Share

Bab 14 - Surat Lama

Malam mulai merangkak pelan ketika Arga dan Bram kembali berdiri di depan rumah tua itu. Suasana di sekeliling mereka semakin mencekam. Udara terasa lebih dingin dari biasanya, meski angin tidak bertiup kencang. Cahaya bulan yang menyelinap di antara pepohonan tampak seolah-olah menghindari rumah tersebut, membuat bayangannya semakin gelap dan mengancam. Bram terlihat gelisah, sesekali menggesek tangannya seolah-olah mencoba menghangatkan diri.

“Kita benar-benar bakal masuk lagi ke sana, Ga?” tanya Bram, suaranya sedikit gemetar. Meski ia telah bersumpah akan ikut Arga, rasa takutnya masih jelas terlihat di wajahnya.

Arga menatap pintu rumah dengan sorot mata tegas. "Ini satu-satunya cara, Bram. Kita harus menyelesaikan ini sebelum semuanya semakin buruk."

Mereka berdua melangkah menuju pintu depan, langkah kaki mereka terasa berat, seolah ada yang menahan. Setiap derit lantai kayu dan gesekan angin pada jendela rumah menambah suasana tak menentu di antara mereka. Ketika Arga membuka p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status