Pembukaan tak seperti biasanya, maksut saya sang tokoh utama nampak tak seperti biasanya.
Aya keluar dari kamar kosnya, sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya itu.
"Aya, Lo mau berangkat ?" Sapa Adya."Ya iyalah kak udah rapi begini, kak Caca mana kak ?" Kata Aya.
"Oh si Caca udah duluan tadi dijemput sama si pacar." Kata Adya
"Oh pacarnya yang om-om itu ya ?" Tanya Aya.
"Bukan om-om Ay, cuma beda beberapa tahun aja belum jadi om-om lah buat kita." Kata Adya sambil tertawa.
"Lo mau berangkat bareng gue ga ?" Tanya Adya kepada Aya."Wahh pas banget aku lagi males naik bus maksudnya uangku lagi menipis biasalah akhir bulan." Kata Aya.
"Yaudah ayok berangkat." Kata Adya.
Mereka pun berpamitan kepada Ibu Yuni, lalu berjalan menuju luar kosannya tempat motor Adya diparkirkan. Adya melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Adya dan Aya sudah sampai didepan gerbang sekolah Aya. Adya membantu Aya melepaskan helm yang dikenakannya.
"Makasih kak, hati-hati dijalan." Kata Aya."Siap Ay, jaga diri jaga hati gue pamit." Kata Adya, lalu dibalas anggukan oleh Aya.
"AYA!!" Teriak Ola.
"Apa ?" Kata Aya.
"Cowo baru ye ? Sayang banget ga satu sekolahan." Kata Ola.
"Pala Lo cowo itu cewe wahai Ola cantik." Kata Aya.
"Wtf? Seriously ? Bentukan kek cowo asli Ay mana pake motor sport yang biasanya dipake cowo gitu jaketnya juga, dia juga pake celana." Kata Ola.
"Emang gitu bentukannya, dia cewe tulen aslinya. Makannya itu don't judge people bye the cover! Ya itu motor dikasih mama papa nya yang udah gada Ol, ya kalau dia pake rok ga bisalah harus pake celana." Kata Aya.
Mereka berjalan menuju kelas sambil membicarakan banyak hal. Datanglah Ronald menghampiri mereka berdua.
"Aya." Kata Ronald."Hi kak ada apa ?" Tanya Aya.
"Lo kemana aja gue jarang lihat Lo ?" Tanya Ronald.
"Halah kamu aja asik sama yang lain." Kata Aya dalam hati.
"Ga kemana-mana kemarin aku lihat kakak cuman ya gitu ga sempet nyapa kakak." Kata Aya.
"Besok Sabtu Lo sibuk ga ?" Tanya Ronald.
"Iya, pergi sama temen." Kata Aya.
"Ga ga ga gada kak, di cancel." Kata Ola.
"Kalau ga sibuk gue mau ajak Lo nonton sih Ay, mau ga ?" Kata Ronald.
"Wahh mau mau mau banget ya Ay." Kata Ola.
"Ehh" kata Aya.
"Ok Ay besok Sabtu ya." Kata Ronald.
Ronald meninggalkan mereka,
"Apa banget sih Ol ?" Tanya Aya."Halah, ini tu kesempatan emas Ay gue tau Lo suka sama itu kakel." Kata Ola.
"Iya iya sih, yaudah makasih. Terus yang rencana kemarin bareng temen-temen gimana ?" Tanya Aya.
"Ya gampang ntar gue yang ngomong sama mereka." Kata Ola.
Aya dan Ola sudah berada di kelas, Abbey dan kawan-kawan menghampiri tempat Aya dan Ola.
"Gimana kabar Lo ?" Tanya Fahrezi."I'm okay bruh." Kata Aya sambil tersenyum lebar.
"Emang ada apa sih sama Aya ?" Tanya Ola.
"Biasalah Ol itu si Atha dkk ganggu Aya lagi." Kata Farel.
"Gue ga habis pikir sama mereka, padahal si Aya ga pernah gangguin mereka." Kata Abbey.
"Bener tuh, kalau ditanya pasti jawabnya gini 'dia kan anak buangan'. Apa hubungannya anjir." Kata Ola.
"Kita harus memanusiakan manusia, karena apapun itu bakal balik lagi ke diri kita. Apa yang kita tanam sekarang itu yang akan kita tuai di kemudian hari." Kata Abbey.
"Wadidaw ni abangnya." Kata Nabil.
"Cakep cakep kata-kata Lo selalu ngena dan pas Bey." Kata Aya.
"Gue udah ngomong sama mereka baik-baik katanya ga akan buat ulah lagi sama Lo ay, tapi ada syaratnya..." Kata Abbey.
"Apa emang ?" Tanya Aya.
"Si Atha harus pacaran sama si Nabil." Kata Abbey.
"Loh kok gue Bey ? Ya soal wajah si gapapa emang cakep tapi kalau kelakuan sangat tidak mencerminkan wajahnya, kontras banget njir." Kata Nabil.
"Halah tapi kan Lo mau juga sama yang bentukan kek Atha." Kata Abbey.
"Iya, yaudah gapapa iya." Kata Nabil pasrah.
"Yaudah sono Lo ngomong sama Atha." Kata Farel.
"Iya ni iya." Kata Nabil, lalu pergi menuju tempat Atha.
"Yaudah makasih kalian, tapi gue kasian sama si Nabil." Kata Aya.
"Gapapa Ay, toh si Nabil dan semua cowo mana yang gamau sama yang bentukan kek si Atha." Kata Farel.
"Biasalah cowo cuma suka dari luarnya." Kata Abbey.
"Nanti lihat dalamnya terkejut lah itu orang." Kata Fahrezi.
"Ahahaha bener bgt anjir, gue pernah gitu kaget banget waktu sifat aslinya yang banyak jahat." Kata Farel.
"Ga semua orang yang goodlooking kek gitu kok. Semua orang ada sisi baik buruknya, sama kek si Atha pasti ada sisi baiknya." Kata Ola.
"Bener banget Ol, itu emang fakta sih." Kata Aya.
Mereka kembali ke tempat duduk masing-masing, guru sudah memasuki ruang kelas mereka.
Kring~kring Bel istirahat jam ke2 sudah berbunyi
Istirahat pertama Aya hanya duduk-duduk dikelas-gajelas, sambil menikmati novel yang ia baca"Ay, mau makan di kantin ga ?" Tanya Ola.
"Iyaa." Kata Aya.
Mereka berjalan keluar menuju kantin. Seperti biasa suasana kantin sangat rusuh, Aya dan Ola yang melihat pemandangan itu menjadi malas dan tidak selera makan.
"Rame Ay, gue males." Kata Ola."Kita duduk dulu aja, nanti kalo udah lumayan sepi kita baru pesen." Kata Aya.
Mereka sedang mencari tempat duduk yang masih kosong.
"Aya Ola, sini duduk sama kita." Kata Najwa."Yang lain kemana, kok cuma ada Lo sama Rara ?" Tanya Ola.
"Mereka masih nugas dikelas, biasalah kelupaan ngerjain tugas." Kata Rara, lalu dibalas anggukan oleh Najwa.
"Ehh kalian belum pesen, mau nitip ga ?" Tanya Najwa.
"Belum, hehe masih nunggu sepi yakan Ay." Kata Ola, lalu dibalas anggukan oleh Aya.
"Lo mau pesen lagi ? manjiw manjiw Wa." Kata Aya.
"Iya, masih laper soalnya, mau pesen apa ni ?" Kata Najwa.
"Gue nasi rames sama telur goreng, minum air putih anget." Kata Aya sambil menyodorkan uang kepada Najwa.
"Gue nasi goreng sama telur goreng, minumnya es matcha. Punya Aya biar gue yang bayarin." Kata Ola, lalu memberikan uang kepada Najwa.
"Makasih." Kata Aya.
"Tumben." Kata Najwa.
"Besok dia mau jalan guys, gue tau ini tanggal tua jadi uang si Aya menipis. Uang Lo buat besok waktu jalan sama itu kakel!" Kata Ola.
"Siapa sih, cerita dong." Kata Rara.
"Ntar gue ceritanya, Najwa pesen dulu." Kata Ola, lalu dibalas anggukan oleh mereka bertiga.
Makanan sudah sampai mereka pun langsung saja menyantap makanannya.
"Ehh gue baru inget, tadi gimana lanjutan cerita Aya ?" Tanya Najwa.Lalu Ola menceritakan tentang kejadian tadi pagi, ketika Aya dan Ola bertemu dengan Ronald.
"Pepet teros Ay." Kata Rara.
"Gue bukan mau ngomporin atau gimana Ay. Setau gue rumor yang beredar tentang itu kakel banyak cewe yang deket sama dia." Kata Najwa.
"Denger cerita si Awa mending Lo siapin hati buat kedepannya Ay, kita gatau kedepannya kek gimana." Kata Ola, lalu dibalas anggukan oleh Aya.
Mereka sudah menyelesaikan makannya, Rara dan Najwa kembali ke kelas mereka. Ola sudah lebih dulu kembali ke kelas.
Aya sekarang berada di toilet, rasa sakit itu kembali muncul.Ia berjalan keluar toilet menuju kelas dengan rasa sesak, pusing, dan nafas yang terengah-engah.
Ia melihat Raditya berjalan menghampiri dirinya, "Aya." Sapa Raditya.Belum sempat ia menjawab sapaan Raditya....Bruk pingsanRaditya langsung saja membawa tubuh Aya menuju ruang UKS.15menit berlalu, Aya terbangun dari pingsannya.
"Lo kenapa sih Ay ?" Tanya Raditya."Ga tau deh kak." Kata Aya.
"Jangan banyak pikiran, Lo juga harus periksa soal kondisi Lo ini." Kata Raditya.
"Iya kak, makasih sarannya. Aku mau ke kelas dulu ya kak." Kata Aya.
"Sini biar gue anterin." Kata Raditya.
"Ga usah kak, kakak ke kelas aja nanti kakak telat." Kata Aya.
"Yaudah deh Ay, hati-hati." Kata Raditya.
Aya sekarang sudah berada dikelas, untung saja guru belum memasuki ruang kelasnya.
"Guru belum datang ?" Tanya Aya."Belum, jamkos semoga." Kata Ola.
"Lo darimana aja ?" Tanya Farel.
"UKS." Kata Aya.
"Katanya tadi "I'm Okay bruh" tapi Lo malah sakit." Kata Nabil.
"Yahh kan tadi pagi sekarang beda lagi. Tapi sekarang gue udah baikan kok." Kata Aya sambil tersenyum.
"SELAMAT SIANG ANAK-ANAK."
Para murid langsung bergegas menuju bangku masing-masing.Kringgg kringgg~ bel pulang sekolah berbunyi, para murid bergegas untuk pulang.
"Lo mau pulang bareng gue ga ?" Tanya Ola."Ini pasti cuma basa-basi." Kata Aya.
"Ya iyalah Ay, mana mungkin mamakku bawa kau sama aku." Kata Ola.
"Kebiasaan." Kata Aya.
"Gue duluan, bye." Kata Ola, lalu dibalas anggukan oleh Aya.
Aya bergegas menuju tempat kerjanya dengan berjalan kaki, ia sedang malas naik angkutan umum.
Tin tin "Aya." Kata Ronald."Iya kak ?" Tanya Aya.
"Ayok bareng gue aja." Kata Ronald.
"Beneran ?" Tanya Aya.
"Iya bener Ay." Kata Ronald.
Aya pun menaiki motor Ronald, "udah." Kata Aya. Ronald lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Mereka sudah sampai ditempat kerja Aya.
"Makasih kak." Kata Aya."Sama-sama. Oh iya, buat besok Sabtu jam 10.00 gue minta alamat rumah Lo dong." Kata Ronald.
"Oh siap kak, dijalan .......... gerbang ijo." Kata Aya.
"Wihh deket ternyata sama tempat kerja Lo." Kata Ronald.
"Hehe iya kak, yaudah aku masuk duluan." Kata Aya.
"Iya Ay, jaga diri baik-baik." Kata Ronald.
Ronald pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Aya pun memasuki tempat kerjanya dengan tersenyum-senyum sendiri.
-sekian chapter 5 mungkin ga seasik chapter yang lain༎ຶ‿༎ຶ
Semoga kalian menikmati ceritaku ini."Makasih banyak-banyak buat kalian yang udah baca ceritaku꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡." Author.
"Semua orang ada sisi baik buruknya, tinggal darimana kita menilainya." Aya Septiana.
Pagi hari Aya sudah terbangun, bersiap untuk pergi dengan Ronald (pikirnya).Aya keluar kamar dengan pakaian rapi, sepertinya dia lupa sesuatu"Aya mau kemana ?" Tanya Caca."Jalan sama doi." Kata Aya dengan percaya dirinya."Aya ini masih hari Rabu (•‿•)." Kata Caca."Wah iya ? Beneran ? Kok kakak engga pake seragam ? Ih yang bener ? Kok aku lupa." Kata Aya."Iya Ay beneran ga boong gue. ni gue mau numpang di kamar mandi Lo, kamar mandi gue kerannya rusak." Kata Caca."Saking senengnya tuh jadi lupa hari." Kata Adya yang tiba-tiba muncul.
Hari Sabtu-waktunya Aya dan Ronald pergi menonton bioskop.Tepat pukul 09.00 Aya terbangun, dan melihat jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 9 tepat. Aya langsung saja bergegas menuju kamar mandi.Selesai Aya mandi, ia langsung saja memakai pakaian yang tadi malam sudah ia pilih.Like that, xixi."Siap, tinggal nunggu kak Ronald." Kata Aya dengan diri sendiri.Sebelum keluar dari kamar Aya melihat ponselnya terlebih dahulu, sepertinya banyak pesan masuk sudah lama sekali ia tak memegang ponselnya itu.Kak Ronald10 pesan belum dibaca-Aya-Jam setengah sepuluh gue otw-Aya-Aya cantik-Hei-Gue udah di depan kosan Lo -AYA -Buruan Ayyy (╥﹏╥)-Aya-BuruAya yang meli
Pagi hari yang cerah, ini hari Minggu tepat pukul 08.00Aya bergegas menuju kamar mandi. Ia bekerja hari ini. Sudah siap semua ia bergegas menuju keluar kamar. "Kerja Lo Ay ?" Tanya Caca."Iya kak, kak Adya ada ?" Tanya Aya."Pergi, gatau deh kemana mungkin kerja." Kata Caca."Yahh mau pinjem motor padahal." Kata Aya."Motor Adya gede Ay, emang Lo bisa ?" Tanya Caca."Bisalah, masa engga. Ehh aku duluan kak nanti telat. Bye." Kata Aya. Ia langsung bergegas menuju halte terdekat. Oh iya Aya tak berpamitan dengan bu Yuni, yahh hari Minggu biasanya bu Yuni pergi ke tempat ibadah.Sebelum berangkat Aya tak lupa untuk memakai masker, entah mengapa hari ini ia sangat ingin mengenakan masker. Dan satu lagi, ada hal yang aneh dengan dirinya karena ia sedikit takut dengan manusia-manusia lain kali ini. Ia pun berlari menuju halte, dan syu
"AAAAAAAAAAAAAA." Teriak Aya berhasil membuat penduduk kosan terbangun dan mengetuk pintu kamar Aya."Aya Lo kenapa ?""Aya ada apa ?""Aya buka woi.""Aya Lo gapapa kan di dalem ?""Kenapa woi ?"Aya membuka pintu kamarnya, diluar sudah ada para penduduk kosan. "Gue gapapa, sans elah." Kata Aya."Teriak histeris gitu." Kata Adya."Iya mana keringetan, ngos-ngosan kyk habis lari aja Lo." Kata Caca."Lo kenapa hei, gue kaget anjir." Kata Yola."Iya anjir kenapa woe." Kata Lola."Mimpi buruk. Maap maap ni ye kalau buat kalian semua bangun." Kata Aya."Gue kira kenapa anjir.""Gue kira kemalingan.""Balik dulu guys."Kata para penduduk kos lalu berjalan menuju kamar mereka masing-masing.Aya pun masuk ke kamar, berusaha menenangkan dirinya terlebih dahulu. "Random banget ya mimpinya tadi, mana serem kan gue jadi takut." Gumam Aya. Selesai menenangkan diri ia l
10 hari ini Aya semakin dekat dengan Raditya, kedekatannya dengan Raditya membuat Ronald menjauh. Ronald sekarang lebih sering bersama dengan Alvena, yang dikabarkan ia adalah sepupu dari Ronald.Walau Aya dekat dengan Raditya, namun rasanya kepada Ronald masih tetap sama. Tak berkurang, bahkan selalu bertambah. Bagaimana rasanya dengan Raditya ? Tak ada, ia hanya menganggap Raditya sebagai kakak, tak lebih tak kurang.Pagi ini, seperti biasa ia menunggu Raditya datang untuk menjemputnya. Namun setelah lama menunggu Raditya tak kunjung datang. Ia pun memutuskan untuk berangkat dengan bus.Namun, rasanya ada yang mengganjal. Tak biasanya Raditya seperti ini, tak memberikan kabar kepada Aya. Ada apa dengan Raditya ?Ditengah perjalanan, bus tiba-tiba berhenti.Para penumpang pun bertanya-tanya, tak biasanya bus berhenti seperti ini."Didepan ada kecelakaan." Kata salah seorang penumpang yang ada di bus terse
11 hari penuh misteri dan tanda tanyaRasanya masih seperti hari kemarin, dengan keceriaan yang penuh. Aya bangun lebih pagi kali ini, ia bergegas untuk menyiapkan alat-alat untuk sekolah. Lalu setelah menyelesaikan itu, ia memutuskan untuk mandi.Rasanya ada yang aneh saat ini, ketika dipertengahan ia mandi. Ada apa ya ? Ia bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Ada hal aneh yang tak dapat dijelaskan. Sepertinya, ahh sudahlah. Ia menghiraukan rasa itu.Seperti biasa ia menunggu Raditya. Setelah menunggu cukup lama. Namun, yang datang malah Ronald."Kak Ronald, ada apa ?" Tanya Aya."Ayok naik, buruan." Kata Ronald."Aya nunggu kak Raditya ka." Kata Aya."Buruan naik Ay!" Perintah Ronald."Iya." Aya pun segera naik ke motor Ronald."Pegangan Ay." Kata Ronald.Aya pun memegang pundak Ronald, namun tangan Ronald mengarahkannya untuk melingkarkan tangan Aya ke perutnya.
Hari ini Raditya berangkat sekolah dengan mengendarai kesayangannya itu. Namun, dihari ini ada yang beda. Ia tak lagi menjemput Aya. Semua sudah selesai. Sepertinya.Ia sudah menyerahkan semuanya kepada Ronald. Karena ia tau bahwa mereka berdua saling menyukai satu sama lain. Raditya memilih untuk mengalah, karena jika dipaksakan pasti akan menyakitkan.Raditya merasa menjadi orang yang sangat menyedihkan jikalau ia masih seperti ini. Menjadi pembatas bagi dua remaja yang saling suka. Ia berusaha untuk ikhlas dan menerima.Cukup kemarin, ketika bolos pertama kali dengan Aya. Menjadi yang terakhir, tak ada episode berkelanjutan mengenai cerita mereka. Cerita Aya dan Raditya usai sebelum dimulai.Aya menunggu Raditya didepan kosannya. Namun, yang datang malah Ronald."Naik Ay." Kata Ronald."Loh, kok bukan kak Radit." Batin Aya.Ah sudahlah, ia hanya naik saja. Mungkin Radity
Kini ia sendiri, meratapi nasib yang telah lama ia lalui. Layaknya sebuah drama di layar kaca. Namun ekspektasi tak seindah realita. Banyak bayang, banyak angan yang ada didalam kepalanya.Aya Septiana, remaja perempuan yang dipaksa untuk dewasa oleh keadaan dan orangtuanya. Bagaimana jika semangatnya yang dulu hilang. Pasti ia akan kehilangan semuanya, termasuk dirinya."Aya." Panggil Raditya.Iapun terbangun dari tidurnya. Melihat sosok Raditya yang duduk disampingnya sambil menatapnya dalam. Seperti sudah tau semua apa yang ia rasa. Ia pun membalas tatapan Raditya, tatapan penuh tanya. Kenapa bisa Raditya sampai disini bersamanya."Tadi lo yang share lock ke gw, makannya gw tau lo ada disini." Kata Raditya."Eh, iya ka lupa." Kata Aya, sambil cengengesan."Duh masih muda suka lupa. Gapapa deh yang penting ga lupa sama gw." Kata Raditya."Hihh, apa." Kata Aya."Lah apa ? Emang lo mau kema
ronald sedang menjaga aya di rumah sakit. aya belum sadarkan diri selama tiga hari. ronald duduk di bangku sebelah aya. ia sambil memegang tangan aya lalu berkata"aya cantik, bangun ya. " ronald lalu mengeluarkan buku di dalam tasnya. sebuah diary yang ia tulis sehari hari. lalu ia membacakan sedikit dari isi buku itu. "kamu yang teristimewa aya septiana. namun, apalah daya mulut ini tak bisa mengutarakan apa yang di rasa. aku mencintaimu selalu, semakin hari semakin menambah rasaku padamu. namun, ada beberapa hal yang membuat kita tak dapat bersama. ""aya, bangun gw kangen senyum lo ay. " kata Ronald sambil meneteskan airmataronald sampai ketiduran menemani aya. rasanya seperti ada yang mengelus kepala lalu pundaknya. ronald lalu terbangun, melihat aya yang sudah sadarkan diri. ronald sangat senang lalu ia menekan tombol si sebalah kiri tempat tidur aya. lalu seorang perawat datang....setelah itu ronald dengan wajah sumringahnya menghampiri aya. ia sangat senang melihat aya sud
di halte dekat sekolah, Aya sedang menunggu bus, sambil mendengarkan lagu terbaru dari musisi yang ia sukai. sudah hampir 15 menit ia menunggu, bus pun datang. ia masuk, duduk di bangku dekat pintu. setelahnya, di halte berikutnya bus pun berhenti. lalu banyak penumpang dari halte tersebut masuk ke dalam bus. ada nenek tua yang berdiri di sebelah kanan Aya. ia pun berinisiatif untuk berdiri dan mempersilahkan nenek untuk duduk. namun, sayang sekali ketika Aya berdiri bangku tersebut malah diduduki oleh mahasiswa dari Universitas yang cukup terkenal di kota nya. "permisi mba, tempat duduknya buat nenek ini. " kata Aya menegur mahasiswa tersebutnamun naas, mahasiswa itu tak menghiraukan perkataan Aya. syukurlah ada seseorang yang rela berdiri untuk memberikan tempat duduknya untuk nenek tersebut. "duduk disini nek. " kata pria itu. "terimakasih untuk bangku nya kak. " kata AyaAya sudah sampai di tempat kerjanya. mulai bekerja demi mencari uang untuk kehidupan sehari-hari nya. ia su
Aya sedang berada di kelas sendirian. pagi-pagi buta ia sudah berada di kelas"duh gw laper"ia berjalan menuju kantin, tak sengaja bertemu dengan Indira. "lo mau kemana Ay? ""kantin." "yauda yuk bareng gw. "lalu mereka berjalan bersama menuju kantin. sesampai di kantin khusus wanita Aya memilih jajanan. namun, Indira malah ingin ke kantin sebrang. kantin khusus lelaki. maksud kantin khusus karena kebanyakan pelanggan dari gender tersebut. "ayo Ay, kesana. masih belum ada cowo di sana jadi aman. " Aya hanya mengikuti Indira saja, karena tangan Aya sudah ditarik oleh Indira. makanan di sana memang terbilang enak, enak sekali. karena itu, Indira ingin mencoba ke sana. "ayo Ay masuk. " Aya tak mengindahkan kata Indira. ia masih berdiri di depan sambil melihat jajanan. Tiba-tiba dada Ronald dari dalam sana."Ay." panggil Ronald. namun Aya hanya dapat menundukkan kepalanya. "Ay are u okai? " Aya tak menjawab Ronald. ia takut Ronald melihat wajahnya yang jelek karena habis menangi
Sudah usai masalah Rara yang ramai dibicarakan karena telah dibully oleh rekannya sendiri. Tak lain geng komplotan pesilat di sekolahnya. Rara vakum untuk latihan selama beberapa minggu setelah kejadian yang menimpa dirinya. Alasan mengapa ia diperlakukan seperti itu karena 'ARYA' IYA ARYA. Siapa lagi kalau bukan dia. Teman-teman Rara tak suka dengan kedekatan mereka, karena salah satu dari mereka menyukai Arya. Aneh, pikir RaraHELLOOOO JAMAN SEGINI MASIH AJA NGERIBUTIN MASALAH COWO?!!! Rara masih tak menyangka dengan kejadian yang menimpanya hingga babak belur seperti itu. Tak terbayangkan bagaimana saat itu ia menahan malu dan sakit. Dan berujung di rawat inap selama 2 hari. Sekarang Rara berjalan dengan Aya yang kepalanya sedang benjot... Ehh bukan bukan, kepala Aya habis terbentur palang halte dan sekarang darah segar masih mengalir dari kepalanya. Namun lukanya sudah ditutupi oleh topi yang ia pinjamkan kepada Aya. "RARA, AYA!!!!" Teriak Ola dari gerbang.Rara dan Aya menoleh
Brak Kepala Caca terbentur pintu kamar Aya yang baru saja ia buka."aduh, sakit banget anjrit." kata caca, sambil memegangi kepalanya yang sedikit memerah."masih pagi udah kejedot aja tuh kepala." kata Adya, yang berada dibelakang Caca."yeuu, ini gegara lo yang buka pintu pagi-pagi." Kata Caca lagi, sambil menunjuk kepada Aya."lah kan saya nih mau sarapan pagi kak caca yang cantik jelita." Kata Aya.Caca meninggalkan Aya begitu saja, sepertiya ia masih setengah sadar. Terlihat dari raut wajahnya yang masih lesu dan mengantuk. Sedangkan Adya masih memberi tau Aya, dengan isyarat bahwa Caca masih belum sadar seperti biasanya. Yah biasanya memang seperti itu, sudah keluar kamar walau belum sadar sepenuhnya.Aya pun keluar dari kamarnya berniat untuk mengambil makanan di dalam lemari es. Ia mengambil roti dan susu murni yang ia ambil kemarin di tempat ia bekerja. Bukan sembarang ambil, namun kadarluarsa makanan ini tinggal beberapa hari kedepan saja."Coi, kaga bagi-bagi makanan lu ye
Rara dan Arya kini tengah melakukan perjalan pulang. Ditengah perjalanan tak ada percakapan dari kedua belah pihak. Mereka asik dengan diri sendiri, bermonolog maksudnya.Bagaimana ini, jantungku berdegup begitu tak teratur sejak pertama kali melihatmu lalu berkenalan denganmu. Maksudku, ini rasa apa entahlah. Bagaimana jika ternyata aku menaruh rasa lebih padamu bukan sebagai kakak kelas lagi namun rasa suka maksudku. Bagaimana ini, apakah kamu mau denganku ? Aku tak seperti kedua temanku, aku sangat buruk dalam hal percintaan. Dan baru kemarin sebelum aku mengenalmu aku sedang patah hati, karena melihat orang yang ku sayangi selingkuh dariku. Ahh maaf sekali ya jika membuatmu tak nyaman nantinya. Rumit sekali intinya.-monolog Arya.Namun sayang sekali kisah kita tak seindah yang kubayangkan. Menyukaimu ternyata tak semudah itu, aku harus bertengkar dengan masa lalu ku juga kamu. Kenapa harus kamu yang berlabuh di hatiku ?Maaf jika rasa ini tumbuh, maaf jika rasa ini salah. Maaf ak
Setelah kecelakaan di tempo hari. Dan setelah 2 minggu daring seperti home schooling. Akhirnya mereka berangkat lagi ke sekolahan. Dan kini Raditya masih setia mengantar jemput Aya.Dan sekarang ini mereka sedang berada di jalan. Di lampu merah kali ini, dengan wajah Raditya yang memerah pula. Yah, hari ini ia sangat senang karena dibawakan sarapan oleh Aya. Terimakasih malaikat cantik.Lampu merah yang berubah menjadi kuning, lalu hijau. Hijau menandakan terus berjalan, kuning menandakan hati-hati atau persiapan untuk berhenti ataupun berjalan. Dan merah, menandakan untuk berhenti.Merah, penuh makna di dalam hidupnya. Sudah lama ia memendam rasa, namun tak kunjung ia bersua soal rasa. Pula ia berfikir rasanya takkan terbalaskan. Ia tau perempuan yang ia sukai nan kagumi setiap hari ini adalah orang yang ramah dan baik hati. Ia sangat ramah kepada semua orang, sampai-sampai kadang ramahnya membuat diri ini bingung sendiri. Sebenarnya ia menyukaiku atau hanya sekedar ramah, entahlah.
Tepat pukul tujuh pagi hari, Aya baru sampai di depan gerbang SMA Semesta. Dari halte, ia lari terburu-buru dengan rok span yang ia pakai. Sungguh, ini sangat menyusahkan dia untuk berlari. Dari kejauhan, ia melihat ada segerombol geng motor, (sepertinya). Geng motor itu keluar dari sekolahannya. Ia sedikit terkejut pasalnya geng motor tersebut nampak habis menyerang sekolahannya itu.Hampir sampai di sekolah, ia melihat murid-murid dari sekolahannya keluar berhamburan."Eh kok pada pulang ?" Tanya Aya."Di suruh pulang." Kata seseorang.Terlihat gerbang sekolahan seperti habis terkena serangan dari luar, entah apa yang telah terjadi tadi. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri pasal ini. Aneh sekali, jika memang sekolah diserang seharusnya anak-anak tidak diperkenankan untuk pulang. Jika ada apa-apa di jalan bagaimana ? Jika ada anak-anak yang dikroyok gerombolan tadi bagaimana ? Ahh sudahlah, Aya berjalan cepat menuju sekolahannya.Lalu Aya tak sengaja bertemu Ronald dengan wajah pe
Kegiatan kemarin sangat menyenangkan, anak-anak sangat senang dengan kehadiran Aya. Ada banyak hal ada banyak cerita. Dari anak-anak panti, Aya dapat belajar.Jikalau yang pergi akan terganti. Namun, rasanya pasti akan berbeda dengan dulu. Yang diharapkan akan menetap tak selamanya berada disisi. Namun bahkan akan pergi. Entah itu karena keterpaksaan atau ketetapan.Yang paling Aya senangi adalah, ada banyak hal yang ia ketahui tentang Alvena. Alvena adalah anak angkat dari ayahnya, dan adiknya Alvena. Alvena dulunya juga anak panti, namun bukan panti yang kemarin ia kunjungi.Alvena juga bercerita tentang ayahnya. Ayahnya ternyata belum menikah lagi, jadi ayah hanya mengurusi Alvena dan adiknya. Ayahnya juga pernah cerita, jikalau dulu pernah mempunyai anak. Namun, anak itu hilang entah kemana.Aya yang mendengarkan cerita dari Alvena cukup terkejut. Apa iya benar yang dikatakan oleh Alvena. Ah sudahlah ini sangat rumit.