Hari Senin di sekolah menengah atas 'Semesta'
Para murid sudah berada di lapangan, 30menit sudah berlalu dibawah terik matahari pagi.Bruk seorang remaja perempuan pingsan, padahal sebentar lagi upacara sudah selesai. Siapa lagi kalau bukan Aya Septiana.Anak-anak yang bertugas untuk membantu siswa/siswi yang sakit langsung saja membawa tubuh Aya, ditaruhnya di atas tandu. Lalu mereka dengan gerak cepat membawa Aya ke UKS.15menit Aya pingsan, Ia membuka matanya perlahan melihat Raditya disampingnya.
"Kak Radit, kakak sakit juga ?" Tanya Aya."Engga, gue nunggu Lo bangun." Kata Raditya
"Kenapa ?" Tanya Aya.
"Ga ada alasan." Kata Raditya, membuat Aya terdiam sejenak memikirkan perkataan Raditya.
Raditya berkata kepada Aya, membuat pikiran Aya buyar, "Aya Lo pasti belum makan."
"Iya kak, lupa." Kata Aya.
"Aya, gue mau cerewet sedikit. Lo tuh ya harus makan tepat waktu, jangan telat makan, Lo jangan terlalu kecapean, minum air putih yang banyak, satu lagi jangan pura-pura tegar dihadapan gue." Kata Raditya.
"Iya kak Radit." Kata Aya.
"Yaudah ayok ke kantin dulu." Kata Raditya.
Raditya dan Aya berjalan menuju kantin, ada sedikit sorot mata yang menatap Aya dan Raditya layaknya pasangan yang melakukan 'pdkt'
"Cewe baru dit ?" Tanya teman Radit, tak diketahui namanya."Otw." Kata Raditya, berhasil membuat Aya berpikir keras.
'maksut!?' Tanya Aya kepada dirinya sendiri."Ay Lo mau apa ?" Tanya Raditya.
"Nasgor sama air anget satu gelas." Kata Aya, lalu dibalas anggukan oleh Raditya.
Ketika Aya sedang menunggu pesanan yang akan dibawakan Raditya, ia melihat Ronald dengan si anak Ayahnya itu. Bingung.
Mereka sedang asyik berbicara, Aya sedih rasanya sesak, nafasnya terengah-engah."Aya Lo kenapa ?" Tanya Raditya dengan wajah paniknya itu.
"Ga, nunggu kakak lama banget." Kata Aya sambil tersenyum kepada Raditya.
"Ah masa sih ? Perasaan gue masih sebentar ga lama banget." Kata Raditya.
"Iya kak, kan yang ngerasa kalau itu lama yang nunggu kalau yang melakukan mah ga kerasa." Kata Aya.
"Bodoamat deh pusing gue, makan nih." Kata Raditya.
Kali ini Aya tak minum kopi yang biasanya ia minum pagi hari, entah karena apa. Ia segera menyelesaikan makannya.
"Kak aku mau ke kelas dulu ya." Kata Aya."Cepet bener Ay, ga Lo kunyah dulu ? Bentar heh, tunggu gue bentar lagi ni." Kata Raditya, lalu meneruskan makannya dengan cepat.
Raditya sudah menyelesaikan makannya. Ia dan Aya berjalan bersama menuju kelas Aya.
"Ay tadi pertanyaan gue belum Lo jawab." Kata Raditya."Aku kunyah sebentar terus langsung ku telan, Ayah aku yang ngajarin hehe." Kata Aya sambil tertawa kecil.
"Hebat ya Lo, Ayah Lo juga hebat bisa ngajarin anak cewenya makan kek gitu." Kata Raditya.
Aya lalu memikirkan perkataannya tadi, lalu wajahnya beralih dari yang ceria menjadi tak berekspresi. Raditya yang melihat perubahan raut wajah Aya lalu bertanya kepada Aya, "Ay, lo kenapa ? Gue salah ngomong ya ?"
"Ahh engga kok, engga kakak yang salah." Bohong Aya.
"Aya lo ga salah, kita berdua ga salah dalam percakapan tadi. Jadi ada yang salah dengan orang yang lo sebut tadi, sosok Ayah lo bukan ?" Tanya Raditya.
"Huum iya." Kata Aya.
Tangan Raditya menepuk pundak Aya lalu berkata, "Kalau Lo butuh tempat bersandar sama orang buat cerita, gue siap kok jadi orang itu." Kata Raditya.
"Iya kak, makasih." Kata Aya.
"Kalau lo lagi down biasanya ngapain Ay ?" Tanya Raditya.
"Baca buku, makan eskrim coklat, dengerin lagu mas Aji, mas Pam atau engga mas Baskara." Kata Aya.
"Syukurlah lo ga ngelakuin yang aneh aneh." Kata Raditya.
"Maksutnya kak ?" Tanya Aya, bingung.
"Ya kan biasanya orang-orang coping mechanism nya trying suicide, or much more maybe." Kata Raditya.
"Aya ga kepikiran sampe situ, maksutnya kek belum teringat aja soal itu." Kata Aya.
"Ihh, kok belum sih Ay. Ya jangan dong." Kata Raditya.
"Kenapa kak ?" Tanya Raditya.
"Ya pokoknya jangan, kalau ada apa-apa langsung call gue pokoknya!!!" Kata Raditya.
"Kan Aya ga punya nomor telfon kakak." Kata Aya.
"Oh iya, sini-sini hp nya." Kata Raditya.
Aya pun memberikan ponselnya kepada Raditya, mereka berhenti sejenak. Menunggu Raditya memasukan nomornya.
"Udah." Kata Raditya.
Aya melihat nama kontak yang diberikan Raditya. 'kak ganteng.'
"Ihh kak Radit, kok dinamain kek gini." Tanya Aya, kebal.
"Tapi kenyataannya gue emang ganteng kan Ay ?" Tanya Raditya.
"Iya iya ganteng kek, kek apa ya..." kata Aya.
"Kek masa depan kamu, kiw kiw." Kata Raditya.
Para murid yang tak sengaja mendengar gombalan dari Raditya pun menyoraki mereka berdua.
"Huu, kiw kiw."
"Ciee si Aya sama kak Radit.""Kawal sampe jadian, kiw.""Kapal Raya niii.""Raya paan ?""Raditya and Aya.""Adududu, kiw kiw."Aya sangat malu, huhu rasanya ingin menghilang saja dari planet Earth ini.
Akhirnya, mereka sudah sampai didepan kelas Aya.
"Makasih untuk semuanya kak, aku masuk dulu ya kak." Kata Aya."Iya, sama-sama. Aya, jaga diri baik-baik ya." Kata Raditya sambil menepuk bahu Aya, lalu dibalas anggukan oleh Aya.
"Ola kemana Rel ?" Tanya Aya kepada Farel.
"Ga masuk keknya, gatau juga deh." Kata Farel.
"AYYAAAA!!" Teriakan Ola berhasil membuat Aya hampir jantungan.
"Astaga kaget! Kemana aja sih Ol baru masuk." Kata Aya.
"Halah lo aja juga baru masuk, tadi gue dihukum sama guru BK gegara telat. Tadi gue juga lihat Lo pingsan, wajah lo bikin ngakak tau waktu pingsan." Kata Ola sambil tertawa keras.
"Capek anjir berdiri terus." Kata Aya.
"Sama." Kata Ola.
Percakapan mereka pun terhenti, karena guru sudah memasuki kelas mereka.
Istirahat-
"Ol dikelas aja, kalau engga ke perpus aja gue males ke kantin." Kata Aya.
"Yaudah dikelas aja Ay, gue juga mager keluar kelas." Kata Ola.
"Gue mau cerita sama nanya-nanya sama Lo." Kata Aya.
"Apa tuhh." Kata Ola.
"Gue tuh gatau kenapa Ol kalau lihat kak Ronald jantung gue rasanya berdebar-debar gitu, terus juga kalau lihat dia sama cewe lain kek sakit ni dada. Itu kenapa ya Ol, apa gue kena serangan jantung ?" Tanya Aya.
"Tolil, sangat tolil ga gitu konsepnya. Itu keknya Lo jatuh hati sama tu kakel." Kata Ola.
"Gue ga percaya. kata temen-temen gw di kosan juga, jatuh hati sama orang yang ga tepat itu ga enak banget tau." Kata Aya.
"Lahh itu kan kata orang, dan belum tentu juga ini orang ga tepat buat lo Ay. Coba lah Lo pepet." Kata Ola.
"Gimana caranya woi!!!." Kata Aya.
"Kalau dia ditakdirkan ada di bagian hidup Lo pasti bakal ada jalan buat Lo deket sama dia." Kata Ola, lalu dibalas anggukan Oleh Aya.
****
Sekarang bel pulang sekolah sudah berbunyi.
Para murid keluar dari kelasnya masing-masing. Suasana hari ini sangatlah rusuh sekali. Aya kini sendirian menuju keluar gerbang, Ola sudah pulang terlebih dahulu tadi. Ia melihat anak itu lagi, ia memberanikan diri untuk berkenalan dengannya."Hai." Sapa Aya."Hai kakak, kayak pernah lihat tapi dimana ya ?" Tanyanya.
"Aku yang kerja di minimarket, waktu itu kamu pernah beli makanan di sana, inget ga ?" Tanya Aya memastikan.
"Ohhh iya kak, ingat ingat. Kenalin nama aku Alvena murid kelas 10 aku pindahan dari kota X." Kata Alvena memperkenalkan diri.
"Salken aku Aya dari kelas 11. Oh ya kamu pulang sama siapa ?" Tanya Aya.
"Nanti di jemput sama papah, ini lagi jemput adek. Kakak sendiri, mau pulang sama siapa ?" Kata Alvena sambil tersenyum.
"Oh iya iya, aku pulang naik bus. Yaudah ya Alvena aku duluan." Kata Aya, laku dibalas lambaian tangan oleh Alvena.
Aya pergi meninggalkan Alvena. Ia berjalan menjauh namun Aya tidak menuju halte bus, ia menunggu di gerbang depan memastikan apa benar yang dimaksud papah oleh Alvena itu ayahnya.
Benar saja sepertinya memang benar dugaan Aya, kini Alvena menaiki motor bersama Ayahnya dan adik kecilnya.Aya melihat dengan wajah tak berekspresi nya. Ia masih melihat kepergian Alvena, lalu ia tersenyum kepada Alvena yang melambaikan tangan kepadanya. Dengan wajah yang nampak bahagia namun hancur didalamnya. Ia berjalan menuju halte, byur badan Aya terkena cipratan air yang diberikan oleh teman sekelasnya.
Ia marah, kesal, sakit bercampur jadi satu. Ia tak bisa berbuat apa-apa karena, temannya itu memakai mobil dan langsung saja menancapkan gasnya kencang.Aya belum beranjak dari tempat itu, matanya terasa panas ia masih berusaha nampak baik-baik saja. Abbey, Farel, Nabil, dan Fahrezi yang melihat kejadian itu lalu bergegas menuju Aya.
"Aya Lo gapapa ?" Tanya Farel."Gila Lo ya, dia kenapa-napa ege." Kata Fahrezi.
"Udah Ay, gue anter Lo pulang yok. Besok gue sama bocah-bocah ni bakal negur mereka." Kata Abbey.
"Iya, Ay pulang aja yok kerjanya biar gue aja yang gantiin." Kata Nabil.
"Iya makasih kalian." Kata Aya.
"Yaudah Ayok gue antar." Kata Abbey.
"Nabil baik-baik disana ya, makasih udah gantiin gue. Farel, Fahrezi gue sama Abbey duluan, makasih kalian." Kata Aya sambil tersenyum manis:)
"Iya sama-sama Ay." Kata Farel, lalu dibalas anggukan oleh teman-temannya.
Abbey dan Aya sedang menuju kosan Aya, ditengah perjalanan Aya meminta Abbey untuk berhenti sejenak.
"Abbey gue mau ke taman dulu." Kata Aya."Iya, ga mau ganti baju dulu ?" Tanyanya.
"Engga bey, Aya ada bawa jaket." Kata Aya.
"Yaudah dipake." Kata Abbey.
Mereka sudah sampai di taman, Abbey membelikan Aya eskrim coklat kesukaan Aya.
"Ni buat Lo." Kata Abbey."Makasih bey, Aya mau cerita." Kata Aya.
"Iya Ay apa, cerita aja." Kata Abbey.
"Aya rasa ga pantes buat hidup, Aya capek bey mau udahan aja boleh ga sih bey ?" Tanya Aya.
"Aya jangan gitu, gue sama temen-temen yang lain kan sayang sama Lo walau ada beberapa bajingan sedikit." Kata Abbey.
"Ga sedikit Abbey, yang ga suka sama Aya banyak. Emang salah ya jadi anak yang di buang ?" Tanya Aya.
"Iya sih, tapi kan masih ada yang sayang sama Lo, kalau Lo pergi kita-kita bakal sedih Ay. Ga salah kok Ay, yang salah mereka karena ga becus jadi orangtua." Kata Abbey.
"Gitu ya. Abbey, makasih udah dengerin Aya." Kata Aya.
"Iya sama-sama." Kata Abbey.
"Abbey, Aya mau pulang sekarang." Kata Aya, lalu dibalas anggukan oleh Abbey.
Mereka sudah sampai di kosan Aya,
"Lo ga mampir dulu bey ?" Tanya Aya."Heleh tadi aja pake nama sekarang Lo gue. Ngga ah emang ada neng cantik Ay?" Kata Abbey.
"Kan gue lagi sedih tadi, Lo kan juga tau ihh. Jam segini pasti kak Adya masih diluar." Kata Aya.
"Yaudah, nitip salam buat neng Adya cantik." Kata Abbey, lalu dibalas anggukan oleh Aya.
Abbey sudah melajukan motornya dengan kecepatan sedang, Aya yang melihat kepergian Abbey pun langsung masuk ke kosannya.
Ia masuk kedalam kamarnya dengan kesedihan yang masih menyelimutinya.Aya selalu saja begini, terlihat sudah baik-baik saja padahal tidak.Pembukaan tak seperti biasanya, maksut saya sang tokoh utama nampak tak seperti biasanya.Aya keluar dari kamar kosnya, sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya itu."Aya, Lo mau berangkat ?" Sapa Adya."Ya iyalah kak udah rapi begini, kak Caca mana kak ?" Kata Aya."Oh si Caca udah duluan tadi dijemput sama si pacar." Kata Adya"Oh pacarnya yang om-om itu ya ?" Tanya Aya."Bukan om-om Ay, cuma beda beberapa tahun aja belum jadi om-om lah buat kita." Kata Adya sambil tertawa."Lo mau berangkat bareng gue ga ?" Tanya Adya kepada Aya."Wahh pas banget aku lagi males naik bus maksudnya uangku lagi menipis biasalah akhir bulan." Kata Aya."Yaudah ayok berangkat." Kata Adya.Mereka pun berpamitan kepada Ibu Yuni, lalu berjalan menuju luar kosannya tempat motor Adya diparkirkan. Adya melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Pagi hari Aya sudah terbangun, bersiap untuk pergi dengan Ronald (pikirnya).Aya keluar kamar dengan pakaian rapi, sepertinya dia lupa sesuatu"Aya mau kemana ?" Tanya Caca."Jalan sama doi." Kata Aya dengan percaya dirinya."Aya ini masih hari Rabu (•‿•)." Kata Caca."Wah iya ? Beneran ? Kok kakak engga pake seragam ? Ih yang bener ? Kok aku lupa." Kata Aya."Iya Ay beneran ga boong gue. ni gue mau numpang di kamar mandi Lo, kamar mandi gue kerannya rusak." Kata Caca."Saking senengnya tuh jadi lupa hari." Kata Adya yang tiba-tiba muncul.
Hari Sabtu-waktunya Aya dan Ronald pergi menonton bioskop.Tepat pukul 09.00 Aya terbangun, dan melihat jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 9 tepat. Aya langsung saja bergegas menuju kamar mandi.Selesai Aya mandi, ia langsung saja memakai pakaian yang tadi malam sudah ia pilih.Like that, xixi."Siap, tinggal nunggu kak Ronald." Kata Aya dengan diri sendiri.Sebelum keluar dari kamar Aya melihat ponselnya terlebih dahulu, sepertinya banyak pesan masuk sudah lama sekali ia tak memegang ponselnya itu.Kak Ronald10 pesan belum dibaca-Aya-Jam setengah sepuluh gue otw-Aya-Aya cantik-Hei-Gue udah di depan kosan Lo -AYA -Buruan Ayyy (╥﹏╥)-Aya-BuruAya yang meli
Pagi hari yang cerah, ini hari Minggu tepat pukul 08.00Aya bergegas menuju kamar mandi. Ia bekerja hari ini. Sudah siap semua ia bergegas menuju keluar kamar. "Kerja Lo Ay ?" Tanya Caca."Iya kak, kak Adya ada ?" Tanya Aya."Pergi, gatau deh kemana mungkin kerja." Kata Caca."Yahh mau pinjem motor padahal." Kata Aya."Motor Adya gede Ay, emang Lo bisa ?" Tanya Caca."Bisalah, masa engga. Ehh aku duluan kak nanti telat. Bye." Kata Aya. Ia langsung bergegas menuju halte terdekat. Oh iya Aya tak berpamitan dengan bu Yuni, yahh hari Minggu biasanya bu Yuni pergi ke tempat ibadah.Sebelum berangkat Aya tak lupa untuk memakai masker, entah mengapa hari ini ia sangat ingin mengenakan masker. Dan satu lagi, ada hal yang aneh dengan dirinya karena ia sedikit takut dengan manusia-manusia lain kali ini. Ia pun berlari menuju halte, dan syu
"AAAAAAAAAAAAAA." Teriak Aya berhasil membuat penduduk kosan terbangun dan mengetuk pintu kamar Aya."Aya Lo kenapa ?""Aya ada apa ?""Aya buka woi.""Aya Lo gapapa kan di dalem ?""Kenapa woi ?"Aya membuka pintu kamarnya, diluar sudah ada para penduduk kosan. "Gue gapapa, sans elah." Kata Aya."Teriak histeris gitu." Kata Adya."Iya mana keringetan, ngos-ngosan kyk habis lari aja Lo." Kata Caca."Lo kenapa hei, gue kaget anjir." Kata Yola."Iya anjir kenapa woe." Kata Lola."Mimpi buruk. Maap maap ni ye kalau buat kalian semua bangun." Kata Aya."Gue kira kenapa anjir.""Gue kira kemalingan.""Balik dulu guys."Kata para penduduk kos lalu berjalan menuju kamar mereka masing-masing.Aya pun masuk ke kamar, berusaha menenangkan dirinya terlebih dahulu. "Random banget ya mimpinya tadi, mana serem kan gue jadi takut." Gumam Aya. Selesai menenangkan diri ia l
10 hari ini Aya semakin dekat dengan Raditya, kedekatannya dengan Raditya membuat Ronald menjauh. Ronald sekarang lebih sering bersama dengan Alvena, yang dikabarkan ia adalah sepupu dari Ronald.Walau Aya dekat dengan Raditya, namun rasanya kepada Ronald masih tetap sama. Tak berkurang, bahkan selalu bertambah. Bagaimana rasanya dengan Raditya ? Tak ada, ia hanya menganggap Raditya sebagai kakak, tak lebih tak kurang.Pagi ini, seperti biasa ia menunggu Raditya datang untuk menjemputnya. Namun setelah lama menunggu Raditya tak kunjung datang. Ia pun memutuskan untuk berangkat dengan bus.Namun, rasanya ada yang mengganjal. Tak biasanya Raditya seperti ini, tak memberikan kabar kepada Aya. Ada apa dengan Raditya ?Ditengah perjalanan, bus tiba-tiba berhenti.Para penumpang pun bertanya-tanya, tak biasanya bus berhenti seperti ini."Didepan ada kecelakaan." Kata salah seorang penumpang yang ada di bus terse
11 hari penuh misteri dan tanda tanyaRasanya masih seperti hari kemarin, dengan keceriaan yang penuh. Aya bangun lebih pagi kali ini, ia bergegas untuk menyiapkan alat-alat untuk sekolah. Lalu setelah menyelesaikan itu, ia memutuskan untuk mandi.Rasanya ada yang aneh saat ini, ketika dipertengahan ia mandi. Ada apa ya ? Ia bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Ada hal aneh yang tak dapat dijelaskan. Sepertinya, ahh sudahlah. Ia menghiraukan rasa itu.Seperti biasa ia menunggu Raditya. Setelah menunggu cukup lama. Namun, yang datang malah Ronald."Kak Ronald, ada apa ?" Tanya Aya."Ayok naik, buruan." Kata Ronald."Aya nunggu kak Raditya ka." Kata Aya."Buruan naik Ay!" Perintah Ronald."Iya." Aya pun segera naik ke motor Ronald."Pegangan Ay." Kata Ronald.Aya pun memegang pundak Ronald, namun tangan Ronald mengarahkannya untuk melingkarkan tangan Aya ke perutnya.
Hari ini Raditya berangkat sekolah dengan mengendarai kesayangannya itu. Namun, dihari ini ada yang beda. Ia tak lagi menjemput Aya. Semua sudah selesai. Sepertinya.Ia sudah menyerahkan semuanya kepada Ronald. Karena ia tau bahwa mereka berdua saling menyukai satu sama lain. Raditya memilih untuk mengalah, karena jika dipaksakan pasti akan menyakitkan.Raditya merasa menjadi orang yang sangat menyedihkan jikalau ia masih seperti ini. Menjadi pembatas bagi dua remaja yang saling suka. Ia berusaha untuk ikhlas dan menerima.Cukup kemarin, ketika bolos pertama kali dengan Aya. Menjadi yang terakhir, tak ada episode berkelanjutan mengenai cerita mereka. Cerita Aya dan Raditya usai sebelum dimulai.Aya menunggu Raditya didepan kosannya. Namun, yang datang malah Ronald."Naik Ay." Kata Ronald."Loh, kok bukan kak Radit." Batin Aya.Ah sudahlah, ia hanya naik saja. Mungkin Radity
ronald sedang menjaga aya di rumah sakit. aya belum sadarkan diri selama tiga hari. ronald duduk di bangku sebelah aya. ia sambil memegang tangan aya lalu berkata"aya cantik, bangun ya. " ronald lalu mengeluarkan buku di dalam tasnya. sebuah diary yang ia tulis sehari hari. lalu ia membacakan sedikit dari isi buku itu. "kamu yang teristimewa aya septiana. namun, apalah daya mulut ini tak bisa mengutarakan apa yang di rasa. aku mencintaimu selalu, semakin hari semakin menambah rasaku padamu. namun, ada beberapa hal yang membuat kita tak dapat bersama. ""aya, bangun gw kangen senyum lo ay. " kata Ronald sambil meneteskan airmataronald sampai ketiduran menemani aya. rasanya seperti ada yang mengelus kepala lalu pundaknya. ronald lalu terbangun, melihat aya yang sudah sadarkan diri. ronald sangat senang lalu ia menekan tombol si sebalah kiri tempat tidur aya. lalu seorang perawat datang....setelah itu ronald dengan wajah sumringahnya menghampiri aya. ia sangat senang melihat aya sud
di halte dekat sekolah, Aya sedang menunggu bus, sambil mendengarkan lagu terbaru dari musisi yang ia sukai. sudah hampir 15 menit ia menunggu, bus pun datang. ia masuk, duduk di bangku dekat pintu. setelahnya, di halte berikutnya bus pun berhenti. lalu banyak penumpang dari halte tersebut masuk ke dalam bus. ada nenek tua yang berdiri di sebelah kanan Aya. ia pun berinisiatif untuk berdiri dan mempersilahkan nenek untuk duduk. namun, sayang sekali ketika Aya berdiri bangku tersebut malah diduduki oleh mahasiswa dari Universitas yang cukup terkenal di kota nya. "permisi mba, tempat duduknya buat nenek ini. " kata Aya menegur mahasiswa tersebutnamun naas, mahasiswa itu tak menghiraukan perkataan Aya. syukurlah ada seseorang yang rela berdiri untuk memberikan tempat duduknya untuk nenek tersebut. "duduk disini nek. " kata pria itu. "terimakasih untuk bangku nya kak. " kata AyaAya sudah sampai di tempat kerjanya. mulai bekerja demi mencari uang untuk kehidupan sehari-hari nya. ia su
Aya sedang berada di kelas sendirian. pagi-pagi buta ia sudah berada di kelas"duh gw laper"ia berjalan menuju kantin, tak sengaja bertemu dengan Indira. "lo mau kemana Ay? ""kantin." "yauda yuk bareng gw. "lalu mereka berjalan bersama menuju kantin. sesampai di kantin khusus wanita Aya memilih jajanan. namun, Indira malah ingin ke kantin sebrang. kantin khusus lelaki. maksud kantin khusus karena kebanyakan pelanggan dari gender tersebut. "ayo Ay, kesana. masih belum ada cowo di sana jadi aman. " Aya hanya mengikuti Indira saja, karena tangan Aya sudah ditarik oleh Indira. makanan di sana memang terbilang enak, enak sekali. karena itu, Indira ingin mencoba ke sana. "ayo Ay masuk. " Aya tak mengindahkan kata Indira. ia masih berdiri di depan sambil melihat jajanan. Tiba-tiba dada Ronald dari dalam sana."Ay." panggil Ronald. namun Aya hanya dapat menundukkan kepalanya. "Ay are u okai? " Aya tak menjawab Ronald. ia takut Ronald melihat wajahnya yang jelek karena habis menangi
Sudah usai masalah Rara yang ramai dibicarakan karena telah dibully oleh rekannya sendiri. Tak lain geng komplotan pesilat di sekolahnya. Rara vakum untuk latihan selama beberapa minggu setelah kejadian yang menimpa dirinya. Alasan mengapa ia diperlakukan seperti itu karena 'ARYA' IYA ARYA. Siapa lagi kalau bukan dia. Teman-teman Rara tak suka dengan kedekatan mereka, karena salah satu dari mereka menyukai Arya. Aneh, pikir RaraHELLOOOO JAMAN SEGINI MASIH AJA NGERIBUTIN MASALAH COWO?!!! Rara masih tak menyangka dengan kejadian yang menimpanya hingga babak belur seperti itu. Tak terbayangkan bagaimana saat itu ia menahan malu dan sakit. Dan berujung di rawat inap selama 2 hari. Sekarang Rara berjalan dengan Aya yang kepalanya sedang benjot... Ehh bukan bukan, kepala Aya habis terbentur palang halte dan sekarang darah segar masih mengalir dari kepalanya. Namun lukanya sudah ditutupi oleh topi yang ia pinjamkan kepada Aya. "RARA, AYA!!!!" Teriak Ola dari gerbang.Rara dan Aya menoleh
Brak Kepala Caca terbentur pintu kamar Aya yang baru saja ia buka."aduh, sakit banget anjrit." kata caca, sambil memegangi kepalanya yang sedikit memerah."masih pagi udah kejedot aja tuh kepala." kata Adya, yang berada dibelakang Caca."yeuu, ini gegara lo yang buka pintu pagi-pagi." Kata Caca lagi, sambil menunjuk kepada Aya."lah kan saya nih mau sarapan pagi kak caca yang cantik jelita." Kata Aya.Caca meninggalkan Aya begitu saja, sepertiya ia masih setengah sadar. Terlihat dari raut wajahnya yang masih lesu dan mengantuk. Sedangkan Adya masih memberi tau Aya, dengan isyarat bahwa Caca masih belum sadar seperti biasanya. Yah biasanya memang seperti itu, sudah keluar kamar walau belum sadar sepenuhnya.Aya pun keluar dari kamarnya berniat untuk mengambil makanan di dalam lemari es. Ia mengambil roti dan susu murni yang ia ambil kemarin di tempat ia bekerja. Bukan sembarang ambil, namun kadarluarsa makanan ini tinggal beberapa hari kedepan saja."Coi, kaga bagi-bagi makanan lu ye
Rara dan Arya kini tengah melakukan perjalan pulang. Ditengah perjalanan tak ada percakapan dari kedua belah pihak. Mereka asik dengan diri sendiri, bermonolog maksudnya.Bagaimana ini, jantungku berdegup begitu tak teratur sejak pertama kali melihatmu lalu berkenalan denganmu. Maksudku, ini rasa apa entahlah. Bagaimana jika ternyata aku menaruh rasa lebih padamu bukan sebagai kakak kelas lagi namun rasa suka maksudku. Bagaimana ini, apakah kamu mau denganku ? Aku tak seperti kedua temanku, aku sangat buruk dalam hal percintaan. Dan baru kemarin sebelum aku mengenalmu aku sedang patah hati, karena melihat orang yang ku sayangi selingkuh dariku. Ahh maaf sekali ya jika membuatmu tak nyaman nantinya. Rumit sekali intinya.-monolog Arya.Namun sayang sekali kisah kita tak seindah yang kubayangkan. Menyukaimu ternyata tak semudah itu, aku harus bertengkar dengan masa lalu ku juga kamu. Kenapa harus kamu yang berlabuh di hatiku ?Maaf jika rasa ini tumbuh, maaf jika rasa ini salah. Maaf ak
Setelah kecelakaan di tempo hari. Dan setelah 2 minggu daring seperti home schooling. Akhirnya mereka berangkat lagi ke sekolahan. Dan kini Raditya masih setia mengantar jemput Aya.Dan sekarang ini mereka sedang berada di jalan. Di lampu merah kali ini, dengan wajah Raditya yang memerah pula. Yah, hari ini ia sangat senang karena dibawakan sarapan oleh Aya. Terimakasih malaikat cantik.Lampu merah yang berubah menjadi kuning, lalu hijau. Hijau menandakan terus berjalan, kuning menandakan hati-hati atau persiapan untuk berhenti ataupun berjalan. Dan merah, menandakan untuk berhenti.Merah, penuh makna di dalam hidupnya. Sudah lama ia memendam rasa, namun tak kunjung ia bersua soal rasa. Pula ia berfikir rasanya takkan terbalaskan. Ia tau perempuan yang ia sukai nan kagumi setiap hari ini adalah orang yang ramah dan baik hati. Ia sangat ramah kepada semua orang, sampai-sampai kadang ramahnya membuat diri ini bingung sendiri. Sebenarnya ia menyukaiku atau hanya sekedar ramah, entahlah.
Tepat pukul tujuh pagi hari, Aya baru sampai di depan gerbang SMA Semesta. Dari halte, ia lari terburu-buru dengan rok span yang ia pakai. Sungguh, ini sangat menyusahkan dia untuk berlari. Dari kejauhan, ia melihat ada segerombol geng motor, (sepertinya). Geng motor itu keluar dari sekolahannya. Ia sedikit terkejut pasalnya geng motor tersebut nampak habis menyerang sekolahannya itu.Hampir sampai di sekolah, ia melihat murid-murid dari sekolahannya keluar berhamburan."Eh kok pada pulang ?" Tanya Aya."Di suruh pulang." Kata seseorang.Terlihat gerbang sekolahan seperti habis terkena serangan dari luar, entah apa yang telah terjadi tadi. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri pasal ini. Aneh sekali, jika memang sekolah diserang seharusnya anak-anak tidak diperkenankan untuk pulang. Jika ada apa-apa di jalan bagaimana ? Jika ada anak-anak yang dikroyok gerombolan tadi bagaimana ? Ahh sudahlah, Aya berjalan cepat menuju sekolahannya.Lalu Aya tak sengaja bertemu Ronald dengan wajah pe
Kegiatan kemarin sangat menyenangkan, anak-anak sangat senang dengan kehadiran Aya. Ada banyak hal ada banyak cerita. Dari anak-anak panti, Aya dapat belajar.Jikalau yang pergi akan terganti. Namun, rasanya pasti akan berbeda dengan dulu. Yang diharapkan akan menetap tak selamanya berada disisi. Namun bahkan akan pergi. Entah itu karena keterpaksaan atau ketetapan.Yang paling Aya senangi adalah, ada banyak hal yang ia ketahui tentang Alvena. Alvena adalah anak angkat dari ayahnya, dan adiknya Alvena. Alvena dulunya juga anak panti, namun bukan panti yang kemarin ia kunjungi.Alvena juga bercerita tentang ayahnya. Ayahnya ternyata belum menikah lagi, jadi ayah hanya mengurusi Alvena dan adiknya. Ayahnya juga pernah cerita, jikalau dulu pernah mempunyai anak. Namun, anak itu hilang entah kemana.Aya yang mendengarkan cerita dari Alvena cukup terkejut. Apa iya benar yang dikatakan oleh Alvena. Ah sudahlah ini sangat rumit.