah warung atau restoran siap saji begitu banyak di kota ini."Ya sudah, sekarang kamu mau pesan yang mana aja? Jangan sungkan-sungkan. Aku yang bayar.""Oh, rupanya kamu lagi banyak uang hari ini? Ok, kalau begitu aku pesan bakso dengan jus lemon, itu saja."Mereka berdua memesan menu yang sama, walau sebenarnya Sean tidak terlalu suka dengan bakso tetapi di

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 15.

    "Pak Bandi, astaga maaf ada apa Pak?""Maaf Pak Aland, bukankah hari ini Bapak ada survey proyek di lapangan? Maaf saya cuma mengingatkan kali aja Pak Aland lupa.""Astaga! Ya ampun benar aku lupa Pak. Pak Bandi tolong hubungi Kiara sekarang."Aland seketika bangun dari duduknya dengan tergesa-gesa, dia baru teringat kalau ada niat untuk menengok proyek pembangunan di luar kota.Memikirkan Kiara dan Sean sampai membuatnya lupa kalau saja pak Bandi tidak mengingatkan.Sambil berjalan Manager itu berusaha menghubungi Kiara yang sebenarnya sudah merasa gelisah sedari tadi. Beberapa kali dia mengajak Sean untuk pulang karena sadar kalau ini masih di jam kerja.Tetapi laki-laki itu sepertinya sengaja berlama-lama karena masih ingin bersama Kiara."Aku pergi dulu Se, Pak Aland pasti sudah menungguku dari tadi.""Eh, Kiara tunggu!"Tetapi Kiara tak menghiraukan lagi panggilan dari Sean, dia segera berlari menemui bos-nya yang sudah berjalan menuju mobilnya."Halo Nona Kiara, Nona di tunggu o

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 16.

    "Sayang, Ibu pulang!"Reza memang melihat ibunya pulang, tetapi respon dia tidak seperti biasanya. Hari ini dia terlihat cuek dengan Kiara yang baru saja sampai di rumah.Anak kecil itu hanya menoleh sebentar sebelum kembali fokus dengan mainan mobil-mobilanya."Kamu udah pulang Ki? Gimana pekerjaan di kantor, apa semuanya baik-baik saja?" tanya bu Marwah yang sedang menemani si kecil bermain.Entah mengapa hari itu terasa melelahkan untuk Kiara, selain setelah makan siang dengan Sean yang sempat membuatnya sebal, musibah yang mengenai Aland pun turun membuatnya lelah.Kiara menyenderkan tubuhnya di senderan sofa dengan sedikit kasar sebelum menjawab pertanyaan ibunya."Tadi ada sedikit tragedi Mah, Pak Aland kejatuhan kayu dari atas di proyek.""Loh, kok bisa?"Cerita dari Kiara sepertinya menarik untuk di dengarkan menurut bu Marwah."Dia melindungi aku Bu, seharusnya aku yang kena! Tapi dia ..., dia berkorban, tubuhnya luka itu gara-gara aku!"Semua yang terjadi hari ini Kiara ceri

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 17.

    "Ada apa ini kak?""Dek, Mas Satya pergi dari rumah! Dia marah sama Kakak Dek!"Kiara yang semula berada di kamarnya berlari keluar kembali saat melihat kakaknya yang menangis sambil mengejar mobil suaminya.Dia tidak menyangka kalau pertengkaran mereka berujung seperti ini, padahal selama menikah tak pernah ada pertengkaran sedikit pun dari mereka, rumah tangga mereka terlihat adem ayem tapi sekali muncul keributan membuat Satya pergi meninggalkan Kezia."Pergi? Kok bisa?""Memangnya apa yang terjadi pada kalian?"Sengaja Kiara menanyakan itu untuk mendengar cerita kakaknya dengan jelas, karena yang dia dengar tadi hanya samar-samar yang kemungkinan berbeda dari yang dia dengar.Sambil menenangkan Kiara mengajak Kezia untuk duduk dan menceritakan semua duduk permasalahan dengan suaminya itu."Kakak yang sabar yah, kalau Mas Satya benar-benar mencintai Kakak, pasti dia akan kembali kesini.""Tapi Kakak takut Dek! Kakak takut kalau Kakak benar-benar tidak bisa punya anak! Mas Satya pas

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 18.

    "Kamu boleh kembali ke rumah istri kamu, tapi kamu harus tegas sama dia. Ingat! Kamu butuh keturunan untuk meneruskan bisnis yang kamu kelola."Omongan Nasya membuat Satya bimbang, pikirannya kini terpecah menjadi 2 dengan apa yang bu Citra katakan dan kakaknya katakan.Niat yang semula ingin kembali ke rumah Kezia mendadak malas.Melihat putranya yang mulai bimbang bu Citra bicara kembali untuk memberi semangat pada Satya.Antara bu Citra dan Nasya memang sering ada perbedaan prinsip. Dari awal Nasya memang keberatan jika adiknya menikah dengan wanita yang umurnya 2 tahun lebih tua darinya.Akan tetapi tekat Satya membuat Nasya akhirnya menuruti apa yang adiknya mau."Nggak Satya, kamu jangan dengarkan omongan Kakak kamu. Pulanglah dan temui istrimu baik-baik! Dia pasti sedang cemas memikirkan kamu di rumah."Walau tidak sesuai dengan apa yang ada di otaknya Nasya, tetapi dia membiarkan adiknya pulang sesuai apa yang ibunya perintahkan.Satya kembali menaiki mobilnya dan pulang kemba

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 19.

    Pagi harinya Kiara memandang Satya yang tiba-tiba sudah berada di rumah, Kiara sendiri tidak tau kapan kakak iparnya itu pulang.Pasangan suami istri itu terlihat romantis dengan Kezia yang berambut basah sambil bergelayut manja di lengan kekar Satya.Mereka menghampiri Kiara yang masih berada di meja makan sambil menyuapi Reza.Ingin rasanya dia pergi dari tempat itu, tetapi apa kata mereka kalau tiba-tiba saja dia pergi."Hai Dek, udah siap mau ke kantor pagi ini?""Hem," jawab Kiara singkat.Kezia tau kalau adiknya itu sedang kesal dengan sikap suaminya, akan tetapi dia yakin kalau rasa kesal adiknya itu hanya berjalan sebentar. Tak lama Kiara pasti kembali seperti sediakala."Makan yang cepat Sayang, Ibu takut terlambat sampai di kantor," gumam Kiara beralasan agar segera pergi dari tempat itu."Ups, makannya hati-hati Sayang, nanti kamu tersedak."Kiara membelalakkan matanya saat Satya ikut bicara dan memanggil Reza dengan sebutan Sayang, tetapi Kezia hanya mengira kalau panggila

Bab terbaru

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 140.

    Keesokkan harinya Kiara benar-benar tak menyangka kalau Aland benar-benar datang untuk menemui ke dua orang tuanya.Bahkan dengan beraninya Aland memanggil bu Marwah dan pak Susanto untuk duduk dalam satu meja di ruang tamu tanpa menunggu dua yang memanggil.Bu Marwah dan pak Susanto seketika menghampiri mereka di depan."Ada apa ya, Nak Aland memanggil kami? Apa ada yang bisa kami bantu?""Oh, tidak Om, Tante. Saya cuma mau mengatakan sesuatu pada kalian." Kedua orang tua itu duduk siap mendengarkan apa yang akan Aland sampaikan."Em, jadi begini, Om, Tante. Sebelumnya saya minta maaf kalau saya terlalu lancang memanggil kalian kesini. Kedatangan saya kemari untuk meminta restu dari kalian untuk memperistri Kiara menjadi milik'ku." Kedua orang tua itu tampak begitu bahagia mendengarnya."Semenjak aku mengenal Kiara, aku merasakan hal yang berbeda, aku memantapkan diri dan sekarang aku yakin kalau Kiara-lah yang cocok untuk menjadi pendamping hidupku.""Apa Nak Aland yakin? Nak Aland p

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 139.

    "Loh, Kakak mau kemana?" Malam itu Kezia begitu cantik mengenakan dress panjang berwarna coklat muda."Aku di minta Pak Sean untuk menemani di acara undangan klien bisnisnya. Kamu sendiri mau kemana Dek?" Sama halnya dengan Kiara yang tak kalah cantik dari kakaknya."Jangan bilang klien itu, Pak Dimas?""Loh, kok kamu tau, Dek? Jangan-jangan kamu mau ke tempat yang sama?""Astaga, Mas Aland juga mengajak'ku ke sana. Kebetulan sekali kita bisa pergi bersama." Tapi tidak menjamin pada diri Aland, apakah dia mau dekat kembali dengan Sean setelah apa yang dia lakukan padanya?Mereka terkekeh karena sama-sama tidak mengatakan sebelumnya. Kalau begitu Kakak pergi dulu, Dek. Pak Sean mengatakan aku jangan sampai terlambat sampai ke sana." Sementara Kiara masih menunggu kekasihnya datang menjemput. Tak berapa lama kemudian mobil Aland terlihat berhenti di depan rumah, dengan gagahnya pemuda itu turun."Kiara, apa kamu sudah sia

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 138.

    "Mau apa lagi kau ke sini? Udah nggak ada hubungan lagi kamu dengan keluarga ini, Mas!""Kiara, Kiara tunggu!" Kiara berhenti sejenak memberi sedikit Satya waktu untuk bicara."Aku ..., aku ke sini untuk minta maaf. Tolong maafkan semua kesalahanku! Mana Kakakmu? Aku mau minta maaf pada Kezia." Laki-laki itu sudah seperti memohon untuk ketemu dengan kakaknya."Nggak ada! Kak Kezia lagi pergi. Dia sudah tidak mau melihat kamu lagi," jawab Kiara ketus, dia melanjutkan langkahnya kembali, tetapi Satya kembali mengejarnya."Kiara, kamu tidak bisa seperti ini! Izinkan aku bicara dulu dengan Kezia!""Sudahlah Mas. Lebih baik kamu lupakan Kak Kezia. Biarkan dia bahagia dalam kesendiriannya!" Namun sepertinya laki-laki itu kekeh ingin bertemu mantan istrinya.Dia menerobos masuk walau Kiara sudah melarangnya."Kezia, Kezia dimana kamu. Kezia, Sayang dimana kamu?" "Mas, apa yang kamu lakukan? Tolong jangan buat keributa

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 137.

    "Syukurlah kamu sudah boleh pulang, Sayang. Ibu senang mendengarnya. Sebentar lagi Om tampan datang menjemput kita.""Benarkah Om tampan akan menjemput kita, Ibu? Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya."Setelah di rawat dua hari di rumah sakit kini dokter menyatakan kalau Reza sudah di perbolehkan untuk pulang."Iya, Sayang. Om Aland mengatakan hari ini akan mengantar kita pulang.""Hore, pulang dengan Om tampan." Reza begitu antusiasnya.Dadi tempat yang berbeda Aland berjalan begitu cepat berjalan sambil mengangkat teleponnya, dia begitu buru-buru keluar dari kantor untuk menepati janjinya bahwa hari ini dia yang akan mengantar pulang.Aland tidak mau sampai Kiara dan Reza kecewa karena menunggu dia yang tak kunjung datang.*****"Lebih baik Ibu berkemas sambil menunggu Om Aland datang. Sayang, kamu duduk saja di sini, jangan kemana-mana.""Baik, Ibu."Reza menurut untuk duduk di atas

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 136.

    "Hari ini aku mulai bekerja, aku harus semangat." Kezia duduk di ruang kerjanya yang beru dengan penuh semangat. Pengalam kerja yang dulu dia peroleh menjadi bekal untuk di perusahaan barunya.Beberapa dokumen penting tertumpuk di atas meja. Walau tumpukan itu serasa bikin pusing kepalanya namun dia harus mengerjakannya dengan semangat.Satu persatu tugas itu dia kerjakan sampai siang hari namun belum sepenuhnya selesai. Masih banyak lagi tugas yang harus dia kerjakan selanjutnya."File ini sudah selesai dari setengahnya. Lebih baik aku bawa ke Pak Sean untuk di tanda tangani."Sesaat sebelum beranjak ke ruang direktur, Kezia membereskan sisa pekerjaannya terlebih dahulu.Tok!Tok!"Permisi, Pak.""Iya masuk," jawab Sean dari dalam ruangannya.Begitu pintu di buka, Kezia mendapati Sean sedang menelepon seseorang, samar-samar dia mendengar seseorang mengatakan kalau ada perusahaan yang akan di lelang sua

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 135.

    Ketika pagi hari Aland terlihat sampai di kantor dia mendapati pak Bandi yang tengah sibuk mengurus sesuatu.Dia melepas pekerjaannya sebentar untuk menyapa bos-nya datang."Selamat pagi, Pak Aland.""Pagi. Apa yang sedang Pak Bandi lakukan?""Ini, Pak menyiapkan berkas Pak Aland untuk meeting nanti siang." Aland memicingkan matanya."Kemana Kiara? Kenapa Pak Bandi yang menyiapkan semuanya?" Padahal Aland berharap sesampainya dia di kantor, orang yang pertama dia lihat adalah Kiara. Namun pada kenyataannya wanita itu justru kini tidak ada di tempat."Saya tidak tau, Pak. Mungkin Nona Kiara cuti hari ini.""Cuti?" Aland rasa sepertinya tidak mungkin karena kemaren dia tidak mengatakan apa-apa tentang pekerjaan.Untuk menjawab rasa penasarannya maka Aland mengambil ponsel dan menghubungi Kiara yang kini masih di rumahnya.Ponsel Kiara yang tergeletak di atas meja, mendadak berdering. Sudah Kiara

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 134.

    Di samping kolam renang rumahnya Aland berjalan pelan sambil senyum-senyum sendiri.Betapa senangnya dia bisa membuat Kiara dan Reza begitu bahagia. Bayangan ketika dia membopong tubuh sintal itu masih kian terasa berat di pundaknya, lucunya saat Reza berlari mengejar seolah tidak terima ibunya di culik pun membuat Aland ingin sekali tertawa lepas.Tapi dia tahan sebisa mungkin. Apa kata mereka jika melihat dia tertawa sendiri. Mungkin bik Inah dan teman-teman seperti pak sopir mengira kalau Aland sudah tidak waras lagi."Kalian memang lucu. Kalian bisa membuat aku senang, membuat aku bahagia dan membuat hidupku lebih berwarna.""Kiara. Aku tidak salah memilihmu untuk jadi pendamping hidupku. Akan aku pertahankan sebisa mungkin apapun rintangannya, karena aku sudah terlanjur jatuh cinta padamu.""Cie, yang sedang jatuh cinta." Tiba-tiba bik Inah bersuara dari belakang yang membuat Aland kaget. Rupanya dia mendengar semua yang dia katakan

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 133.

    Puas berwisata, sore hari mereka pulang membawa lelah tapi juga bahagia.Reza yang begitu antusias kini tidur di dekapan ibunya saat di dalam perjalanan. Menyusuri jalan yang sama saat mereka berangkat, Kiara menoleh kembali pada apa yang dia lihat tadi."Ah, sudah tidak ada. Semoga aja apa yang aku lihat itu salah," gumamnya dalam hati.Sampai tiba di rumah, Aland turun lebih dulu yang menggantikan posisi Kiara untuk membawa Reza masuk.Tindakannya itu seperti ayah yang membopong anaknya sendiri. Tidak ada ragu dalam diri Aland sedikit pun pada Reza."Ya ampun, Reza tidur?" Aland hanya tersenyum saat bu Marwah menyapanya.Namun Kiara yang menjawab dengan lirih sengaja agar putranya itu tidak bangun.Aland membaringkan tubuh mungil itu di atas tempat tidur susun yang bermotif Doraemon.Tak lupa dia mencium pipi chubby si anak kecil."Sepertinya dia lelah sekali, dan kamu juga pasti lelah, isti

  • Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan   Bab. 131.

    "Nggak, nggak ada apa-apa." Merasa belum yakin dengan apa yang dia lihat maka Kiara lebih baik mengatakan tidak ada apa-apa.Aland hanya menjawab singkat. "Oh."Mobil terus melaju ke tempat tujuan dan berhenti di sebuah wisata alam bernuansa pantai."Kita sudah sampai." Begitu riangnya Reza meloncat turun dari mobil dan berlari ke pinggiran pantai."Reza hati-hati, Sayang." teriak Kiara khawatir.Dan yang membuat Kiara bangga terhadap Aland, dia menghampiri Reza untuk memastikan kalau dia aman."Mas Aland begitu perhatian pada Reza, aku berharap dia sosok yang selama ini aku cari."Dari kejauhan terlihat Meraka berbisik sambil menunjuk ke arahnya. Tak lama setelah itu Reza berlari menghampiri ibunya da menarik tangan Kiara."Ibu, ayok kita ke sana. Kita ke pinggir pantai di sana, Ibu!""Eh, nggak. Ibu tunggu di sini aja, kamu mainlah sama Om tampan." Tapi Reza terus saja menarik tangannya.Mau

DMCA.com Protection Status