"Sayang, maafkan aku. Danu yang menggodaku terlebih dahulu hingga aku khilap dan tergoda bujuk rayunya" ucap Andara terisak.
Entah mengapa aku tidak mempercayai perkataannya. Rasanya tidak mungkin. Pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan dariku selama ini."Saat ini, aku belum bisa sepenuhnya percaya padamu, Andara. Kita akan tetap mempertahankan pernikahan ini. Akan tetapi, tidak akan seindah dulu. Sebaiknya aku menempati kamar tamu, dan kau tetap di kamar utama" jawabku berlalu dari hadapannya.Andara tertegun mendengar perkataanku. Mungkin dia tidak menyangka jika aku tidak langsung menceraikannya. Tidak semudah itu. Dia harus merasakan bagaimana tersiksanya hidup bersamaku setelah pengkhianatannya."Mbok, tolong rapikan kamar tamu. Minta Pak Atmo untuk memindahkan barang-barangku" perintahku pada mantan pengasuhku semenjak kecil yang kini ikut denganku.Tanpa banyak bertanya, simbok langsung menjalankan perintahku. Dia tahu, perkataanku tidak boleh di bantah. Terlebih, jika suasana hatiku sedang tidak baik. Simbok mengerti sifatku bagaimana."Galih, apa maksudmu memindahkan semua barang-barang ke kamar tamu? Bagaimana jika mama dan papa tahu kita tidur terpisah?" tanya Andara yang datang menghampiri di ruang kerja pribadiku."Biarkan mereka tahu, itu jauh lebih baik. Jadi aku tidak perlu repot untuk menjelaskan pada mereka. Biar mereka yang menilai nantinya" jawabku masih fokus pada layar laptop."Kau sengaja melakukan hal ini untuk menghukumku, Galih? Jawab!" tanyanya bernada tinggi."Untuk apa aku membuang waktu mengurus hal semacam itu? Masih ada yang lebih berharga dari itu" jawabku sinis.Andara keluar dengan membanting pintu ruang kerjaku. Aku hanya tersenyum sinis melihat kelakuannya. Dia yang melakukan kesalahan, dan sekarang dia pula yang marah-marah."Aku akan menyelidiki sejak kapan kalian bermain api di belakangku. Pandai sekali kalian bersandiwara" kataku dalam hati.***
"Katakan dengan jujur, apa kau sudah tahu tentang skandal antara Andara dan Danu?" tanyaku pada Evan keesokan harinya.
"Setahuku, mereka pernah menjadi sepasang kekasih waktu kuliah dulu. Itu sebab aku bingung, mengapa jadi kau yang menikah dengannya, bukan Danu" ucap Evan."Jadi mereka ..." ucapku lalu terdiam."Kau dulu terlalu lama menghabiskan waktu di London, hingga tak tahu apa yang terjadi di sini. Mereka pacaran cukup lama, hingga teman-teman kampus menobatkan mereka sebagai Romeo dan Juliet. Hahaha, hidup ini benar-benar lucu" tawa Evan."Bagaimana mereka putus?" tanyaku penasaran."Hubungan mereka tak di setujui orang tua Andara. Saat itu, Danu belum bisa berdiri di kakinya sendiri, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi merantau karena patah hati" cerita Evan padaku.Galih benar-benar terpukul dengan kenyataan yang menimpa rumah tangganya. Ternyata, mereka kembali menjalin hubungan yang sempat terputus dengan berselingkuh di belakangku.Mereka berdua sangat licik. Aku tak mengerti, bagaimana bisa sebodoh ini. Harusnya aku menyelidiki terlebih dahulu sebelum pada akhirnya menikahi Andara."Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang? Menceraikan Andara?" tanya Evan."Aku tidak akan semudah itu melepaskannya dari hidupku. Mereka harus merasakan apa yang sedang ku rasa" jawabku."Seingatku, Danu juga punya seorang tunangan. Ku dengar mereka akan segera menikah" kata Evan memberi ide padaku."Tunangan, Danu. Hmmm, menarik. Kalau begitu, aku akan mengirim bukti perselingkuhan calon suaminya itu. Biar dia juga merasakan sakitnya" ucapku kembali."Kau gila, Galih. Jangan lakukan hal itu. Lebih baik, kau ceraikan dia, dan bangkit" nasehat Evan padaku."Dan membiarkan mereka berdua hidup bahagia? Tidak semudah itu, Evan" ucapku bernada sinis mengingat mereka.Sakit karena sebuah pengkhianatan telah membuatku lupa akan arti rasa belas kasihan. Mereka berdua yang memulai, dan aku hanya melanjutkan permainan saja."Cari tahu tentang Danu Alamsyah. Siapa tunangannya, dan bagaimana keluarganya. Beritahu secepatnya jika kau sudah menemukan semua detail"Aku segera memutus sambungan telepon dan kembali termenung menatap ke arah luar jendela gedung kantor. Sementara Evan, aku tahu dia bingung memilih antara memihakku atau membela sahabatnya, Danu.Akhirnya, dia memilih untuk berlalu pergi kembali ke kantornya, dan meninggalkan aku dalam kebisuan juga rasa sakit akibat pengkhianatan."Danu ... kurang apa aku selama ini membantu kehidupanmu dan juga keluarga besarmu?" ucapku menahan kegeraman dalam hatinya.***
Pikiranku melayang beberapa tahun silam. Kala itu pertama kalinya dia bertemu kembali dengan Danu, sahabatnya saat masih duduk di bangku sekolah menengah dahulu.
Aku, Evan, dan juga Danu adalah sahabat yang selalu bersama kala susah juga senang. Tidak ada satu pun yang kami rahasiakan. Namun, keputusan kedua orang tua yang meminta untuk melanjutkan kuliah di London University, membuatku harus berpisah dengan mereka."Ini demi masa depanmu, Galih. Papa menggantungkan harapan besar di pundakmu. Sebagai satu-satunya pewaris keluarga Danuredjo, kau harus belajar untuk menggantikan papa satu hari nanti" ucapnya menasehatiku."Baiklah, Pah. Galih akan menuruti semua ucapan papa dan mama, demi masa depan keluarga kita" jawabku tak ingin mengecewakan mereka.Aku memang tidak mau mengecewakan mereka. Sebagai anak tunggal, aku sadar hanya padaku mereka menggantungkan harapan. Jauh dari mereka demi sebuah cita-cita besar, tidak menjadi masalah untukku, asal mereka bahagia."Aku akan kembali bersama kalian lagi. Ku harap kalian tak melupakan persahabatan kita" ucapku memeluk satu per satu kedua sahabat yang mengantarkan kepergianku menuju Inggris."Cepatlah kembali, jangan terpikat dengan gadis bule, hahaha" canda Evan yang memang periang."Jangan lupakan kami. Tetaplah berkirim kabar" ucap Danu tersenyum.Kami berpelukan erat sekali lagi sebelum akhirnya perpisahan itu terjadi. Menyakitkan harus jauh dari mereka. Namun, aku percaya mereka tidak akan melupakanku.***
Lima tahun bukan waktu sebentar berpisah dari keluarga dan dua sahabatku. Demi mengejar cita-cita dan harapan kedua orang tuaku. Aku akhirnya kembali setelah berhasil meraih berbagai gelar dengan hasil Cumlaude.Hari-hari selanjutnya aku menggantikan papa memegang perusahaan. Sementara papa memilih untuk berlibur, demi menghabiskan waktu berdua mama.Evan kini sudah menggantikan posisi papanya sebagai Direktur muda di perusahaan mereka. Sementara Danu, nasibnya kurang beruntung. Dia hanya bekerja di sebuah perusahaan kecil dengan gaji tak seberapa.Kami berdua tahu bagaimana kondisi keluarga Danu sejak dulu. Sebagai anak tertua, dia harus membantu perekonomian keluarga dengan bekerja keras.Aku yang tidak tega melihat keadaannya menarik Danu untuk bekerja di perusahaanku. Jabatan penting ku berikan supaya dia tidak perlu pusing setiap bulannya memikirkan keuangan.Kini, setelah semua yang aku lakukan untuknya, dia berkhianay, dan menusukku dari belakang. Mengoyak kepercayaanku sebagai seorang sahabat. Merusak rumah tanggaku, berselingkuh dengan Andara, istriku."Damn ... What should i do now!" ucapku mengacak rambutku kasar."Orang yang tidak bisa berjuang mempertahankan cinta, apa masih pantas disebut pejuang?" =Khasmeera="Mas, A-aku bisa jelaskan"Ucapanku tidak ada gunanya dimata Galih suamiku, ketika dia memergoki perselingkuhan antara aku dan Danu, sahabatnya sekaligus mantan kekasihku.Entah bagaimana bisa dia mengetahui kami ada di hotel ini. Tidak ada seorang pun yang tahu tentang hubunganku dengan Danu. Termasuk orang-orang terdekat kami."Apakah Evan yang mengatakannya? tapi, bagaimana bisa?" tanyaku dalam hati."Mas, dengarkan penjelasanku dulu. Beri aku kesempatan sekali ini saja" pintaku padanya."Apa yang ingin kau jelaskan? Pergumulanmu dengan Danu di hotel itu?" tanya Galih dengan sinis padaku."Sayang, dia yang menggodaku" ucapku mencoba membela diri.Galih tidak perca
Andara hamil, dan itu bukanlah berita istimewa untukku. Karena itu bukan darah dagingku. Janin itu hasil hubungan gelap mereka.Karena kehamilan Andara sangat diharapkan oleh kedua orang tua kami berdua, maka aku membuat rencana seolah itu adalah anak kami.Aku ingin membuat mereka bahagia dengan berita kehamilan Andara. Kehadiran seorang cucu yang telah lama mereka nantikan selama tiga tahun belakangan, sebentar lagi akan menjadi kenyataan.Sengaja ku undang kedua orang tua kami untuk datang ke rumah, dan mengabarkan berita bahagia. Andara tidak tahu jika aku meminta mereka semua datang.'Mas, mengapa kau tidak bilang jika papa dan mama akan datang ke rumah?" tanyanya kecewa.'Apa pendapatmu masih ku butuhkan? Terserah aku mau mengundang mereka kapan saja. Ini rumahku,dan kau hanya menumpan
"Bodoh! itulah yang dapat ku gambarkan untuk seorang perempuan yang di butakan oleh cinta. Mereka tidak tahu, jerat dosa akan membawanya dalam kehancuran" =Khasmeera=***"Danu! Di mana kau? Aku ingin bertemu, sekarang!' ucapku meninggi pada laki-laki pengecut di ujung sambungan telepon."Sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan, Andara. Aku tidak ada urusan denganmu" ucapnya datar tanpa beban."Kau gila, Danu! Setelah apa yang kau lakukan pada rumah tanggaku dengan Galih, kini kau bilang sudah tidak ada urusan denganku lagi? Bajingan kau, Danu!" teriakku frustrasi."Membuatmu hancur memang niatku dari awal, Andara. Kau memang wanita naif atau bodoh? Aku mendekatimu hanya ingin melihat kehancuran yang telah ku buat!" ucapnya terdengar angkuh."Danu! Aku hamil, dan ini adalah benihmu!" ucapku dengan ke
"Sekali berbohong, pasti akan timbul kebohongan yang lain. Jujurlah, meski menyakitkan" =Khasmeera=***Pesta penuh senyum dan kemesraan yang berisi kepalsuan di perlihatkan Galih dan Andara. Sebagai tuan rumah yang baik, mereka harus membuat semua orang nyaman, dan melihat pernikahan mereka harmonis.Tawa canda kadang mereka buat hanya untuk menutupi kekakuan di antara mereka. Tidak ada lagi kebahagiaan di sana, yang ada kepalsuan."Kira-kira, anak yang lahir nanti berjemis kelamin perempuan atau laki-laki?" tanya salah satu kerabat Andara pada kami berdua."Apa pun jenis kelaminnya, kami terima. Yang penting ibu dan bayinya sehat. Iya kan, Sayang" ucap Galih merangkul Andara.Andara hanya mengangguk dan tersenyum, meski di paksakan. Dia tahu, Galih hanya berpura-pura bahagia menyambut kehamilan Andara. Jauh dal
"Yang di ingat hanya buruknya saja, jika kita melakukan satu kesalahan" =Khasmeera=***"Tak bisakah kau bersikap baik padaku? Setidaknya, anggaplah aku ada di rumah ini. Jangan buat seolah aku tak ada di rumah ini. Kau tahu, itu sangat menyakitkan, Galih!" Teriak Andara memohon. "Semenjak aku melihatmu bergumul dengan laki-laki yang bukan suamimu, semenjak saat itulah bagiku kau sudah mati dalam hatiku! Aku ingatkan padamu sekali lagi, jangan pernah berteriak di depanku, mengerti!" ucapnya menahan amarahnya.Dia berlalu pergi meninggalkan Andara yang masih menangis dalam kamarnya. Hatinya hancur mengingat perlakuan Galih terhadapnya. Seharusnya, mereka berdua menikmati setiap proses kehamilan Andara. Namun, kebencian Galih akan sebuah pengkhianatan m
Cantik dan ramah ...Itulah ganbaran yang terlihat ketika melihat Dokter Saujana pertama kali. Andara tidak pernah mengira, Galih memilihkan Dokter yang terkenal ramah dan terbaik di rumah sakit itu."Selamat siang Nyonya Andara. Perkenalkan, saya Dokter Andara yang akan memeriksa kondisi kesehatan Nyonya dan juga bayi" ucapnya tersenyum ramah."Terima kasih, Dokter. Senang berkenalan dengan anda" jawab Andara membalas senyum.Dokter Saujana memeriksa Andara dengan sangat teliti. Sesekali, Dokter itu mengajak Andara bicara untuk menghilangkan ketegangan yang nampak terlihat sekali di wajah Andara. Setelah pemeriksaan selesai, Andara pun kembali duduk untuk mendengarkan hasil laporannya."Dari hasil pemeriksaan, kandungan Nyonya terlihat lemah sekali. Mungkin efek morning sickness yang di alami para ibu hamil di trimester pertama, hingga asupan makanan yang masuk tida
"Sesakit inikah melihat dia yang kita cinta bagai manusia tanpa perasaan bila bersama kita?" =Khasmeera=***"Kapan rencana makan malamnya? biar aku yang mempersiapkan, dan memilihkan hotel terbaik untuk momen berharga ini"Aku tidak akan melewatkan rencana makan malam yang di gagas oleh Dokter Saujana, tunangan Danu. Mengajukan diri untuk memilihkan restoran terbaik di Jakarta."Aku tak akan melewatkan momen ketika mereka bertiga saling bertemu. Pasti akan sangat menyenangkan" ucapnya tersenyum.Galih sengaja memilih restoran bintang lima yang berada di sebuah hotel mewah bilangan selatan Jakarta. Dia ingin semua terlihat sempurna. Dengan tujuan mempermalukan Danu di depan tunangannya.***Makan malam yang di tunggu pun tiba. Andara sudah berada di restoran ini semenjak satu jam lalu bersam
"Kecewa, itu adalah hal terbesar dalam perjalanan hidup seorang Saujana" =Khasmeera=***"Saujana, dengarkan penjelasanku dulu. Jangan memutuskan hal yang belum pasti" ucap Danu sehari setelah makan malam itu."Jangan sentuh aku! lebih baik kau pikirkan bagaimana caramu bertanggung jawab atas anak yang ada dalam perut Andara" jawab Saujana muak."Bagaimana bisa kau menyimpulkan sesuatu tanpa dengar penjelasan dariku? Kau hanya dengar dari versi Andara. Beri aku kesempatan untuk menjelaskan padamu tentang hal ini" ucap Danu memohon.Saujana tidak peduli. Dia memilih untuk berlalu dari hadapan Danu, dan tidak menghiraukan panggilan laki-laki yang seharusnya menjadi suaminya kelak. Hatinya terlanjur kecewa atas pengakuan pengakuan Andara tentang bayi yang ada dalam perutnya saat ini.***"Ini adalah anak
"Sah ..."Satu tarikan napas Galih saat ijab kabul telah menyatukan hati keduanya. Saujana telah resmi menjadi istri Gilang, dan itu membuatnya bahagia.Tanpa terasa, air mata kebahagiaan bercampur kesedihan mengalir dari kedua pipinya. Bahagia, karena Galih telah mewujudkan impian dan janji mereka berdua untuk selalu bersama dalam suka duka. Terlebih, setelah mereka melewati halangan dan berbagai peristiwa yang menguji cinta.Sedih, karena sekarang dia sudah milik orang lain. Tanggung jawab kedua orang tua padanya usai sudah setelah mengantar ke gerbang pernikahan bersama lelaki pilihannya.Tangis kebahagiaan kedua keluarga tidak terbendung ketika acara sungkeman, memohon doa restu pada kedua orang tua mereka. Galih dan Saujana larut dalam tangis bahagia, berharap, rumah tangga mereka akan bahagia selamanya."Papa titip Saujana. Jaga dan sayangi dia, seperti kami menjaganya dulu. Pa
"Kami ingin mengabarkan kematian saudara Danu di selnya. Dia memotong urat nadi menggunakan ujung sendok yang secara diam-diam dia sembunyikan dan di buat runcing. Hanya surat ini yang kami temukan."Danu menempuh jalan pintas dengan memgakhiri hidupnya. Dalam surat yang dia tinggalkan, tertulis permohonan maaf atas semua perbuatan yang dia lakukan selama ini.Kematian Siena, dan kegilaan Andara adalah kesalahan terbesar yang dia perbuat. Dia merasa tidak berguna sebagai ayah dan juga suami untuk keluarga kecilnya. Seharusnya, dia bisa melindungi mereka berdua. Namun, dia justru dia penyebab semua kejadian ini."Sampaikan permintaan maafku pada Andara, istriku. Dia pantas bahagia. Katakan padanya, aku lelaki paling bodoh yang tidak bersyukur mendapatkan wanita terbaik seperti Andara."Galih dan Evan yang membaca suray wasiat Danu, sahabat mereka tidak pernah menyangka, dia mampu melakukan kebodohan seperti ini tanpa memikirkan keluarga y
Namaku Evan, hanya cameo dalam kisah rumit dua pasang suami istri yang merupakan sahabatku. Entah mengapa diri ini bisa masuk rerlalu dalam di kisah mereka. Namun, yang pasti, aku belajar arti kesetiaan. juga kejujuran dari mereka.Galih yang ku kenal sebagai pribadi yang humble, dan mempunyai rasa empati tinggi. Harus mengalami begitu banyak kejadian dalam hidupnya. Pernikahan yang awalnya terlihat bahagia, dan membuat iri semua orang, ternyata harus berakhir denga sebuah perpisahan.Miris, ketika tahu, biang kehancuran dalam rumah tangga mereka adalah sahabat kami sendiri, Danu. Dia yang selama hidupnya di bantu perekonomiannya oleh Galih, tega menusuknya dari belakang. Seorang sahabat yang ternyata kekaaig masa lalu istrinya, yang merasa teraniaya oleh sikap kedua mertua Galih.Aku yang membongkar perselingkuhan istrinya dengan sahabat kami, Danu. Hancur, itu yang dirasakan Galih. Kado ulang tahun pernikahan ketig
"Danu sudah tertangkap. Dia sudah di amankan pihak berwajib."Pesan yang Evan kirim membuat Galih bisa bernapas lega. Akhirnya, setelah sekian lama, lelaki bejat itu tertangkap juga. Sebuah kado terindah untuk dirinya juga Saujana. Terutama, Andara.Galih bergegas mengambil kunci mobil. Berpamitan dengan kedua orang tuanya. Setelah itu melajukan mobil membelah jalanan kota Jakarta.Tidak sabar rasanya ingin bertemu dengan Danu. Laki-laki yang telah membuat Andara gila karena tidak kuat menahan beban penderitaan yang menimpanya. Belum lagi peristiwa penculikan yang menimpa. Saujana, calon istrinya. Hal itu telah membuat Galih muak."Hari ini, aku tidak akan memaafkanmu. Kau harus membayar penderitaan yang Andara terima," ucapnya kesal.Panggilan telepon dari Saujana membuat Galih bingung. Dia tidak ingin Saujana mengetahui tentang berita tertangkapnya Danu. Saujana pasti akan menyuruhnya tidak bersikap kasar pada Danu.
Galih dan Saujana memutuskan kembali ke Indonesia. Mereka sudah mengetahui tentang Andara. Evan memberitahukan keadaan Andaea yang saat ini tengah di rawat di rumah sakit jiwa.Ada rasa kasihan sekaligus rasa bersalah dalam hati Galih. Seandainya saja dia tidak menyerahkan Andara begitu saja pada Danu, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.Akan tetapi, setiap peristiwa pasti ada hikmah di dalamnya. Sebuah pembelajaran baginya untuk menjadi lebih baik, dan bertanggung jawab kelak.Pernikahan Galih dengan Saujana tinggal menghitung hari. Sebelum hari bahagia itu tiba, mereka berdua ingin menemui Andara. Memaafkan segala kesalahan yang dia lakukan di masa lalu.Memaafkan diri mereka sendiri, supaya jalan masa depan yang akan mereka jalani sebentar lagi tidak akan mendapatkan halangan berarti. Mungkin, itu jauh lebih baik, daripada menyimpan dendam dan rasa sakit hati atas perbuatan Andara dan Danu dulu."Akan ada ma
"Anak adalah anugerah bagi setiap pasangan yang menikah. Kehilangan buah hati bagi seorang ibu adalah kegagalan. Meski kelak mereka akan bertemu di alam abadi." =Khasmeera=***"Tidak, jangan pendam anakku dengan tanah itu! Siena masih hidup, kalian semua akan ku tuntut karena membunuh anakku!" Teriakan dan rontaan Andara saat pemakaman Aira menjadi momen kesedihan bagi keluarga mereka untuk kesekian kalinya. Andara tidak mampu mengendalikan emosi karena kehilangan.Evan berinisiatif menjauhkan Andara dari tanah pekuburan itu, biar orang-orang bisa lebih tenang menjalankan kewajibannya untuk mengurus jenasah Siena.Sakit rasanya melihat wanita yang lemah lembut seperti Andara, harus mengalami rentetan kejadian yang telah menghancurkan hidupnya. Dan semua itu karena satu nama, Danu. Lelaki bejat yang tidak bertanggung jawab. Mengorbankan Andara hanya karena dendam."Kau
Di saat Galih dan Saujana tengah menikmati liburan. Andara justru tengah berjuang menyelamatkan Siena, Putrinya.Keadaan Siena semakin menurun, dan Dokter pun sudah menyerah. Mereka memutuskan untuk mencabut semua alat bantu pernapasan dari tubuhnya. Namun, Andara mencegahnya.Dia merasa Dokter tidak adil, dan ingin membunuh putrinya. Padahal, dari rekam medis pun diketahui, jika Siena sebenarnya sudah tidak ada.Sel kanker menyebar sangat cepat, hingga menyebabkan tubuh Siena tidak mampu lagi menahan laju pertumbuhannya. Dia masih terlalu kecil untuk bisa kuat menerima setiap kemo, hingga akhirnya dia memilih menyerah."Tidaak ..., Putriku belum mati. Jangan kalian cabut alat-alat itu dari tubuh Siena. Ku mohon, Dokter," tangis histeris Andara tidak membuat pihak rumah sakit mengabulkan permintaannya."Maafkan kami, Bu Andara. Siena sudah tidak ada. Apa ibu tidak kasihan melihat dia menderita dengan alat-alat itu? Ikh
"Seharusnya, kau tidak perlu mengatakan hal itu pada Andara, Sayang. Kasihan. Dia hanya sedang mencari perhatianmu saja," ucap Saujana di dalam mobil yang membawa mereka pergi dari rumah sakit itu."Aku hanya tak sanggup melihat tatapan kebenciannya terhadapmu, Saujana. Dia bukan siapa-siapa untukku. Sementara kau, ... Kau adalah hidup, juga masa depanku," ucap Galih padanya.Saujana menyandarkan kepalanya di bahu Galih yang sedang menyetir. Dia terharu sekaligus bahagia, karena menemukan lelaki yang tepat sebagai calon imamnya di masa depan."Terima kasih atas cinta, dan kasih sayangmu, Mas," ucapnya menahan air mata bahagia."Aku mencintaimu, Saujana ...""I love you to ..."***"Tinggalkan Galih, sebelum aku berbuat kasar padamu, Saujana! Kau ular! Mengambil kesempatan, dan merebut dia dariku," teriak Andara yang menerobos masuk ke dalam ruang pra
Rasanya, belum sempat Saujana dan Galih menghirup udara bebas akibat ulah Danu. Sekarang, cinta mereka kembali harus di uji dengan hadirnya Andara.Andara yang kecewa karena Danu, melampiaskannya dengan berusaha merebut Galih dari sisi Saujana. Dia iri dengan kebahagiaan mantan suami dan juga mantan kekasih suaminya, Danu, yang selalu dipenuhi kebahagiaan.Dulu, dia yang mendapatkan limpahan kasih sayang itu dari Galih. Namun, akibat perselingkuhan yang Andara lakukan, semua itu hilang dalam sekejap mata. Mereka yang dulu mencintai, dan menyayanginya, berubah menjadi benci.Semua karena Saujana, yang telah merebut kebahagiaan itu darinya. Dia tidak menyadari, dirinyalah yang membuat mereka yang dulu meyayangi berbalik membencinya. Hidup bagai seorang Ratu, dia tinggalkan, dan memilih hidup jadi rakyat jelata."Aku akan membuat Galih jatuh cinta kembali. Takkan ku biarkan Saujana menikah dengannya. Ha