Share

55. Sejuta Penyesalan

Di ruang kunjungan penjara, Arya duduk di belakang sekat kaca, menatap sosok Darsih di seberang. Wajah wanita paruh baya itu tampak letih dan pucat, tetapi tatapan matanya tajam dan penuh luka.

Di samping Arya, Rama, pengacaranya, duduk diam, membiarkan Arya berbicara.

"Saya datang ke sini dengan niat baik," ucap Arya tebata-bata.

Meminta maaf kepada orang yang statusnya lebih rendah merupakan satu hal yang tabu bagi keluarganya. Namun, kali ini Arya melanggar itu.

"Saya tahu… semua yang kami lakukan kepada ibu selama ini tidak bisa dimaafkan."

Arya menoleh ke arah Rama, merasa ragu-ragu akan ucapannya.

"Kami terlalu dibutakan amarah, terlalu cepat mengambil kesimpulan tanpa mempertimbangkan kebenaran yang sebenarnya."

Darsih hanya menatap Arya dengan ekspresi datar. Ia tidak berkata apa-apa, hanya senyum pahit yang tersungging di bibirnya, seolah perkataan Arya tidak berarti banyak baginya.

"Saya benar-benar menyesal," lanjut Arya, suara penuh getaran.

"Saya menuduh ibu tanpa bukt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status