Share

Bab 23

Halaman rumah keluarga besar orangtua Abdillah diselimuti aura kesedihan yang terpancar dari pemilik rumah tersebut. Keluarga dan beberapa karib kerabat mulai masuk kedalam mobil untuk mengantar alm. Abdillah sebagai bentuk penghormatan terakhir.

Pengiringan jenazah Alm. Abdillah menggunakan beberapa buah mobil menuju kawasan pemakaman Kusuma. Iringan mobil berjalan pelan dibelakang mobil jenazah.

Zeni bersama Tante Denti berada dalam satu mobil dengan Ibunya Abdillah, Nancy dan beberapa kerabat lainnya. Raut wajah kesedihan jelas terpancar dari sorot mata mereka.

Perjalanan yang menghabiskan waktu selama dua puluh menit terasa menyesakkan dada bagi Zeni.

“Aku harus bersabar.” bisiknya dalam hati. “Mengapa tatapan sorot mata tajam mereka terasa menusukku. Apalagi kakaknya Nancy sorot matanya menyimpan kebencian.” Zeni meremas kedua buah telapak tangannya mencoba menahan letupan emosinya.

Ayyash yang tengah duduk di belakang driver mengamati pergerakan mobil didepannya. Beruntun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status