Pagi hari Aya sudah terbangun, bersiap untuk pergi dengan Ronald (pikirnya).
Aya keluar kamar dengan pakaian rapi, sepertinya dia lupa sesuatu"Aya mau kemana ?" Tanya Caca.
"Jalan sama doi." Kata Aya dengan percaya dirinya.
"Aya ini masih hari Rabu (•‿•)." Kata Caca.
"Wah iya ? Beneran ? Kok kakak engga pake seragam ? Ih yang bener ? Kok aku lupa." Kata Aya.
"Iya Ay beneran ga boong gue. ni gue mau numpang di kamar mandi Lo, kamar mandi gue kerannya rusak." Kata Caca.
"Saking senengnya tuh jadi lupa hari." Kata Adya yang tiba-tiba muncul.
"Ah malu saya, yaudah deh mau ganti baju dulu. Ayok kak Ca." Kata Aya.
"Kemana ?" Tanya Caca.
"Katanya mau numpang mandi, jadi ga ?" Kata Aya.
"Gue lupa." Kata Caca.
"Emang Lo berdua sama-sama pelupa, udah ah gue berangkat dulu." Kata Adya.
"Heh!!! Yaudah hati-hati Ad." Kata Caca.
Adya pun meninggalkan mereka berdua, Aya dan Caca lalu memasuki kamar Aya.
"Lah kakak nanti berangkat sama siapa ?" Tanya Aya."Sama om gue lah." Kata Caca.
"Hah, yang mana ?" Taya Aya.
"Pacar gue ih, gue suka manggil dia om." Kata Caca.
"Kak Adya kata belum om om lah buat kita." Kata Adya.
"Ya emang iya, malah ngobrol udah ah Ay mau mandi nanti ditunggu mas pacar." Kata Caca.
"Hmm iya." Kata Aya.
15menit Aya menunggu Caca yang masih mandi,
"Kak Caca, kak Candra udah didepan. Lama banget ngapain sih." Kata Aya."Bentar Ay masih ganti baju." Kata Caca.
"Udah ni Ay." Kata Caca yang keluar dari kamar mandi, sudah lengkap mengenakan seragam sekolahnya.
"Bentar gue mau ngambil tas, Lo bareng gue aja." Kata Caca.
"Iya kak." Kata Aya.
Merekapun keluar menuju Candra,
"Eh Ay ga pamit bu Yuni dulu kita ?" Tanya Caca."Tadi aku udah pamit, bu Yuni ada urusan diluar." Kata Aya.
"Ohh yaudah." Kata Caca.
"Mas Can, Aya nebeng kita gapapa kan ?" Tanya Caca.
"Gapapa, sekolah kamu sama Aya kan sebelahan." Kata Candra.
"Kok kamu tau ?" Tanya Caca.
"Kan kamu yang cerita ke aku." Kata Candra.
"Oh iya aku lupa." Kata Caca.
"Kak ayok, bentar lagi masuk." Kata Aya.
"Oh iya, maaf. Yok masuk." Kata Caca.
-Mereka sudah sampai di sekolahan Aya.
"Makasih kak, sering-sering begini gapapa kok." Kata Aya.
"Wah iya iya besok bareng gue lagi. Yaudah hati-hati." Kata Caca.
"BECANDA, HIKS. UDAH YA KAK BYE." Kata Aya dengan suara keras.
Lalu ia cepat-cepat turun dari mobil Candra, malu dia. Ia berlari menuju gerbang, takut telat. Ia tak sengaja menabrak dada bidang seorang laki-laki.
"Maaf maaf." Kata Aya."Gapapa Ay." Kata Ronald.
Aya mengangguk lalu berjalan meninggalkan Ronald, Ronald dengan sigap menarik tangan Aya. Kini mereka seperti orang yang berpelukan.
"Hati-hati dong Ay, kalo Lo kenapa-napa gimana ?" Kata Ronald, benar saja ia tak berhati-hati dan hampir tertabrak mobil."Iya kak maaf." Kata Aya.
"Iya Aya, yok gue anter ke kelas Lo." Kata Ronald, sambil menarik tangan Aya.
"Apa-apaan ini Astaga Ya Tuhan gakuat pengen meninggoy." Batin Aya.
Jantung Aya berdetak lebih cepat kali ini, mungkin saja Ronald bisa mendengarkannya."Ay sarapan dulu mau ga ?" Tanya Ronald.
"Mau kak." Kata Aya.
Mereka sudah sampai di kantin,
"Lo mau makan apa ?" Tanya Ronald."Mau roti sama susu aja kak. Ini uangnya kak." Kata Aya, lalu memberikan uang kepada Ronald.
"Gausah, kan gue yang ngajak Lo jadi gue yang harus bayar makanan Lo." Kata Ronald.
"Hehe makasih kak." Kata Aya, lalu dibalas anggukan oleh Ronald.
Aya merasa ada yang melihatnya lalu ia berbalik, "kak Radit." Batin Aya.
Raditya tersenyum lalu dibalas oleh Aya."Ni pesenan Lo." Kata Ronald.
"Makasih kak." Kata Aya.
Merekapun makan sambil tertawa dan bercerita tentang banyak hal.
Disisi lain Raditya yang melihat kebersamaan Aya dan Ronald pun merasa sakit. "Ay apa Lo ga sadar kalo gue.."
Belum sempat melanjutkan perkataannya tiba-tiba teman Raditya datang."Woeee Lo kenapa ngomong sendiri gitu ?" Tanya Rico."Biasalah ric masalah cewe." Kata Arya.
"Gue pengen tau yang mana si tu cewe." Kata Rico.
"Itu cok itu." Kata Arya, sambil menunjuk ke arah Aya.
"Ga nyangka selera Lo yang begituan." Kata Rico.
"Mana saingan Lo si Ronald, mending mundur. Lo tau kan bentukan Ronald itu kek ape." Kata Arya.
"LO BERDUA DIEM ATAU MATI ?!" Geram Raditya, setelah mengatakan itu Raditya langsung saja pergi menuju kelasnya.
"Aneh tu si Radit." Kata Rico.
"Namanya juga lagi FALLING IN LOVE WITH SOMEONE." Kata Arya.
-dikelas Aya
"Hai Ay." Sapa Atha kepada Aya, disebelah Atha sudah ada Nabil.
"Ada apa ?" Tanya Aya.
"Maafin gue soal kemarin, ada dalang dibalik ini semua. Tapi gue belum bisa ngomong ke Lo sekarang." Kata Atha.
"Iya gue udah maafin Lo." Kata Aya.
"Hai Aya, si Atha tadi ngapain, tumben nyamperin Lo ?" Tanya Ola.
"Cuma minta maaf, sama bilang ada dalang dibalik kejadian kemarin." Kata Aya.
"Ohh yaudah. Pr udah ?" Tanya Ola.
"Udah." Kata Aya.
"Pinjem." Kata Ola.
"Gue juga pinjem dong." Kata Farel.
"Sono Lo duduk bareng Farel aja biar ga berebut." Kata Aya.
-istirahat, Aya sedang bersama teman-temannya di kantin
"Jujur gue udah capek banget hidup." Kata Aya tiba-tiba.
Teman-teman Aya langsung menatap satu sama lain mengartikan, 'Aya kenapa ?'
"Lo ada masalah apa ? Sini cerita." Kata Abbey.
"Gada bey, rasanya gue udah capek aja sama semuanya. Badan gue encok belakangan ini, dikerjaan sering angkat barang yang berat." Kata Aya.
"Kok bisa gitu, emang pegawai yang laki kemana ?" Tanya Ola.
"Ya ada, gue emang sengaja karena kalau yang angkat barang berat gajinya dinaikin sedikit kan lumayan bisa ditabung buat biaya kuliah." Kata Aya.
Teman-teman Aya lalu menatap satu sama lain, lagi.
"Ay Lo bisa kok pake uang kita-kita, kita ini temen Lo." Kata Farel."Iya gue tau kalian semua anak baik, gue gamau nyusahin kalian dan bergantung sama kalian. Semua itu akan berpisah pada waktunya, gue gatau kapan kita pisah. Gue selalu menghargai setiap momen yang kita lewatin, karena gue tau semua ini bakal berlalu. Semua ini fana gada yang selamanya." Kata Aya, berhasil membuat teman-temannya terdiam sejenak memikirkan perkataan Aya.
"Kalau dirasa udah ganggu banget Lo bisa cerita ke kita-kita atau engga Lo bisa pergi ke profesional." Kata Najwa.
"Iya bener Ay." Kata Rara.
"Kita semua ada disini buat Lo." Kata Indira.
"Makasih kalian." Kata Aya.
-pulang sekolah
"Aya." Panggil Raditya.
"Ada apa kak ?" Tanya Aya.
"Pulang bareng gue yok." Kata Raditya.
"Aku udah pesen ojol." Kata Aya.
"Yaudah deh, gue duluan Ay." Kata Raditya, tak menunggu lama ojol pun datang.
Thanks for reading this chapter
Stay safe and stay healthyHave a blessed day ( ꈍᴗꈍ)Don't forget give me a vote and comment(◕ᴗ◕✿)
Hari Sabtu-waktunya Aya dan Ronald pergi menonton bioskop.Tepat pukul 09.00 Aya terbangun, dan melihat jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 9 tepat. Aya langsung saja bergegas menuju kamar mandi.Selesai Aya mandi, ia langsung saja memakai pakaian yang tadi malam sudah ia pilih.Like that, xixi."Siap, tinggal nunggu kak Ronald." Kata Aya dengan diri sendiri.Sebelum keluar dari kamar Aya melihat ponselnya terlebih dahulu, sepertinya banyak pesan masuk sudah lama sekali ia tak memegang ponselnya itu.Kak Ronald10 pesan belum dibaca-Aya-Jam setengah sepuluh gue otw-Aya-Aya cantik-Hei-Gue udah di depan kosan Lo -AYA -Buruan Ayyy (╥﹏╥)-Aya-BuruAya yang meli
Pagi hari yang cerah, ini hari Minggu tepat pukul 08.00Aya bergegas menuju kamar mandi. Ia bekerja hari ini. Sudah siap semua ia bergegas menuju keluar kamar. "Kerja Lo Ay ?" Tanya Caca."Iya kak, kak Adya ada ?" Tanya Aya."Pergi, gatau deh kemana mungkin kerja." Kata Caca."Yahh mau pinjem motor padahal." Kata Aya."Motor Adya gede Ay, emang Lo bisa ?" Tanya Caca."Bisalah, masa engga. Ehh aku duluan kak nanti telat. Bye." Kata Aya. Ia langsung bergegas menuju halte terdekat. Oh iya Aya tak berpamitan dengan bu Yuni, yahh hari Minggu biasanya bu Yuni pergi ke tempat ibadah.Sebelum berangkat Aya tak lupa untuk memakai masker, entah mengapa hari ini ia sangat ingin mengenakan masker. Dan satu lagi, ada hal yang aneh dengan dirinya karena ia sedikit takut dengan manusia-manusia lain kali ini. Ia pun berlari menuju halte, dan syu
"AAAAAAAAAAAAAA." Teriak Aya berhasil membuat penduduk kosan terbangun dan mengetuk pintu kamar Aya."Aya Lo kenapa ?""Aya ada apa ?""Aya buka woi.""Aya Lo gapapa kan di dalem ?""Kenapa woi ?"Aya membuka pintu kamarnya, diluar sudah ada para penduduk kosan. "Gue gapapa, sans elah." Kata Aya."Teriak histeris gitu." Kata Adya."Iya mana keringetan, ngos-ngosan kyk habis lari aja Lo." Kata Caca."Lo kenapa hei, gue kaget anjir." Kata Yola."Iya anjir kenapa woe." Kata Lola."Mimpi buruk. Maap maap ni ye kalau buat kalian semua bangun." Kata Aya."Gue kira kenapa anjir.""Gue kira kemalingan.""Balik dulu guys."Kata para penduduk kos lalu berjalan menuju kamar mereka masing-masing.Aya pun masuk ke kamar, berusaha menenangkan dirinya terlebih dahulu. "Random banget ya mimpinya tadi, mana serem kan gue jadi takut." Gumam Aya. Selesai menenangkan diri ia l
10 hari ini Aya semakin dekat dengan Raditya, kedekatannya dengan Raditya membuat Ronald menjauh. Ronald sekarang lebih sering bersama dengan Alvena, yang dikabarkan ia adalah sepupu dari Ronald.Walau Aya dekat dengan Raditya, namun rasanya kepada Ronald masih tetap sama. Tak berkurang, bahkan selalu bertambah. Bagaimana rasanya dengan Raditya ? Tak ada, ia hanya menganggap Raditya sebagai kakak, tak lebih tak kurang.Pagi ini, seperti biasa ia menunggu Raditya datang untuk menjemputnya. Namun setelah lama menunggu Raditya tak kunjung datang. Ia pun memutuskan untuk berangkat dengan bus.Namun, rasanya ada yang mengganjal. Tak biasanya Raditya seperti ini, tak memberikan kabar kepada Aya. Ada apa dengan Raditya ?Ditengah perjalanan, bus tiba-tiba berhenti.Para penumpang pun bertanya-tanya, tak biasanya bus berhenti seperti ini."Didepan ada kecelakaan." Kata salah seorang penumpang yang ada di bus terse
11 hari penuh misteri dan tanda tanyaRasanya masih seperti hari kemarin, dengan keceriaan yang penuh. Aya bangun lebih pagi kali ini, ia bergegas untuk menyiapkan alat-alat untuk sekolah. Lalu setelah menyelesaikan itu, ia memutuskan untuk mandi.Rasanya ada yang aneh saat ini, ketika dipertengahan ia mandi. Ada apa ya ? Ia bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Ada hal aneh yang tak dapat dijelaskan. Sepertinya, ahh sudahlah. Ia menghiraukan rasa itu.Seperti biasa ia menunggu Raditya. Setelah menunggu cukup lama. Namun, yang datang malah Ronald."Kak Ronald, ada apa ?" Tanya Aya."Ayok naik, buruan." Kata Ronald."Aya nunggu kak Raditya ka." Kata Aya."Buruan naik Ay!" Perintah Ronald."Iya." Aya pun segera naik ke motor Ronald."Pegangan Ay." Kata Ronald.Aya pun memegang pundak Ronald, namun tangan Ronald mengarahkannya untuk melingkarkan tangan Aya ke perutnya.
Hari ini Raditya berangkat sekolah dengan mengendarai kesayangannya itu. Namun, dihari ini ada yang beda. Ia tak lagi menjemput Aya. Semua sudah selesai. Sepertinya.Ia sudah menyerahkan semuanya kepada Ronald. Karena ia tau bahwa mereka berdua saling menyukai satu sama lain. Raditya memilih untuk mengalah, karena jika dipaksakan pasti akan menyakitkan.Raditya merasa menjadi orang yang sangat menyedihkan jikalau ia masih seperti ini. Menjadi pembatas bagi dua remaja yang saling suka. Ia berusaha untuk ikhlas dan menerima.Cukup kemarin, ketika bolos pertama kali dengan Aya. Menjadi yang terakhir, tak ada episode berkelanjutan mengenai cerita mereka. Cerita Aya dan Raditya usai sebelum dimulai.Aya menunggu Raditya didepan kosannya. Namun, yang datang malah Ronald."Naik Ay." Kata Ronald."Loh, kok bukan kak Radit." Batin Aya.Ah sudahlah, ia hanya naik saja. Mungkin Radity
Kini ia sendiri, meratapi nasib yang telah lama ia lalui. Layaknya sebuah drama di layar kaca. Namun ekspektasi tak seindah realita. Banyak bayang, banyak angan yang ada didalam kepalanya.Aya Septiana, remaja perempuan yang dipaksa untuk dewasa oleh keadaan dan orangtuanya. Bagaimana jika semangatnya yang dulu hilang. Pasti ia akan kehilangan semuanya, termasuk dirinya."Aya." Panggil Raditya.Iapun terbangun dari tidurnya. Melihat sosok Raditya yang duduk disampingnya sambil menatapnya dalam. Seperti sudah tau semua apa yang ia rasa. Ia pun membalas tatapan Raditya, tatapan penuh tanya. Kenapa bisa Raditya sampai disini bersamanya."Tadi lo yang share lock ke gw, makannya gw tau lo ada disini." Kata Raditya."Eh, iya ka lupa." Kata Aya, sambil cengengesan."Duh masih muda suka lupa. Gapapa deh yang penting ga lupa sama gw." Kata Raditya."Hihh, apa." Kata Aya."Lah apa ? Emang lo mau kema
Banyak hal yang tak disangka, terjadinya tak terduga. Sama saja, tak ada yang berubah tentang rasaku terhadapmu. Aku selalu mencintaimu, selalu. Walau banyak hal, banyak tantangan yang ku lalui untuk bisa dekat denganmu. Aku selalu memaksa untuk hal itu, seperti dekat denganmu menjadi kawan baikmu. Aku tak tau, memang kamu yang friendly atau kamu kasian terhadapku, atau yang lainnya. Entahlah, aku bingung sekarang ini, yang ku tahu. Rasaku ini benar terhadapmu, tak pernah ku membohongi tentang rasa ini.Semesta selalu tau tentang rasaku terhadapmu. Rasanya semesta selalu mendukungku. Mendukungku dekat denganmu, namun. Kadang, aku berfikir jikalau aku harus berhenti untuk mencintai, mencintaimu yang tak pasti. Aku tak pernah tau, tak pernah tau kapan rasa ini kan berhenti.Namun ku selalu tau, ketika ku berhenti pasti. Ku takkan mudah untuk melupakan manusia sebaik kamu. Terimakasih, kamu."Aya." Kata Rara, berhasil membuat lamunan
ronald sedang menjaga aya di rumah sakit. aya belum sadarkan diri selama tiga hari. ronald duduk di bangku sebelah aya. ia sambil memegang tangan aya lalu berkata"aya cantik, bangun ya. " ronald lalu mengeluarkan buku di dalam tasnya. sebuah diary yang ia tulis sehari hari. lalu ia membacakan sedikit dari isi buku itu. "kamu yang teristimewa aya septiana. namun, apalah daya mulut ini tak bisa mengutarakan apa yang di rasa. aku mencintaimu selalu, semakin hari semakin menambah rasaku padamu. namun, ada beberapa hal yang membuat kita tak dapat bersama. ""aya, bangun gw kangen senyum lo ay. " kata Ronald sambil meneteskan airmataronald sampai ketiduran menemani aya. rasanya seperti ada yang mengelus kepala lalu pundaknya. ronald lalu terbangun, melihat aya yang sudah sadarkan diri. ronald sangat senang lalu ia menekan tombol si sebalah kiri tempat tidur aya. lalu seorang perawat datang....setelah itu ronald dengan wajah sumringahnya menghampiri aya. ia sangat senang melihat aya sud
di halte dekat sekolah, Aya sedang menunggu bus, sambil mendengarkan lagu terbaru dari musisi yang ia sukai. sudah hampir 15 menit ia menunggu, bus pun datang. ia masuk, duduk di bangku dekat pintu. setelahnya, di halte berikutnya bus pun berhenti. lalu banyak penumpang dari halte tersebut masuk ke dalam bus. ada nenek tua yang berdiri di sebelah kanan Aya. ia pun berinisiatif untuk berdiri dan mempersilahkan nenek untuk duduk. namun, sayang sekali ketika Aya berdiri bangku tersebut malah diduduki oleh mahasiswa dari Universitas yang cukup terkenal di kota nya. "permisi mba, tempat duduknya buat nenek ini. " kata Aya menegur mahasiswa tersebutnamun naas, mahasiswa itu tak menghiraukan perkataan Aya. syukurlah ada seseorang yang rela berdiri untuk memberikan tempat duduknya untuk nenek tersebut. "duduk disini nek. " kata pria itu. "terimakasih untuk bangku nya kak. " kata AyaAya sudah sampai di tempat kerjanya. mulai bekerja demi mencari uang untuk kehidupan sehari-hari nya. ia su
Aya sedang berada di kelas sendirian. pagi-pagi buta ia sudah berada di kelas"duh gw laper"ia berjalan menuju kantin, tak sengaja bertemu dengan Indira. "lo mau kemana Ay? ""kantin." "yauda yuk bareng gw. "lalu mereka berjalan bersama menuju kantin. sesampai di kantin khusus wanita Aya memilih jajanan. namun, Indira malah ingin ke kantin sebrang. kantin khusus lelaki. maksud kantin khusus karena kebanyakan pelanggan dari gender tersebut. "ayo Ay, kesana. masih belum ada cowo di sana jadi aman. " Aya hanya mengikuti Indira saja, karena tangan Aya sudah ditarik oleh Indira. makanan di sana memang terbilang enak, enak sekali. karena itu, Indira ingin mencoba ke sana. "ayo Ay masuk. " Aya tak mengindahkan kata Indira. ia masih berdiri di depan sambil melihat jajanan. Tiba-tiba dada Ronald dari dalam sana."Ay." panggil Ronald. namun Aya hanya dapat menundukkan kepalanya. "Ay are u okai? " Aya tak menjawab Ronald. ia takut Ronald melihat wajahnya yang jelek karena habis menangi
Sudah usai masalah Rara yang ramai dibicarakan karena telah dibully oleh rekannya sendiri. Tak lain geng komplotan pesilat di sekolahnya. Rara vakum untuk latihan selama beberapa minggu setelah kejadian yang menimpa dirinya. Alasan mengapa ia diperlakukan seperti itu karena 'ARYA' IYA ARYA. Siapa lagi kalau bukan dia. Teman-teman Rara tak suka dengan kedekatan mereka, karena salah satu dari mereka menyukai Arya. Aneh, pikir RaraHELLOOOO JAMAN SEGINI MASIH AJA NGERIBUTIN MASALAH COWO?!!! Rara masih tak menyangka dengan kejadian yang menimpanya hingga babak belur seperti itu. Tak terbayangkan bagaimana saat itu ia menahan malu dan sakit. Dan berujung di rawat inap selama 2 hari. Sekarang Rara berjalan dengan Aya yang kepalanya sedang benjot... Ehh bukan bukan, kepala Aya habis terbentur palang halte dan sekarang darah segar masih mengalir dari kepalanya. Namun lukanya sudah ditutupi oleh topi yang ia pinjamkan kepada Aya. "RARA, AYA!!!!" Teriak Ola dari gerbang.Rara dan Aya menoleh
Brak Kepala Caca terbentur pintu kamar Aya yang baru saja ia buka."aduh, sakit banget anjrit." kata caca, sambil memegangi kepalanya yang sedikit memerah."masih pagi udah kejedot aja tuh kepala." kata Adya, yang berada dibelakang Caca."yeuu, ini gegara lo yang buka pintu pagi-pagi." Kata Caca lagi, sambil menunjuk kepada Aya."lah kan saya nih mau sarapan pagi kak caca yang cantik jelita." Kata Aya.Caca meninggalkan Aya begitu saja, sepertiya ia masih setengah sadar. Terlihat dari raut wajahnya yang masih lesu dan mengantuk. Sedangkan Adya masih memberi tau Aya, dengan isyarat bahwa Caca masih belum sadar seperti biasanya. Yah biasanya memang seperti itu, sudah keluar kamar walau belum sadar sepenuhnya.Aya pun keluar dari kamarnya berniat untuk mengambil makanan di dalam lemari es. Ia mengambil roti dan susu murni yang ia ambil kemarin di tempat ia bekerja. Bukan sembarang ambil, namun kadarluarsa makanan ini tinggal beberapa hari kedepan saja."Coi, kaga bagi-bagi makanan lu ye
Rara dan Arya kini tengah melakukan perjalan pulang. Ditengah perjalanan tak ada percakapan dari kedua belah pihak. Mereka asik dengan diri sendiri, bermonolog maksudnya.Bagaimana ini, jantungku berdegup begitu tak teratur sejak pertama kali melihatmu lalu berkenalan denganmu. Maksudku, ini rasa apa entahlah. Bagaimana jika ternyata aku menaruh rasa lebih padamu bukan sebagai kakak kelas lagi namun rasa suka maksudku. Bagaimana ini, apakah kamu mau denganku ? Aku tak seperti kedua temanku, aku sangat buruk dalam hal percintaan. Dan baru kemarin sebelum aku mengenalmu aku sedang patah hati, karena melihat orang yang ku sayangi selingkuh dariku. Ahh maaf sekali ya jika membuatmu tak nyaman nantinya. Rumit sekali intinya.-monolog Arya.Namun sayang sekali kisah kita tak seindah yang kubayangkan. Menyukaimu ternyata tak semudah itu, aku harus bertengkar dengan masa lalu ku juga kamu. Kenapa harus kamu yang berlabuh di hatiku ?Maaf jika rasa ini tumbuh, maaf jika rasa ini salah. Maaf ak
Setelah kecelakaan di tempo hari. Dan setelah 2 minggu daring seperti home schooling. Akhirnya mereka berangkat lagi ke sekolahan. Dan kini Raditya masih setia mengantar jemput Aya.Dan sekarang ini mereka sedang berada di jalan. Di lampu merah kali ini, dengan wajah Raditya yang memerah pula. Yah, hari ini ia sangat senang karena dibawakan sarapan oleh Aya. Terimakasih malaikat cantik.Lampu merah yang berubah menjadi kuning, lalu hijau. Hijau menandakan terus berjalan, kuning menandakan hati-hati atau persiapan untuk berhenti ataupun berjalan. Dan merah, menandakan untuk berhenti.Merah, penuh makna di dalam hidupnya. Sudah lama ia memendam rasa, namun tak kunjung ia bersua soal rasa. Pula ia berfikir rasanya takkan terbalaskan. Ia tau perempuan yang ia sukai nan kagumi setiap hari ini adalah orang yang ramah dan baik hati. Ia sangat ramah kepada semua orang, sampai-sampai kadang ramahnya membuat diri ini bingung sendiri. Sebenarnya ia menyukaiku atau hanya sekedar ramah, entahlah.
Tepat pukul tujuh pagi hari, Aya baru sampai di depan gerbang SMA Semesta. Dari halte, ia lari terburu-buru dengan rok span yang ia pakai. Sungguh, ini sangat menyusahkan dia untuk berlari. Dari kejauhan, ia melihat ada segerombol geng motor, (sepertinya). Geng motor itu keluar dari sekolahannya. Ia sedikit terkejut pasalnya geng motor tersebut nampak habis menyerang sekolahannya itu.Hampir sampai di sekolah, ia melihat murid-murid dari sekolahannya keluar berhamburan."Eh kok pada pulang ?" Tanya Aya."Di suruh pulang." Kata seseorang.Terlihat gerbang sekolahan seperti habis terkena serangan dari luar, entah apa yang telah terjadi tadi. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri pasal ini. Aneh sekali, jika memang sekolah diserang seharusnya anak-anak tidak diperkenankan untuk pulang. Jika ada apa-apa di jalan bagaimana ? Jika ada anak-anak yang dikroyok gerombolan tadi bagaimana ? Ahh sudahlah, Aya berjalan cepat menuju sekolahannya.Lalu Aya tak sengaja bertemu Ronald dengan wajah pe
Kegiatan kemarin sangat menyenangkan, anak-anak sangat senang dengan kehadiran Aya. Ada banyak hal ada banyak cerita. Dari anak-anak panti, Aya dapat belajar.Jikalau yang pergi akan terganti. Namun, rasanya pasti akan berbeda dengan dulu. Yang diharapkan akan menetap tak selamanya berada disisi. Namun bahkan akan pergi. Entah itu karena keterpaksaan atau ketetapan.Yang paling Aya senangi adalah, ada banyak hal yang ia ketahui tentang Alvena. Alvena adalah anak angkat dari ayahnya, dan adiknya Alvena. Alvena dulunya juga anak panti, namun bukan panti yang kemarin ia kunjungi.Alvena juga bercerita tentang ayahnya. Ayahnya ternyata belum menikah lagi, jadi ayah hanya mengurusi Alvena dan adiknya. Ayahnya juga pernah cerita, jikalau dulu pernah mempunyai anak. Namun, anak itu hilang entah kemana.Aya yang mendengarkan cerita dari Alvena cukup terkejut. Apa iya benar yang dikatakan oleh Alvena. Ah sudahlah ini sangat rumit.