Home / Pernikahan / Benih Rahasia Untuk Sang Dosen / Bab 15 — Siapa Lagi Kamu?

Share

Bab 15 — Siapa Lagi Kamu?

Author: Inthary
last update Last Updated: 2024-07-30 22:45:40

"Kiana, tunggu! Please! Maafkan aku. Aku nggak bermaksud secara begitu sama kamu," bujuk Tere. Begitu dia melontarkan pertanyaan, Kiana langsung bangkit karena tersinggung. Tere juga yang salah karena tidak bisa melihat situasi.

Kiana menoleh, tatapannya menohok, "Kamu kan yang paling tahu apa alasanku untuk menerima pekerjaan yang bahkan nggak terpikirkan olehku. Kenapa kamu bisa setega itu mengajukan pertanyaan begitu?"

"Aku minta maaf, Kia. Mungkin ini karena hormon kehamilanku, aku jadi bicara ngawur. Yuk, masuk! Aku nggak mau kamu pergi dalam keadaan marah," tukas Tere memelas.

Hati Kiana yang terlalu baik tidak bisa mengatakan tidak untuk bujukan Tere. Mereka kembali masuk dengan permintaan maaf berkali-kali dari Tere.

Persahabatan mereka yang tidak sekedar pertemanan biasa sudah membuat Kiana kembali ceria. Dia menceritakan apa yang perlu dia ceritakan dan meninggalkan insiden yang membuat Tere akan berpikiran buruk.

"Kapan hari perkiraan lahir bayi kamu, Re?" tanya Kiana. D
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 16 — Bertemu Mama Mertua Saya

    "Saya bosnya Kiana, Pak. Anda siapanya?" tanya Ghazlan dengan sopan namun tersirat ketegasan untuk melepaskan Kiana. Hari meradang. Dia menyingkirkan tangan pria asing di depannya itu. "Bos? Ah, yang memberikan gaji di muka?"Ghazlan melirik Kiana untuk memastikan bahwa wanita itu mengatakannya. Terlihat Kiana mengangguk pelan namun dia ragu karena takut kalau Ghazlan salah menduga. "Benar sekali. Saya mengakui kinerja Kiana yang setiap hari meningkat makanya saya memberikan gaji di muka. Terakhir kali saya ingin bertanya, siapa bapak?" tanya Ghazlan. Secara tidak langsung dia menarik Kiana untuk lebih dekat padanya. Kiana setengah meringkuk di samping Ghazlan karena perlindungan pria itu sangat dia butuhkan. Sang supir kini hanya menyaksikan apa yang majikannya lakukan. "Saya ayahnya. Kamu nggak berhak memotong pembicaraan kami," tegas Hari. "Saya berniat membawa anak saya untuk pulang.""Kalau begitu kembalikan uang yang telah saya berikan pada Kiana. Saya tahu kalau uang terseb

    Last Updated : 2024-07-31
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 17 — JANGAN PAKAI SEPATU! LEPAS!

    Sebagai apa? Kiana diam-diam menahan napas untuk mendengar ucapan Glade."Asisten pribadi saya," tukas Glade kemudian. Dia benar-benar tidak suka ide itu tapi dia terpaksa melakukannya. Alasannya hanya satu, suaminya ada di rumah besok. Hanya dia yang akan pergi karena Ghazlan ada pekerjaan dari rumah."Saya bisa tinggal di rumah saja, Mbak. Lagi pula saya juga tidak kenal mama mertua mbak Glade," elak Kiana penuh sesal. Apa yang perlu dia lakukan kalau mereka bertemu? Kenal saja tidak!"Tidak bisa! Kamu harus ikut!""Alasannya, Mbak?"Muka normal Glade berubah tajam. "Kamu pikir saya rela meninggalkan suami saya di rumah hanya bersama kamu?""Maksudnya, Mbak?" Kiana berpikir bahwa Glade mengetahui kejadian sore tadi."Tadi sore kamu ngapain pulang sama suami saya?" sungut Glade.Benar kan? Kiana jadi paham kenapa Glade bersikeras membawanya."Saya tidak..,""Ya, kamu pasti akan mengatakan kalian tidak melakukan apapun. Alasan klasik. Kamu harusnya menunggu supir selesai memperbaiki m

    Last Updated : 2024-08-02
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 18 — Dasar Wanita Bodoh!

    Bak orang yang linglung, Kiana mundur hingga dia kehilangan pijakannya. Ratri hanya menggelengkan kepalanya sementara Glade menyeringai kecil sembari menghampiri wanita yang berjalan ke arah mereka. Wanita dengan penampilan sederhana tetapi terlihat tegas itu menyambut Glade dengan senyum lebarnya."Terimakasih, Sayang, karena kamu bisa meluangkan waktu untuk datang ke sini," tukasnya.Glade segera memeluk wanita tersebut sembari menjawab, "Sama-sama, Ma. Aku pasti selalu bisa meluangkan waktu untuk mama."Mama? Kiana mengulang dalam hati. Jadi wanita yang usianya diperkirakan setengah abad lebih tersebut ternyata mama mertua Glade. Pantas saja wibawanya sangat terasa ketika ucapan peringatan itu terlontar dari bibirnya."Siapa yang kamu bawa?""Ini asisten rumah tangga, Mbak. Mama pasti butuh banyak bantuan untuk melayani tamu kan nanti malam?" ucap Glade sembari memperkenalkan Kiana. "Ayo, sapa nyonya rumah ini!"Seolah tidak sadar dirinya menjadi bahan olok-olok Ratri karena penye

    Last Updated : 2024-08-03
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 19 — Dia Benar-benar Asisten Rumah Tangga Kalian?

    Ghazlan yang sadar jika intonasi suaranya terlalu tinggi, bergegas membawa Kiana menyingkir dari sana. Mereka berhenti di ruang belakang yang lumayan jauh dari tempat acara."Maaf," tukas Ghazlan dengan nada pelan. "Saya memang bodoh, Pak. Kalau saya nggak bodoh, saya mana mungkin bisa ada di sini?" jawab Kiana.Ghazlan merasa bersalah karena ucapannya pasti menyinggung Kiana. Siapapun pasti tidak akan mau dikatakan bodoh oleh orang lain. "Maaf. Bukan maksud saya berkata begitu. Hanya saja saya tidak suka kamu diperlakukan begini. Kemana kamu tidak mengelak?""Saya tidak berani melawan istri anda, Pak," ucap Kiana."Kalau begitu diamlah di sini. Biar saya saja yang memberitahu Glade." Ghazlan kembali ke tempat acara untuk mencari istrinya. Begitu melihat istrinya, dia ingin mengatakan sesuatu tapi Silvina memintanya untuk menemui salah satu rekan kerja papanya. "Nanti kita bicara," tukas Ghazlan pada Glade."Iya, Mas."°°°Ghazlan tidak sedang ingin basa-basi. Sungguh! Orang-orang y

    Last Updated : 2024-08-04
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 20 — Selamat, Bu Glade!

    Ghazlan meletakkan sendoknya. Sikapnya teramat tenang untuk seseorang yang sedang menyembunyikan sesuatu. "Kalau Kiana hamil juga nggak masalah, Ma. Dia punya suami."Mulut Silvina terbuka sesaat lalu kembali mengatup. "Mama kira dia hamil di luar nikah. Kalau tahu dia hamil, mama nggak akan suruh-suruh dia kemarin.""Kan aku sudah bilang sama mama kemarin. Mama punya asisten rumah tangga sendiri kenapa nyuruh Kiana?" tanya Ghazlan. Dia menoleh ke arah datangnya Glade. "Kiana dimana?""Aku suruh istirahat. Habis ini kita pulang ya, Mas?" pinta Glade. Ada sesuatu yang harus dia lakukan. Dia ingin memastikan apakah Kiana benar-benar hamil. Melihat tatapan mendesak dari Glade, akhirnya Ghazlan mengiyakan. "Iya. Lagi pula aku juga ada tugas di kampus hari ini."Sekilas Ghazlan bisa menangkap kegembiraan dari mata istrinya. Tentu saja. Ghazlan juga akan senang jika Kiana berhasil hamil. Mereka tak perlu lagi melakukan inseminasi untuk kedua kalinya. "Kamu perhatian sekali pada asisten ru

    Last Updated : 2024-08-06
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 21 - Ini Saya!

    "Nanti kalau Mbak Glade melihatnya, saya lagi yang kena marah, Pak," tukas Kiana. Sejujurnya dia senang mendapat perhatian dari Ghazlan tapi kemarahan Glade lebih menakutkan."Kamu nggak mau cuci muka? Saya bawakan sarapan," ucap Ghazlan sembari memperlihatkan bungkus plastik di tangannya. "Oh, iya. Terimakasih atas makanannya, Pak. Saya akan menghabiskannya," ucap Kiana yang tanpa basa-basi merebut bungkusan tersebut dari tangan Ghazlan. Tak lupa dia juga menutup pintu bermaksud mengusir pria itu. Di luar sana, Ghazlan yang bisa geleng-geleng kepala. "Padahal aku mau melihatnya makan."Kiana tidak bisa mendengar gumaman tersebut. Dia memilih untuk meletakkan bungkusannya di atas meja makan sementara dia kembali ke kamarnya. Namun, baru melangkah ke pintu kamar, mualnya tiba-tiba datang. Kiana bergegas ke kamar mandi untuk menumpahkan isi perutnya. Sayangnya tidak ada yang keluar. Wanita itu terdiam cukup lama di depan wastafel dengan keringat lumayan deras. "Ternyata hamil itu ng

    Last Updated : 2024-08-07
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 22 — Tidur Di Luar!

    "Pak Ghazlan?" gumam Kiana. Ghazlan memberi isyarat untuk diam. Telunjuknya mengarah pada Anita yang berjalan mondar-mandir mencari Kiana. Kiana menyadari posisinya, sungguh. Tapi kenapa seolah Ghazlan memberikan kesempatan untuknya berpikir macam-macam? "Tapi kenapa kita harus sembunyi, Pak?"Mereka bersembunyi di balik dinding rumah Kiana, menenggelamkan diri di antara pot-pot bunga kecil yang sama sekali tidak bisa menghilangkan jejak mereka. "Iseng saja," ucap Ghazlan santai. Dia menyeringai kecil, benar-benar ciri khasnya yang tidak bisa diubah. Kiana baru mengetahui bahwa Ghazlan bisa seceria itu. Padahal waktu bertemu pertama kali, kesan yang didapat Kiana adalah muka serius yang tidak sembarang orang bisa menyentuhnya. Tapi sekarang, Ghazlan seolah mudah ditebak.Suara Anita terdengar menjauh. Ghazlan mundur beberapa langkah untuk memberikan ruang pada Kiana. Kiana bergerak dengan kikuk. "Kita mau ngapain, Pak?""Nggak ngapa-ngapain. Jalan-jalan ada di sini. Kamu udah per

    Last Updated : 2024-08-09
  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 23 — JANGAN, TUAN! NYONYA BISA MARAH!

    "Apa perlu kita bawa ke dokter?""Bawa saja, Mas. Nanti kalau ada apa-apa gimana dengan bayinya?" "Telepon saja dokter Saras, Glade.""Nggak usah dekat-dekat, Mas. Ingat, aku sedang marah sama kamu.""Ya Tuhan, kamu masih membahas masalah kemarin?"Samar-samar Kiana mendengar percakapan antara Glade dan Ghazlan. Wanita itu membuka matanya, agak berat entah kenapa. "Kiana, kamu sudah sadar?" tanya Glade yang langsung mencondongkan tubuhnya ke arah Kiana. Begitu dia mendapat kabar dari Anita bahwa Kiana pingsan, seketika dia berlari ke rumah belakang. Melihat kerumunan para asisten rumah tangganya, Glade merasakan dunianya runtuh. Dia sangat berharap kehamilan Kiana bisa berhasil agar tidak ada lagi pembicaraan masalah kehamilan di rumah mertuanya. "Saya nggak apa-apa, Mbak," ucap Kiana sebelum Glade menanyakan kondisinya. Helaan nafas lega terdengar dari mulut Glade. "Kenapa kamu bisa pingsan? Sebaiknya kita pergi ke dokter supaya kita tahu apa yang terjadi.""Nggak perlu, Mbak. S

    Last Updated : 2024-08-10

Latest chapter

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   93 — Kalau Baby G Sampai Diapa-apain Gimana?

    "Apa? Aku tanya sama Kiana bukan kamu!" bentak Ghazlan. Baby G terbangun dan menangis karena teriakan Ghazlan. Pria itu sadar akan kelalaiannya dan meminta maaf pada Kiana.Kiana mengambil alih Baby G. Gerakan cepatnya membuat GhazLan takjub. Kiana sangat cekatan. Tidak terlihat kalau wanita itu belum pernah menangani seorang bayi sekalipun. Ghazlan mendorong istrinya untuk keluar dari sana karena dia tidak ingin mengganggu Kiana. Pria itu langsung mengeluarkan uneg-unegnya."Lihatlah! Kamu memang dewasa tapi kamu nggak sedewasa Kiana. Kamu yang menginginkan dipanggil ibu tapi kenyataannya malah diam waktu Baby G nangis. Kamu sadar nggak sih, Glade? Kamu nggak mau belajar!" sentak Ghazlan kesal. Glade menatap sengit suaminya, "Lalu? Aku harus jadi babysitter gitu? Hei, Mas! Kita bisa membayar jasa babysitter. Ngapain sih susah-susah. Kamu banyak banget berubah sejak Kiana datang ke rumah kita. Kamu nggak pernah mendesakku untuk jadi ibu rumah tangga yang baik. Kamu nggak pernah sek

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 92 — Mas!

    "Babysitter," tegur Glade dari arah kamar. Dia menahan kesal ketika Kiana datang-datang menyebut dirinya ibu. Babysitter yang sejak awal tidak bisa menangani Kiana, hanya melihat mereka dengan bingung."Ratri!" panggil Glade dengan kesal. Ratri berhasil menghampiri Glade, "Iya, Nyonya.""Urus mbaknya Baby G. Saya tidak mau ada rumor yang tersebar nantinya," ucap Glade yang tanpa tedeng aling-aling langsung mengatakan di depan wanita muda tersebut."Iya, Nyonya."Ratri lantas meminta sang babysitter untuk mengikutinya. Sementara Kiana mengambil alih Baby Galang. Baby Galang yang semula rewel tiba-tiba saja berhenti setelah didekap oleh Kiana. Rasa haru menyeruak dalam dada. Kiana menitikkan air matanya tanpa sadar. Wanita itu tidak mengerti kenapa dia harus menangisi keadaan yang membuatnya bahagia. "Jangan mendramatisir keadaan! Baby G hanya merespon karena kamu wanita yang melahirkannya. Setelah dia dewasa, kamu nggak akan pernah menjadi orang terpenting baby G," tukas Glade ketu

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 91 — Ini Ibu, Sayang

    "Mbak Glade?" ucap Kiana dengan mata membulat penuh. "Dari mana mbak Glade tahu rumah saya?"Glade dengan tampang congkaknya langsung duduk di sofa ruang tamu. Sembari melihat-lihat keadaan rumah Kiana, dia mengatakan, "Apa yang saya tidak tahu?"Tere memberi isyarat pada Kiana, apa yang harus dia lakukan? Kiana memintanya untuk pergi karena Glade hanya punya urusan dengannya. Kiana lalu duduk di depan Glade. Dia tidak tahu reaksi apa yang harus dia perlihatkan pada mantan bosnya itu. Sudut bibir Glade terangkat. Entah mencela perumahan milik Kiana yang begitu mungil atau dia mengejek penampilan Kiana yang lebih sering memakai dress longgar. "Saya tidak tahu kalau Mbak Glade penasaran dengan tempat tinggal saya," ucap Kiana membuka pembicaraan."Bukan penasaran. Saya ingin mengajukan penawaran sama kamu. Kamu mau bekerja lagi di rumah saya? Sebagai babysitter Galang. Baby G nangis terus setiap malam dan saya lelah mendengarnya," ucap Glade geram. Dia seolah sedang mengatai anaknya

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   90 — Kerewelan Galang

    "Aku ibunya, Mas. Aku!" tegas Glade tidak bisa terbantahkan lagi. Matanya menatap garang pada suaminya yang tetap ngotot kalau Galang butuh Kiana. "Kamu tahu, Mas. Kalau kamu semakin mempersulit keadaan, aku nggak akan segan-segan membawa Galang pergi dari kamu!"Ghazlan mendesis pelan. "Selalu saja ancaman! Kalau kamu nggak mau aku mengungkit masalah Kiana, sebaiknya kamu cari cara agar Galang mau diam. Kamu ibunya kan? Kasihi dengan baik jangan cuma dilempar sama babysitter.""Oke. Nggak masalah! Aku bisa kok mengatasinya," jawab Glade geram. Dia meninggal sang suami untuk beralih ke kamar bayi mereka. Ruangan yang berada di samping kamar mereka dirubah sedemikian rupa agar Galang bisa nyaman tinggal di sana. Glade juga sudah membayar babysitter yang sudah bersertifikat dan dikelola oleh yayasan agar bisa mengasuh Galang selagi dia pergi. Namun pada kenyataannya, babysitter kondang juga tidak bisa menaklukkan Galang. Ada apa sebenarnya?"Kamu itu saya bayar mahal bukan untuk plonga

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 89 — Dia Butuh Ibunya

    "Dimana?""Satu perumahan denganku, Kia. Harganya lumayan murah dan besar. Kamu bisa tinggal sama keluarga kamu nanti kalau misalkan udah nggak ada masalah lagi. Yuk! Aku udah janji untuk datang hari ini," jelas Tere. Kondisi Tere lebih baik ketimbang Kiana yang tidak bisa move on dari keluarga Ghazlan. Wajar karena orang yang menyewa rahim Tere bukan pasangan yang baru menikah dengan status memiliki segalanya.Kiana berpamitan dengan Munif lebih dulu sebelum dia memutuskan untuk pergi. Kiana jika memasukkan beberapa lembar uang ratusan ribu ke dalam amplop yang kemudian diserahkan pada wanita yang memiliki hati baik tersebut."Ini terlalu banyak, Nduk," ucap Munif. Hanya menyentuh permukaan luarnya saja dia tahu berapa puluh lembar isinya. "Kamu juga pasti butuh uang ini. Sebaiknya kamu simpan saja untuk keperluan kamu."Kiana menolaknya, "Saya masih punya beberapa simpanan uang, Bu. Bu Munif tenang saja."Munif ingin sekali menolaknya karena dia belum pernah mendapat uang banyak itu

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 88 — Berkemaslah!

    Ghazlan menoleh pada Kiana, lalu beralih pada bayi laki-laki yang berada dalam dekapan Glade. Pria itu tidak bisa memilih. Mereka semua orang yang paling penting dalam hidupnya. Tapi ..."Maaf, Kiana," ucap Ghazlan akhirnya. Dia tidak berani menatap mata Kiana dan memilih untuk membawa bayi mereka pulang ke rumah. Kiana menangis sejadi-jadinya. Rasa sakit dalam hatinya teramat menyiksa. Terlebih ketika bayi yang dia lahirkan diambil begitu saja. Terlepas dari perjanjian di antara mereka, Kiana hanya berharap mereka punya sedikit perasaan kasihan. "Bu Kia, saya mohon pamit," ucap Anita yang menatap Kiana berkaca-kaca. "Sejujurnya saya masih ingin membantu Bu Kia untuk mengemasi barang-barang tapi Nyonya meminta saya untuk segera menyusul. Saya minta maaf, Bu Kia. Selama saya bekerja dengan ibu, saya bahagia. Saya berharap Bu Kia bisa lebih bahagia dari sekarang dan melanjutkan hidup. Semoga ibu mendapatkan jodoh terbaik dari Tuhan agar bisa menemani Bu Kia. Tolong dimaafkan kalau say

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 87 — PILIH!!!

    Saras tersenyum bijak mendengar ucapan Kiana. "Bu Kia pasti selamat dan bisa melahirkan bayi ini tanpa kekurangan satu apapun. Jadi, semangat ya."Kiana menarik nafas panjang kalau menghembuskannya perlahan sesuai dengan instruksi Saras. Dia membutuhkan Ghazlan tapi kenapa pria itu justru tidak ada di saat dia menginginkannya. Kata orang peran suami adalah hal terpenting yang diinginkan seorang wanita jika melahirkan. Setetes air bening menetes dari kelopak mata sayu tersebut. 'Ayo, Sayang! Kita berjuang sama-sama. Ibu yakin kamu bisa melihat dunia ini. Yang kuat, yang semangat. Sama-sama kita berjuang! Kita tidak perlu siapapun lagi. Ibu janji akan menjadi orang pertama yang memeluk kamu nanti' batin Kiana.°°°Ghazlan berjalan terburu-buru bersama istrinya menyusuri lorong menuju ruang persalinan VVIP yang telah mereka siapkan. Glade sangat tidak sabar untuk menggendong anaknya dan mengatakan pada dunia bahwa dia berhasil mempunyai anak. Berbeda dengan pemikiran Ghazlan yang taku

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 86 — Jika Saya Meninggal Setelah Melahirkan

    "Bu Kia kenapa menangis? Perutnya sakit?" tanya Anita pada Kiana yang tidak ada angin tidak ada hujan terisak pelan. Kiana cepat-cepat menghapus air matanya. "Tidak, Mbak. Saya hanya lelah. Selama di rumah ini saya kan tidak pegang ponsel jadi mata saya agak kacau. Ini saya kembalikan, Mbak. Terimakasih ya.""Bu Kia mau tidur?" Kiana hanya mengangguk dan melangkah pergi. Hatinya sakit. Tuhan menciptakan hati bukan hanya untuk disakiti tapi pada kenyataannya dia selalu yang paling sakit. Keluarganya memperlakukannya dengan buruk dan berusaha untuk membuatnya menjadi anak yang tidak berbakti. Sekarang setelah dia mendapatkan kemudahan dalam keuangan, semuanya juga masih sama. Cinta tidak mau berpihak padanya. Dia harus bagaimana?"Em, jadi ini yang membuat Bu Kia sedih," gumam Anita setelah membuka aplikasi yang terakhir kali dilihat oleh majikannya.°°°H-7 kelahiran junior ...Kiana mengelus perutnya yang semakin aktif bergerak. Terakhir kali dia melakukan USG semuanya normal dan t

  • Benih Rahasia Untuk Sang Dosen   Bab 85 — Katanya Cinta Kok Begini?

    "Apa? Mencintai? Gila kamu, Ghazlan! Glade mau kamu singkirkan?" hardik Viona geram. Wajahnya semakin memerah. Dia tidak terima putri satu-satunya yang dia miliki, disia-siakan oleh Ghazlan. "Keluar kamu! Mama nggak mau melihat menantu yang nggak tahu terimakasih. Selama menikah, Glade tidak pernah berselingkuh dari kamu sekalipun banyak orang yang menyukainya. Tapi apa balasan yang kamu berikan?""Ma, aku nggak akan menceraikan Glade," ujar Ghazlan. Viona menatap sinis menantunya, "Kalau kamu nggak mau menceraikan Glade, mama yang akan paksa dia!""Tapi, Ma," desak Ghazlan."Pergi! Sebelum kamu meninggalkan wanita itu, mama nggak akan mau menerima kamu!" Viona tidak benar-benar serius dengan ucapannya karena Ghazlan adalah menantu potensial yang tidak bisa dia tinggalkan. Enak saja kalau Kiana berhasil mendapatkannya. Kehidupan wanita itu akan mujur selama sisa hidupnya. 'Mama terpaksa begini supaya kamu bisa memutuskan wanita nggak jelas itu. Kalau nggak begini, kamu pasti akan l

DMCA.com Protection Status