Seakan dunia milik berdua. Keduanya tidak menyadari ada seorang satpam yang menatapi keduanya dengan tatapan wajah tidak suka.
Satpam itu melihat jam tangannya yang menunjukkan jam 3 pagi, tetapi sejoli itu semakin tidak sadar diri dan sibuk meremas ini itu di tubuh lawannya. Seolah-olah dunia sudah milik mereka berdua dan yang lain hanya menumpang.
Satpam yang kehilangan kesabaran, langsung berdehem. Agar sepasang sejoli sadar diri dan kembali kediaman masing-masing. Daripada mempraktekkan kemesraan di depan umum pada jam 3 dini hari.
"Ehhem.."
Dehem seorang satpam yang menegur sejoli yang sedang bermestraan di depan pintuk klub malam NORM yang akan di tutup detik ini. Menyadarkan keduanya yang sedang di mabuk oleh cinta.
James Arthur menatapi satpam itu dengan tatapan tidak suka. Lalu menarik Bella Saphira untuk menjauhi satpam yang sedari tadi menatapi tubuh Bella Saphira dengan tatapan penuh nafsu dan gairah.
Sebelum masuk ke dalam mobil, James Arthur mengacuhkan jari tengahnya kepada satpam botak yang sedari menatapi dirinya dan Bella Saphira.
Satpam itu hanya membalas dengan senyuman miring. Melihat kelakuan James Arthur yang banyak tingkah. Ia yakin, suatu saat James Arthur akan kena masalah.
"Jangan marah lagi," ucap Bella Saphira yang tidak ingin James Arthur kesal karena ulah satpam tadi.
"Tidak marah, hanya kesal saja sama satpam tidak tahu diri itu. Jelas-jelas dia iri sama kita, maka seperti itu."
"Biarkan saja. Namanya juga orang iri melihat ke mesraan kita berdua."
James Arthur hanya bisa berdecak kesal dengan mengemudikan mobil pergi dari hadapan cafe Norm.
Di dalam mobil, Bella Saphira menyandarkan kepalanya ke arah bahu James Arthur yang sedang mengemudikan mobil ke arah jalan raya sembari mengerutu.
"Bell, kita ulangi lagi yuk?" ucap James Arthur yang memakirkan mobilnya di tepi jalan di salah satu rumah warga.
"Ulangi apa?" tanya Bella Saphira dengan wajah polosnya.
"Ulangi apa yang kita lakukan barusan," balas James Arthur yang langsung meraih tubuh Bella Saphira dan mencium bibir Bella Saphira berkali-kali untuk menyalurkan hasrah yang terpendam sejak tadi.
Awalnya Bella Saphira tidak ingin melakukannya, tetapi ia juga tidak dapat menolak permintaan James Arthur karena rasa cintanya yang besar.
Ciuman James Arthur di balas oleh Bella Saphira dengan kedua tangan melingkar di leher James Arthur.
"Ah," desah Bella Saphira yang merasakan kedua belahan bokongnya di remas oleh kedua telapak tangan James Arthur secara kuat.
"Bokongmu kenyal," puji James Arthur yang masih meremas kedua belahan bokong Bella Saphira dengan kuat. Lalu menyusupkan salah satu jarinya ke dalam celana yang di kenakan oleh Bella Saphira.
"Ahhh..." desah Bella Saphira semakin nyaring. Ketika jari telunjuk James Arthur mengocok celah intinya dengan cepat. Seperti yang di lakukan oleh Ricky barusan.
"Siapa yang lebih hebat? Aku atau tamu di klub malam NORM," ucap James Arthur yang menambah satu jarinya lagi ke dalam celah inti Bella Saphira yang berhasil membuat Bella Saphira terpekik kesakitan. Karena kedua jari James Arthur mendadak membentuk bentuk model gunting untuk menyiksa intinya yang masih sempit.
"Sakit,"lirih Bella Saphira yang dengan keringat bercucuran di dahi dan salah satu dadanya di remas dengan kuat oleh telapak tangan James Arthur.
Senyuman James Arthur tetiba miring. Ia ingin mengajak Bella Saphira kesalah satu tempat.
"Katakan kepada aku, siapa yang paling hebat?" ucap James Arthur yang masih meremas dada Bella Saphira dan keluar masuk dari celah inti Bella Saphira yang sudah basah oleh cairan perlepasan.
"K-kau," ucap Bella Saphira dengan keringat bercucuran menahan rasa aneh di seluruh tubuhnya. Ia merasakan sesuatu yang besar akan keluar dari dalam perutnya.
"Pintar," ucap James Arthur yang menambah satu jarinya lagi. Hingga Bella Saphira berteriak nyaring dengan mencengkeram lengan James Arthur untuk menyingkir dari celah intinya. Tetapi James Arthur tidak menghiraukan apa yang di inginkan oleh Bella Saphira. Ia terus keluar masuk dari celah inti Bella Saphira dan jempolnya mengusap bagian lunak dan kecil itu yang semakin membuat Bella Saphira frustasi karena kenikmatan.
"Apa kau ingin aku memasuki tubuhku?" ucap James Arthur yang masih rajin mengoda inti Bella Saphira yang belum berhasil ia masuki selama ini.
Bella Saphira mengeleng-ngelengkan kepalanya dengan mengigit bibir bawahnya untuk tidak mendesah.
Melihat expresi wajah Bella Saphira yang masih menolak tawaran darinya.
James Arthur hanya bisa bersabar, tetapi ia memerlukan uang untuk menutupi perjudian yang kalah berapa hari lalu. Maka kini James Arthur tidak akan segan-segan membawa Bella Saphira kesalah satu tempat untuk mendapatkan uang.
"Ahhh," desah Bella Saphira yang tidak bisa menahan desahan lagi. Di sertai dengan cairan hangat keluar dari celah intinya yang masih berdenyut.
James Arthur merasa kedua jarinya tertelan oleh celah inti Bella Saphira yang masih saja begitu ketat. Sehingga ia mempercepat gerakan jemarinya di dalam celah inti Bella Saphira dengan gerakan kasar.
Bella Saphira yang merasakan kesakitan dan kenikmatan. Ia berteriak keras sepanjang permainan jemari tangan James Arthur yang keluar masuk dari celah intinya yang di siksa secara bertubi-tubi.
"Sudah James, aku tidak mau lagi?" ucap Bella Saphira dengan nafas tersengal-sengal dan keringat membasahi tubuhnya.
James Arthur bukannya berhenti, ia masih sibuk memainkan inti tubuh Bella Saphira berulang kali di sertai remasan di dada secara silih berganti.
Entah berapa kali Bella Saphira mengeluarkan cairan bening, ia sudah tidak bisa menghitungnya lagi. Selain membuka kedua kakinya lebih lebar dan mendesah merdu.
"Ah James...." desah Bella Saphira yang berusaha menghentikan gerakan jemari James Arthur yang masih bergerak di dalam celah intinya.
James Arthur yang kesal dengan Bella Saphira yang sering merengek. Ia segera menekan jempolnya pada bagian kecil dan lunak itu. Kemudian mengerakkan dengan cepat.
"Ahhhhh...." pekik Bella Saphira yang menyemprotkan cairan bening dalam jumlah banyak dengan tubuh bergetar.
Melihat Bella Saphira yang sudah terangsang oleh gairah dan permainan jemarinya. James Arthur tersenyum lebar untuk menjalankan rencana selanjutnya.
"Kau sungguh ketat sayang," puji James Arthur yang berbisik di telinga Bella Saphira. Kemudian mengerakkan jemarinya dengan lembut di bawah sana.
Nafas Bella Saphira tersengal-sengal, ketika James Arthur menarik keluar dua jemari yang sedari menprokan-porakan celah intinya yang masih sempit itu.
"Kita ke suatu tempat," ajak James Arthur yang menatapi Bella Saphira yang terduduk lemas dengan kedua kaki terbuka.
"Kemana?" tanya Bella Saphira yang berusaha mengumpulkan sisa tenaganya.
"Kita ke salah satu tempat untuk mendapatkan uang."
"Kau pasti berjudi dan kalah lagi?" tanya Bella Saphira dengan wajah curiganya ketika melihat gerak-gerik James Arthur yang mencurigakan.
James Arthur memperlihatkan senyuman di wajah tampannya, sekaligus mengutuk Bella Saphira yang bisa membaca pikirannya. "Tidak, aku butuh uang untuk membayar dana percetakan surat undangan pernikahan kita," dusta James Arthur yang menyentuh bibir merah Bella Saphira yang masih bergetar. Lalu kembali menyiksa inti Bella Saphira semakin kasar. Karena perasaan James Arthur kesal akan pertanyaan Bella Saphira yang seolah menghina dirinya. "Ahhh... James... Tolong hentikan, ini menyakitkan sekali?" pinta Bella Saphira memohon pilu. James Arthur tidak menghentikan gerakan jarinya. Sebaliknya ia semakin menyiksa celah inti Bella Saphira dan lidahnya terus menjilati leher Bella Saphira sampai ke bibir Bella Saphira. "Ahhhhh James," desah Bella Saphira yang berusaha menolak ciuman James Arthur. Ciuman dan di sertai pangutan di berikan oleh James Arthur kepada bibir Bella Saphira yang sejak tadi mendesah tidak karuan. "Aku tidak akan membiarkan kau menolaknya," batin James Arthur yang masi
"Tenang saja, mereka tidak akan menyakiti dirimu. Lakukan seperti yang pernah kamu lakukan kepada pria hidung belang di kafe Norm," ucap James Arthur dengan bisikkan kecil. Kemudian sebelah tangannya menyusup masuk ke dalam pakaian dalam yang di kenakan oleh Bella Saphira lalu menariknya hingga menurun sedikit ke bawah untuk memancing gairah para pria yang duduk dengan berliur. Sorak-sorak teriakan dari pria terdengar oleh telinga Bella Saphira. Ketika mereka melihat pakaian dalam Bella Saphira yang menurun setengah. "James, aku tidak mau melakukannya. Aku malu," lirih Bella Saphira yang berusaha menaikkan celana dalamnya ke atas. Namun tubuhnya langsung di tarik seorang pria yang sudah tidak sabaran untuk bermain lebih panas lagi. "Puaskan kami manis," ucap pria berbadan kekar hitam itu memeluk tubuh Bella Saphira dari belakang dan salah satu tangannya sudah meremas dada kiri Bella Saphira dengan remasan kuat. "Ahh..." desah Bella Saphira secara mendadak karena ulah ta
Keempat pria itu tidak perduli dengan perlawanan Bella Saphira yang mencoba melepaskan diri. Sebaliknya mereka masih sibuk mencicipi kemolekan tubuh Bella Saphira yang kini tidak berdaya sama sekali. "Ahhh..." desah Bella Saphira di sela-sela ciuman pria hitam itu yang masih melumati bibirnya dengan rakus. Hap Hap Hap Hap Hap Hal Hap Pria kurus itu masih sibuk menyusui dada besar Bella Saphira dengan bibirnya. Lalu mengulum puncak dada berwarna pink itu dengan di isap. Lalu di tarik puncaknya dengan mengunakan gigi. "Ahhh .." desah Bella Saphira yang merasakan sensasi nikmat di kedua dadanya yang di hisap oleh bibir pria kurus secara silih berganti di sertai dengan remasan lembut. "Ahhhh... Ahhh... Ahhh..." desah Bella Saphira semakin nyaring. Ketika atas dan bawah di serang secara bersamaan. Hingga kenikmatan yang di rasakan oleh tubuhnya berlipat-lipat dari sebelumnya. Pria yang berlutut di hadapan Bella Saphira masih rajin memanjakan inti Bella Saphira dengan lidahnya yang me
"Jalang seperti mu masih bisa jual mahal," ucap pria itu yang geram melihat sikap Bella Saphira yang tidak menurut. Bella Saphira masih memalingkan wajahnya ke arah lain sebagai bentuk penolakkan. Pria hitam itu yang sudah kehabisan kesabaran. Ia menggunakan rudalnya yang besar itu untuk menampar wajah Bella Saphira berapa kali. Kemudian memaksa mulut Bella Saphira untuk terbuka. "Kau harus melakukan apa yang aku minta," ucap pria hitam itu yang memasukkan rudalnya ke dalam mulut Bella Saphira dengan satu kali hentakkan. Bella Saphira yang tidak bisa bersuara. Ia mencakar kedua paha pria itu dengan harapan pria itu mau melepaskan rudalnya yang berukuran besar yang berapa kali masuk ke dalam tenggorokan. "Ini sungguh luar biasa enak," ucap kedua pria secara bersamaan dan ia masih sibuk memanjakan rudalnya di dalam tubuh Bella Saphira. James Arthur yang melihat Bella Saphira di setubuhi secara dua arah secara bersamaan. Ia hanya tersenyum melihat pemandangan yang lumayan menjijik
"Ke apertemen aku, aku hanya ingin membersihkan tubuhmu dari sentuhan pria barusan. Tepatnya kita akan bercinta malam ini," ucap James Arthur yang merangkul pinggul Bella Saphira dengan mesra, Seolah mengatakan apa yang ia inginkan malam ini dengan harapan Bella Saphira tidak menolak ke inginnya untuk bercinta secara intim. Mendengar apa yang di katakan oleh James Arthur, perasaan Bella Saphira semakin tidak senang sama sekali. Tapi ia masih menjaga perasaan James Arthur yang merupakan pria yang ia cintai selama ini. "Tidak mau, sekarang sudah jam lima pagi. Aku harus tidur," tolak Bella Saphira secara halus dengan harapan James Arthur mengerti akan situasi yang ia hadapi saat ini. Mendapatkan penolakan Bella Saphira yang terasa menghina harga dirinya, James Arthur berusaha untuk tenang agar emosinya tidak meledak keluar. "Tidak apa, kamu tidur saja di sini. Nanti aku antar kamu pergi kerja bagaimana?" tawar James Arthur dengan bujuk rayuannya dan berusaha mendapatkan apa yang menj
Puas nenyiksa BellaSaphira dengan kenikmatan, James Arthurm menarik kedua jemarinya. Ia menjilati kedua jemari itu seperti menjilati ice cream. Kemudian membuka kedua kaki Bella Saphira secara lebar. "Menakjubkan," puji James Arthur yang melihat keindahan tersebut. Kemudian ia kembali melahap cairan perlepasan milik Bella Saphira dengan bibirnya. "Ahhh..." desah Bella Saphira yang tidak tahan akan kenikmatan tersebut. Ia semakin menekan kepala James Arthur dan bibirnya mengeluarkan suara merdu yang nakal. Sebenarnya James Arthur ingin memasuki tubuh Bella Saphira dengan satu kali hentakan. Tapi ia merasa sangat sayang untuk melakukannya. Karena akan kehilangan uang yang di nantikan selama ini. "Lebih baik aku main di lubang yang satunya lagi," batin James Arthur yang membalikkan tubuh Bella Saphira hingga menjadi posisi menungging. "Kau mau apa," tanya Bella Saphira di sela-sela nafas lelahnya. Ketika jemari James Arthur membuka sela bokongnya. "Menikmati tubuh mu baby," ucap Ja
"Kenapa baru pulang, Ini sudah jam berapa?" tanya ibu Bella Saphira dengan nada tidak senangnya. Ketika melihat Bella Saphira memasuki rumah tanpa menyapa dirinya yang merupakan ibu kandung. Bella Saphira melirik ke arah ibunya yang berdiri di depan pintu kamar. Ibu kandung yang berbagi kasih dengan Cintya. "Suka hati aku," balas Bella Saphira judes dan langsung berjalan melewati ibunya dengan sikap acuh tak acuhnya untuk masuk ke dalam kamarnya. Ella Saphira berdecak kesal dengan kelakuan Bella Saphira yang selalu menantang dirinya dan tidak mau menjadi anak penurut, Sejak ia menikah lagi dengan pria lain. Selesai berganti pakaian, Bella Saphira segera berjalan keluar dari dalam rumah dengan sikap dingin tanpa berpamitan dengan Ella Saphira yang kini duduk di kursi ruang tamu. Ella Saphira masih melototi Bella Saphira dengan tatapan mata penuh kebencian dan kemarahan kepada putri kandungnya. Seperti biasa, Bella Saphira berjalan keluar dari dalam rumah dengan santai. Seolah-olah
Kedua mata Bella Saphira menatapi pelayan tadi sudah pergi. Ia kembali sibuk melanjutkan makanan yang tertunda barusan. Termasuk menyantap roti yang selesai di panggang. "Enak," batin Bella Saphira yang sibuk menyantap roti satu persatu di hadapannya. Bella Saphira tidak tahu mana yang di jual dan mana untuk di makan. Semuanya ia makan sampai tidak tersisa sama sekali. "Kenyang," gumam Bella Saphira dengan wajah bodohnya sembari terkantuk-kantuk karena kekenyangan. Melihat jam masuk kerja masih lama, Bella Saphira memilih untuk duduk bodoh sembari melihat layar ponsel yang terdapat berapa pesan romantis dari James Arthur. *** Di luar klub malam. Pria itu segera menghubungi CEO Ricky untuk meminta bayaran atas jasanya yang mendapatkan nomor ponsel Bella Saphira. Ricky yang sedang bekerja. Ia menghentikan aktivitasnya, lalu segera meraih ponsel di dalam saku untuk di lihat siapa yang sedang menghubungi dirinya. "Siapa lagi sih," gerutu Ricky di dalam hati. Karena terusik akan pa
Panggilan masuk itu berbunyi berulang kali. William Randolph yang sudah terkapar tidak sadar diri tidak menyadari bunyi ponsel yang tiada berhenti.Raisa Andriana yang sejak tadi menghubungi William Randolph. Wajah cantiknya kini terlihat menghitam setelah panggilan berpuluh-puluhan kali tidak di respon oleh William Randolph."Jangan bermimpi kau bisa kabur dari aku setelah mencampakkan aku seperti sampah," batin Raisa Andriana yang masih terobsesi kepada William Randolph serta kekayaan yang di miliki oleh William Randolph.Melihat hari sudah menunjukkan jam 5 pagi, Raisa Andriana memutuskan untuk makan sedikit di bandara untuk mengisi tenaga. Kemudian langsung pergi ke hotel mewah untuk istirahat.***Ujung mata Ricky menatapi kedua kembar yang keluar dari mobil mewah dan di temani oleh seorang pria yang tidak lain adalah Adam Levine."Daddy," seru kedua kembar yang nempel seperti prangko. Sebelum masuk ke dalam halaman sekolah."Belajar yang rajin," Adam Levine memeluk kedua kembar
Mendengar apa yang di katakan oleh pria tua di hadapannya, tawa Cindy semakin nyaring. Semua tamu yang hadir hanya bisa memandang satu sama lain. Mereka tanpa bersuara."Putri kata mu?" seru Cindy yang berusaha berdiri. Ia menatapi Bella dengan senyuman jahat, kemudian membuang ludah sebagai penghinaan.Erik Stephen mengerutkan dahi semakin dalam, ia tidak suka ada yang merusak acara ulang tahun kedua cucu kembar."Wanita jalang itu sudah tidur dengan banyak pria dan kini pria tua itu adalah simpan jalang itu," seru Cindy yang masih emosional dan ia tidak iklhas hidup Bella lebih baik dari dirinya.Bella yang kehabisan kesabaran, ia berjalan ke arah Cindy dengan menghadiahkan satu tamparan keras yang membuat semua tamu ternganga."Tutup mulut jahatmu, berani menghina ayah aku. Aku bersumpah kau tidak akan hidup dengan tenang."Apa yang di katakan oleh Bella mengaketkan semua tamu yang hadir. Termasuk Ricky dan Adam Leonard yang melihat Bella yang menjambak rambut pirang Cindy dengan
Ricky merasa apa yang dilakukan oleh Adam Levine sangat lucu."Pria sampah seperti kau hanya bisa berlindung di belakang wanita," cibir Ricky dalam hati dengan membalas tatapan ancaman dari Adam Levine.Keduanya terlihat saling memperingati satu sama lain. Ricky yang tidak ingin topeng aslinya terbongkar di depan umum, Ia segera mengikuti sang ayah ke tempat lain.Adam Leonard ingin mewancari Ricky secara detail. Tapi melihat Ricky menguap berapa kali dan memijit kepala, niatnya terundur.Untuk menutupi kecurigaan sang ayah, Ricky sengaja meminta air putih kepada salah satu pelayan yang berjalan lalu lalang."Kau kenapa?" tanya Adam Leonard yang melihat Ricky menelan satu pil obat.“Sakit kepala,” balas Ricky yang melemparkan bungkusan obat kepada Adam Leonard yang duduk di depan.Adam Leonard menatapi bungkusan obat di atas meja depan wajah dengan tidak senang.“Mengapa ada yang bau badan di pesta ini?” dusta Ricky yang menutup hidung dengan sapu tangan dan sebelah tangan memijit dahi
melihat sikap Erick Stephen yang posesif kepada gadis kecil itu. Emosi Roberth Randolph seketika mendidih. Ia merasa terkalahkan dalam hal untuk memiliki sesuatu.Robert Randolph berdiri dari tempat duduknya. Ia tidak ingin Erick Stephen memonopoli Lilica seorang diri.Tanpa kata-kata, Erick Stephen memilih untuk pergi dari hadapan Robert Randolph dengan tujuan menjauhkan Lilica dari Robert Randolph.Robert Randolph yang ingin melangkahkan kakinya, namun ia terhalang oleh Anton Bachrul."Jangan gegabah tuan," saran Anton Bachrul yang tidak ingin Robert Randolph kena masalah. Mengingat latar belakang Erick Stephen yang terkenal di dunia hitam."Apakah tuhan membalas apa yang aku lakukan di masa lalu dengan cara seperti ini," Robert Randolph berusaha menahan kesedihan, kemarahan dan ketakutan menjadi satu di dalam hati.Anton Bachrul tidak mengerti apa yang di katakan oleh Robert Randolph, ia segera membawa Robert Randolph untuk segera kembali ke rumah utama.Di rumah utama, Robert Rand
"Apa katamu tua Bangka," seru Cindy yang tidak terima atas kata-kata Deep Arthur yang merupakan ayah mertua. "Tidak sopan," Deep Arthur yang tidak tahan dengan sikap Cindy yang kian hari kian kurang kurang ajar. Ia langsung menyiramkan satu ember air ke arah Cindy. Cindy melap wajahnya yang basah, ia berdiri dari tempat duduk dengan wajah hitam. Rasa marah dan sesak bercampur jadi satu di dalam hati. "Tua Bangka sialan, aku berharap kau cepat masuk tanah." Cindy meraih tas mewah, ia berlari dari ruang tamu dengan emosi membara sembari mengumpat berulang kali. Sedangkan Anne Arthur berusaha mengejar Cindy dari arah belakang. "Sekalian saja kau ikut wanita mandul itu pergi, maka tidak perlu kembali lagi ke sini!" tegas Deep Arthur yang membanting ember ke lantai. Langkah kaki Anne Arthur terhenti, ia tidak berani mengejar langkah kaki Cindy lagi. Ketika sebuah suara berat berupa ancaman terdengar nyaring. "Aku heran kenapa James bisa menikahi wanita ini," seru Deep Arthur yang lup
"Aku kan bercanda, lagian Adam pasti akan marah besar. Jika tau aku bekerja," Bella tertawa pelan. Kemudian menarik Erick Stephen keluar dari rumah.Kerutan di dahi Erick Stephen terlihat semakin dalam ketika melihat tingkah Bella hari ini."Temani aku jalan-jalan! Kita sudah lama tidak berjalan bersama sebagai ayah dan anak," Bella sedikit memaksa kehendaknya kepada Erick Stephen untuk keluar dari dalam rumah.Erick Stephen yang tidak ingin Bella stres. Ia pun setuju akan permintaan Bella hari ini.Di mall, Bella melirik barang mewah keluaran terbaru."Aku mau tas ini," ucap Bella dan seorang wanita secara bersamaan.Wanita itu terlihat tidak suka ada yang mengincar barang yang ia sukai. Sedangkan Bella masa bodoh."Aku pikir siapa, ternyata kau Bella. Oops wanita jalang," Cindy sengaja menyindir Bella untuk membalas sakit hati di pameran perhiasan di Paris."Oh ada pelakor," balas Bella dengan tatapan menyindir. Ia pun melap jari-jari dengan tissue basah anti kuman di depan Cindy.T
Di salah satu ruangan, Adam Levine mendudukan kedua kembar. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kedua kembar."Mengapa kalian menagis, apa karena dad dan mom tidak ikut kalian pergi main ke pantai?" Adam Levine berusaha menghibur kedua kembar tersebut."Rumah kita terbakar habis," Shimon yang mengambil ahli untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa di jawab oleh kedua kembar yang masih sibuk menagis.Wajah Adam Levine memperlihatkan sedikit ketakutan, apa yang ia takutkan menjadi kenyataan."Itu hanya rumah sementara untuk di tempati, sekarang kita semua balik ke Italia. Liburan sudah selesai," timpal Erick Stephen yang ingin menjauhkan kedua kembar dari ayah biologis."Baiklah," kedua kembar menjawab perkataan Erick Stephen secara bersamaan. Karena mereka tahu keegoisan telah menyebabkan banyak hal terjadi. Sedangkan Adam Levine hanya bisa diam tanpa protes atau apapun.Shimon merasa semua ini tidak sederhana, ia yakin ada yang sengaja membakar rumah sebagai peringatan u
"Mau apa kau menghubungi aku," William Randolph menaikkan volume suara lebih tinggi dari biasanya saat berbicara dengan Ricky di balik ponsel."Dasar bodoh, apa yang kau lakukan di sana. Otak udangmu itu di pakai sedikit bisa tidak? Karena kebodohan mu itu telah menyebabkan banyak masalah di banyak pihak,"William Randolph menaikkan sebelah alisnya. Ia merasa semua ini pantas di dapatkan oleh para pecundang seperti Adam Levine dan Erick Stephen.Ricky yang di balik ponsel hanya menghela nafas panjang. Ia tidak bisa membantu banyak atas kebodohan yang di sebabkan oleh William Randolph.Seorang pria tua berdiri di hadapan Ricky. Ia menunjukkan sikap tidak senang.Sadar posisi dalam bahaya, Ricky memutuskan panggilan dengan William Randolph saat itu juga."Berapa kali aku katakan padamu untuk tidak berteman dengan bajingan itu yang bisa menghancurkan karir dan nama keluarga kita!" ucap pria tua itu yang tak lain adalah Adam Leonard.Ricky menghela nafas panjang, ia beralasan orang yang i
"Sial, terkutuk kau...." William Randolph melampiaskan kekesalan di dalam hati ke arah salah satu kaki meja. "Sial..sial.." tidak puas mengumpat, William Randolph membanting meja tersebut dengan sekuat tenaga untuk melampiaskan kekesalan di dalam hati yang masih ada api yang kebencian yang membara kian tinggi. Tidak puas melampiaskan kekesalannya itu, William Randolph memilih untuk keluar dari dalam rumah. Ia memutuskan untuk mencari Erick Stephen atau Adam Levine untuk membuat perhitungan karena selama ini berani menyembunyikan keberadaan Bella Saphira tanpa seizinnya. "Wanita sialan itu harus diberikan pelajaran berlipat-lipat dari sebelumnya," batin William Randolph yang masih penuh amarah kepada Adam Levine dan Erick Stephen. Sehingga melupakan nasehat Ricky. Pintu rumah di buka secara tiba-tiba oleh William Randolph. Seketika dahi William Randolph berkerut dalam saat melihat siapa yang ada di hadapannya. Wanita itu menampilkan senyuman manis dengan bagian dada yang hampir te