Share

75. Selamat Tinggal

Ratna masih tergagap. “I-itu… Maksud Ibu…”

Kirana duduk di samping Ratna dan mengusap punggung tangan ibunya yang dingin. “Ibu pasti merasa bersalah kan karena aku harus menjalani pernikahan kontrak demi melunasi utang Romi dan membiayai perawatan Ibu? Ibu sudah pernah bilang begitu padaku.”

Ratna mengangguk pelan.

Kirana menyunggingkan senyumnya. “Dan waktu itu, aku jawab bahwa Ibu enggak usah merasa bersalah. Aku anak Ibu. Susah payah Ibu melahirkan dan membesarkanku, jadi yang kulakukan ini enggak ada apa-apanya dibanding pengorbanan Ibu. Lagian aku anak pertama. Aku bertanggung jawab atas keluarga ini.”

Mirah menatap keponakannya dengan binar yang lembut. Sedari dulu, Kirana memang selalu bekerja keras demi Ratna dan Romi, apalagi setelah Salim pergi begitu saja.

‘Andai Kirana tahu…’ batin Mirah dalam hati. ‘Apa mungkin Kirana membenci Ratna?’

Seketika Ratna menangis. “Nak, maafkan Ibu ya…”

“Bu, kenapa pakai acara menangis segala sih?” Kirana mengusap pipi Ratna yang basah. “Ibu b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status