Share

Terungkap

Author: Novianita
last update Last Updated: 2023-11-17 19:34:00

Bab 7

Pikiran yang terlintas itu seketika berubah mana kala Ge melihat wajah teduh Kakaknya.

“Jika aku jujur pasti Kakak akan kecewa dan membenciku. Aku belum siap kehilangan kasih sayang Kakak yan selama ini selalu ada di sisiku. Meski setelah kepergiannya saat itu, entah mengapa Kak Natasha terlihat selalu menghindar,” pikir Ge.

“Kak, aku ingin tidur di temani Kakak apa boleh?”

Mata Natasha menatap adiknya seaka tak percaya dengan apa yang di inginkan adik satu-satunya itu.

“Ge, kamu ini sudah besar masa tidur aja minta di temenin. Sudah mana obatmu? Kamu harus minum obat dan tidurlah.”

“Nat, aku ambil dulu obatnya. Aku lupa tak membawanya tadi, atau kamu buatkan saja dulu bubur atau appaun yang bisa Ge makan karena obatnya harus di minum sesudah makan.”

“Loh, bukannya itu obat Mas?” Natasha menunjuk sebuah plastik putih yang terdapat logo sebuah klinik.

“Itu… itu cuman obat Magh, kalau obat yang lain di mobil.”

“Memangnya Ge sakit apa saja?”

“Anu, itu, sepertinya asam lambungnya naik.” Tangan Natasha terulur akan meraih obat yang berada di tas Gesahara.

“Nat! Ge harus makan, sebaiknya kamu ambilkan dulu.”

“Tapi ini masih pagi dan tadi aku lihat Ge juga udah sarapan kok.”

“Lebih baik kalau dia makan sesuatu dulu kata Dokter,” ucap Andra mencoba meyakinkan Natsha.

“Ya sudah aku ambilkan kamu makan dulu, istirahat. Jangan main HP!” kini Natasha menaruh kembali tas milik Ge dan melangkah menuju ke luar kamar.

“Ge, umpetin obatnya. Ini kan isinya cuman vitamin dan suplemen kehamilan sama ada anti mual. Natasha memang belum pernah hamil, tapi dia pasti curiga kalau lihat oatnya ga biasa gini.”

“Jadi gimana Mas?”

“Masukkan dalam laci dan kunci. Kamu minu setelah dia tak lihat, tapi kamu harus meminumnya jangan smapai tidak. Aku juga akan belikan susu hamil untukmu, tapi taruh di kamar saja.”

“Aku takut Mas, aku juga merasa menjadi adik durhaka.”

“Kita tidak berselingkuh Ge, ini hanya sebuah kesalahan yang tidak kita inginkan.”

“Tetap saja akan menyakiti hai Kakakku, Mas.”

“Oleh karena itu kita harus menjaga agar Natasha tak tahu. Aku keluar untuk membantu Natasha membawa makanan kamu dan akan ku usahakan ia tak ke sini sekarang.”

Tak ada pilihan lain untuk Ge selain hanya bisa mengangguk dan membiarkan Kakak ipar yang telah menghamilinya itu mengatur semua untuknya.

“Kakak tenang saja aku tak akan pernah menghancurkan kebahagiaan Kakak.” Geshara telah bertekat di dalam hatinya. Bahkan saat ini Ge sadar jika ia bisa merelakan apapun demi kebahagiaan Kakaknya.

Tangan pucat Ge memasukkan obat-obatan ke dalam laci seperti yang di minta Andra sedangkan Andra tampak berjalan menuju ke arah dapur.

“Kamu buat apa sayang?”

“Aku hanya panaskan sayur dan juga ambil bubur untuk Ge. Kenapa Mas? apa ada makanan yang di pantang oleh Ge?”

“Tidak ada, kata dokter dia boleh makan apapun agar lekas pulih, tapi kapan buat buburnya kok tahu-tahu ada bubur?”

“Aku lagi malas makan nasi da mau makan bubur jadi aku sudah buat untukku sarapan Mas.”

“Apa kamu sakit, Sayang?” Natasha terlihat bingung menjawab pertanyaan suaminya itu untuk sesaat.

“Tidak Mas, aku hanya sariawan kok.” Kalau begitu aku udah males kerja mau ga temenin Mas istirahat?”

“Mas, Ge kan lagi sakit. Masa aku tinggal.”

“Sayang, coba kamu jelasakan apa salahku sehingga kamu berbuat seperti ini? Aku sangat mencintaimu dan tak dapat hidup tanpamu. Jadi jangan menghindar dariku sayang.”

“Mas, tapi Ge….”

“Bibi yang akan antarkan makanan Ge, ya?” Kini Natasha hanya bisa diam tanpa menjawab. Sikap itu saja sudah membuat Andra tersenyum lalu memanggil Bi Isoh.

“Ada apa Pak?”

“Tolong bawa makana ini ke kamar Ge ya Bi.”

“Memangnya Non Ge kenapa, Pak?”

“Lagi kurang enak badan Bi.”

“Oh, baik kalau begitu segera saya antarkan Pak.” Wanita bertubuh berisi itu kini membawa nampan berisi makanan yang telah Natasha siapkan menuju ke arah kamar Ge sedangkan Andra menggandeng lembut istrinya menuju ke arah kamar mereka.

“Sayang aku kangen banget sama kamu.”

“Mas, aku akan banyak meninggalkanmu jadi kamu harus membiasakan diri untuk hidup tanpa ku.”

“Kalau pergi untuk urusan kerja tau untuk jalan-jalan aku akan tennag sayang, asal jangan kayak kemarin. Pergi kok tanpa kabar.” Andra memeluk tubuh Natasha dari belakang sedangkan Natasha hanya diam tanpa ingin membalasnya. Wanita itu cenderung dingin seperti menyimpan sebuah rasa yang tak ingin ia ungkapkan di hadapan sang suami.

“Yang, kamu masih cinta aku kan?”

“Kamu adalah satu-satunya pria yang ammapu membuatku jatuh cinta Mas.”

“Kalau begitu izinkan aku membuktikan cinta ku padamu karena kau juga ingin tahu cintakah kamu padaku Sayang.” Andra membalik tubuh Natasha lalu mengecup pucuk kepalanya setulus hati.

“Aku mencintaimu, dulu, kini hingga ujung usia.” Sebuah uacapan yang membuat raut wajah Natasha berubah. Namun, bibir wanita itu masih saja bungkam.

Lelaki yang benar-benar mencintai istrinya itu kini membawa tubuh yang sekarang terasa ringan  itu ke tempat tidur mereka.

“Sayang, aku mohon ga usah diet, kamu cantik meskipun berisi.”

“Apa sekarang aku tak cantik karena kurus?”

“Kamu akan terlihat cantik dalam kondisi apapun, hanya saja tubuhmu yang semakin ideal ini malah membuatku takut. Aku takut kamu tak bahagia denganku.”

“Apa kalau tubuhku menjadi sangat kurus kamu akan menjauh dariku?”

“Sayang, sudah aku bilang aku tak akan pernah bisa hidup tanpamu. Kamu kurus, gemuk atau bahkan jika kamu berubah sekalipun aku akan tetap mencintaimu. Apa kamu ragukan itu?”

“Aku tak meraguka hanya saja terkadang apa yang kita inginkan tak sejalan dengan apa yang Tuhan takdirkan.”

“Tapi aku bersyukur karena Tuhan mau menakdirkan kamu untukku.” Sebuah sentuhan lebut mendarat di bibir Natasha, terasa hangat lebut dan menggetarkan hatinya.

Pria yang telah beberapa minggu ia tinggalkan itu terlihat menumpahkan segala kerinduan yang ia rasakan. Menyesap rasa yang telah lama tak ia rasakan yang berhasil membangunkan geleyar-gelenyar rasa di dalam hati keduanya. Siang terik terhalang dinding kamar dan di hilangkan rasa panasnya oleh pendingin udara menjadikan kamar itu begitu nyaman dan mendukung bagi kegiatan yang sempat salah ia tujukan pada adik yang seharusnya ia jaga. Namun, saat tangan Andra berhasil membuaka kain yang membalut tubuh sang istri memampangkan pemandangan yang ia rindukan selama beberapa minggu itu tiba-tiba sja keduanya di kagetkan oleh sebuah ketukan pintu yang berulang.

“Mas, Bibi!”

“Ya sebentar Bi!” Andra memunguti bajunya yang telah tertanggal sedangkan Natasha memilih membawa pakaiannya ke kamar mandi dan mengenakannya di sana.

“Ada apa Bi?”

“Itu Non Ge muntah-muntah saat saya bawakan makanan Pak.”

“Apa? Muntah?” Tanpa menunggu apa-apa Andra berlari menuju ke kamar adik sekaligus Ibu dari calon anaknya.”

“Ge kamu ga apa-apa?” tanya Andra panik sambil memeluk tubuh wanita muda yang tengah berjongkok di depan wastafel dengan tangan yang masih memegangi tepian washtafel tersebut. Ia tak peduli apa yang di pikirkan orang lain saat ia langsung berlari membuka pintu kamar lalu membuka pintu kamar mandi.

“Kenapa Mas ada di sini?”

“Jangan banyak tanya. Kalau sudah muntahnya ayo ke kamar lagi, aku bantu.”

Saat Andra membantu Ge, Natasha hanya melihat dari pintu kamar. Ia menatap kedekatan dua orang yang ia sayang itu.

“Mas, ada Kak Natasha.”

“Aku ga mungkin iarin kamu jalan sendiri Ge, kamu bisa jatuh.”

“Tapi….”

“Sudah, dia ga akan marah hanya karena aku menolong kamu.” Ge sempat bingung karena tubuhnya yang lemah tak kunjung di tolong oleh Kakaknya, padahal biasanya baru saja ia bersin maka Natasha akan langsun menbuatkan minuman hangat atau melakukan hal lain. Natasha tak akan pernah bisa melihat Ge sakit.

“Kamu kenapa Ge?”

“Aku mual Kak.”

“Sudah minum obat?”

“Su- sudah.”

“Kalau begitu biar Kakak baluri tubuhmu dengan minyak biar hangat.” Natasha tampak begitu tenang. Ia membuka tutup botol sebuah minyak beraroma khas yang ada di meja Ge.

“Mas keluar dulu, nanti Ge malu.”

“Oh iya, maaf. Aku sangat khawatir, selama ini Ge tak pernah sakit Nat.”

“Iya Mas.” Natasha masih tersenyum saat menatap punggung lelaki yang terus berjalan ke liuar.

“Bi minta teh hangat, jangan terlalu manis tapi ya Bi.”

“Baik Bu,” ucap Bi Iroh sambil lalu berjalan keluar meninggalkan kakak beradik itu.

“Kak, Kakak ga marah sama Mas Andra kan karena menolongku tadi?”

“Marah? Mana mungkin, Kakak malah bahagia karena klian bisa saling menjaga kalau Kakak pergi.”

“Memangnya Kakak mau pergi lagi?”

“Entah, tapi sepertinya Kakak memang harus pergi.”

“Kak, Mas Andra sangat mencintai Kakak. Jangan di tinggal-tinggal dia itu galau berat kalau ga ada Kakak.”

“Kana da kamu.”

“Maksud Kakak?”

“Ya ga ada Maskud. Kalau Kakak lagi ga ada ya kalian harus saling menghibur dan saling menjaga. Itu aja.”

“Kakak kenapa sih kok berubah?”

“Kakak ga berubah kok. Kakak sayang kamu, sayang Mas Andra, tapi kalian itu jangan terlalu berlebihan kalau menyayangi sesuatu nanti malah jadi ketergantungan.”

“Memangnya Kakak ga mau kalau kami bergantung pada Kakak.”

“Klaian harus mencintai mahluk dengan sewajarnya karena cinta yang sesungguhnya dalah cinta pada Si Pemilik Hidup.” Mata Ge menatap Kakaknya, ada sebuah rasa takut di campakkan oleh wanita yang selama ini selalu berdiri di sampingnya tanpa kenal ke adaan ia selalu ada di sisinya.

Ge menarik tangan Natasha lalu memeluk tubuh wanita itu erat.

“Ge sayang sama Kakak, Ge ga mau kehilangan Kak Natasha,” ucapnya lirih dalam dekapan sang Kakak yang terasa hangat bagai dekapan bundanya dulu.

“Jangan cengeng, udah besar kok masih kayak anak kecil. Kamu tahu ga kalau di kampung-kampung yang berada di pelosok. Gadis seusia kamu ini uadah di panggil Ibu jadi jadilah wanita mandiri yang dapat mengurus dirimu sendiri. Coba sekarang Kakak lihat apa kamu sudah baikan?” Natasha menangkupkan telak tangannya di pipi sanga adik lalu menekannya dengan gemas.

“Jaga dirimu, ingat kamu sudah dewasa sekarang.”

“Kakak mau kemana?”

“Ke kamar Ge, Kakak mau istirahat.”

“Kakak ga mau temenin Ge tidur?”

“Ge…!”

“Iya, Ge sudah dewasa, sudah pantes jadi Ibu jad ga boleh manja.” Bibir Natasha tersenyum lalu pergi meninggalkan kamar Geshara.

“Memangnya Ge hamil?” tanya Andra dengan wajah pucat. Natasha yang mendengar pertanyaan suaminya hanya mengerucutkan bibir lalu pergi tanpa penjelasan.

“Kakakmu tahu kamu hamil?”

“Apa, Non Ge hamil?” tanya wanita yang baru saja masuk sambil membawa segelas teh hangat di tangannya.

Novianita

Terima kasih sudah berkenan mampir ke cerita pertamaku ini, semoga terhibur.

| Like

Related chapters

  • Benih Haram Kakak Ipar   Ternyata Kamu Selingkuh

    Bab 8Bi Iroh duduk sambil menyuapkan teh hangat.“Habis Bapak ini ngomongnya suka kaya yang beneran. Maaf ya Non jadi saja Bibi salah sangka dan bilang yang enggak-enggak tadi.”“Ga apa Bi, namanya juga salah paham. Lagian Mas Andra ini nih kalau ga tahu ceritanya jangan asal ngomong.”“Maaf, tadi Mas cuman dengar ada kata hamil gitu, jadi aku pikir kamu hamil padahal kamu cyman bilang kenapa penyakit kamu ini kaya orang hamil. Ya sudah, maaf ya adikku yang cantik jangan manyun dan cepet sembuh. Mas sekarang mau nyusul Kakak kamu dulu kekamar.” Andra tersenyum lalu berlari untuk menyusul istrinya yang berada di kamar. Namun, saat ia berada di depan pintu kamarnya, ia sangat terkejut.“Loh Sayang kamu lagi ngapain?”“Mas, maaf aku harus jujur padamu jika aku tak lagi mencintaimu dan aku juga tak bisa jika harus hidup bersamamu dan terus menerus berpura-pura menjadi istri yang baik sedangkan hatiku tak bahagia. Namun, aku meminta sesuatu darimu untuk terakhir kalinya. Selama Ge belum m

    Last Updated : 2023-11-24
  • Benih Haram Kakak Ipar   Ge, Jatuh

    Bab 9Dalam suasana yang diselimuti rasa sedih dan kecewa itu kini sebuah mobil memasuki halaman rumah yang membuat Andra menatap ke arah Ge demikian juga Ge.“Mama!” seru Andra yang berbarengan dengan Ge yang mengucapkan kata, “Tante!”“Mas, apa yang harus kita katakan pada Tante Raina?”“Ge jangan katakan apa-apa tentang Natasha kecuali kalau mama memang bertanya.”“Kenapa kalian duduk di situ?”“Bibi! Buatkan aku minuman dingin, cepat ya!”“Tante, Bibi baru saja kami minta untuk pulang. Jadi biar saya buatkan minuman dingin. Tante mau minum teh manis, sirup atau jeruk peras?”“Aku kan punya menantu kenapa harus kamu yang melayani aku? Panggil Kakakmu dan katakan untuk membuatkan aku minuman dingin. ““Mama ini mau minum saja pilih-pilih. Sudah Ge ambilkan air putih di dalam kulkas untuk Mama.”“Kamu

    Last Updated : 2023-11-25
  • Benih Haram Kakak Ipar   Rintihan Wanita Muda

    “Argh, tubuhku sakit…,” rintih seorang wanita muda yang baru saja tersadar di atas sebuah karpet rasfur lembut berwarna putih. Dengan susah payah ia memaksa tubuhnya yang seakan remuk itu untuk duduk. Namun, mata bulatnya tak percaya dengan apa yang ia lihat? Tubuh putih dengan lekukan menggoda itu kini polos tanpa ada sehelai kainpun yang menutup. Wanita malang itu sangat terkejut sehingga tangannya mencoba untuk menyembunyikan bagian penting di tubuh yang masih bisa ia raih, tetapi tangannya hanya dua tak mungkin mampu menutup semuanya. Matanya kini menatap ke sekeliling sambil mengingat apa yang terjadi. Baju tidur merah muda yang digunakan semalam menjadi fokus utama yang melintas, baju itu tercecer di sembarang tempat. “Tuhan, kebodohan apa yang aku lakukan!” sesalnya sambil berusaha berdiri. Area bawahnya terasa nyeri bahkan bercak darah kering tampak sedikit menempel di kulit putihnya, kini meski dengan tertatih ia mencoba meraih pakaian yang tercecer di ruang keluarga. Ruang y

    Last Updated : 2023-10-05
  • Benih Haram Kakak Ipar   Jalan Keluar yang Terbaik

    Sebuah tanya yang membuat Ge hanya mampu tertunduk dan menangis, ia tak bisa mengatakan apapun sedangkan Andra tampak bingung saat melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Ge. Lelaki itu tak perlu lagi mendengar jawaban dari bibirnya karena raut wajah pilu itu telah menjelaskan segalanya. Kini Andra terlihat berpikir keras bahkan wajahnya terlihat sangat tertekan.“Jadi--- jadi benar aku telah merenggut kesucianmu ‘kan Ge?” Andra berdiri menatap sang adik ipar. Namun, sesaat kemudian sebuah kata terlontar dari mulut lelaki itu. Kata yang membuat Ge merasa langit telah runtuh dan bumi telah terbelah karena lelaki yang selama ini sangat Ge hormati tampak menyalahkannya akan apa yang terjadi. Tuduhan demi tuduhan bagai guntur yang memekakkan telinganya.“Ge, kamu ini bukan lagi anak kecil yang tak tahu dampak dari kesalahan yang kita perbuat lalu kenapa kamu diam saja saat aku tanpa sadar melakukannya? Apa yang kamu pikirkan Ge!” teriak Andra tepat di wajah Geshara.“Aku bukan diam saja Ma

    Last Updated : 2023-10-05
  • Benih Haram Kakak Ipar   Semua Demi Cinta

    Jantung Andra seakan ingin melonjak keluar saat ia mendengar sebuah suara yang ia sangat kenali itu bertanya padanya.“Dra, kamu ini ngapain sih? Ditanya kok malah mematung di situ?”“Mah, Andra cuman mau….” Andra tak tahu harus menjawab apa, tapi ia harus berpikir keras agar ibunya itu tak curiga.“Apa? Kamu mau nyuci karpet itu? Seharusnya kamu dengerin kata Mama Dra, jangan cuman nurutin apa kata istri tercintamu yang ga tahu diri itu.”“Mah….”“Mulai besok kamu pekerjakan pembantu yang tinggal di rumah ini 24 jam seperti yang Mama sarankan dulu, biar kamu ga repot di pagi buta begini. Bos besar putra dari Raina Mukidi yang berdarah ningrat, tapi bawa cucian ke ruang cuci. Memalukan…!”“Mah, ini ga setiap hari juga kok Andra lakukan. Cuman tadi kebetulan Andra menumpahkan saus ke karpet ini, lagian Mama datang ke rumah Andra di pagi buta gini mau apa?”“Orang suruhan Mama bilang istri kamu mendarat di bandara dengan penerbangan terakhir semalam.”“Natasha? Di bandara?”“Iya, dia da

    Last Updated : 2023-10-05
  • Benih Haram Kakak Ipar   Natasha Berubah

    Sebuah kata yang terlontar disertai mimik wajah yang seakan menggambarkan keengganan menjadi sebuah jawab yang tak dapat Andra dan Ge sangka.“Kak, sebenarnya apa yang terjadi pada Kakak? Kenapa Kakak jadi seperti ini? Aku rindu Kakakku yang begitu lembut, Kak!” Kini Ge memeluk tubuh Kakaknya dengan erat seakan ingin meyakinkan pada wanita itu jika ia benar-benar mencintainya. Sedang yang di peluk tak bergeming, ia hanya menatap kedepan meski dari matanya ada sebuah perasaan yang membuat hatinya bergetar.“Baik… baiklah aku akan ke rumah itu, tapi bukan untuk selamanya. Aku hanya akan kembali beberapa saat, tapi nanti jangan melarangku untuk melakukan apapun yang aku inginkan dan kalian juga tidak boleh banyak tanya!”“Nat, apapun yang kamu mau lakukan, lakukanlah asal kamu mau pulang, Sayang?”“Ya….” Wanita itu melepas pelukan adiknya lalu menarik koper yang masih terlihat tertutup.“Aku yang bawa ya, Sayang?” Andra meraih koper itu lalu mendorongnya. Namun, sebelah tangannya masih m

    Last Updated : 2023-10-05
  • Benih Haram Kakak Ipar   Geshara Hamil?

    Andra menepuk pipi Ge, tapi gadis bukan perawan itu tampak tak juga sadar. Melihat keadaan itu Andra membopong tubuh mungil yang tampak pucat ke dalam mobilnya, Andra sangat khawatir akan keadaan Ge yang seperti itu bahkan matanya tampak berkali-kali menatap wajah Ge yang belum juga sadar. Mobil Andra telah sampai ke halaman sebuah klinik kecil lalu lelaki itu kembali membopong Ge menuju ke dalam. Beberapa Suster yang melihat kehadiran Andra langsung membantu membawa Ge menuju ke ruang pemeriksaan.“Apa pasien sudah sarapan Pak?”“Sudah Dok,” jawab Andra pasti.“Kalau begitu kami akan mengambil darah pasien untuk pemeriksaan lebih lanjut ya, Pak. Kami khawatir selain kondisi kurang darah yang ia alami juga ada penyebab lainnya. Jadi sebaiknya kita tunggu pemeriksaan darah itu sebentar ya.”Ge memang sudah sadar tetapi entah kenapa ia sangat tidak nyaman dengan aroma obat-obatan yang menyeruak di ruangannya yang membuat ia mual lalu muntah begitu saja.“Ge kamu kenapa sih? Aku akan men

    Last Updated : 2023-10-05
  • Benih Haram Kakak Ipar   Merahasiakan

    Bab 6Kini Andra dan Ge menuju ke tempat pengambilan obat tetapi tampaknya Mama Raina masih menunggu di tempatnya tadi memuat Andra maupun Ge sangat khawatir di buatnya. Untung saja saat obat-obatan telah rapi dan dimasukkan dalam sebuah kantong, nama asisten rumah tangga Mama Raina dipanggil oleh Suster, maka mau tak mau si Nyonya kaya itu pun meninggalkan tempat menuju ke arah ruang pemeriksaan.“Syukurlah Ge, Mama ga nungguin kita lagi. Bisa kacau kalau sampai Mama tahu isi obat yang kamu dapatkan.” Andra buru-buru mengajak Ge keluar dari ruangan itu.“Mas, apa Kak Natasha bisa kita bohongi sedangkan perut ku pasti nanti akan semakin membesar,” ucap Ge saat menuju ke luar Klinik, matanya masih menatap seorang Ibu hamil yang kebetulan berpapasan dengannya.“Kamu harus pergi Ge.” Andra yang tanpa sengaja mengucapkan itu memandang kearah Ge cemas, ia takut menyinggung perasaan wanita yang kini mengandung benihnya itu.“Maksudku mungkin lebih baik jika kamu menjauh dari rumah kami dulu

    Last Updated : 2023-11-16

Latest chapter

  • Benih Haram Kakak Ipar   Ge, Jatuh

    Bab 9Dalam suasana yang diselimuti rasa sedih dan kecewa itu kini sebuah mobil memasuki halaman rumah yang membuat Andra menatap ke arah Ge demikian juga Ge.“Mama!” seru Andra yang berbarengan dengan Ge yang mengucapkan kata, “Tante!”“Mas, apa yang harus kita katakan pada Tante Raina?”“Ge jangan katakan apa-apa tentang Natasha kecuali kalau mama memang bertanya.”“Kenapa kalian duduk di situ?”“Bibi! Buatkan aku minuman dingin, cepat ya!”“Tante, Bibi baru saja kami minta untuk pulang. Jadi biar saya buatkan minuman dingin. Tante mau minum teh manis, sirup atau jeruk peras?”“Aku kan punya menantu kenapa harus kamu yang melayani aku? Panggil Kakakmu dan katakan untuk membuatkan aku minuman dingin. ““Mama ini mau minum saja pilih-pilih. Sudah Ge ambilkan air putih di dalam kulkas untuk Mama.”“Kamu

  • Benih Haram Kakak Ipar   Ternyata Kamu Selingkuh

    Bab 8Bi Iroh duduk sambil menyuapkan teh hangat.“Habis Bapak ini ngomongnya suka kaya yang beneran. Maaf ya Non jadi saja Bibi salah sangka dan bilang yang enggak-enggak tadi.”“Ga apa Bi, namanya juga salah paham. Lagian Mas Andra ini nih kalau ga tahu ceritanya jangan asal ngomong.”“Maaf, tadi Mas cuman dengar ada kata hamil gitu, jadi aku pikir kamu hamil padahal kamu cyman bilang kenapa penyakit kamu ini kaya orang hamil. Ya sudah, maaf ya adikku yang cantik jangan manyun dan cepet sembuh. Mas sekarang mau nyusul Kakak kamu dulu kekamar.” Andra tersenyum lalu berlari untuk menyusul istrinya yang berada di kamar. Namun, saat ia berada di depan pintu kamarnya, ia sangat terkejut.“Loh Sayang kamu lagi ngapain?”“Mas, maaf aku harus jujur padamu jika aku tak lagi mencintaimu dan aku juga tak bisa jika harus hidup bersamamu dan terus menerus berpura-pura menjadi istri yang baik sedangkan hatiku tak bahagia. Namun, aku meminta sesuatu darimu untuk terakhir kalinya. Selama Ge belum m

  • Benih Haram Kakak Ipar   Terungkap

    Bab 7 Pikiran yang terlintas itu seketika berubah mana kala Ge melihat wajah teduh Kakaknya. “Jika aku jujur pasti Kakak akan kecewa dan membenciku. Aku belum siap kehilangan kasih sayang Kakak yan selama ini selalu ada di sisiku. Meski setelah kepergiannya saat itu, entah mengapa Kak Natasha terlihat selalu menghindar,” pikir Ge. “Kak, aku ingin tidur di temani Kakak apa boleh?” Mata Natasha menatap adiknya seaka tak percaya dengan apa yang di inginkan adik satu-satunya itu. “Ge, kamu ini sudah besar masa tidur aja minta di temenin. Sudah mana obatmu? Kamu harus minum obat dan tidurlah.” “Nat, aku ambil dulu obatnya. Aku lupa tak membawanya tadi, atau kamu buatkan saja dulu bubur atau appaun yang bisa Ge makan karena obatnya harus di minum sesudah makan.” “Loh, bukannya itu obat Mas?” Natasha menunjuk sebuah plastik putih yang terdapat logo sebuah klinik. “Itu… itu cuman obat Magh, kalau obat yang lain di mobil.” “Memangnya Ge sakit apa saja?” “Anu, itu, sepertinya asam lamb

  • Benih Haram Kakak Ipar   Merahasiakan

    Bab 6Kini Andra dan Ge menuju ke tempat pengambilan obat tetapi tampaknya Mama Raina masih menunggu di tempatnya tadi memuat Andra maupun Ge sangat khawatir di buatnya. Untung saja saat obat-obatan telah rapi dan dimasukkan dalam sebuah kantong, nama asisten rumah tangga Mama Raina dipanggil oleh Suster, maka mau tak mau si Nyonya kaya itu pun meninggalkan tempat menuju ke arah ruang pemeriksaan.“Syukurlah Ge, Mama ga nungguin kita lagi. Bisa kacau kalau sampai Mama tahu isi obat yang kamu dapatkan.” Andra buru-buru mengajak Ge keluar dari ruangan itu.“Mas, apa Kak Natasha bisa kita bohongi sedangkan perut ku pasti nanti akan semakin membesar,” ucap Ge saat menuju ke luar Klinik, matanya masih menatap seorang Ibu hamil yang kebetulan berpapasan dengannya.“Kamu harus pergi Ge.” Andra yang tanpa sengaja mengucapkan itu memandang kearah Ge cemas, ia takut menyinggung perasaan wanita yang kini mengandung benihnya itu.“Maksudku mungkin lebih baik jika kamu menjauh dari rumah kami dulu

  • Benih Haram Kakak Ipar   Geshara Hamil?

    Andra menepuk pipi Ge, tapi gadis bukan perawan itu tampak tak juga sadar. Melihat keadaan itu Andra membopong tubuh mungil yang tampak pucat ke dalam mobilnya, Andra sangat khawatir akan keadaan Ge yang seperti itu bahkan matanya tampak berkali-kali menatap wajah Ge yang belum juga sadar. Mobil Andra telah sampai ke halaman sebuah klinik kecil lalu lelaki itu kembali membopong Ge menuju ke dalam. Beberapa Suster yang melihat kehadiran Andra langsung membantu membawa Ge menuju ke ruang pemeriksaan.“Apa pasien sudah sarapan Pak?”“Sudah Dok,” jawab Andra pasti.“Kalau begitu kami akan mengambil darah pasien untuk pemeriksaan lebih lanjut ya, Pak. Kami khawatir selain kondisi kurang darah yang ia alami juga ada penyebab lainnya. Jadi sebaiknya kita tunggu pemeriksaan darah itu sebentar ya.”Ge memang sudah sadar tetapi entah kenapa ia sangat tidak nyaman dengan aroma obat-obatan yang menyeruak di ruangannya yang membuat ia mual lalu muntah begitu saja.“Ge kamu kenapa sih? Aku akan men

  • Benih Haram Kakak Ipar   Natasha Berubah

    Sebuah kata yang terlontar disertai mimik wajah yang seakan menggambarkan keengganan menjadi sebuah jawab yang tak dapat Andra dan Ge sangka.“Kak, sebenarnya apa yang terjadi pada Kakak? Kenapa Kakak jadi seperti ini? Aku rindu Kakakku yang begitu lembut, Kak!” Kini Ge memeluk tubuh Kakaknya dengan erat seakan ingin meyakinkan pada wanita itu jika ia benar-benar mencintainya. Sedang yang di peluk tak bergeming, ia hanya menatap kedepan meski dari matanya ada sebuah perasaan yang membuat hatinya bergetar.“Baik… baiklah aku akan ke rumah itu, tapi bukan untuk selamanya. Aku hanya akan kembali beberapa saat, tapi nanti jangan melarangku untuk melakukan apapun yang aku inginkan dan kalian juga tidak boleh banyak tanya!”“Nat, apapun yang kamu mau lakukan, lakukanlah asal kamu mau pulang, Sayang?”“Ya….” Wanita itu melepas pelukan adiknya lalu menarik koper yang masih terlihat tertutup.“Aku yang bawa ya, Sayang?” Andra meraih koper itu lalu mendorongnya. Namun, sebelah tangannya masih m

  • Benih Haram Kakak Ipar   Semua Demi Cinta

    Jantung Andra seakan ingin melonjak keluar saat ia mendengar sebuah suara yang ia sangat kenali itu bertanya padanya.“Dra, kamu ini ngapain sih? Ditanya kok malah mematung di situ?”“Mah, Andra cuman mau….” Andra tak tahu harus menjawab apa, tapi ia harus berpikir keras agar ibunya itu tak curiga.“Apa? Kamu mau nyuci karpet itu? Seharusnya kamu dengerin kata Mama Dra, jangan cuman nurutin apa kata istri tercintamu yang ga tahu diri itu.”“Mah….”“Mulai besok kamu pekerjakan pembantu yang tinggal di rumah ini 24 jam seperti yang Mama sarankan dulu, biar kamu ga repot di pagi buta begini. Bos besar putra dari Raina Mukidi yang berdarah ningrat, tapi bawa cucian ke ruang cuci. Memalukan…!”“Mah, ini ga setiap hari juga kok Andra lakukan. Cuman tadi kebetulan Andra menumpahkan saus ke karpet ini, lagian Mama datang ke rumah Andra di pagi buta gini mau apa?”“Orang suruhan Mama bilang istri kamu mendarat di bandara dengan penerbangan terakhir semalam.”“Natasha? Di bandara?”“Iya, dia da

  • Benih Haram Kakak Ipar   Jalan Keluar yang Terbaik

    Sebuah tanya yang membuat Ge hanya mampu tertunduk dan menangis, ia tak bisa mengatakan apapun sedangkan Andra tampak bingung saat melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Ge. Lelaki itu tak perlu lagi mendengar jawaban dari bibirnya karena raut wajah pilu itu telah menjelaskan segalanya. Kini Andra terlihat berpikir keras bahkan wajahnya terlihat sangat tertekan.“Jadi--- jadi benar aku telah merenggut kesucianmu ‘kan Ge?” Andra berdiri menatap sang adik ipar. Namun, sesaat kemudian sebuah kata terlontar dari mulut lelaki itu. Kata yang membuat Ge merasa langit telah runtuh dan bumi telah terbelah karena lelaki yang selama ini sangat Ge hormati tampak menyalahkannya akan apa yang terjadi. Tuduhan demi tuduhan bagai guntur yang memekakkan telinganya.“Ge, kamu ini bukan lagi anak kecil yang tak tahu dampak dari kesalahan yang kita perbuat lalu kenapa kamu diam saja saat aku tanpa sadar melakukannya? Apa yang kamu pikirkan Ge!” teriak Andra tepat di wajah Geshara.“Aku bukan diam saja Ma

  • Benih Haram Kakak Ipar   Rintihan Wanita Muda

    “Argh, tubuhku sakit…,” rintih seorang wanita muda yang baru saja tersadar di atas sebuah karpet rasfur lembut berwarna putih. Dengan susah payah ia memaksa tubuhnya yang seakan remuk itu untuk duduk. Namun, mata bulatnya tak percaya dengan apa yang ia lihat? Tubuh putih dengan lekukan menggoda itu kini polos tanpa ada sehelai kainpun yang menutup. Wanita malang itu sangat terkejut sehingga tangannya mencoba untuk menyembunyikan bagian penting di tubuh yang masih bisa ia raih, tetapi tangannya hanya dua tak mungkin mampu menutup semuanya. Matanya kini menatap ke sekeliling sambil mengingat apa yang terjadi. Baju tidur merah muda yang digunakan semalam menjadi fokus utama yang melintas, baju itu tercecer di sembarang tempat. “Tuhan, kebodohan apa yang aku lakukan!” sesalnya sambil berusaha berdiri. Area bawahnya terasa nyeri bahkan bercak darah kering tampak sedikit menempel di kulit putihnya, kini meski dengan tertatih ia mencoba meraih pakaian yang tercecer di ruang keluarga. Ruang y

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status