Home / Romansa / Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan / Permainan ini Dimulai Olehmu

Share

Permainan ini Dimulai Olehmu

Author: Suhadii90
last update Last Updated: 2025-01-21 18:56:48

"Dengarkan aku, Neuro Edenvile. Penawaranmu itu sama sekali tidak menarik," kata Alisha, suaranya penuh ketegasan, seperti bilah pedang yang diayunkan dengan presisi.

"Apa?" jawab Neuro, alisnya terangkat, dan senyumnya memudar seolah tak percaya mendengar penolakan yang begitu telak.

"Itu hanyalah permainan bodoh anak-anak," lanjut Alisha, suaranya kini terdengar lebih dingin, bagaikan angin beku di puncak gunung. "Bagaimana bisa aku membalas perselingkuhan dengan berselingkuh kembali? Tidak, aku tidak mau merendahkan diri seperti mereka."

Ia berhenti sejenak, matanya menelusuri Neuro dari ujung rambutnya yang sempurna tertata hingga sepatu kulit mahal yang berkilauan di bawah lampu.

Tatapannya begitu tajam, seperti pisau yang menelanjangi egonya hingga ke akar. "Lagipula kau sama sekali bukan tipeku."

Cekalan Neuro di tangan Alisha terlepas begitu saja. Ia berdiri membatu, tubuhnya kaku seperti patung, sementara kata-kata Alisha bergaung di dalam pikirannya, mengguncang setiap pilar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Ada Tamu Penting

    Setibanya di Perusahaan Joy Deluxe, Neuro melangkah masuk seperti seorang penakluk yang baru saja tiba di tanah musuh.Nama belakangnya, Edenvile, adalah kunci emas yang membuka pintu-pintu yang biasanya terkunci rapat.Semua mata memandangnya, beberapa dengan rasa ingin tahu, yang lain dengan rasa kagum.Tanpa ragu, Neuro langsung menuju ruangan Rean. Ia hampir tidak memberi waktu bagi resepsionis untuk memperkenalkan kedatangannya.Langkahnya tegas, tiap hentakan sepatu di lantai marmer terdengar seperti ketukan palu penghakiman.Pintu ruangan Rean terbuka, dan pria itu mendongak dari meja kerjanya dengan ekspresi kaget yang tidak bisa ia sembunyikan.Alisnya berkerut samar, menunjukkan kebingungan yang perlahan berubah menjadi kewaspadaan."Anda?" tanya Rean, suaranya terdengar datar namun penuh pertanyaan.Neuro hanya tersenyum tipis, senyum yang tidak menjawab namun malah mengundang lebih banyak pertanyaan."Neuro Edenvile, jika Anda lupa," ujarnya, nada suaranya seperti angin se

    Last Updated : 2025-01-21
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Jangan Mengelak Lagi!

    Alisha mendengus, suara kecil itu terdengar seperti geraman hewan buas yang sedang terkunci di kandang. Tatapannya tajam, seolah mampu menembus tembok tebal yang memisahkannya dari Rean dan Neuro."Mona," katanya pelan namun penuh ancaman. "Apa kamu ingin ini menjadi masalah? Apa kamu ingin aku bilang pada Rean bahwa kamu baru saja mengusir istri bosnya?"Mona terdiam. Wajahnya memucat, dan ia menunduk dengan gemetar. "Tidak, Bu," jawabnya lemah."Kalau begitu, minggir!"Tanpa menunggu, Alisha mendorong tubuh Mona ke samping dan membuka pintu ruangan Rean dengan keras, hampir seperti pintu itu adalah musuh yang harus ia kalahkan."Sayang?" Rean yang sedang berbicara dengan Neuro mendongak dengan kaget. Wajahnya penuh dengan pertanyaan, sementara tatapan dingin Alisha hanya fokus pada Neuro."Wah, diskusi kita jadi lebih menyenangkan karena Nona Alisha sudah ada di sini," ucap Neuro dengan nada santai, seolah keberadaan Alisha hanyalah tambahan yang menyegarkan suasana.Alisha menatap

    Last Updated : 2025-01-21
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Aku akan Membantumu

    Tubuh Alisha melemas mendengar ucapan Rean. Apa ini? pikirnya, dadanya terasa seperti diremas oleh tangan tak terlihat.Bukankah tadi Rean baik-baik saja? Kenapa nada suaranya kini terdengar seperti melodi pahit yang mengingatkan pada malam kelam itu?Ia meremas tangannya dengan kuat, jari-jarinya hampir menusuk telapak tangan yang basah oleh keringat dingin. Sudahlah, sandiwara ini memang harus berakhir. Pikirannya terus memutar kemungkinan terburuk.Pernikahan yang selama ini ia pertahankan bagai istana pasir kini terasa runtuh, tak mampu melawan gelombang.Alisha hanya bisa menyayangkan satu hal: pembalasan dendam yang telah ia susun rapi harus berakhir sekarang juga.Bayangan masa depan buruk menyergapnya, seperti angin dingin yang merayap di kulit. Jika mereka bercerai, ia bisa melihat dengan jelas Rean dan Gea berdiri bersama, tersenyum penuh kemenangan, mengolok-oloknya tanpa belas kasihan."Sial," gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri.Alisha menghela napas panjang, men

    Last Updated : 2025-01-22
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Keputusan Gila

    Neuro tertawa kecil, sebuah suara rendah yang menggema seperti gema di lorong gelap. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, lalu menatap Alisha dengan tatapan yang sulit dibaca.“Bagaimana jika kubilang bahwa kau membuatku tertarik?”Alisha mendengus keras, matanya melotot tajam. “Apa begini caramu menggoda para wanita bodoh itu untuk tidur denganmu?” tanyanya sinis, suaranya menggigit seperti belati yang menyayat daging.Neuro masih mempertahankan senyumnya, senyum itu seperti jaring laba-laba yang penuh dengan kelicikan, siap menangkap mangsanya kapan saja."Tapi dalam kasus ini, kau yang menarikku ke tempat tidur, Nona. Apa ingatanmu masih bermasalah?" ucapnya dengan nada menggoda, seperti racun yang dibalut madu.Alisha merutuk dalam hati, mengumpati betapa lincahnya lidah Neuro Edenvile dalam memutarbalikkan fakta.Ia benci setiap kata yang keluar dari mulut pria itu, benci setiap detik yang ia habiskan untuk mendengarkan kebohongan dan ejekan Neuro.'Kenapa aku harus berurusan denga

    Last Updated : 2025-01-22
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Kemarahan Alisha

    Alisha menekuk wajahnya, semburat lelah tampak di matanya yang redup. Ia baru saja selesai bertemu dengan Neuro, pria dengan senyum penuh teka-teki dan sikap yang tak pernah berhenti memprovokasi.Entah bagaimana kelanjutan kesepakatan ini nanti, pikirnya, kepalanya serasa dihantam oleh gelombang pasang pikiran yang berputar tanpa henti. Aku sudah cukup lelah menghadapi pria gila itu hari ini, desahnya dalam hati.Dengan gerakan lesu, bahunya merosot ke sandaran kursi ruang kerjanya. Pikirannya berkelana, mengulang semua kekacauan yang terjadi akhir-akhir ini.Perselingkuhan Rean adalah pukulan pertama, dan kini Neuro Edenvile hadir sebagai badai berikutnya, menghancurkan apa pun yang tersisa dari kewarasanku.Sebuah denyut tajam menjalari kepalanya, seolah-olah otaknya ingin memberontak terhadap semua ini."Kau harus lihat pekerjaan selingkuhanmu itu!"Alisha mendongak, matanya yang lelah bertemu dengan sosok Jeselyn yang berdiri di ambang pintu dengan ekspresi tak sabar.Beberapa pr

    Last Updated : 2025-01-22
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Mengadukan pada Rean

    "Aku tidak mengerti, Kak. Sungguh, Kak Jeselyn tidak berkata apa-apa padaku tadi, Kak. Sepertinya Kakak salah paham. Dari awal Kak Jeselyn memang terlihat tidak suka sejak aku pindah ke sini. Hiks!" ucapnya, suara tangisnya terdengar seperti nada-nada patah yang dipaksakan, menggantung di udara dengan kejanggalan yang mencolok.Alisha memijit pelipisnya, rasa sakit yang menekan di kepalanya kini terasa seperti badai kecil yang bergemuruh.Di luar dugaan, Gea malah menyalahkan Jeselyn atas kesalahan yang jelas-jelas ia buat sendiri. Apakah ini cara Gea bertahan di dunia ini?Dengan menampilkan kepolosan yang dibuat-buat, meneteskan air mata palsu untuk memanipulasi orang-orang di sekitarnya?Tentu saja, Alisha tidak termakan oleh sandiwara itu. Ia mengenal Jeselyn hampir seumur hidupnya.Jeselyn bukan tipe orang yang akan bertindak sepicik itu hanya karena ketidaksukaan. Sedangkan Gea... Gea adalah cerita lain.Gadis ini telah menunjukkan wajahnya yang sebenarnya, berlapis-lapis sepert

    Last Updated : 2025-01-22
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Playing Victim

    Rean mengangkat alisnya saat layar ponselnya menampilkan nama Gea. Sebuah panggilan di tengah jam kerja.Ia mendecak keras, perasaan kesal menguap seketika. Apa sebenarnya yang dipikirkan Gea? Panggilan seperti ini terlalu berisiko.Apakah gadis itu tidak khawatir perselingkuhan mereka terbongkar begitu saja di depan Alisha?Rean menekan tanda hijau dengan gerakan cepat, nyaris kasar. Sebelum amarahnya tumpah, ia ingin tahu alasan Gea mengganggunya di saat yang tidak tepat seperti ini."Apa kamu sudah gila? Kenapa menelepon di jam seperti ini? Alisha pasti..."Kalimatnya terputus tiba-tiba. Di seberang sana, suara isak tangis pecah, menyeruak melalui ponsel seperti belati yang menusuk langsung ke dadanya.Napas Rean tercekat; suara itu, tangisan itu—lemah dan penuh luka—menghantam benteng emosinya. Rasa bersalah dan simpati mengalir deras, melunturkan kemarahannya."Ada apa, Gea? Kenapa kamu menangis?" tanyanya, nadanya berangsur menjadi lembut, hampir seperti belaian.Gea terisak di

    Last Updated : 2025-01-23
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Telah Bermain Api

    Rean mendesah kasar, tangannya secara refleks mengusap wajahnya dengan gerakan lelah. Baru saja ia merasa sedikit tenang setelah bertemu Gea, kini Alisha kembali memperkeruh suasana hatinya."Suami baru tiba, kenapa sudah mengajak untuk berdebat? Bukankah seorang istri yang baik seharusnya mempersiapkan keperluan suaminya saat ini?" balasnya dengan nada dingin, matanya menatap lurus ke arah Alisha.Alisha bersedekap di depan dada, sorot matanya tajam seperti duri mawar yang menyakitkan."Aku sudah melakukan semuanya. Kamu bisa mengeceknya jika penasaran. Makanan, pakaian, juga air hangat sudah tersedia.“Tapi karena kamu lagi-lagi pulang terlambat, makanan dan air hangat itu sudah dingin. Sebenarnya kamu ke mana?" tanyanya dengan nada curiga yang mencuat seperti panah yang mengarah langsung ke hati Rean.Biasanya, tatapan penuh intimidasi dari Alisha akan membuat Rean terdiam. Tapi tidak kali ini. Ia menghela napas panjang, tatapannya mencerminkan rasa lelah bercampur kejengkelan yang

    Last Updated : 2025-01-23

Latest chapter

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Salah Memilih Lawan

    Kelly hanya bisa meremas foto-foto itu dengan kesal. Mustahil, bagaimana bisa Alisha menemukan jejak dirinya saat menjadi wanita penghibur beberapa tahun yang lalu.Hanya sebentar ia berada disana untuk bekerja, bagaimana mungkin Alisha bisa menemukan jejaknya?Apa Alisha memiliki orang handal yang pintar mencari informasi? Tidak mungkin. Perusahaan Alisha bukanlah perusahaan besar yang memiliki sumber daya manusia yang luar biasa."Bagaimana Kelly? Kau ingin aku mengirimnya pada Andrew?" ujar Alisha dengan senyuman miring."Atau bagaimana jika aku membeberkan hal ini ke media? Beritamu pasti akan besar seperti halnya beritaku. Bahkan aku bisa membuatnya lebih besar lagi," sambung Alisha kembali.Kelly mulai terlihat pucat pasi mendengar ucapan Alisha. Rahangnya bergemretak menahan amarah melihat Alisha yang tersenyum penuh arti. "Apa maumu?""Ha, tidak seru! Kenapa kau masih saja searogan itu saat kartu matimu ada di tanganku. Memohonlah padaku, Kelly Anderson! Baru aku akan memperca

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Ancaman Untuk Kelly

    Awalnya Alisha pikir Gea akan terbawa amarah saat ia lagi-lagi kalah darinya. Namun kali ini berbeda, Alisha terperangah saat melihat Gea malah mengangkat bibirnya membentuk sebuah senyuman. Senyuman licik nan berbahaya. Kedua tangannya ia lipat di depan lalu berkata, "Tidak apa-apa, Kelly. Aku memang sengaja kalah dari Kak Lisha,"Alisha mengangkat alis mendengar ucapan ambigu yang dilontarkan oleh Gea. Apa yang jalang ini maksud sebenarnya?"Sengaja kalah? Kenapa memangnya, Gea?" Kelly terlihat mulai memancing.Semua orang terlihat mencondongkan tubuh mereka, sama-sama ingin tahu jawaban yang akan Gea utarakan."Aku sudah mengambil semuanya dari Kak Lisha, hal ini tidak seberapa dengan pengorbanannya untukku. Dia sungguh berhati mulia mau memberikan suami tercintanya.”"Astaga, malangnya.""Kasihan sekali.""Dia tidak pandai menjaga suaminya."Alisha hanya bisa ternganga mendengar jawaban Gea. Semua orang kembali terkikik geli. Sialan, mereka sengaja menjadikan aib rumah tanggany

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Kalah

    Alisha mengangkat wajahnya melihat ke arah depan. Matanya melebar sempurna melihat bayangan wanita itu. Raut wajah Alisha seketika mengeras melihat Gea berdiri disana dengan senyuman lebar. Gea melangkahkan kakinya ke arah meja mereka dengan langkah mengayun. Alisha hanya bisa mengatupkan rahangnya kuat melihat penampilan Gea yang mewah malam ini. Sedang apa wanita jalang ini di sini?"Selamat malam, Kak Lisha. Akhirnya kita bertemu lagi hari ini."Melihat Gea berdiri disana dengan senyuman lebar membuat amarah Alisha seketika bangkit. la refleks berdiri, menatap tajam ke arah Gea yang masih memasang senyum lebarnya."Apa-apaan ini, Kelly? Kenapa jalang ini ada di sini?" ujar Alisha sinis.Kelly terlihat mengangkat bahu. "Maafkan aku Alisha Sayang, tapi aku menerima semua orang yang menurutku memiliki derajat tinggi. Sekarang Gea adalah istri Rean Hadiyatma, salah satu perusahaan besar di kota ini,""Apa kalian tahu siapa dia?" Tanya Alisha sambil menunjuk Gea dengan telunjuknya."T

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Tamu Spesial

    Dalam hati Gea bersorak mendengar ucapan Riana. Rencananya lebih lancar dari yang seharusnya berjalan. Kematian Hendriawan benar-benar menguntungkan baginya. Lihat orang-orang bodoh ini, mereka tidak tahu jika ia telah menyuntikan racun ke dalam infusan Hendriawan. Sebenarnya langkahnya untuk melenyapkan bukan bagian dari rencana, hanya saja mengingat pria tua itu bisa menjadi batu sandungan untuknya, Gea terpaksa melakukannya.Racun yang ia suntikan memang tidak dapat terdeteksi sebagai penyebab kematian, siapa yang menyangka jika pekerjaan ayahnya sebagai anggota preman cukup membantunya mengetahui informasi ini. Gea mengulas senyuman tipis. Kebencian Riana terhadap Alisha semakin membesar karena satu dua kebohongan yang ia lontarkan. la akan menjadikan Riana sebagai alat untuk menghancurkan Alisha. Tidak ada senjata yang lebih baik dibanding dari mereka yang dipenuhi dendam dan juga amarah.Dengan penuh yakin Gea mengangguk, menuruti apapun arahan Riana selanjutnya."Baik Ma, G

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Menyalahkan Alisha

    Suasana duka menyelimuti kediaman rumah Keluarga Hadiyatma ketika Alisha menginjakkan kakinya di sini.Semua orang berpakaian penuh hitam ikut menggambarkan betapa kelamnya hari panjang ini bagi mereka.Alisha hanya bisa menatap rumah duka itu dengan tatapan nanar. Suasana hatinya tak jua berbeda dengan suasana hati yang ditujukkan Rean dan Riana hari ini. Sedih dan putus asa.Riana terlihat masih menjerit histeris menggoncang tubuh suaminya yang terbujur kaku sementara Rean terlihat menahan lengan sang ibu untuk menguatkan hatinya yang ditinggal belahan jiwanya.Pemandangan ini sungguh memilukan membuat beberapa pelayat ikut menutup wajah, menyembunyikan tangisnya.Kedatangan Alisha dan raut wajah sedihnya nyatanya tak dapat menyentuh hati Riana sedikit pun.Melihat kedatangan Alisha yang tidak diharapkan membuat pandangan Riana berubah waspada.Wajah putus asanya seketika mengeras melihat Alisha menghampiri jasad Hendriawan. Berani sekali! Berani sekali orang yang menyebabkan kemala

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Berita Kematian

    Telinga Riana seolah berdenging mendengar ucapan dokter di depannya."Apa maksudnya dokter? Jangan main-main. Saya mau menemui suami saya, tadi dia masih baik-baik saja. Mana mungkin suami saya meninggal," ujar Riana menolak fakta yang baru saja dikatakan dokter di depannya."Maafkan kami Bu, kami sudah berusaha namun Tuhan berkehendak lain. Nyawa suami Ibu tidak dapat kami selamatkan.”Tubuh Riana seketika melemas mendengar perkataan dokter di depannya. Tidak mungkin, tidak mungkin suaminya meninggalkannya sekarang.Dengan daya yang tersisa tinggal sedikit, Riana menghampiri ruangan Hendriawan.Tatapannya berubah nanar saat melihat tubuh kaku Hendriawan dengan wajahnya yang sudah memucat."Papa baik-baik saja kan, Pa? Papa pasti bohong kan sama Mama? Papa tidak mungkin meninggalkan Mama sendirian, bukan?"Meski Riana sudah mengguncang tubuh Hendriawan berkali-kali dengan daya yang cukup keras, Hendriawan tetap tidak merespon apapun yang sudah ia lakukan."Papa jangan bercanda begini

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Tidak Bisa Diselamatkan

    Gea menarik nafasnya yang seketika menjadi berat lalu kembali memfokuskan pendengarannya saat Hendriawan kembali membuka suara.Hendriawan terlihat menarik tangan Alisha lembut. Melihat tatapan penuh makna yang diberikan mertuanya pada Alisha, Gea merasa ada sesuatu yang penting hendak dibicarakan oleh Hendriawan."Papa punya permintaan untuk kamu, Alisha.”"Apa itu, Pa?”"Sayang, Papa ingin kamu membatalkan gugatan kamu pada Rean, Papa mohon Sayang, tetaplah jadi menantu Papa. Kamu mau kan?"Seketika jantung Gea berhenti mendengar permohonan Hendriawan pada Alisha. Apa ia tidak salah dengar? Apa Hendriawan baru saja melarang Alisha untuk bercerai dengan Rean?Tanpa sadar Gea mengepalkan tangannya hingga kuku jari jemarinya memutih. Emosinya seketika bangkit mendengar permintaan Hendriawan yang tidak masuk akal.Tidak cukup dengan mengabaikan kehadirannya sebagai istri Rean, Hendriawan sepertinya ingin mengembalikan keadaan pernikahan Rean dan Alisha kembali seperti semula.Nafas Gea

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Terlihat Kembali Dekat

    Alisha mengerjap mendengar permintaan Hendriawan yang mendadak kepadanya. la terdiam, terlalu bingung untuk memberi jawaban kepada Hendriawan.Sebenarnya Alisha mau saja, tapi mengingat ia harus sering bertemu dengan Riana dan Gea membuat Alisha merasa enggan."Sayang? Papa mohon, kamu mau ya?"Permohonan yang sangat yang diucapkan oleh Hendriawan membuat Alisha menjadi tidak tega. la melirik ke arah Rean yang sepertinya ikut menunggu jawaban darinya.Alisha menghela nafasnya berat lalu mengangguk. Meski ia enggan, tidak mungkin ia menolak permintaan Hendriawan secara terang-terangan seperti ini."Aku akan berusaha, Pa," jawabnya tidak yakin.Hendriawan mengulas senyuman kembali saat mendengar jawaban Alisha. Netra Hendriawan yang terlihat semakin sayu membuat Alisha memintanya untuk kembali beristirahat."Sebaiknya Papa istirahat sekarang. Jangan memikirkan banyak hal yang tidak perlu."Hendriawan mengangguk lalu mulai memejamkan mata. Alisha segera menarik selimutnya lalu menaikkann

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Membutuhkan Alisha

    Alisha terlonjak mendengar ucapan Rean. "Papa sakit? Tunggu, apa penyakitnya kambuh lagi?""Begitulah. Jadi Alisha, bisa kau bantu aku dan segera datang kemari? Kita lupakan sejenak permasalahan yang tengah kita hadapi. Alisha, Papa membutuhkan dukungan kita sekarang. Kau bisa melakukannya?"Alisha menghela nafasnya panjang mendengar permintaan Rean. Bagaimana bisa ia menolak permintaan Rean saat Hendriawan membutuhkannya? la memijat keningnya sejenak lalu kemudian mengangguk kecil. Benar, untuk sementara lupakan dulu permasalahannya dengan para manusia brengsek ini. la harus membantu Hendriawan pulih dari sakitnya."Baiklah, dimana Papa dirawat?" Tanya Alisha cepat, tidak ingin berbasa basi hal yang tidak perlu dengan Rean."Ah, Rumah Sakit Kencana, dekat rumah kita.”"Rumahmu dengan Gea," ralat Alisha cepat."Ya ya, terserah. Jadi kau bisa kemari? Kau mau aku jemput?"Kening Alisha berkerut tidak senang mendengar ucapan Rean, "Menurutmu setelah apa yang kau lakukan tadi aku masih i

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status