Sesampainya dirumah keluarga Dady Brasco Niken turun dari mobil dan masuk kedalam rumah menuju kamarnya degan wajah dipenuhi air mata.
Mami Rena terheran heran melihat Niken sperti itu, selama beberapa bulan tinggal bersama Niken baru kali ini mami Rena melihat Niken pulang dalam keadaan menagis.
Mami Rena ingin menanyakan lagsung kepada Niken namun, ia harus tepat waktu untuk menghadiri acara keluarganua. Akhirnya niat untuk bertemu Niken ia urungkan.
Pukul 6 sore Bram kembali kerumahnya degan pikiran campur aduk. Ia menyesali perbuatannya yang kasar terhadap Niken.
Dengan menyembunyikan rasa bersalah nya ia naik kekamar Niken yang berada dilantai dua berdekatan dengan kamar mimik nya.
Tok! Tok! Tok!
Bram mengetuk pintu kamar Niken. Beberapa menit menunggu tak ada sahutan dari dalam
Ia mencoba membuka daun pintu yang dipenuhi aksesoris wanita tersebut.
Klek! Suara pintu t
Sesampai dipelataran hotel yang dituju dimana pesta ulang tahun kerabat bisnis Bram akan di adakan Niken terlihat gugup sebelum keluar dari dalam mobil milik Bram. Rasa minder dan tidak percaya diri tiba tiba saya menyerang perasaan Niken. Bram menunggu sambil memperhatikan Niken yang terlihat berulang kali menarik nafasnya untuk menghilangkan rasa gugup nya. Melihat Niken yang belum bergerak untuk turun dari dalam mobil Bram sengaja batuk agar Niken menoleh melihatnya. Benar saja ketika mendengar suara Bram menoleh sambil memaksakan senyumnya, seolah mengerti degan jeritan dalam hati Niken Bram mengulurkan tagan nya membantu Niken turun dari dalam mobil. Dengan ragu Niken meraih tagan kekar Bram yang terlihat kokoh. Sekali lagi Niken menarik nafasnya dalam berusaha meyakinan diri untuk memasuki tempat acara tersebut. Niken dan Bram berjalan beririgan memasuki hotel mewah tersebut Niken menarik tagan nya dari gengam
Niken meninggalkan Bram yang masih berada di tempat acara berlagsung. Tagisan yang sejak tadi ditahan oleh Niken membuat dadanya terasa sesak, ingin ia menjerit menumpahkan segala emosi yang ia tahan namun, tingkat kewarasan Niken masih ada.Kini Niken berjalan tertatih sambil memegang hils yang ia gunakan tadi. Rasa keram yang tiba tiba menyerang kandungan nya membuat Niken malakukan itu.Niken duduk disebuah halte bus untuk beristirahat, ia menoleh kearah hotel mewah yang tempat acara ulang tahun yang ia datangi bersama Bram.Niken tersenyum getir ketika ia sadar bahwa Bram tak berusaha mengejar dirinya ataupun membela dirinya tadi."tuhan jangan engkau tambah lagi beban hidup ku. Hamba tak kuat lagi menjalani ini semua," ucap Niken dalam hatinya.Hilir mudik orang melintas dihalte itu hampir semua orang memandang aneh kepada Niken. Dengan mengunakan gaun yang mewah dan memegang hils nya orang orang mengira Niken wan
Siang itu Niken sampai dinegara dimana ia lahir dan dibesarkan, Lima tahun ia berada dinegara orang menimbah ilmu dinegara Jerman dari hasil beasiswa yang ia dapatkan. Bukan hanya menimbah ilmu di negara itu namun Niken Sengaja mengambil beasiswa itu Karena ia menyembunyikan kehamilannya. Kehamilan yang tak ia inginkan.Pada saat kejadian dimana ia mengetahui dirinya hamil, dunia terasa berhenti berputar.semua apa yang Niken kawatirkan berputar putar di dalam benaknya, cacian Dan makin dari keluarga Sudah Pasti dia akan dapatkan. Apalagi selama ini Niken tak mendapatkan dukungan dari ibunya Dan dua kakanya. Dikeluarga Niken diangap anak pembawa sial sehinga Niken memilih untuk melanjut Sekolah di Ibu kota negara dimana ia tinggal, jauh dari kampung kelahirannya.Kehamilan Niken tak satupun keluarganya tau. Niken yang telah memilih jalan hidup sendiri berusaha menyembunyikan kehamilan dikarenakan ia takut jika cacian yang selalu dil
Zeera diajak berbicaralah oleh seorang wanita paruh baya wanita paruh baya itu adalah ibu dari Alka. "Cantik banget. Pasti ibu dan Ayah kamu juga cantik dan tampan sayang," ucap ibu Alka sambil mengelus pipih tembeb Zeera. "Nama aku Zeera Oma. aku cuman punya Bunda. ayah aku udah mati kata bunda," Mendengar jawaban Zeera ibunda Alka ikut merasakan kesedihan. "Yang sabar yah sayang," ujarnya lagi. Niken memangil Zeera yang tengah megobrol dengan wanita paruh baya tersebut. Zeera pun pamit dan berlalu dari hadapan wanita paruh baya tersebut. "Andai Alka dan Alfi sudah menikah pasti mereka akan memiliki anak yang lucu seperti gadis kecil itu," ucap Mami Alka membatin. Niken menaiki mobil jemputan yang telah disiapkan oleh perusahaan. Dengan menyamarkan penampilannya agar ia leluasa bergerak agar orang tak mengenali dirinya sebagai bintang ikalan salah satu prodak kecantikan ternama. Niken dan anak
Pria tampan yang dijumpai Niken didepan lif lantai dua puluh adalah anak kedua dari Agung Pratama pengusaha sukses yang merajai dunia bisnis dari segala macam bidang.Alfiansyah putra Agung Pratama ia memiliki seorang kaka yang bernama Alka Dwi Putra Agung Pratama.Alka adalah Ayah biologis dari anak yang dikandung oleh Niken.Alka merengut kehormatan Niken ketika mereka dalam keadaan tidak sadar akibat pengaruh minuman keras yang tak sengaja diteguk oleh Niken. Namun pada saat malam itu Alka sendiri dengan sengaja meminum minuman haram tersebut akibat lamarannya ditolak oleh Amel yang merupakan cinta pertama Alka.Diusia 20 tahun Niken hamil akibat ulah Alka yang mengira Niken adalah Amel kekasih yang sangat ia cintai.Akibat peristiwa tersebut Niken hamil. kejadian tersebut diketahui oleh Zarah saudara sepupu Alka yang merupakan sahabat Niken.Ketika Niken menagisi dirinya setelah peristiwa kehormatannya diren
Sepasang suami istri tersebut membawa Niken kerumahnya. Diatas mobil milik pasangan suami istri tersebut Niken mulai sadarkan diri secara perlahan dari pingsannya tadi. Aroma minyak kayu putih khas dari ambon tercium di indra penciuman Niken. Minyak kayu putih tersebut memiliki aroma khas membuat Niken perlahan membuka matanya akibat rasa perih dan sejuk yang ada di sudut hidungnya. "Kamu sudah sadar cantik?!" ucap wanita yang menolong Niken. Niken mengguk lemah dan berusaha memperbaiki posisi duduknya saat ini. "Nama kamu siapa cantik?" tanya wanita tadi. "Nama Saya Niken nyonya," jawab Niken lirih. "Pagil saya dengan sebutan Mami Rena. Dan suami saya Papi Bras," ucap Wanita yang menolong Niken. Mami Rena memiliki kulit eksotik dan rambut yang terlihat ikal Niken bisa memastikan wanita yang ada dihadapannya ini berasal dari timur negara yang ia huni saat ini. Sementara suami ibu Rena m
Niken kini tinggal dirumah kelurga Brasco. Ia diperlakukan sangat baik tiga bulan setelah kejadian dimana kehormatan Niken direngut tanpa seizinya Mami Rena membawa Niken periksa kedoter kandugan. Niken terlihat lemas dan wajahnya pucat setalah mengikuti ritual wisudah dikampusnya. "Mam, ini kan dokter kandugan!"ucap Niken dengan wajah penuh tanya. "Iya sayang, ini memang klinik dokter kandungan kita akan periksa disini," Ujar mami Rena menjelaskan. "Kita?" tanya Niken bigung. "Iya sayang Mami mau menemani kamu periksa. Kamu ngak sadar dengan tanda tanda kehamilan yang kamu alamai." Niken tiba tiba menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Ia cukup terkejut dengan ucapan Mami Rena. "Mam. Apa sekali hubugan saja orang bisa hamil?" tanya Niken ragu. "Bisa sayang apalagi jika kamu pada saat itu sedang posisi subur." jawab Mami Rena santai. Niken tiba tiba menagis ia membayangkan bagaimana dengan diriny
Hari hari yang Niken lalui saat ini terasa berat. Setelah wisudah sebenarnya Niken ingin langsung bekerja namun dengan kondisi kehamilannya saat ini Niken takut jika ia bekerja rekan kerjanya nanti mempertanyakan kehamilannya. Bagaimana jika nanti orang tau jika Niken hamil diluar Nikah sudah pasti ia akan dihujat habis habisan. Mami Rena masuk kekamar yang dihuni oleh Niken. "Sayang...,ada sesuatu yang ingin mami bicarakan." Sambil berjalan menghampiri Niken yang tengutak atik lebtobnya. "Bicara saja Mami, Niken siap mendengarkan." "Mami dan Dedy Bras sudah memikirkan bagaimana kalau kami mencarikan kamu pria yang mau menikahi kamu sampai anak kamu lahir?!" Niken menatap Mami Rena dengan sendu."Mami...,apa ada yang mau menikahi wanita yang telah dihamili oleh pria lain?" "Kami akan mencarikan kamu pria yang mau sayang. Kalian hanya menikah kontrak setelah anak kamu lahir kalian akan bercerai. Kami melakukan ini
Niken meninggalkan Bram yang masih berada di tempat acara berlagsung. Tagisan yang sejak tadi ditahan oleh Niken membuat dadanya terasa sesak, ingin ia menjerit menumpahkan segala emosi yang ia tahan namun, tingkat kewarasan Niken masih ada.Kini Niken berjalan tertatih sambil memegang hils yang ia gunakan tadi. Rasa keram yang tiba tiba menyerang kandungan nya membuat Niken malakukan itu.Niken duduk disebuah halte bus untuk beristirahat, ia menoleh kearah hotel mewah yang tempat acara ulang tahun yang ia datangi bersama Bram.Niken tersenyum getir ketika ia sadar bahwa Bram tak berusaha mengejar dirinya ataupun membela dirinya tadi."tuhan jangan engkau tambah lagi beban hidup ku. Hamba tak kuat lagi menjalani ini semua," ucap Niken dalam hatinya.Hilir mudik orang melintas dihalte itu hampir semua orang memandang aneh kepada Niken. Dengan mengunakan gaun yang mewah dan memegang hils nya orang orang mengira Niken wan
Sesampai dipelataran hotel yang dituju dimana pesta ulang tahun kerabat bisnis Bram akan di adakan Niken terlihat gugup sebelum keluar dari dalam mobil milik Bram. Rasa minder dan tidak percaya diri tiba tiba saya menyerang perasaan Niken. Bram menunggu sambil memperhatikan Niken yang terlihat berulang kali menarik nafasnya untuk menghilangkan rasa gugup nya. Melihat Niken yang belum bergerak untuk turun dari dalam mobil Bram sengaja batuk agar Niken menoleh melihatnya. Benar saja ketika mendengar suara Bram menoleh sambil memaksakan senyumnya, seolah mengerti degan jeritan dalam hati Niken Bram mengulurkan tagan nya membantu Niken turun dari dalam mobil. Dengan ragu Niken meraih tagan kekar Bram yang terlihat kokoh. Sekali lagi Niken menarik nafasnya dalam berusaha meyakinan diri untuk memasuki tempat acara tersebut. Niken dan Bram berjalan beririgan memasuki hotel mewah tersebut Niken menarik tagan nya dari gengam
Sesampainya dirumah keluarga Dady Brasco Niken turun dari mobil dan masuk kedalam rumah menuju kamarnya degan wajah dipenuhi air mata. Mami Rena terheran heran melihat Niken sperti itu, selama beberapa bulan tinggal bersama Niken baru kali ini mami Rena melihat Niken pulang dalam keadaan menagis. Mami Rena ingin menanyakan lagsung kepada Niken namun, ia harus tepat waktu untuk menghadiri acara keluarganua. Akhirnya niat untuk bertemu Niken ia urungkan. Pukul 6 sore Bram kembali kerumahnya degan pikiran campur aduk. Ia menyesali perbuatannya yang kasar terhadap Niken. Dengan menyembunyikan rasa bersalah nya ia naik kekamar Niken yang berada dilantai dua berdekatan dengan kamar mimik nya. Tok! Tok! Tok! Bram mengetuk pintu kamar Niken. Beberapa menit menunggu tak ada sahutan dari dalam Ia mencoba membuka daun pintu yang dipenuhi aksesoris wanita tersebut. Klek! Suara pintu t
Bram berjalan memasuki area pusat perbelanjaan dengan mengandeng tangan Niken tujuan Bram lantai 5 dimana ada sebuah butik dengan merek ternama yang ia ingat ketika menemani kekasihnya dahulu berbelanja. Berulang kali Niken menarik tangannya agar gengaman tangan Bram terlepas namun tatapan mata Bram yang memberikan isyarat agar Niken menuruti langkahnya membuat Niken pasrah. dilantai lima kini Niken dan Bram berada Niken bertanya tanya dalam hati mengapa Bram mengajaknya ke butik tersebut. "Tolong pilihkan gaun yang cocok dengan gadis itu." Ucap Bram seraya menunjuk ke arah Niken yang sedang bingung sendiri. "Nona mari saya bantu untuk mencoba baju yang cocok untuk anda," ucap pelayan toko tersebut dengan ramah. "Saya...!?" tanya Niken bigung. Pelayan toko tersebut menjawab dengan menganggukan kepalanya. "Tapi saya tidak mau beli baju mba," ucap Niken datar. "Mamih belum bilang kekamu malam nanti kit
Dua bulan sudah Bram tinggal satu atap bersama Niken dirumah orang tua Bram akhir ahir ini Bram sesekali menyapa Niken yang terlihat sibuk, entah itu ketika Niken sibuk didapur untuk memasak sesatu yang kini menjadi hobinya atau ketika Niken tengah sibuk membatu merapikan taman semua tak luput dari perhatian Bram. Niken selalu membuat orang disekelilingnya tertawa sehingga tak heran ketika para asiten rumah tangga yang bekerja dirumah itu mengetahui Niken akan pergi keluar negri mereka turut bersedih. Mereka sudah terbiasa dengan kehadiran Niken ditengah mereka Niken selalu membuat orang merasa nyaman bila berada didekatnya sikap yang ramah dan selalu sopan membuat orang mudah menyayangi dirinya. Begitu pun dengan Bram meski ia tak begitu intens dekat dengan Niken namun ia memperhatikan semua sikap Niken. Akhir akhir ini Bram selalu saja cepat pulang kerumahnya membuat kekasihnya semakin marah. Namun Bram tak ambil pusing toh hubugan nya dengan Wanita itu
Tak seperti biasanya malam ini Bram memilih untuk pulang kerumah kediaman orang tuanya lebih cepat. Sesampai dirumahnya Bram menyapa kedua orang tuanya yang sedang duduk dimeja makan. "Malam mam,Dad," sapa Bram ketika ia memasuki ruang keluarga yang letaknya tak jauh dari posisi Bram saat ini. "Malam sayang.tumben kamu cepat pulang biasanya...," ucapan Mami Rena terhenti ketika Niken datang membawa makanan yang dimasaknya. "Wanginya..," puji mami Rena Niken meletakan hidagan yang telah ia siapkan. malam ini Niken memasak ikan dan membuat sayur cah kangkung dan ayam goreng ala Niken.. "Silahkan disantap mam,dad," ucap Niken mepersilahkan. Dady Bras sudah tidak sabar ingin mencicipi masakan Niken. Seperti yang sudah sudah ketika Niken memasak hidangan untuk kelurga angkatnya maka kedua pasang suami istri itu melahap makanan tanpa sisa. "Bram sini kita makan malam bersama. Semua ini Niken yang masak," ucap Da
Bram tiba dikantor milik Ayahnya yang kini dipercayakan olehnya untuk mengurus usaha Dadynya. Seusai rapat yang dipimpin olehnya, Bram kembali keruangannya. Disana Widya telah menanti dirinya dengan mebawa bekal untuk makan siang Bram. Widya berprofesi sebagai model majalah dewasa. Widya dan Bram sudah menjalin kasih selama tiga tahun namun hubungan mereka jalan ditempat tak pernah ada keiginan untuk menikah, Mami Rena belum mau menyetujui hubugan anaknya tersebut dikarenakan profesi Widya yang seorang model majalah dewasa. Mami Rena yang masih menjunjung tinggi budayanya mengangap Widya menjual kemolekan tubuhnya kepada pria meski hanya lewat gambar. "Sayang...," Ucap Widya manja ketika Bram telah memasuki ruangannya. Bram menoleh ketika ia mendengar suara Widya Bram memaksakan senyumnya kepada widya berjalan menghampiri Bram yang duduk dikursi kebesarannya. "Sayang..., kamu pulang tidak mengabari aku sih."
Pagi itu Niken bagun seperti biasa pukul 5 pagi setelah melakukan ritualnya sebagai seorang muslim ia berkuat didapur untuk menyiapkan sarapan untuk Dady Bras dan Mami Rena. Sebelum tidur selamam Mami Rena meminta Niken untuk membuatkan Bram pancake seperti yang ia buat sore harinya. Meski dirumah itu memiliki asisten rumah tangga namun Niken selalu menyiapkan sarapan untuk orang rumah meski berkali kali bik sum melarangnya. Pukul 7 pagi sarapan telah terata di meja dengan cantik. Nasi goreng, roti bertoping telur ceplok kegemaran Dady Brasco serta pencake rekuisan Mami Rena. Setelah memasak sarapan Niken memangil Mami Rena memberitau jika sarapan dimeja telah siap. Niken berniat menuju kamarnya meniki anak tangga, Niken sibuk membersihkan noda coklat yang mengotori baju yang ia kenakan tanpa memandang kedepan. Dari arah berlawanan Bram turun dengan tergesa gesa sambil mengancing lengan kemeja yang ia kenaka
Niken tak berani ikut makan siang bersama keluarga Brasco setelah tadi mendengar ucapan Bram. Niken cukup tau diri poisis dirinya hadir dikeluarga ini.Niken tak mau disangka perebut. Niken berada dirumah itu semata mata karena kebaikan kedua pasangan suami istri tersebut."Niken mana, mengapa tak ikut makan bersama kit?" Tanya Dady Bras kepada istrinya."Kata Niken dia makannya sebentar saja dia masih kenyang," jawab Mami Rena sambil menyendokan nasi dan lauk kepiring suaminya itu."Seharusnya dia harus makan tepat waktu. Kasihan bayi dalam kandungannya nanti kekurangan asupan gizi," ujar Dady Bras lagi.Bram tersedak ketika mendegar ucapan Dadynya. "Pelan pelan dungk sayang," ujar Mami iren yang duduk disamping anaknya."Mami memungut anak angkat dari tempat pelacuran?" tanya Bram dengan wajah serius.Bram tidak diberi tau kisah Niken mami Rena hanya menceritakan kepada anaknya itu bahwa ia