Share

7

Penulis: ANGELA HIKARU
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

James Arthur memperlihatkan senyuman di wajah tampannya, sekaligus mengutuk Bella Saphira yang bisa membaca pikirannya.

"Tidak, aku butuh uang untuk membayar dana percetakan surat undangan pernikahan kita," dusta James Arthur yang menyentuh bibir merah Bella Saphira yang masih bergetar. Lalu kembali menyiksa inti Bella Saphira semakin kasar. Karena perasaan James Arthur kesal akan pertanyaan Bella Saphira yang seolah menghina dirinya.

"Ahhh... James... Tolong hentikan, ini menyakitkan sekali?" pinta Bella Saphira memohon pilu.

James Arthur tidak menghentikan gerakan jarinya. Sebaliknya ia semakin menyiksa celah inti Bella Saphira dan lidahnya terus menjilati leher Bella Saphira sampai ke bibir Bella Saphira.

"Ahhhhh James," desah Bella Saphira yang berusaha menolak ciuman James Arthur.

Ciuman dan di sertai pangutan di berikan oleh James Arthur kepada bibir Bella Saphira yang sejak tadi mendesah tidak karuan.

"Aku tidak akan membiarkan kau menolaknya," batin James Arthur yang masih kesal bukan main.

Sebelah tangan James Arthur sudah masuk ke dalam bra yang di kenakan oleh Bella Saphira. Lalu meremas kedua dada secara bergantian. Kemudian menjepit puncak dada Bella Saphira dengan jemari.

"Hmmmppp," Bella Saphira berusaha melepaskan diri dari ciuman James Arthur yang semakin memabukkan.

James Arthur yang mendapatkan perlawanan dari Bella Saphira. Ia semakin memperdalam ciumannya di bibir Bella Saphira.

Bella Saphira yang terbuai akan ciuman dari James Artur, ia membiarkan James Artur mengait lidahnya untuk saling bertukar saliva. Bahkan mencengkram baju di dada James Arthur, agar bisa memperdalam ciuman balasan kepada James Arthur yang sedari mencicipi bibirnya tanpa henti.

Bella Saphira tidak bisa bersuara. Bibirnya di bungkam oleh ciuman dan tubuhnya di serang secara dua arah yang memberikan kenikmatan yang berlipat-lipat dari sebelumnya.

Puas menyiksa Bella Saphira yang kini tidak berdaya. James Arthur melepaskan ciumannya dan juga berhenti meremas kedua dada Bella Saphira. Termasuk mencabut jemarinya dari celah yang hangat dan basah itu.

"Hisap!" perintah James Arthur yang ingin Bella Saphira menghisap semua cairan bekas perlepasan yang masih menempel di jemarinya.

Bella Saphira yang merasa ketidak berdayaan atas desakkan dari James Arthur. Ia melakukan apa yang di perintahkan oleh James Arthur dengan menghisap jemari James Arthur dan lidahnya mengait dua jemari James Arthur di dalam mulutnya. Seperti sedang melakukan oral pada batang James Arthur.

 

"Kau sudah mahir rupanya," puji James Arthur yang meremas salah satu dada Bella Saphira secara kuat sebagai pujian.

 

"Ahhh," desah Bella Saphira yang tidak tahan puncak dadanya di tarik oleh jemari James Arthur.

 

"Bagaimana rasanya?" tanya James Arthur yang sudah menarik keluar dua jemarinya di dalam mulut Bella Saphira.

 

"Aneh," balas Bella Saphira jujur. 

 

"Ini kan cairan perlepasan mu yang di incar oleh para pria, masa terasa aneh?" lanjut James Arthur yang masih penasaran kenapa terasa aneh untuk Bella Saphira.

"Rasanya benar-benar aneh untuk aku," balas Bella Saphira yang masih jujur sembari merapikan pakaiannya yang sudah mulai terbuka dan memperlihatkan berapa aset berharganya yang menantang untuk di cicipi.

"Kalau begitu, kita jual cairan perlepasan mu kepada para pria. Dengan begitu kita akan dapatkan banyak uang," ucap James Arthur yang menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang ke arah salah satu klub malam yang merangkap menjadi tempat karaoke.

"Tapi," tolak Bella Saphira yang tidak ingin di sentuh oleh pria lain selain James Arthur.

"Aku tahu, kamu tenang saja. Aku pastikan mereka tidak akan memasuki tubuhmu tanpa seizin dari aku," ucap James Arthur yang masih berusaha menyakinkan Bella Saphira dengan tujuan kedatangan dirinya saat ini.

Melihat kedua mata James Arthur yang jujur dan tidak berbohong. Akhirnya Bella Saphira menghela nafas lega. Karena ia ingin memberikan kesuciannya kepada James Arthur seorang.

 

"Baiklah," balas Bella Saphira yang terpaksa menuruti apa yang di inginkan oleh James Arthur untuk malam ini. Walau hatinya merasa tidak nyaman sama sekali. Karena malam di mana tubuhnya akan di jilati oleh lidah para pria dan kedua dadanya akan di hisap serta di remas oleh tangan para pria nakal di atas meja judi.

 

Mobil James Arthur berhenti di salah satu tempat perjudian mewah. 

Jantung Bella Saphira mulai berdetak kencang. Ia takut di jual oleh James Arthur di tempat perjudian yang merangkap menjadi tempat karaoke.

Melihat ketakutan yang di perlihatkan Bella Saphira. James Arthur mengerutu di dalam hati. Tapi ia masih berusaha untuk bersikap lembut agar Bella Saphira mau menuruti permintaannya.

"Tenang Bell, kamu tidak akan di jual. Percayalah padaku," ucap James Arthur yang berusaha menyakinkan Bella Saphira yang tidak ada niat untuk keluar dari dalam mobil.

"Tapi..." ragu Bella Saphira yang masih tetap tidak ingin keluar dari dalam mobil.

James Arthur masih berusaha untuk sabar untuk menghadapi sikap Bella Saphira yang asli menjengkelkan.

 

"Kamu hanya perlu menyusui para pria hidung belang dengan kedua dadamu yang besar ini," lanjut James Arthur yang meremas kedua dada Bella Saphira secara kuat sebagai peringatan untuk tidak berlama-lama di dalam mobil.

"Ahh," pekik Bella Saphira yang merasakan kesakitan. Ketika James Arthur meremas kedua dadanya yang seolah menarik tubuhnya keluar dari dalam mobil.

 

"Kamu paham," tanya James Arthur yang masih belum melepaskan kedua tangannya dari kedua dada Bella Saphira yang ia cengkeram barusan.

 

"Iya," ujar Bella Saphira yang ragu akan cinta James Arthur yang suka bertindak kasar seperti ini.

 

Sejujurnya ini bukan pertama kalinya, bagi Bella Saphira merelakan tubuhnya di jamah oleh para pria tua di atas meja judi.

 

"Bagus, ayo kita masuk ke dalam!" perintah James Arthur yang merangkul pinggul Bella Saphira menuju ke salah satu lift yang menghubungkan ke lantai paling atas yang merupakan tempat kumpul para elit politik dan kaum miliader berkumpul setiap malamnya untuk mencicipi tubuh para wanita malam.

 

"Ayo masuk," ucap James Arthur yang sudah membuka pintu ruangan yang bising dan bau aroma minuman keras. Serta bunyi musik yang cukup membuat telinga menjadi tuli.

 

Berapa pria yang sudah menanti Bella Saphira sudah menelan saliva dengan kuat dan mereka juga membereskan meja yang di penuhi oleh gelas dan botol minuman keras dengan gerakan cepat.

 

Bella Saphira agak ragu untuk masuk ke dalam. Ia menelan saliva dengan susah payah. Lalu melihat ke arah James Arthur.

"Semua akan baik-baik saja," ucap James Arthur  yang berusaha menyakinkan Bella Saphira untuk tidak ragu dan tidak takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bella Saphira agak ragu untuk melakukannya ketika melihat banyak mata menatapi tubuhnya dengan tatapan lapar dan penuh nafsu.

Melihat tidak ada gerakkan dari Bella Saphira. James Arthur mendorong Bella Saphira masuk ke dalam ruangan. 

 

Bab terkait

  • Benci Berbuah Cinta   8

    "Tenang saja, mereka tidak akan menyakiti dirimu. Lakukan seperti yang pernah kamu lakukan kepada pria hidung belang di kafe Norm," ucap James Arthur dengan bisikkan kecil. Kemudian sebelah tangannya menyusup masuk ke dalam pakaian dalam yang di kenakan oleh Bella Saphira lalu menariknya hingga menurun sedikit ke bawah untuk memancing gairah para pria yang duduk dengan berliur. Sorak-sorak teriakan dari pria terdengar oleh telinga Bella Saphira. Ketika mereka melihat pakaian dalam Bella Saphira yang menurun setengah. "James, aku tidak mau melakukannya. Aku malu," lirih Bella Saphira yang berusaha menaikkan celana dalamnya ke atas. Namun tubuhnya langsung di tarik seorang pria yang sudah tidak sabaran untuk bermain lebih panas lagi. "Puaskan kami manis," ucap pria berbadan kekar hitam itu memeluk tubuh Bella Saphira dari belakang dan salah satu tangannya sudah meremas dada kiri Bella Saphira dengan remasan kuat. "Ahh..." desah Bella Saphira secara mendadak karena ulah ta

  • Benci Berbuah Cinta   9

    Keempat pria itu tidak perduli dengan perlawanan Bella Saphira yang mencoba melepaskan diri. Sebaliknya mereka masih sibuk mencicipi kemolekan tubuh Bella Saphira yang kini tidak berdaya sama sekali. "Ahhh..." desah Bella Saphira di sela-sela ciuman pria hitam itu yang masih melumati bibirnya dengan rakus. Hap Hap Hap Hap Hap Hal Hap Pria kurus itu masih sibuk menyusui dada besar Bella Saphira dengan bibirnya. Lalu mengulum puncak dada berwarna pink itu dengan di isap. Lalu di tarik puncaknya dengan mengunakan gigi. "Ahhh .." desah Bella Saphira yang merasakan sensasi nikmat di kedua dadanya yang di hisap oleh bibir pria kurus secara silih berganti di sertai dengan remasan lembut. "Ahhhh... Ahhh... Ahhh..." desah Bella Saphira semakin nyaring. Ketika atas dan bawah di serang secara bersamaan. Hingga kenikmatan yang di rasakan oleh tubuhnya berlipat-lipat dari sebelumnya. Pria yang berlutut di hadapan Bella Saphira masih rajin memanjakan inti Bella Saphira dengan lidahnya yang me

  • Benci Berbuah Cinta   10

    "Jalang seperti mu masih bisa jual mahal," ucap pria itu yang geram melihat sikap Bella Saphira yang tidak menurut. Bella Saphira masih memalingkan wajahnya ke arah lain sebagai bentuk penolakkan. Pria hitam itu yang sudah kehabisan kesabaran. Ia menggunakan rudalnya yang besar itu untuk menampar wajah Bella Saphira berapa kali. Kemudian memaksa mulut Bella Saphira untuk terbuka. "Kau harus melakukan apa yang aku minta," ucap pria hitam itu yang memasukkan rudalnya ke dalam mulut Bella Saphira dengan satu kali hentakkan. Bella Saphira yang tidak bisa bersuara. Ia mencakar kedua paha pria itu dengan harapan pria itu mau melepaskan rudalnya yang berukuran besar yang berapa kali masuk ke dalam tenggorokan. "Ini sungguh luar biasa enak," ucap kedua pria secara bersamaan dan ia masih sibuk memanjakan rudalnya di dalam tubuh Bella Saphira. James Arthur yang melihat Bella Saphira di setubuhi secara dua arah secara bersamaan. Ia hanya tersenyum melihat pemandangan yang lumayan menjijik

  • Benci Berbuah Cinta   11

    "Ke apertemen aku, aku hanya ingin membersihkan tubuhmu dari sentuhan pria barusan. Tepatnya kita akan bercinta malam ini," ucap James Arthur yang merangkul pinggul Bella Saphira dengan mesra, Seolah mengatakan apa yang ia inginkan malam ini dengan harapan Bella Saphira tidak menolak ke inginnya untuk bercinta secara intim. Mendengar apa yang di katakan oleh James Arthur, perasaan Bella Saphira semakin tidak senang sama sekali. Tapi ia masih menjaga perasaan James Arthur yang merupakan pria yang ia cintai selama ini. "Tidak mau, sekarang sudah jam lima pagi. Aku harus tidur," tolak Bella Saphira secara halus dengan harapan James Arthur mengerti akan situasi yang ia hadapi saat ini. Mendapatkan penolakan Bella Saphira yang terasa menghina harga dirinya, James Arthur berusaha untuk tenang agar emosinya tidak meledak keluar. "Tidak apa, kamu tidur saja di sini. Nanti aku antar kamu pergi kerja bagaimana?" tawar James Arthur dengan bujuk rayuannya dan berusaha mendapatkan apa yang menj

  • Benci Berbuah Cinta   12

    Puas nenyiksa BellaSaphira dengan kenikmatan, James Arthurm menarik kedua jemarinya. Ia menjilati kedua jemari itu seperti menjilati ice cream. Kemudian membuka kedua kaki Bella Saphira secara lebar. "Menakjubkan," puji James Arthur yang melihat keindahan tersebut. Kemudian ia kembali melahap cairan perlepasan milik Bella Saphira dengan bibirnya. "Ahhh..." desah Bella Saphira yang tidak tahan akan kenikmatan tersebut. Ia semakin menekan kepala James Arthur dan bibirnya mengeluarkan suara merdu yang nakal. Sebenarnya James Arthur ingin memasuki tubuh Bella Saphira dengan satu kali hentakan. Tapi ia merasa sangat sayang untuk melakukannya. Karena akan kehilangan uang yang di nantikan selama ini. "Lebih baik aku main di lubang yang satunya lagi," batin James Arthur yang membalikkan tubuh Bella Saphira hingga menjadi posisi menungging. "Kau mau apa," tanya Bella Saphira di sela-sela nafas lelahnya. Ketika jemari James Arthur membuka sela bokongnya. "Menikmati tubuh mu baby," ucap Ja

  • Benci Berbuah Cinta   13

    "Kenapa baru pulang, Ini sudah jam berapa?" tanya ibu Bella Saphira dengan nada tidak senangnya. Ketika melihat Bella Saphira memasuki rumah tanpa menyapa dirinya yang merupakan ibu kandung. Bella Saphira melirik ke arah ibunya yang berdiri di depan pintu kamar. Ibu kandung yang berbagi kasih dengan Cintya. "Suka hati aku," balas Bella Saphira judes dan langsung berjalan melewati ibunya dengan sikap acuh tak acuhnya untuk masuk ke dalam kamarnya. Ella Saphira berdecak kesal dengan kelakuan Bella Saphira yang selalu menantang dirinya dan tidak mau menjadi anak penurut, Sejak ia menikah lagi dengan pria lain. Selesai berganti pakaian, Bella Saphira segera berjalan keluar dari dalam rumah dengan sikap dingin tanpa berpamitan dengan Ella Saphira yang kini duduk di kursi ruang tamu. Ella Saphira masih melototi Bella Saphira dengan tatapan mata penuh kebencian dan kemarahan kepada putri kandungnya. Seperti biasa, Bella Saphira berjalan keluar dari dalam rumah dengan santai. Seolah-olah

  • Benci Berbuah Cinta   14

    Kedua mata Bella Saphira menatapi pelayan tadi sudah pergi. Ia kembali sibuk melanjutkan makanan yang tertunda barusan. Termasuk menyantap roti yang selesai di panggang. "Enak," batin Bella Saphira yang sibuk menyantap roti satu persatu di hadapannya. Bella Saphira tidak tahu mana yang di jual dan mana untuk di makan. Semuanya ia makan sampai tidak tersisa sama sekali. "Kenyang," gumam Bella Saphira dengan wajah bodohnya sembari terkantuk-kantuk karena kekenyangan. Melihat jam masuk kerja masih lama, Bella Saphira memilih untuk duduk bodoh sembari melihat layar ponsel yang terdapat berapa pesan romantis dari James Arthur. *** Di luar klub malam. Pria itu segera menghubungi CEO Ricky untuk meminta bayaran atas jasanya yang mendapatkan nomor ponsel Bella Saphira. Ricky yang sedang bekerja. Ia menghentikan aktivitasnya, lalu segera meraih ponsel di dalam saku untuk di lihat siapa yang sedang menghubungi dirinya. "Siapa lagi sih," gerutu Ricky di dalam hati. Karena terusik akan pa

  • Benci Berbuah Cinta   15

    Bella Saphira segera meraih ponselnya, ketika di lihat nama yang tertera di layar ponsel bukan nama James Arthur. "Sial, Ternyata bukan dari James. Padahal sudah aku pikir dari James," decak Bella Saphira hanya bisa mendengus kesal karena yang melakukan panggilan video call adalah CEO Ricky yang terkenal playboy itu. "Melihat foto profilmu yang menjijikkan itu sudah membuat aku mual," batin Bella Saphira yang tidak ada niat untuk mengangkat panggilan video call dari CEO Ricky yang sejak tadi meneror dirinya dengan banyak panggilan masuk secara bertubi-tubi. Kesal dan terganggu akan ulah Ricky, Bella Saphira memilih untuk menaruh ponselnya ke tempat semula. Kini ia sibuk menghapus kotoran wajahnya dengan toner untuk di pakaikan alas bedak. Ricky yang tidak mendapatkan respon dari Bella Saphira. Ia mendengus kesal berulang kali. "Dasar jalang yang sok jual mahal," umpat Ricky yang kembali menghubungi Bella Saphira untuk kesekian kalinya. Namun tidak di hiraukan oleh Bella Saphira y

Bab terbaru

  • Benci Berbuah Cinta   182

    Panggilan masuk itu berbunyi berulang kali. William Randolph yang sudah terkapar tidak sadar diri tidak menyadari bunyi ponsel yang tiada berhenti.Raisa Andriana yang sejak tadi menghubungi William Randolph. Wajah cantiknya kini terlihat menghitam setelah panggilan berpuluh-puluhan kali tidak di respon oleh William Randolph."Jangan bermimpi kau bisa kabur dari aku setelah mencampakkan aku seperti sampah," batin Raisa Andriana yang masih terobsesi kepada William Randolph serta kekayaan yang di miliki oleh William Randolph.Melihat hari sudah menunjukkan jam 5 pagi, Raisa Andriana memutuskan untuk makan sedikit di bandara untuk mengisi tenaga. Kemudian langsung pergi ke hotel mewah untuk istirahat.***Ujung mata Ricky menatapi kedua kembar yang keluar dari mobil mewah dan di temani oleh seorang pria yang tidak lain adalah Adam Levine."Daddy," seru kedua kembar yang nempel seperti prangko. Sebelum masuk ke dalam halaman sekolah."Belajar yang rajin," Adam Levine memeluk kedua kembar

  • Benci Berbuah Cinta   181

    Mendengar apa yang di katakan oleh pria tua di hadapannya, tawa Cindy semakin nyaring. Semua tamu yang hadir hanya bisa memandang satu sama lain. Mereka tanpa bersuara."Putri kata mu?" seru Cindy yang berusaha berdiri. Ia menatapi Bella dengan senyuman jahat, kemudian membuang ludah sebagai penghinaan.Erik Stephen mengerutkan dahi semakin dalam, ia tidak suka ada yang merusak acara ulang tahun kedua cucu kembar."Wanita jalang itu sudah tidur dengan banyak pria dan kini pria tua itu adalah simpan jalang itu," seru Cindy yang masih emosional dan ia tidak iklhas hidup Bella lebih baik dari dirinya.Bella yang kehabisan kesabaran, ia berjalan ke arah Cindy dengan menghadiahkan satu tamparan keras yang membuat semua tamu ternganga."Tutup mulut jahatmu, berani menghina ayah aku. Aku bersumpah kau tidak akan hidup dengan tenang."Apa yang di katakan oleh Bella mengaketkan semua tamu yang hadir. Termasuk Ricky dan Adam Leonard yang melihat Bella yang menjambak rambut pirang Cindy dengan

  • Benci Berbuah Cinta   180

    Ricky merasa apa yang dilakukan oleh Adam Levine sangat lucu."Pria sampah seperti kau hanya bisa berlindung di belakang wanita," cibir Ricky dalam hati dengan membalas tatapan ancaman dari Adam Levine.Keduanya terlihat saling memperingati satu sama lain. Ricky yang tidak ingin topeng aslinya terbongkar di depan umum, Ia segera mengikuti sang ayah ke tempat lain.Adam Leonard ingin mewancari Ricky secara detail. Tapi melihat Ricky menguap berapa kali dan memijit kepala, niatnya terundur.Untuk menutupi kecurigaan sang ayah, Ricky sengaja meminta air putih kepada salah satu pelayan yang berjalan lalu lalang."Kau kenapa?" tanya Adam Leonard yang melihat Ricky menelan satu pil obat.“Sakit kepala,” balas Ricky yang melemparkan bungkusan obat kepada Adam Leonard yang duduk di depan.Adam Leonard menatapi bungkusan obat di atas meja depan wajah dengan tidak senang.“Mengapa ada yang bau badan di pesta ini?” dusta Ricky yang menutup hidung dengan sapu tangan dan sebelah tangan memijit dahi

  • Benci Berbuah Cinta   179

    melihat sikap Erick Stephen yang posesif kepada gadis kecil itu. Emosi Roberth Randolph seketika mendidih. Ia merasa terkalahkan dalam hal untuk memiliki sesuatu.Robert Randolph berdiri dari tempat duduknya. Ia tidak ingin Erick Stephen memonopoli Lilica seorang diri.Tanpa kata-kata, Erick Stephen memilih untuk pergi dari hadapan Robert Randolph dengan tujuan menjauhkan Lilica dari Robert Randolph.Robert Randolph yang ingin melangkahkan kakinya, namun ia terhalang oleh Anton Bachrul."Jangan gegabah tuan," saran Anton Bachrul yang tidak ingin Robert Randolph kena masalah. Mengingat latar belakang Erick Stephen yang terkenal di dunia hitam."Apakah tuhan membalas apa yang aku lakukan di masa lalu dengan cara seperti ini," Robert Randolph berusaha menahan kesedihan, kemarahan dan ketakutan menjadi satu di dalam hati.Anton Bachrul tidak mengerti apa yang di katakan oleh Robert Randolph, ia segera membawa Robert Randolph untuk segera kembali ke rumah utama.Di rumah utama, Robert Rand

  • Benci Berbuah Cinta   178

    "Apa katamu tua Bangka," seru Cindy yang tidak terima atas kata-kata Deep Arthur yang merupakan ayah mertua. "Tidak sopan," Deep Arthur yang tidak tahan dengan sikap Cindy yang kian hari kian kurang kurang ajar. Ia langsung menyiramkan satu ember air ke arah Cindy. Cindy melap wajahnya yang basah, ia berdiri dari tempat duduk dengan wajah hitam. Rasa marah dan sesak bercampur jadi satu di dalam hati. "Tua Bangka sialan, aku berharap kau cepat masuk tanah." Cindy meraih tas mewah, ia berlari dari ruang tamu dengan emosi membara sembari mengumpat berulang kali. Sedangkan Anne Arthur berusaha mengejar Cindy dari arah belakang. "Sekalian saja kau ikut wanita mandul itu pergi, maka tidak perlu kembali lagi ke sini!" tegas Deep Arthur yang membanting ember ke lantai. Langkah kaki Anne Arthur terhenti, ia tidak berani mengejar langkah kaki Cindy lagi. Ketika sebuah suara berat berupa ancaman terdengar nyaring. "Aku heran kenapa James bisa menikahi wanita ini," seru Deep Arthur yang lup

  • Benci Berbuah Cinta   177

    "Aku kan bercanda, lagian Adam pasti akan marah besar. Jika tau aku bekerja," Bella tertawa pelan. Kemudian menarik Erick Stephen keluar dari rumah.Kerutan di dahi Erick Stephen terlihat semakin dalam ketika melihat tingkah Bella hari ini."Temani aku jalan-jalan! Kita sudah lama tidak berjalan bersama sebagai ayah dan anak," Bella sedikit memaksa kehendaknya kepada Erick Stephen untuk keluar dari dalam rumah.Erick Stephen yang tidak ingin Bella stres. Ia pun setuju akan permintaan Bella hari ini.Di mall, Bella melirik barang mewah keluaran terbaru."Aku mau tas ini," ucap Bella dan seorang wanita secara bersamaan.Wanita itu terlihat tidak suka ada yang mengincar barang yang ia sukai. Sedangkan Bella masa bodoh."Aku pikir siapa, ternyata kau Bella. Oops wanita jalang," Cindy sengaja menyindir Bella untuk membalas sakit hati di pameran perhiasan di Paris."Oh ada pelakor," balas Bella dengan tatapan menyindir. Ia pun melap jari-jari dengan tissue basah anti kuman di depan Cindy.T

  • Benci Berbuah Cinta   176

    Di salah satu ruangan, Adam Levine mendudukan kedua kembar. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kedua kembar."Mengapa kalian menagis, apa karena dad dan mom tidak ikut kalian pergi main ke pantai?" Adam Levine berusaha menghibur kedua kembar tersebut."Rumah kita terbakar habis," Shimon yang mengambil ahli untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh kedua kembar yang masih sibuk menagis.Wajah Adam Levine memperlihatkan sedikit ketakutan, apa yang ia takutkan menjadi kenyataan."Itu hanya rumah sementara untuk di tempati, sekarang kita semua balik ke Italia. Liburan sudah selesai," timpal Erick Stephen yang ingin menjauhkan kedua kembar dari ayah biologis."Baiklah," kedua kembar menjawab perkataan Erick Stephen secara bersamaan. Karena mereka tahu keegoisan telah menyebabkan banyak hal terjadi. Sedangkan Adam Levine hanya bisa diam tanpa protes atau apapun.Shimon merasa semua ini tidak sederhana, ia yakin ada yang sengaja membakar rumah sebagai peringatan u

  • Benci Berbuah Cinta   175

    "Mau apa kau menghubungi aku," William Randolph menaikkan volume suara lebih tinggi dari biasanya saat berbicara dengan Ricky di balik ponsel."Dasar bodoh, apa yang kau lakukan di sana. Otak udangmu itu di pakai sedikit bisa tidak? Karena kebodohan mu itu telah menyebabkan banyak masalah di banyak pihak,"William Randolph menaikkan sebelah alisnya. Ia merasa semua ini pantas di dapatkan oleh para pecundang seperti Adam Levine dan Erick Stephen.Ricky yang di balik ponsel hanya menghela nafas panjang. Ia tidak bisa membantu banyak atas kebodohan yang di sebabkan oleh William Randolph.Seorang pria tua berdiri di hadapan Ricky. Ia menunjukkan sikap tidak senang.Sadar posisi dalam bahaya, Ricky memutuskan panggilan dengan William Randolph saat itu juga."Berapa kali aku katakan padamu untuk tidak berteman dengan bajingan itu yang bisa menghancurkan karir dan nama keluarga kita!" ucap pria tua itu yang tak lain adalah Adam Leonard.Ricky menghela nafas panjang, ia beralasan orang yang i

  • Benci Berbuah Cinta   174

    "Sial, terkutuk kau...." William Randolph melampiaskan kekesalan di dalam hati ke arah salah satu kaki meja. "Sial..sial.." tidak puas mengumpat, William Randolph membanting meja tersebut dengan sekuat tenaga untuk melampiaskan kekesalan di dalam hati yang masih ada api yang kebencian yang membara kian tinggi. Tidak puas melampiaskan kekesalannya itu, William Randolph memilih untuk keluar dari dalam rumah. Ia memutuskan untuk mencari Erick Stephen atau Adam Levine untuk membuat perhitungan karena selama ini berani menyembunyikan keberadaan Bella Saphira tanpa seizinnya. "Wanita sialan itu harus diberikan pelajaran berlipat-lipat dari sebelumnya," batin William Randolph yang masih penuh amarah kepada Adam Levine dan Erick Stephen. Sehingga melupakan nasehat Ricky. Pintu rumah di buka secara tiba-tiba oleh William Randolph. Seketika dahi William Randolph berkerut dalam saat melihat siapa yang ada di hadapannya. Wanita itu menampilkan senyuman manis dengan bagian dada yang hampir te

DMCA.com Protection Status