Mama, Aku pergi dulu apakah mama menitipkan sesuatu untuk ayah?" lanjutnya menatap wanita yang telah melahirkan dirinya."Ya, kamu berikan surat ini untuk ayahmu katakan salam Mama untuknya. Hati-hati jaga kesehatan kamu doa mama akan selalu untuk kamu."Fara menatap nanar punggung putranya yang menjauh dan kini hilang dari pandangannya kembali Ia pun melangkah menuju selnya tempat yang kini menjadi tempat tinggalnya rasa menyesal dan ingin bebas selalu hadir namun hal itu tidaklah merubah apapun."Jika aku diizinkan untuk berubah dan menjadi yang lebih baik lagi, hal yang pertama akan aku lakukan hanyalah satu meminta maaf pada Husna dan cucuku. Tuhan, berikanlah satu kesempatan lagi agar aku bisa memperbaiki hidupku." Ucap Fara, menggelar sajadah kegiatan yang selama ini ia tinggalkan hanya demi kemewahan namun setelah dirinya berada di dalam hotel prodeo, kewajibannya yang ia lalaikan yaitu kewajibannya kepada Tuhan dan sekarang dia ingin berubah untuk memperbaiki semuanya dan dimul
"Mungkinkah aku terlalu lelah, sehingga aku tidak bisa mengontrol semuanya." Sesalnya mungkin saat ini putrinya akan membencinya."Apa Zelena akan marah padaku, mas?" tanya Husna setelah terdiam berapa saat."Tidak, sayang. Mungkin hanya Zelena syok melihat perubahan sikap kamu. Biar aku yang bicara nanti.""Aku takut mas," "Tidak ada lagi yang perlu kamu takutkan. Zelena adalah putrimu dan kamu tahu benar bagaimana sifatnya," Hasta memeluknya memberikan ketenangan pada sang istri agar tidak lagi merasa bersalah atas apa yang ia lakukan tanpa sadar pada putrinya.Satu jam Husna tertidur dengan pulas suara dengkuran halus menjadi buktinya. Di usapnya keningnya terlihat gurat kelelahan karena pekerjaan yang begitu padat namun, ia pun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga tanpa sadar Husna bersikap di luar kendali saat bertatapan dengan mata putrinya yang tidak lain adalah milik nenek Abila."Ayah, apa Mama sudah tidur?" Zelena mengintip dari balik pintu kamar Husna."Ya, kemar
"Diam kamu! Kerjanya cuma tidur! Kenapa kamu tidak bergerak untuk mendekati Husna ataupun anaknya, percuma dong kalau aku bayar mahal-mahal kamu, memberikan fasilitas yang luar biasa ini tapi kerjanya kamu hanya tidur tanpa berpikir bagaimana caranya aku bisa mendapatkan Hasta dan kamu bisa mengambil alih harta Husna! Bangun dan pikirkan bagaimana caranya. Jangan hanya memegangi bantal yang tidak ada gunanya itu." Della tidak kalah murkanya pada Vlora yang sejak beberapa bulan terakhir tanpa memberikan solusi dari rencananya walau ia pernah memberikan jalan agar dia bisa datang di hari pernikahan Hasta dan Husna namun setelah itu sampai detik ini tidak ada lagi rencana yang dibuat oleh Vlora untuknya."Della, sayang. Orang kalau mau berpikir itu tenang tidak krasak krusuk seperti kamu dan hasilnya tidak ada tapi aku berbeda denganmu yang banyak bicara, aku tidur tapi otakku bekerja. Bagaimana caranya supaya kamu bergerak untuk bisa mendapatkan Hasta tapi lihat kamu terlalu tergesa-gesa
"Tidak semudah itu, kalau pun bisa tentu akan berisiko besar apa kamu siap menanggung resikonya nanti?""Ayah pernah mencobanya? Ayah belum mengatakan rencana apa yang akan aku buat untuk menjerat Hasta, lalu bagaimana ayah bisa mengatakan resikonya?""Tidak semua bisa kamu dapatkan dan tidak semua yang kamu inginkan dengan mudah kamu menggapainya. Semua membutuhkan cara dan pengorbanan, apa kamu sudah siap untuk itu? Jika rencana ini gagal tentu bukan hanya Ayah yang akan hancur tapi juga kamu, Begitu sebaliknya bukan hanya kamu tapi juga Ayah dan nama baik ayah akan hancur tentu Setelah itu kita di kucilkan. Tidak ada lagi yang bisa kita banggakan dan tidak ada lagi orang yang bisa tunduk di bawah perintah ayah dan bahkan bukan hanya seluruh negeri ini yang akan mengancam tindakan ayah. Tapi juga akan mengucilkan kamu, apa kamu akan siap jika hal itu terjadi?""Bisakah ayah melakukannya tanpa harus menggunakan tangan ayah sendiri? Melainkan orang lain. Dengan begitu kita bisa terbeba
"Tentu saja, silahkan pak Hasta. Kebetulan istri Anda sudah sadar, dan sebentar lagi akan di pindahkan ke ruang perawatan," "Baik dok, berikan tempat yang terbaik untuk istri saya. Saya minta ruangan VVIP!" ucap Hasta memilih tempat yang ternyaman untuk istrinya beristirahat."Tentu pak Hasta,"Mereka bertiga menunggu di luar mengingat keterangan dari sang dokter bahwa Husna beristirahat di ruang perawatan untuk menghabiskan cairan infus agar kondisi Husna stabil.Zelena menerjang tubuh Husna walau hasta sudah memberitahukan bahwa ibunya sedang mengandung."Mas, sebenarnya aku sakit apa? Apa Ada penyakit yang serius? Aku takut jika nanti–""Sayang kamu tidak apa-apa ini wajar apa kamu tidak merasakan keanehan dalam tubuh kamu akhir-akhir ini?" tanya Hasta mengusap kepala Husna yang tertutup kerudung."Nggak, mas. Memangnya aku, kenapa?""Sayang selamat sebentar lagi kamu akan menjadi ibu bukan hanya untuk Zelena tapi untuk anak kita yang ada dalam kandungan kamu." Ucap Hasta, membuat
"Kamu yakin badan kamu sudah enakan? Jangan memaksakan diri jika badan kamu benar-benar tidak sehat, istirahat kita pergi ke dokter jika kamu tidak mau akan aku hubungi dokter keluarga untuk memeriksa kamu." Tegas Hasta."Jangan Mas! Aku tidak apa-apa, ini lihat aku sudah bisa berdiri. Aku mau ke kamar mandi sebentar," Husna beranjak dari tempat tidurnya Ia pun berjalan ke kamar mandi namun baru beberapa langkah tubuhnya terkulai dan jatuh pingsan membuat Hasta panik tanpa sadar berteriak."Husna!! Mama, tolong Husna!!" seru Hasta mengangkat tubuh Husna dan membawanya ke rumah sakit.Di bawah tepatnya di ruang tengah Widya dan Zelena tidak kalah paniknya melihat tubuh Husna yang benar-benar lemah dan wajahnya yang begitu pucat pasi membuat mereka berdua tidak bisa berpikir untuk yang lain, mereka pun akhirnya masuk ke dalam mobil turut mengikuti Hasta ke rumah sakit."Dokter, tolong istri saya. Cepat!!" Dua perawat mendorong berlari membawa brankar ke arah Hasta dan membantu memberika
"Itulah kamu terlalu menganggap remeh urusanku, jangan lupa hidupmu ada di tanganku. Aku bisa saja menghentikan kerja sama kita, selama ini aku sudah begitu sabar padamu. Sepertinya kamu lupa dari mana kamu bisa hidup dengan mewah? Jika bukan dari uangku! Aku bisa mengambil fasilitas yang aku berikan padamu. Bahkan aku bisa melempar mu ke jalanan, kamu tahu bagaimana ayahku bahkan aku bisa saja membebaskan kedua orang tuamu asal aku mendengar laporan ini lebih cepat dari aku duga. Tapi sayangnya aku lebih dulu mengetahuinya daripada kamu." Geram Della."Della, aku minta maaf. Aku janji aku akan membantu dengan sebisaku dan aku tidak akan membuat kesalahan lagi mengenai kabar tentang Husna." "Omong kosong apa ini? Berapa kali aku berikan kamu kesempatan berapa uangnya aku keluarkan untuk membuatmu hidup lebih layak, hah? Tapi nyatanya tidak satu pekerjaan pun yang berhasil kamu kerjakan. Bahkan semua ide-ide kamu gagal dan bodohnya aku masih percaya dengan kamu yang pada akhirnya mengh
Hari berlalu dengan cepat kehidupan Husna semakin berwarna kehamilan yang tanpa mengalami kesulitan hanya di pagi hari hal itu menurutnya adalah sebuah kewajaran perhatian Hasta yang benar-benar membuatnya luluh bahkan Widya sang ibu mertua pun tidak hentinya memberikan perhatian khusus padanya. Husna sering mengabaikan Zelena dan sebagai ayah dan nenek tentu Mereka mengambil alih tugas Husna untuk memberikan perhatian lebih pada Zelena mengingat Husna pun membutuhkan perhatiannya yang sama seperti putrinya.Kebencian Husna pada Hasta Kaka di pagi hari semakin hari semakin berangsur hilang. Berganti dengan sikap manja walau terkadang harus direpotkan dengan morning sickness.Siang yang begitu menyengat Husna yang ingin membeli minuman segar memilih pergi seorang diri ke supermarket meski beberapa art melarangnya termasuk Bibi Imas namun Husna tidak bisa dihalangi.Dengan di antara sopir pribadinya Husna pun menuju supermarket yang tidak jauh dari tempat tinggalnya."Mang tunggu di sini