"Diam kamu! Kerjanya cuma tidur! Kenapa kamu tidak bergerak untuk mendekati Husna ataupun anaknya, percuma dong kalau aku bayar mahal-mahal kamu, memberikan fasilitas yang luar biasa ini tapi kerjanya kamu hanya tidur tanpa berpikir bagaimana caranya aku bisa mendapatkan Hasta dan kamu bisa mengambil alih harta Husna! Bangun dan pikirkan bagaimana caranya. Jangan hanya memegangi bantal yang tidak ada gunanya itu." Della tidak kalah murkanya pada Vlora yang sejak beberapa bulan terakhir tanpa memberikan solusi dari rencananya walau ia pernah memberikan jalan agar dia bisa datang di hari pernikahan Hasta dan Husna namun setelah itu sampai detik ini tidak ada lagi rencana yang dibuat oleh Vlora untuknya."Della, sayang. Orang kalau mau berpikir itu tenang tidak krasak krusuk seperti kamu dan hasilnya tidak ada tapi aku berbeda denganmu yang banyak bicara, aku tidur tapi otakku bekerja. Bagaimana caranya supaya kamu bergerak untuk bisa mendapatkan Hasta tapi lihat kamu terlalu tergesa-gesa
"Tidak semudah itu, kalau pun bisa tentu akan berisiko besar apa kamu siap menanggung resikonya nanti?""Ayah pernah mencobanya? Ayah belum mengatakan rencana apa yang akan aku buat untuk menjerat Hasta, lalu bagaimana ayah bisa mengatakan resikonya?""Tidak semua bisa kamu dapatkan dan tidak semua yang kamu inginkan dengan mudah kamu menggapainya. Semua membutuhkan cara dan pengorbanan, apa kamu sudah siap untuk itu? Jika rencana ini gagal tentu bukan hanya Ayah yang akan hancur tapi juga kamu, Begitu sebaliknya bukan hanya kamu tapi juga Ayah dan nama baik ayah akan hancur tentu Setelah itu kita di kucilkan. Tidak ada lagi yang bisa kita banggakan dan tidak ada lagi orang yang bisa tunduk di bawah perintah ayah dan bahkan bukan hanya seluruh negeri ini yang akan mengancam tindakan ayah. Tapi juga akan mengucilkan kamu, apa kamu akan siap jika hal itu terjadi?""Bisakah ayah melakukannya tanpa harus menggunakan tangan ayah sendiri? Melainkan orang lain. Dengan begitu kita bisa terbeba
"Tentu saja, silahkan pak Hasta. Kebetulan istri Anda sudah sadar, dan sebentar lagi akan di pindahkan ke ruang perawatan," "Baik dok, berikan tempat yang terbaik untuk istri saya. Saya minta ruangan VVIP!" ucap Hasta memilih tempat yang ternyaman untuk istrinya beristirahat."Tentu pak Hasta,"Mereka bertiga menunggu di luar mengingat keterangan dari sang dokter bahwa Husna beristirahat di ruang perawatan untuk menghabiskan cairan infus agar kondisi Husna stabil.Zelena menerjang tubuh Husna walau hasta sudah memberitahukan bahwa ibunya sedang mengandung."Mas, sebenarnya aku sakit apa? Apa Ada penyakit yang serius? Aku takut jika nanti–""Sayang kamu tidak apa-apa ini wajar apa kamu tidak merasakan keanehan dalam tubuh kamu akhir-akhir ini?" tanya Hasta mengusap kepala Husna yang tertutup kerudung."Nggak, mas. Memangnya aku, kenapa?""Sayang selamat sebentar lagi kamu akan menjadi ibu bukan hanya untuk Zelena tapi untuk anak kita yang ada dalam kandungan kamu." Ucap Hasta, membuat
"Kamu yakin badan kamu sudah enakan? Jangan memaksakan diri jika badan kamu benar-benar tidak sehat, istirahat kita pergi ke dokter jika kamu tidak mau akan aku hubungi dokter keluarga untuk memeriksa kamu." Tegas Hasta."Jangan Mas! Aku tidak apa-apa, ini lihat aku sudah bisa berdiri. Aku mau ke kamar mandi sebentar," Husna beranjak dari tempat tidurnya Ia pun berjalan ke kamar mandi namun baru beberapa langkah tubuhnya terkulai dan jatuh pingsan membuat Hasta panik tanpa sadar berteriak."Husna!! Mama, tolong Husna!!" seru Hasta mengangkat tubuh Husna dan membawanya ke rumah sakit.Di bawah tepatnya di ruang tengah Widya dan Zelena tidak kalah paniknya melihat tubuh Husna yang benar-benar lemah dan wajahnya yang begitu pucat pasi membuat mereka berdua tidak bisa berpikir untuk yang lain, mereka pun akhirnya masuk ke dalam mobil turut mengikuti Hasta ke rumah sakit."Dokter, tolong istri saya. Cepat!!" Dua perawat mendorong berlari membawa brankar ke arah Hasta dan membantu memberika
"Itulah kamu terlalu menganggap remeh urusanku, jangan lupa hidupmu ada di tanganku. Aku bisa saja menghentikan kerja sama kita, selama ini aku sudah begitu sabar padamu. Sepertinya kamu lupa dari mana kamu bisa hidup dengan mewah? Jika bukan dari uangku! Aku bisa mengambil fasilitas yang aku berikan padamu. Bahkan aku bisa melempar mu ke jalanan, kamu tahu bagaimana ayahku bahkan aku bisa saja membebaskan kedua orang tuamu asal aku mendengar laporan ini lebih cepat dari aku duga. Tapi sayangnya aku lebih dulu mengetahuinya daripada kamu." Geram Della."Della, aku minta maaf. Aku janji aku akan membantu dengan sebisaku dan aku tidak akan membuat kesalahan lagi mengenai kabar tentang Husna." "Omong kosong apa ini? Berapa kali aku berikan kamu kesempatan berapa uangnya aku keluarkan untuk membuatmu hidup lebih layak, hah? Tapi nyatanya tidak satu pekerjaan pun yang berhasil kamu kerjakan. Bahkan semua ide-ide kamu gagal dan bodohnya aku masih percaya dengan kamu yang pada akhirnya mengh
Hari berlalu dengan cepat kehidupan Husna semakin berwarna kehamilan yang tanpa mengalami kesulitan hanya di pagi hari hal itu menurutnya adalah sebuah kewajaran perhatian Hasta yang benar-benar membuatnya luluh bahkan Widya sang ibu mertua pun tidak hentinya memberikan perhatian khusus padanya. Husna sering mengabaikan Zelena dan sebagai ayah dan nenek tentu Mereka mengambil alih tugas Husna untuk memberikan perhatian lebih pada Zelena mengingat Husna pun membutuhkan perhatiannya yang sama seperti putrinya.Kebencian Husna pada Hasta Kaka di pagi hari semakin hari semakin berangsur hilang. Berganti dengan sikap manja walau terkadang harus direpotkan dengan morning sickness.Siang yang begitu menyengat Husna yang ingin membeli minuman segar memilih pergi seorang diri ke supermarket meski beberapa art melarangnya termasuk Bibi Imas namun Husna tidak bisa dihalangi.Dengan di antara sopir pribadinya Husna pun menuju supermarket yang tidak jauh dari tempat tinggalnya."Mang tunggu di sini
"Em, anu Bu," gugup itu yang terjadi pada Bagas."Ya, anu apa?" tanya Husna."Itu, Bu." "Ya, trus?""Mengenai sahabat bu Husna, apakah dia sudah– maaf jika pertanyaan saya tidak pantas dan tidak pada tempatnya karena saya harus bertanya di saat yang tidak tepat ini," ucapnya merasa tidak enak hati pada Husna.Bagas sudah lama ingin menanyakan tentang Linda pada Husna namun kesempatan itu tidak pernah ada dan Ia harus mengesampaikan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan namun setelah beberapa bulan ia berusaha untuk tidak bertanya. Namun getaran itu semakin hari semakin kuat dan merasa penasaran dan ingin tahunya tentang Linda membuatnya mengesampingkan rasa malu dan waktu yang tidak seharusnya."Datanglah ke sini akhir pekan, dia akan datang untuk bertemu dengan saya. Banyak kesempatan untuk kalian bisa berbincang apa saja yang ingin kalian tanyakan terutama pak Bagas, pada Linda.""Terima kasih informasinya Bu, kalau begitu saya kembali ke kantor maaf jika pertanyaan ini membuat and
Mendengar perkataan Hasta, Andaru pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepala tapi sedetik kemudian Ia pun kembali berkata."Aku tidak memintamu untuk percaya tapi setidaknya berhati-hatilah, kamu bisa membuktikannya dengan mengintai kegiatan Vlora terlebih saat bersama dengan istrimu dan Zelena. Jangan pernah meninggalkan mereka berdua." Ujar Andaru tanpa melihat Hasta tetapi tatapannya kearah di mana kamar putrinya yang berada di lantai dua yang terlihat dari posisi Andaru berdiri.Andaru tidak perlu untuk menjelaskan lagi menurutnya Hasta adalah orang yang sangat teliti dan mudah memahami apa yang ia katakan."Kalau begitu aku permisi, maaf sudah mengganggu kamu dan keluargamu, tolong sampaikan salamku pada putri kecilku." Ucap Andaru sebelum meninggalkan rumah Husna."Pasti, kamu jangan khawatirkan tentang itu aku akan stand by di sampingnya saat dia berada di luar. Kalau kami tidak bersamanya tentu ada orang lain yang akan menjaga putrimu bekerjalah dengan baik dan jika kamu ingi