6. Oke, Dia Ganteng

Benar saja, Bastian memang berjalan ke arah kantin yang sedang dipakai Nora untuk bersantai menunggu jam kuliah berikutnya. 

Melihat kedatangan Bastian, Naira hanya memutar matanya. Malas sekaligus jengah dengan respon kawan-kawan perempuannya yang terlihat norak hanya karena ada bos ganteng dan sukses di umur 32 tahun.

"Teman-teman, perkenalkan, ini Pak Bastian dan timnya dari perusahaan Zilong E-First, hendak memberikan informasi kepada kalian." Salah satu staf kampus yang mendampingi Bastian pun berbicara di depan kantin yang sedang ramai penuh mahasiswa dan mahasiswi.

Segera saja, semua mahasiswa dan mahasiswi di sana menoleh ke Bastian dan timnya. Terutama Bastian yang sangat menyita perhatian mata lawan jenis.

"Halo semuanya, saya Bastian Zilong, pendiri Zilong E-First. Izinkan saya dan tim saya menyampaikan sesuatu ke kalian." Setelah mengucapkan kalimat sapaan, Bastian menyuruh timnya untuk bicara mengenai maksud kedatangan mereka ke kampus.

Dengan cermat, semua orang di kantin segera menyimak kata demi kata yang disampaikan tim Bastian. Banyak dari mereka terlihat sangat tertarik dengan apa yang ditawarkan perusahaan Bastian.

"Kami berharap, bisa mendapatkan mahasiswa dan mahasiswi berprestasi di sini yang bersedia bergabung di Zilong E-First." Bastian kembali mengambil waktu bicara.

Sedangkan Naira yang sedang malas membuka medsosnya, mau tak mau memerhatikan Bastian yang sedang bicara di depan.

"Ya ampun, Ra! Dia ganteng banget!" Helena di samping sudah sibuk melakukan fangirling ke Bastian.

Awalnya, Naira mendecih melihat tingkah Helena dan juga banyak kawan perempuannya yang terpesona pada Bastian, hingga dia mencoba menatap Bastian lebih serius dan lama. Dia ingin membuktikan sendiri apakah Bastian seganteng seperti yang diributkan kawan-kawannya.

Mata Naira tertuju lekat ke wajah Bastian, menelusuri wajah pria itu. ‘Garis wajah yang tegas dengan tulang rahang kotak, tapi nggak menggambarkan aura keras dan berlebihan. Terus, hidungnya mirip hidung orang Raven, mancung! Bibirnya … tebal dan agak kemerahan. Apa dia nggak merokok, yah? Wow dah kalau beneran nggak merokok!’ 

Naira mulai menelusuri wajah Bastian dengan matanya. Akhirnya dia bisa lebih lekat menatap pria itu daripada sebelumnya.

'Kok ... um, iya, sih ... dia cakep. Oke, dia emang ganteng.' Naira membatin sambil terus menatap Bastian. ‘Apalagi kalau dia lagi senyum tipis-tipis gitu. Ah, sialan! Ngapain juga aku muji dia?’

‘Oke, iya, deh! Dia emang ganteng.’ Naira mengakui itu di hatinya saat menatap Bastian. ‘Dih, beruntung banget mamiku! Dapet cowok yang ganteng, muda, sukses pula!’

Mendadak saja, ingatan mengenai Elvita berciuman agresif dengan Bastian muncul di otak Naira, gadis itu secara tiba-tiba merasakan ketidaknyamanan di hatinya.

‘Kira-kira mami ama Bastian udah ngapain aja, yah?’ Naira justru sibuk menduga-duga di hatinya.

Hingga akhirnya Bastian mempertemukan matanya dengan Naira, menatap dengan pandangan penuh makna dan mendalam sambil terus bicara menjelaskan perusahaannya dan sesekali melontarkan senyum kecil ke arah Naira.

'Ugh! Sialan! Dia pasti bakalan ge-er, nih, gara-gara aku ketahuan ngeliatin dia melulu,' batin Naira sambil mengalihkan pandangan ke tempat lain.

Mengusap tengkuknya tanpa sadar, Naira jadi salah tingkah sendiri dan kesal karena ketahuan Bastian sedang menatap pria itu.

* * *

"Selamat, yah, Sayang! Kamu sekarang bisa magang di salah satu anak perusahaan E-First!" Elvita memberikan ucapan selamat kepada putrinya sembari mengecup pipi Naira.

Sembari tersenyum kecil menanggapi maminya, Naira mengangguk sekali. Dia memang diterima di GoodRead sebagai asisten Lead Editor.

"Iya, Mam. Thanks. Meski aku nggak tahu, ini aku diterima di sana gara-gara Mami atau—"

Ada senyum kecut di wajah Naira ketika memikirkan itu.

"Tentu aja karena prestasi dan kemampuanmu sendiri, Ra! Nilai-nilai kamu tuh bagus dari dulu, makanya kamu terpilih!" Elvita memotong sebelum Naira menyelesaikan ucapannya. “Dah ah! Jangan mikir yang aneh-aneh!”

Dia tak mau putrinya berpikir macam-macam yang bisa menjatuhkan mental Naira sendiri.

"Oke, Mam."

Sekali lagi, Naira tersenyum, tapi tidak sekecut tadi. Dia tidak menyangka dirinya benar-benar dimasukkan ke perusahaan Bastian meski berbeda dengan Elvita yang ada di anak perusahaan lainnya, Traveling Now.

Sedangkan tanggapan Helena sedikit berlebihan ketika mendengar kabar itu dari Naira.

"Ya ampun, Ra! Iri banget aku ama kamu!" pekik Helena begitu mengetahui Naira diterima di E-First. "Ra, aku beli, deh pekerjaan kamu! Please …."

Mendengar kelakar sahabatnya, Naira tertawa geli.

“Eh! Eh, Ra, cerita dong, gimana suasana di sana? Pasti asyik, ‘kan?” Helena penasaran.