"Kamu yakin badan kamu sudah enakan? Jangan memaksakan diri jika badan kamu benar-benar tidak sehat, istirahat kita pergi ke dokter jika kamu tidak mau akan aku hubungi dokter keluarga untuk memeriksa kamu." Tegas Hasta."Jangan Mas! Aku tidak apa-apa, ini lihat aku sudah bisa berdiri. Aku mau ke kamar mandi sebentar," Husna beranjak dari tempat tidurnya Ia pun berjalan ke kamar mandi namun baru beberapa langkah tubuhnya terkulai dan jatuh pingsan membuat Hasta panik tanpa sadar berteriak."Husna!! Mama, tolong Husna!!" seru Hasta mengangkat tubuh Husna dan membawanya ke rumah sakit.Di bawah tepatnya di ruang tengah Widya dan Zelena tidak kalah paniknya melihat tubuh Husna yang benar-benar lemah dan wajahnya yang begitu pucat pasi membuat mereka berdua tidak bisa berpikir untuk yang lain, mereka pun akhirnya masuk ke dalam mobil turut mengikuti Hasta ke rumah sakit."Dokter, tolong istri saya. Cepat!!" Dua perawat mendorong berlari membawa brankar ke arah Hasta dan membantu memberika
"Itulah kamu terlalu menganggap remeh urusanku, jangan lupa hidupmu ada di tanganku. Aku bisa saja menghentikan kerja sama kita, selama ini aku sudah begitu sabar padamu. Sepertinya kamu lupa dari mana kamu bisa hidup dengan mewah? Jika bukan dari uangku! Aku bisa mengambil fasilitas yang aku berikan padamu. Bahkan aku bisa melempar mu ke jalanan, kamu tahu bagaimana ayahku bahkan aku bisa saja membebaskan kedua orang tuamu asal aku mendengar laporan ini lebih cepat dari aku duga. Tapi sayangnya aku lebih dulu mengetahuinya daripada kamu." Geram Della."Della, aku minta maaf. Aku janji aku akan membantu dengan sebisaku dan aku tidak akan membuat kesalahan lagi mengenai kabar tentang Husna." "Omong kosong apa ini? Berapa kali aku berikan kamu kesempatan berapa uangnya aku keluarkan untuk membuatmu hidup lebih layak, hah? Tapi nyatanya tidak satu pekerjaan pun yang berhasil kamu kerjakan. Bahkan semua ide-ide kamu gagal dan bodohnya aku masih percaya dengan kamu yang pada akhirnya mengh
Hari berlalu dengan cepat kehidupan Husna semakin berwarna kehamilan yang tanpa mengalami kesulitan hanya di pagi hari hal itu menurutnya adalah sebuah kewajaran perhatian Hasta yang benar-benar membuatnya luluh bahkan Widya sang ibu mertua pun tidak hentinya memberikan perhatian khusus padanya. Husna sering mengabaikan Zelena dan sebagai ayah dan nenek tentu Mereka mengambil alih tugas Husna untuk memberikan perhatian lebih pada Zelena mengingat Husna pun membutuhkan perhatiannya yang sama seperti putrinya.Kebencian Husna pada Hasta Kaka di pagi hari semakin hari semakin berangsur hilang. Berganti dengan sikap manja walau terkadang harus direpotkan dengan morning sickness.Siang yang begitu menyengat Husna yang ingin membeli minuman segar memilih pergi seorang diri ke supermarket meski beberapa art melarangnya termasuk Bibi Imas namun Husna tidak bisa dihalangi.Dengan di antara sopir pribadinya Husna pun menuju supermarket yang tidak jauh dari tempat tinggalnya."Mang tunggu di sini
"Em, anu Bu," gugup itu yang terjadi pada Bagas."Ya, anu apa?" tanya Husna."Itu, Bu." "Ya, trus?""Mengenai sahabat bu Husna, apakah dia sudah– maaf jika pertanyaan saya tidak pantas dan tidak pada tempatnya karena saya harus bertanya di saat yang tidak tepat ini," ucapnya merasa tidak enak hati pada Husna.Bagas sudah lama ingin menanyakan tentang Linda pada Husna namun kesempatan itu tidak pernah ada dan Ia harus mengesampaikan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan namun setelah beberapa bulan ia berusaha untuk tidak bertanya. Namun getaran itu semakin hari semakin kuat dan merasa penasaran dan ingin tahunya tentang Linda membuatnya mengesampingkan rasa malu dan waktu yang tidak seharusnya."Datanglah ke sini akhir pekan, dia akan datang untuk bertemu dengan saya. Banyak kesempatan untuk kalian bisa berbincang apa saja yang ingin kalian tanyakan terutama pak Bagas, pada Linda.""Terima kasih informasinya Bu, kalau begitu saya kembali ke kantor maaf jika pertanyaan ini membuat and
Mendengar perkataan Hasta, Andaru pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepala tapi sedetik kemudian Ia pun kembali berkata."Aku tidak memintamu untuk percaya tapi setidaknya berhati-hatilah, kamu bisa membuktikannya dengan mengintai kegiatan Vlora terlebih saat bersama dengan istrimu dan Zelena. Jangan pernah meninggalkan mereka berdua." Ujar Andaru tanpa melihat Hasta tetapi tatapannya kearah di mana kamar putrinya yang berada di lantai dua yang terlihat dari posisi Andaru berdiri.Andaru tidak perlu untuk menjelaskan lagi menurutnya Hasta adalah orang yang sangat teliti dan mudah memahami apa yang ia katakan."Kalau begitu aku permisi, maaf sudah mengganggu kamu dan keluargamu, tolong sampaikan salamku pada putri kecilku." Ucap Andaru sebelum meninggalkan rumah Husna."Pasti, kamu jangan khawatirkan tentang itu aku akan stand by di sampingnya saat dia berada di luar. Kalau kami tidak bersamanya tentu ada orang lain yang akan menjaga putrimu bekerjalah dengan baik dan jika kamu ingi
"Aku harus memberitahu Hasta, dia pasti bisa menjaga Husna dan Zelena. Bukankah di rumah ada penjaga?" [Pak Hasta, baru saja Vlora menghadang jalanku. Dan dia mengancam akan membunuh Husna dan Zelena besok, tolong pasang cctv di setiap sudut rumah tanpa sepengetahuan Husna dan orang rumah. Bahkan Vlora memintaku untuk menolongnya jika aku terlambat tamat riwayat Husna dan Zelena. Aku titipkan Zelena padamu pak Hasta, jaga mereka dengan baik.] Pesan di kirim hatinya lega setidaknya hasta akan menjaga Husna dan Zelena. Tidak, Andaru hanya memiliki Zelena, Husna telah menikah dengan Hasta dan tentunya akan di jaga olehnya.Andaru kembali menyalakan motornya hari ini dia benar-benar terlambat. Semua itu karena Vlora yang menghalangi jalannya."Bro, kenapa baru datang? Di panggil bos, di tunggu di ruangannya sekarang katanya," Andaru menghentikan aktivitasi menoleh ke arah Andi sahabatnya."Kira-kira ada apa, ya? Kenapa perasaan aku jadi tidak tenang seperti ini," ujarnya hingga sang sahab
Mereka beriringan ke arah restoran yang berada tidak jauh dari butik yang dituju oleh Husna dan benar saja yang dikatakan Vlora restoran itu adalah restoran seafood.Setelah memesan makan siang untuk mereka, dan memilih tempat duduk yang tidak terlalu ramai karena jam istirahat pun sudah habis. Sehingga nyaman untuk mereka.Menikmati makan siang dan diselingi dengan perbincangan dengan mereka hingga pada akhirnya Vlora pergi lebih dulu dengan alasan bahwa ia harus kembali bekerja karena dia hanya meminta izin beberapa jam untuk keluar dari kantor."Sampai ketemu lagi, Husna. nanti aku akan berkunjung setelah jagoan kamu lahir. Tapi jika boleh memberikan tawaran akhir pekan aku akan berkunjung ke rumah kamu, aku ingin mengajak kamu ke taman yang tidak jauh dari tempat tinggal kamu. Entah kenapa aku penasaran sekali dengan jajanan di sana aku harap kamu bersedia menemaniku ke sana ayo kita jalan santai di sana,""Ayok aja aku, kamu datang saja ke rumah aku pasti akan mengantarmu ke sana
"Kamu memiliki hati yang luar biasa, Husna bagaimana jika kita ke sana?" Vlora menunjuk salah satu pedagang yang berada di seberang jalan Husna mengerutkan keningnya ajakan Vlora sebelumnya adalah penjual yang di pinggir taman namun tiba-tiba, berubah sungguh di luar perkiraan Husna karena deretan penjual yang tidak jauh dari taman tidak sedikitpun yang menggoda Vlora melainkan penjual di seberang jalan yang tiba-tiba menggugah seleranya."Kamu tadi menginginkan makanan yang di sini?" tanya Husna."Bukan, aku tidak ingin tapi aku penasaran dengan penjualnya di sebelah sana ayolah kamu yang tahu tempat ini, lagi pula makanan yang enak dan tidak tentu kamu yang tahu daripada aku. Kalau terlalu lama antri taunya makanannya tidak enak bukankah itu mubasir?Lebih baik kamu ikut aku, supaya kamu bisa pastikan makanan mana yang menurut kamu enak tapi yang penting bukan dari sini karena aku tidak ingin," rengek Vlora, membuat Husna menurutinya."Ya sudah kita ke sana sekarang, kebetulan mereka