~drttt drrttt alarm berbunyi tepat pukul 05.30.
Aya langsung saja mematikan alarm itu, ia beranjak menuju kamar mandi. Setelah mandi ia langsung saja berganti seragam.
Ia sudah siap, sekarang tepat pukul 06.00 ia langsung keluar kamar tak lupa menguncinya."Pagi bu." Sapa Aya kepada Ibu kosnya itu.
"Sarapan dulu Ay, gini terus ya bangunnya biar ga kena hukuman karena telat." Kata Bu Yuni, sambil memberikan Aya roti tawar yang sudah diberi selai coklat itu.
"Siap bu, makasih rotinya bu, Aya berangkat dulu."
"Hati-hati Ay." Kata Bu Yuni, dibalas dengan anggukan oleh Aya.
Ia sekarang sedang duduk di halte. 10 menit ia menunggu, bus yang ia tunggu sudah datang.
Ia duduk didekat jendela, ia membuka jendela bus itu lalu ia memasangkan headset ke kedua telinganya.Ia memejamkan matanya sembari mendengarkan lagu kesukaannya.Tepat 15menit perjalanan, bus sudah berhenti di halte sekolahnya. Ia berjalan masuk menuju gerbang sekolahnya. Sampainya di gerbang ada seseorang berkata kepada Aya, "eh kaki Lo masih sakit?" Tanyanya. Aya membalikan badannya ternyata ia Ronald kakak kelas yang menolongnya kemarin.
"Iya kak, tapi udah agak mendingan kok." Jawab Aya.
"Sini gue bantu sampe ke kelas Lo." Katanya.
"Ehh ga usah kak, itu ada temen aku." Kata Aya sambil menunjuk temannya, siapa lagi kalo bukan Ola.
"Ola." Teriak Aya. Lalu Ola langsung menghampiri Aya sambil berkata, "itu kaki Lo kenapa heh!?"
"Kemarin jatuh, terus di tolongin Wawa sama kak Ronald." Kata Aya.
"Oh ya gue duluan." Pamit Ronald lalu pergi meninggalkan Aya dan Ola.
"Eh kok bisa gini sih Ay?" Tanya Vio, sambil membantu Aya berjalan.
"Kemarin Tira anak kelas sebelah nabrak gue, dia buru-buru gue biarin dia pergi terus habis dia pergi, gue dibantu sama Wawa pas banget waktu itu yang dipanggil si Wawa kak Ronald, terus gue dianter ke klinik." Kata Aya.
"Oh gitu, Wawa siapa sih Ay? Btw kak Ronald cakep banget anj." Kata Ola.
"Najwa bego. Hm iye gue suka." Kata Aya.
"Beneran Ay?" Tanya Ola.
"Becanda, serius mulu hidupnya." Kata Aya.
Mereka pelan-pelan menaiki tangga, Ola sedikit kewalahan membantu temannya menaiki tangga. Sampai mereka di koridor kelas XI mereka bertemu dengan Indira dkk.
"Heh Ay udah baikan?" Tanya Najwa.
"Syukur Wa masih bisa buat jalan dikit²." Kata Aya.
"Sini gue bantu Lo ke kelas Ay, kalian ke kantin aja gue nitip." Kata Rara.
"Gue juga nitip dong nasi goreng pake telur setengah mateng, air anget satu gelas. Udah itu aja ni uangnya." Kata Aya.
"Hm kita duluan." Kata Indira dkk nya.
Rara dan Ola membantu Aya berjalan menuju kelas Aya, sampainya dikelas mereka langsung duduk ditempat Aya. Abbey dan Farel yang melihat Ola dan Aya segera menghampiri mereka.
"Pagi Ola sayang." Sapa Farel.
"Hi Farel." Kata Ola.
"Kaki Lo kenapa ?" Tanya Abbey.
"Itu si Tira ga sengaja nabrak gue, ni jadinya." Jelas Aya.
Kurang lebih 10menit Rara, Ola, Aya, Abbey, Farel, Nabil, Fahrezi berbicara mengenai banyak hal. Indira dkk pun datang ke kelas Aya, "ni makanannya." Kata Indira.
"Makasih." Kata Aya dan Rara bersamaan.Abbey dkk sudah keluar menuju kantin, karena melihat makanan yang dibawa Indira dkk mereka langsung merasa lapar karena belum sarapan juga.
Aya mengeluarkan 1bungkus kopi dalam tasnya, lalu menuangkan ke air panas itu."Eh Ay Lo suka ngopi juga, ga bilang ih gue juga suka tau." Kata Jesica.
"Eh masa iya, gue suka kopi hitam tanpa gula kalo Lo?" Kata Aya.
"Sama Ayyy, ah elo ga bilang gue juga mau ngopi elah." Kata Jesica.
"Yaudah ni bagi dua gue cuma bawa satu bungkus hari ini, besok² gue bawa 2 buat elo satu gue satu." Kata Aya.
"Mantap Ay." Kata Jesica.
Bel masuk sekolah sudah berbunyi. Rara dkk kembali ke kelas, Ola dan Aya masih ditempat duduk mereka.
Farel yang duduk didepan Aya dan Ola berbalik badan lalu berkata, "PR kalian udah?"
"PR yang mana." Tanya Nabil teman sebangku Farel.
"Halaman 159." Kata Ola.
"WTF, gue gatau." Kata Aya.
"Selamat pagi anak-anak, PR segera kumpulkan lalu tumpuk dimeja saya. Yang tidak mengerjakan silahkan keluar kelapangan." Kata guru sejarah itu.
"Eh Lo pada udah semua?" Tanya Aya.
"Udah." Kata Farel, Nabil, dan Ola bersamaan.Aya lalu beranjak dari kursi lalu keluar kelas menuju lapangan. Ia berjalan masih dengan kakinya yang sakit itu.
"Ay." Sapa Raditya.
"Hi kak Radit." Kata Aya
"Kaki Lo kenapa? Lo juga mau kemana ini kan udah waktunya masuk." Tanya Raditya.
"Kemarin jatuh, hehe. Oh ya, aku mau kelapangan soalnya tadi belum ngerjain PR." Kata Aya.
"Sini gue bantu kelapangan." Kata Raditya.
Raditya dan Aya sudah sampai di lapangan, tak ada siapa-siapa di sana hanya Aya dan Raditya.
"Eh Lo beneran Ay, lapangan sepi lo." Tanya Raditya."Hehe gapapa kak, makasih udah nganter sampe sini kak." Kata Aya.
Raditya lalu meninggalkannya, kini Aya sendirian berdiri sendiri menghadap tiang bendera sembari hormat kepada bendera itu.
Panas matahari membuat Aya merasa hidup kembali. Ia senang dengan sinar matahari pagi namun tak bisa berlama-lama dengannya.
Akhirnya pun ia pingsan, selalu seperti ini. Padahal ia sangat suka dengan matahari pagi namun ia harus berpisah dengannya lagi.10menit ia pingsan, ia membuka matanya. Ia melihat disampingnya ada Ronald.
"Ay gimana masih pusing?" Tanya Ronald."Sedikit. makasih ya kak, maaf juga udah ngerepotin." Kata Aya.
"Gapapa Ay, gue suka direpotin sama Lo." Kata Ronald sedikit pelan.
"Aku mau ke kelas dulu kak, ini udah ga pusing soalnya." Kata Aya.
"Yaudah sini biar gue antar, kaki Lo masih sakit gitu." Kata Ronald, lalu ia membantu Aya berdiri.
Mereka berjalan melewati koridor, masih sepi karena ini masih jam pelajaran. Sampailah mereka didepan kelas Aya, tak ada guru didalam kelasnya.
"Syukur gaada guru." Batin Aya.
"Makasih banyak ya kak." Kata Aya.
"Sama-sama cantik." Kata Ronald, sambil mengelus kepala Aya.
Wajah Aya memerah, ia malu lalu buru-buru memasuki kelas. Tak sengaja ia tersandung oleh kakinya sendiri, syukur saja Ronald belum meninggalkan tempatnya itu, lalu segera menahan Aya agar tak jatuh.
"Hati-hati dong Ay." Kata Ronald.
"Emm hehe iya iya." Kata Aya.
Kali ini ia memasuki kelas dengan berhati-hati, wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Malu sekali ia.
"Heh itu wajah kyk kepiting rebus kenapa ya neng?" Tanya Ola.
"Lah Lo kaga tau tadi si Aya diantar kakak kelas, oh ya kan bangku Lo dibelakang maneh gabisa lihat depan sono." Kata Farel.
"Serius Rel? Serius Ay? Siapa? Gue tebak kak Ronald! Bener ga?" Kata Ola penuh tanya.
"Iya, iya, iya bener si itu." Kata Aya.
"Hmmm, sudah kuduga. Gue tebak sih Lo bakal suka sama dia." Kata Ola.
"Ola cantik, jangan sotau." Kata Aya.
"Aya, gue tau ya gelagat Lo muka juga udah kek kepiting rebus. Kan ya kek tatapan Lo ke dia beda gitu ga kek Lo natap laki² lain." Kata Ola.
"Iyain sj biar suka." Kata Aya, lalu ia meletakkan kepala ke mejanya itu, yah dia tidur.
Kringgg~kringg bel istirahat berbunyi.
"Aya bangun, ayok makan ke kantin." Kata Ola.
"Ola tadi pagi kan gue udah makan, kalo gue makan lagi uang gue habis sebelum tanggalnya ege. Kata Aya.
"Gue bayarin ih, buru." Kata Ola, ia lalu membantu Aya berdiri. Ola dan Aya berjalan menuju ke kantin sambil Ola membantu Aya berjalan.
Sampai mereka di kantin, Aya dan Ola duduk di bangku yang masih tersedia.
"Lo mau apa?" Tanya Ola."Susu murni 2 roti tawar isi coklat 2." Kata Aya.
Aya sedang duduk sendiri di kantin sambil menunggu Ola datang sambil membawakan pesanannya, sembari menunggu Ola ia membaca buku pelajaran, memahami soal² yang sulit dicerna oleh otaknya itu.
"Nih." Kata Ola sambil menyodorkan pesanan Aya.
"Timaaciw Ola cantik." Kata Aya.
Ketika Aya ingin menyantap makanannya itu ada tangan besar menepuk bahunya, membuat Aya tak jadi melahap makanannya itu.
"Ape?" Tanyanya lalu menengok ke belakang, ia melihat sosok Tira dibelakangnya.
"Ay kaki Lo?" Tanya Tira, sambil menunjukan raut muka sedih dan bersalah.
"Pasti gegara gue tabrak kemarin kan Ay, maaf." Katanya lagi."Ahhaha gapapa santuy, sini duduk sini dulu deh." Kata Aya, lalu Tira duduk disamping Aya.
"Ini Lo makan dulu." Kata Aya sambil memberikan Roti dan susu.
"Makasih Ay. Seberapa parah itu kaki Lo? Maaf gue kemarin buru²." Kata Tira.
"Sama-sama Tira, ini ga begitu parah kok tenang aja. Iya gue tau kemarin Lo buru²." Kata Aya.
"Syukur deh Ay, makasih udah mau ngertiin gue juga." Kata Tira, lalu dibalas anggukan oleh Aya.
-Pulang sekolah-
Aya dan Ola sudah sampai didepan gerbang depan sekolahnya, seperti biasa mama Ola sudah tiba tepat waktu, seperti biasa juga menggunakan motor kesayangan.
"Mau nebeng gue ga ?" Tanya Ola."Becanda, udah sono balik udah ditungguin mama Lo tu." Kata Aya.
"Beneran Lo bisa sendiri?" Tanya Ola lagi.
"Kek ga kenal Aya aja Lo, gue bisa sendiri lah dari SD juga udah apa² sendiri, nyari duit sendiri, hidup sendiri apa² sendiri. Lah kan gue malah jadi cerita, udah sono." Kata Aya, lalu dibalas anggukan oleh Ola.
Aya sedang duduk di halte, menunggu bus. Ia memikirkan perkataannya tadi, ia jadi teringat bagaimana kejadian beberapa tahun lalu masih membekas dibenaknya.
"Lama banget sih bus nya." Kesal Aya.
"Ayok bareng gue aja." Kata Raditya.
"Hehe kakak, gausah itu udah sampe busnya. Duluan ya kak, hati-hati dijalan." Kata Aya kepada Raditya, lalu ia menaiki bus dengan sangat berhati-hati.
Sampailah ia di tempat kerjanya.
"Selamat datang, selamat berbelanja." Kata Aya kepada pelanggannya itu, seorang anak kecil berusia sekitar 5tahun dan kakak perempuannya yang berusia sekitar 15tahun.Setelah selesai membeli makanan, mereka berdua keluar, diluar Aya melihat sosok Ayahnya, iya Ayahnya."Itu anak Ayah?" Batin Aya.Ia merasakan rasa sakit itu muncul lagi, kejadian itu terlintas lagi diingatan Aya. Ia mencoba menenangkan dirinya, beruntung sekali ia dapat mengendalikan dirinya.
-nxt-
"thanks for reading my story, I hope you give me a vote and comment. See you soon." Aya Septiana.
Terimakasih sudah membaca karya saya, semoga kalian suka. Don't forget vote and comnent -Author-
Pagi ini Aya berjalan menuju halte sambil mengenakan headset memutar album kesukaannya menari dengan bayangan -by hindia- Pagi tak seperti biasanya, mentari hari ini seakan-akan enggan menampakkan diri.Semakin lama semakin terlihat jelas awan hitam mendung menyelimuti pagi ini. Aya sudah sampai di halte, ia duduk sembari menunggu bus datang. Byurr hujan turun begitu deras pagi ini, orang-orang berlarian menuju halte untuk berteduh. Bus sudah datang, ia hendak menaiki bus namun sayang sekali bus sudah penuh.Ia kembali duduk di halte, sembari menunggu bus datang. Beberapa orang yang tak kebagian tempat di bus memutuskan untuk pergi dari halte dan memilih transportasi lain.
Hari Senin di sekolah menengah atas 'Semesta'Para murid sudah berada di lapangan, 30menit sudah berlalu dibawah terik matahari pagi. Bruk seorang remaja perempuan pingsan, padahal sebentar lagi upacara sudah selesai. Siapa lagi kalau bukan Aya Septiana.Anak-anak yang bertugas untuk membantu siswa/siswi yang sakit langsung saja membawa tubuh Aya, ditaruhnya di atas tandu. Lalu mereka dengan gerak cepat membawa Aya ke UKS. 15menit Aya pingsan, Ia membuka matanya perlahan melihat Raditya disampingnya."Kak Radit, kakak sakit juga ?" Tanya Aya. "Engga, gue nunggu Lo bangun." Kata Raditya "Kenapa ?" Tanya Aya. "Ga ada alasan." Kata Raditya, membuat Aya terdiam sejenak memikirkan perkataan Raditya. Raditya berkata kepada Aya, membuat pikiran Aya buyar, "Aya Lo pasti belum makan." "Iya kak, lupa." Kata Aya. "Aya, gue mau cerewet sedikit. Lo
Pembukaan tak seperti biasanya, maksut saya sang tokoh utama nampak tak seperti biasanya.Aya keluar dari kamar kosnya, sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya itu."Aya, Lo mau berangkat ?" Sapa Adya."Ya iyalah kak udah rapi begini, kak Caca mana kak ?" Kata Aya."Oh si Caca udah duluan tadi dijemput sama si pacar." Kata Adya"Oh pacarnya yang om-om itu ya ?" Tanya Aya."Bukan om-om Ay, cuma beda beberapa tahun aja belum jadi om-om lah buat kita." Kata Adya sambil tertawa."Lo mau berangkat bareng gue ga ?" Tanya Adya kepada Aya."Wahh pas banget aku lagi males naik bus maksudnya uangku lagi menipis biasalah akhir bulan." Kata Aya."Yaudah ayok berangkat." Kata Adya.Mereka pun berpamitan kepada Ibu Yuni, lalu berjalan menuju luar kosannya tempat motor Adya diparkirkan. Adya melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Pagi hari Aya sudah terbangun, bersiap untuk pergi dengan Ronald (pikirnya).Aya keluar kamar dengan pakaian rapi, sepertinya dia lupa sesuatu"Aya mau kemana ?" Tanya Caca."Jalan sama doi." Kata Aya dengan percaya dirinya."Aya ini masih hari Rabu (•‿•)." Kata Caca."Wah iya ? Beneran ? Kok kakak engga pake seragam ? Ih yang bener ? Kok aku lupa." Kata Aya."Iya Ay beneran ga boong gue. ni gue mau numpang di kamar mandi Lo, kamar mandi gue kerannya rusak." Kata Caca."Saking senengnya tuh jadi lupa hari." Kata Adya yang tiba-tiba muncul.
Hari Sabtu-waktunya Aya dan Ronald pergi menonton bioskop.Tepat pukul 09.00 Aya terbangun, dan melihat jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 9 tepat. Aya langsung saja bergegas menuju kamar mandi.Selesai Aya mandi, ia langsung saja memakai pakaian yang tadi malam sudah ia pilih.Like that, xixi."Siap, tinggal nunggu kak Ronald." Kata Aya dengan diri sendiri.Sebelum keluar dari kamar Aya melihat ponselnya terlebih dahulu, sepertinya banyak pesan masuk sudah lama sekali ia tak memegang ponselnya itu.Kak Ronald10 pesan belum dibaca-Aya-Jam setengah sepuluh gue otw-Aya-Aya cantik-Hei-Gue udah di depan kosan Lo -AYA -Buruan Ayyy (╥﹏╥)-Aya-BuruAya yang meli
Pagi hari yang cerah, ini hari Minggu tepat pukul 08.00Aya bergegas menuju kamar mandi. Ia bekerja hari ini. Sudah siap semua ia bergegas menuju keluar kamar. "Kerja Lo Ay ?" Tanya Caca."Iya kak, kak Adya ada ?" Tanya Aya."Pergi, gatau deh kemana mungkin kerja." Kata Caca."Yahh mau pinjem motor padahal." Kata Aya."Motor Adya gede Ay, emang Lo bisa ?" Tanya Caca."Bisalah, masa engga. Ehh aku duluan kak nanti telat. Bye." Kata Aya. Ia langsung bergegas menuju halte terdekat. Oh iya Aya tak berpamitan dengan bu Yuni, yahh hari Minggu biasanya bu Yuni pergi ke tempat ibadah.Sebelum berangkat Aya tak lupa untuk memakai masker, entah mengapa hari ini ia sangat ingin mengenakan masker. Dan satu lagi, ada hal yang aneh dengan dirinya karena ia sedikit takut dengan manusia-manusia lain kali ini. Ia pun berlari menuju halte, dan syu
"AAAAAAAAAAAAAA." Teriak Aya berhasil membuat penduduk kosan terbangun dan mengetuk pintu kamar Aya."Aya Lo kenapa ?""Aya ada apa ?""Aya buka woi.""Aya Lo gapapa kan di dalem ?""Kenapa woi ?"Aya membuka pintu kamarnya, diluar sudah ada para penduduk kosan. "Gue gapapa, sans elah." Kata Aya."Teriak histeris gitu." Kata Adya."Iya mana keringetan, ngos-ngosan kyk habis lari aja Lo." Kata Caca."Lo kenapa hei, gue kaget anjir." Kata Yola."Iya anjir kenapa woe." Kata Lola."Mimpi buruk. Maap maap ni ye kalau buat kalian semua bangun." Kata Aya."Gue kira kenapa anjir.""Gue kira kemalingan.""Balik dulu guys."Kata para penduduk kos lalu berjalan menuju kamar mereka masing-masing.Aya pun masuk ke kamar, berusaha menenangkan dirinya terlebih dahulu. "Random banget ya mimpinya tadi, mana serem kan gue jadi takut." Gumam Aya. Selesai menenangkan diri ia l
10 hari ini Aya semakin dekat dengan Raditya, kedekatannya dengan Raditya membuat Ronald menjauh. Ronald sekarang lebih sering bersama dengan Alvena, yang dikabarkan ia adalah sepupu dari Ronald.Walau Aya dekat dengan Raditya, namun rasanya kepada Ronald masih tetap sama. Tak berkurang, bahkan selalu bertambah. Bagaimana rasanya dengan Raditya ? Tak ada, ia hanya menganggap Raditya sebagai kakak, tak lebih tak kurang.Pagi ini, seperti biasa ia menunggu Raditya datang untuk menjemputnya. Namun setelah lama menunggu Raditya tak kunjung datang. Ia pun memutuskan untuk berangkat dengan bus.Namun, rasanya ada yang mengganjal. Tak biasanya Raditya seperti ini, tak memberikan kabar kepada Aya. Ada apa dengan Raditya ?Ditengah perjalanan, bus tiba-tiba berhenti.Para penumpang pun bertanya-tanya, tak biasanya bus berhenti seperti ini."Didepan ada kecelakaan." Kata salah seorang penumpang yang ada di bus terse
ronald sedang menjaga aya di rumah sakit. aya belum sadarkan diri selama tiga hari. ronald duduk di bangku sebelah aya. ia sambil memegang tangan aya lalu berkata"aya cantik, bangun ya. " ronald lalu mengeluarkan buku di dalam tasnya. sebuah diary yang ia tulis sehari hari. lalu ia membacakan sedikit dari isi buku itu. "kamu yang teristimewa aya septiana. namun, apalah daya mulut ini tak bisa mengutarakan apa yang di rasa. aku mencintaimu selalu, semakin hari semakin menambah rasaku padamu. namun, ada beberapa hal yang membuat kita tak dapat bersama. ""aya, bangun gw kangen senyum lo ay. " kata Ronald sambil meneteskan airmataronald sampai ketiduran menemani aya. rasanya seperti ada yang mengelus kepala lalu pundaknya. ronald lalu terbangun, melihat aya yang sudah sadarkan diri. ronald sangat senang lalu ia menekan tombol si sebalah kiri tempat tidur aya. lalu seorang perawat datang....setelah itu ronald dengan wajah sumringahnya menghampiri aya. ia sangat senang melihat aya sud
di halte dekat sekolah, Aya sedang menunggu bus, sambil mendengarkan lagu terbaru dari musisi yang ia sukai. sudah hampir 15 menit ia menunggu, bus pun datang. ia masuk, duduk di bangku dekat pintu. setelahnya, di halte berikutnya bus pun berhenti. lalu banyak penumpang dari halte tersebut masuk ke dalam bus. ada nenek tua yang berdiri di sebelah kanan Aya. ia pun berinisiatif untuk berdiri dan mempersilahkan nenek untuk duduk. namun, sayang sekali ketika Aya berdiri bangku tersebut malah diduduki oleh mahasiswa dari Universitas yang cukup terkenal di kota nya. "permisi mba, tempat duduknya buat nenek ini. " kata Aya menegur mahasiswa tersebutnamun naas, mahasiswa itu tak menghiraukan perkataan Aya. syukurlah ada seseorang yang rela berdiri untuk memberikan tempat duduknya untuk nenek tersebut. "duduk disini nek. " kata pria itu. "terimakasih untuk bangku nya kak. " kata AyaAya sudah sampai di tempat kerjanya. mulai bekerja demi mencari uang untuk kehidupan sehari-hari nya. ia su
Aya sedang berada di kelas sendirian. pagi-pagi buta ia sudah berada di kelas"duh gw laper"ia berjalan menuju kantin, tak sengaja bertemu dengan Indira. "lo mau kemana Ay? ""kantin." "yauda yuk bareng gw. "lalu mereka berjalan bersama menuju kantin. sesampai di kantin khusus wanita Aya memilih jajanan. namun, Indira malah ingin ke kantin sebrang. kantin khusus lelaki. maksud kantin khusus karena kebanyakan pelanggan dari gender tersebut. "ayo Ay, kesana. masih belum ada cowo di sana jadi aman. " Aya hanya mengikuti Indira saja, karena tangan Aya sudah ditarik oleh Indira. makanan di sana memang terbilang enak, enak sekali. karena itu, Indira ingin mencoba ke sana. "ayo Ay masuk. " Aya tak mengindahkan kata Indira. ia masih berdiri di depan sambil melihat jajanan. Tiba-tiba dada Ronald dari dalam sana."Ay." panggil Ronald. namun Aya hanya dapat menundukkan kepalanya. "Ay are u okai? " Aya tak menjawab Ronald. ia takut Ronald melihat wajahnya yang jelek karena habis menangi
Sudah usai masalah Rara yang ramai dibicarakan karena telah dibully oleh rekannya sendiri. Tak lain geng komplotan pesilat di sekolahnya. Rara vakum untuk latihan selama beberapa minggu setelah kejadian yang menimpa dirinya. Alasan mengapa ia diperlakukan seperti itu karena 'ARYA' IYA ARYA. Siapa lagi kalau bukan dia. Teman-teman Rara tak suka dengan kedekatan mereka, karena salah satu dari mereka menyukai Arya. Aneh, pikir RaraHELLOOOO JAMAN SEGINI MASIH AJA NGERIBUTIN MASALAH COWO?!!! Rara masih tak menyangka dengan kejadian yang menimpanya hingga babak belur seperti itu. Tak terbayangkan bagaimana saat itu ia menahan malu dan sakit. Dan berujung di rawat inap selama 2 hari. Sekarang Rara berjalan dengan Aya yang kepalanya sedang benjot... Ehh bukan bukan, kepala Aya habis terbentur palang halte dan sekarang darah segar masih mengalir dari kepalanya. Namun lukanya sudah ditutupi oleh topi yang ia pinjamkan kepada Aya. "RARA, AYA!!!!" Teriak Ola dari gerbang.Rara dan Aya menoleh
Brak Kepala Caca terbentur pintu kamar Aya yang baru saja ia buka."aduh, sakit banget anjrit." kata caca, sambil memegangi kepalanya yang sedikit memerah."masih pagi udah kejedot aja tuh kepala." kata Adya, yang berada dibelakang Caca."yeuu, ini gegara lo yang buka pintu pagi-pagi." Kata Caca lagi, sambil menunjuk kepada Aya."lah kan saya nih mau sarapan pagi kak caca yang cantik jelita." Kata Aya.Caca meninggalkan Aya begitu saja, sepertiya ia masih setengah sadar. Terlihat dari raut wajahnya yang masih lesu dan mengantuk. Sedangkan Adya masih memberi tau Aya, dengan isyarat bahwa Caca masih belum sadar seperti biasanya. Yah biasanya memang seperti itu, sudah keluar kamar walau belum sadar sepenuhnya.Aya pun keluar dari kamarnya berniat untuk mengambil makanan di dalam lemari es. Ia mengambil roti dan susu murni yang ia ambil kemarin di tempat ia bekerja. Bukan sembarang ambil, namun kadarluarsa makanan ini tinggal beberapa hari kedepan saja."Coi, kaga bagi-bagi makanan lu ye
Rara dan Arya kini tengah melakukan perjalan pulang. Ditengah perjalanan tak ada percakapan dari kedua belah pihak. Mereka asik dengan diri sendiri, bermonolog maksudnya.Bagaimana ini, jantungku berdegup begitu tak teratur sejak pertama kali melihatmu lalu berkenalan denganmu. Maksudku, ini rasa apa entahlah. Bagaimana jika ternyata aku menaruh rasa lebih padamu bukan sebagai kakak kelas lagi namun rasa suka maksudku. Bagaimana ini, apakah kamu mau denganku ? Aku tak seperti kedua temanku, aku sangat buruk dalam hal percintaan. Dan baru kemarin sebelum aku mengenalmu aku sedang patah hati, karena melihat orang yang ku sayangi selingkuh dariku. Ahh maaf sekali ya jika membuatmu tak nyaman nantinya. Rumit sekali intinya.-monolog Arya.Namun sayang sekali kisah kita tak seindah yang kubayangkan. Menyukaimu ternyata tak semudah itu, aku harus bertengkar dengan masa lalu ku juga kamu. Kenapa harus kamu yang berlabuh di hatiku ?Maaf jika rasa ini tumbuh, maaf jika rasa ini salah. Maaf ak
Setelah kecelakaan di tempo hari. Dan setelah 2 minggu daring seperti home schooling. Akhirnya mereka berangkat lagi ke sekolahan. Dan kini Raditya masih setia mengantar jemput Aya.Dan sekarang ini mereka sedang berada di jalan. Di lampu merah kali ini, dengan wajah Raditya yang memerah pula. Yah, hari ini ia sangat senang karena dibawakan sarapan oleh Aya. Terimakasih malaikat cantik.Lampu merah yang berubah menjadi kuning, lalu hijau. Hijau menandakan terus berjalan, kuning menandakan hati-hati atau persiapan untuk berhenti ataupun berjalan. Dan merah, menandakan untuk berhenti.Merah, penuh makna di dalam hidupnya. Sudah lama ia memendam rasa, namun tak kunjung ia bersua soal rasa. Pula ia berfikir rasanya takkan terbalaskan. Ia tau perempuan yang ia sukai nan kagumi setiap hari ini adalah orang yang ramah dan baik hati. Ia sangat ramah kepada semua orang, sampai-sampai kadang ramahnya membuat diri ini bingung sendiri. Sebenarnya ia menyukaiku atau hanya sekedar ramah, entahlah.
Tepat pukul tujuh pagi hari, Aya baru sampai di depan gerbang SMA Semesta. Dari halte, ia lari terburu-buru dengan rok span yang ia pakai. Sungguh, ini sangat menyusahkan dia untuk berlari. Dari kejauhan, ia melihat ada segerombol geng motor, (sepertinya). Geng motor itu keluar dari sekolahannya. Ia sedikit terkejut pasalnya geng motor tersebut nampak habis menyerang sekolahannya itu.Hampir sampai di sekolah, ia melihat murid-murid dari sekolahannya keluar berhamburan."Eh kok pada pulang ?" Tanya Aya."Di suruh pulang." Kata seseorang.Terlihat gerbang sekolahan seperti habis terkena serangan dari luar, entah apa yang telah terjadi tadi. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri pasal ini. Aneh sekali, jika memang sekolah diserang seharusnya anak-anak tidak diperkenankan untuk pulang. Jika ada apa-apa di jalan bagaimana ? Jika ada anak-anak yang dikroyok gerombolan tadi bagaimana ? Ahh sudahlah, Aya berjalan cepat menuju sekolahannya.Lalu Aya tak sengaja bertemu Ronald dengan wajah pe
Kegiatan kemarin sangat menyenangkan, anak-anak sangat senang dengan kehadiran Aya. Ada banyak hal ada banyak cerita. Dari anak-anak panti, Aya dapat belajar.Jikalau yang pergi akan terganti. Namun, rasanya pasti akan berbeda dengan dulu. Yang diharapkan akan menetap tak selamanya berada disisi. Namun bahkan akan pergi. Entah itu karena keterpaksaan atau ketetapan.Yang paling Aya senangi adalah, ada banyak hal yang ia ketahui tentang Alvena. Alvena adalah anak angkat dari ayahnya, dan adiknya Alvena. Alvena dulunya juga anak panti, namun bukan panti yang kemarin ia kunjungi.Alvena juga bercerita tentang ayahnya. Ayahnya ternyata belum menikah lagi, jadi ayah hanya mengurusi Alvena dan adiknya. Ayahnya juga pernah cerita, jikalau dulu pernah mempunyai anak. Namun, anak itu hilang entah kemana.Aya yang mendengarkan cerita dari Alvena cukup terkejut. Apa iya benar yang dikatakan oleh Alvena. Ah sudahlah ini sangat rumit.