Share

026

“Kamu nggak lagi becandain aku doang kan ya ini?”

“Nggak, Dindaku sayang… Aku masih inget semua yang kamu bilang kemarin. Dan aku juga serius. Aku sayang sama kamu, dan aku mau kita pacaran..."

Dinda menghela nafas pelan, kemudian termenung sejenak. Bagiku saat ini, satu detik saja terasa lebih lama daripada biasanya. Menunggu Dinda yang sedang diam, dan menunggu jawaban, atau kepastian dari Dinda, rasanya sudah lebih dari cukup untuk membuatku gelisah.

Namun, aku memilih untuk tetap diam saja, dan pasrah menunggu Dinda. Aku ingin Dinda membuat keputusan berdasarkan hati dan pikirannya sendiri. Bukan karena aku yang dengan tidak baik mempengaruhi dia. Sekalipun aku sangat menginginkan Dinda di hidupku, tetap saja, aku lebih suka untuk tidak memaksanya. Aku ingin selalu bisa menghargai Dinda sebagai seorang perempuan yang sangat aku cintai.

Dinda kembali menatap kedua mataku lagi. "Aku..." Dia kemudian menghela nafas pelan. "...Kalo, aku bilang nggak mau, itu artinya, aku udah bohong k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status