Share

Bab 76

Zeni masih terdiam melihat isi tote bagnya yang bebeda dengan Lintang. Dia tidak menyangka sore ini mendapat sebuah kejutan. Dahinya berkerut mencoba menebak siapa pengirimnya.

Lintang yang melihat Zeni masih merenung segera berkata : “Zeni sebaiknya kita pulang, nanti kita tidak kesorean sampai di kos. Atau kamu mau berada disini menunggu kedatangan seorang pangeran yang mengirimkan tote bagnya kepada kamu.” sembur Lintang dengan kelakarnya.

“Apaan kamu Lintang? Benar apa katamu, sebaiknya kita pulang sekarang.” seraya Zeni beranjak dari tempat duduk.

Mereka berdua berjalan keluar dari ruangan tersebut. Sepasang mata memperhatikan gerak-gerik mereka dari kejauhan. Baskoro tersenyum puas, dia yakin surat yang dia tulis akan dibaca oleh Zeni.

Motor metic yang dikendarai Lintang membawa Zeni membelah jalanan kota Surabaya pada sore hari. Lintang dengan lihai mencari jalan alternatif untuk menghindari kemacetan jalan.

“Zeni kita akan lewat daerah pinggiran kota, kita pulang bertepat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status