***
"Danu! Di mana kau? Aku ingin bertemu, sekarang!' ucapku meninggi pada laki-laki pengecut di ujung sambungan telepon.
"Sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan, Andara. Aku tidak ada urusan denganmu" ucapnya datar tanpa beban."Kau gila, Danu! Setelah apa yang kau lakukan pada rumah tanggaku dengan Galih, kini kau bilang sudah tidak ada urusan denganku lagi? Bajingan kau, Danu!" teriakku frustrasi."Membuatmu hancur memang niatku dari awal, Andara. Kau memang wanita naif atau bodoh? Aku mendekatimu hanya ingin melihat kehancuran yang telah ku buat!" ucapnya terdengar angkuh."Danu! Aku hamil, dan ini adalah benihmu!" ucapku dengan kesal."Hahaha, anakku kau bilang? Kau kan punya suami, kenapa justru kau bilang itu anakku? sudah gila otakmu, Andara!" ucapnya memgejekku dari ujung sambungan telepon."Danu! Kau yang membuatku berada dalam situasi sulit seperti ini. Temui aku!" teriakku histeris di dalam kamar.Beruntung, Galih membuat kamar ini kedap suara, jadi mereka yang di luar sana tidak akan bisa mendengarkan apa pun saat kami melakukan aktifitas sebagai suami istri.Danu menutup sambungan telepon secara sepihak. Dia sudah membuatku kecewa, dan terluka. Bagaiman bisa aku jalani hari dengan kehamilan ini. Sedangkan Galih tidak peduli akan kehamilan ini.Aku bagai makan buah simalakama. Apa yang harus ku lakukan sekarang, aku pun tidak tahu. Terlebih, kedua orang tua kami audah terlanjur mengetahui kehamilanku. Ini semua karena Galih yang sengaja memberitahukan pada mereka dengan alasan anniversary tiga tahun pernikahan kami."Apa yang harus ku lakukan sekarang. Jika aku tetap bertahan bersama Galih, dia pasti akan terus menyiksaku dengan sikapnya. Tapi, jika aku pergi, apa kata orang tuaku nanti? Galih pasti tidak akan membuat tenang hidupku"Andara terus berpikir hingga dia memutuskan untuk menenangkan pikirannya terlebih dahulu dengan tidur. Meski Galih tidak mengharapkan kehadiran bayi ini, setidaknya orang tua mereka percaya bahwa ini adalah cucunya."Semoga saat ku bangun esok, akan ada secercah harapan" doa Andara menjelang tidurnya.***
"Danu! Aku hamil, dan ini adalah benihmu!"
Ucapan Andara di ujung telepon tadi terus terngiang dalam telingaku. Entahlah, apa aku harus percaya, atau tidak dengan berita itu. Tapi yang pasti, aku panik."Jika memang benar itu benihku, bagaimana aku harus menjelaskan hal ini pada orang tua dan tunanganku? Aah sial, kenapa aku bodoh sekali. Rencana awalku hanya ingin mempermalukan keluarga Andara" ucap Danu meremas rambutnya kasar.Danu terlihat bingung, dan merutuki lebodohannya. Hanya penyesalan yang ada dalam pikirannya kini. Persahabatannya dengan Galih pun harus berakhir karena dendam dan cemburu.Danu merasa tidak rela melihat mantan kekasihnya pada akhirnya bersanding dengan sahabatnya sendiri. Seharusnya dia bahagia melihatnya. Tapi, melihat senyum mengejek kedua orang tua Andara saat dia datang ke pernikahan putrinya, membuat dendamnya semakin menjadi.Dia berpikir, seharusnya tidak usah datang di pernikahan mereka jika untuk di permalukan. Rasa tidak enak pada Galih yang membuatnya memutuskan datang. Dia yang selama ini selalu menolongnya dan membantu untuk bangkit hingga menjadi Danu yang berbeda, dan tidak di pandang sebelah mata oleh siapa pun.Entah apa yang akan Galih lakukan padanya nanti. Terlebih setelah dia tahu Andara, istrinya sedang hamil anaknya. Danu tahu siapa sahabatnya. Dia akan menghancurkan siapa pun orang yang berusaha merebut miliknya."Mengapa aku sangat bodoh sekali, tidak memikirkan hal ini sebelumnya" ucapnya penuh kekhawatiran.***
"Gugurkan janin itu! Aku tidak mau ada dia di antara kita!" ucap Danu tanpa memikirkan perasaan Andara.
"Kau gila! Aku tidak akan pernah mau menggugurkan janin dalam perutku ini. Dia bisa menyelamatkan aku dari perceraian," jawab Andara menolak.
"Kau yang gila, Andara! Bagaimana jika Galih mengetahui kehamilanmu? Dia bisa membunuhku!" teriak Danu pada Andara.
"Dia sudah mengetahuinya, tapi tetap berpura-pura tidak tahu. Justru Galih merasa bahagia dengan kehamilanku ini," katanya lagi.
"Kau jangan bohong, Andara. Aku bisa melihat kesedihan saat kau mengucapkan hal itu. Lebih baik kau gugurkan dan selamatkan pernikahanmu dengan Galih," saran Danu pada Andara.
"Sekali lagi aku katakan padamu, Danu. Aku tidak akan pernah mau menggugurkan janin ini! Aku bisa menghidupi bayi ini meski tanpamu," jawab Andara sinis.
"Jangan membuatku marah dengan kelakuanmu Andara! Ingat, Galih itu sahabatku. Dia yang sudah mengangkat derajatku," kata Danu dengan nada tinggi.
"Dan kau sudah mengkhianati sahabatmu sendiri dengan menodaiku, Danu. Lalu apa bedanya sekarang dan nanti jika pada akhirnya aku pun akan ditinggalkan oleh Galih?" jawabnya lirih.
"Turuti kataku dan kita berpisah saja Andara," katanya lagi.
***
Andara tidak habis pikir dengan ucapan Danu yang seolah tidak peduli akan dirinya. Padahal dia tahu, ini adalah darah dagingnya juga. Mengapa dia tega menyuruhnya menggugurkan kandungannya.
"Ternyata kau masih sama seperti dulu, Danu. Pengecut! Kau sengaja melakukan ini untuk satu alasan,'kan?" katanya dengan nada tinggi.
"Aku tidak mengerti maksud perkataanmu, Andara," jawab Danu pura-pura.
"Jangan kau pikir aku tidak tahu rencanamu. Kau sengaja mendekati dan membuatku jatuh cinta lagi padamu untuk satu alasan ... Balas dendam pada keluargaku karena penghinaan mereka dulu," ucapnya mengangetkan Danu.
"Kau jangan asal bicara, Andara. Menuduh tanpa bukti, itu sama saja pencemaran nama baikku," jawabnya.
"Sudahlah, Danu. Tidak perlu berpura-pura seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa. Aku lebih tahu dirimu dibandingkan Galih--suamiku," ucap Andara sinis.
"Lebih baik kita sudahi saja pertemuan ini. Sekali lagi iu bilang, gugurkan janin itu sebelum kau menyesalinya, Andara," kata Danu setengah mengancamnya.
"Untuk terakhir kalinya ku katakan, aku tidak akan pernah menggugutkN janin ini. Kau boleh pergi jika memang tidak mau bertanggung jawab. Lagipula, aku bisa mengakui ini sebagai anak Galih," jawab Andara tenang.
"Terserah kau saja, Andara. Aku tidak mau terlibat dalam permainanmu. Lebih baik aku pergi sekarang," ucapnya berlalu dari hadapan Andara.
Seharusnya, pertemuan mereka berkahir bahagia seperti keinginan Andara. Namun, ternyata Danu masih tetap tidak mau mengakui anak dalam perutnya dan malah meminta dia menggugurkan janin buah cinta mereka.
Entah apa yang akan terjadi sekarang pada diri Andara. Yang pasti, Galih pun akan menceraikannya suatu hari nanti. Saat ini mereka masih berpura-pura bahagia atas kehamilan Andara.
"Ya Tuhan, apa yang harus ku lakukan sekarang. Danu yang ku pikir mau bertanggung jawab, ternyata terlalu pengecut untuk mengakui bahwa ini adalah anaknya," ucap Andara bingung.
"Sekali berbohong, pasti akan timbul kebohongan yang lain. Jujurlah, meski menyakitkan" =Khasmeera=***Pesta penuh senyum dan kemesraan yang berisi kepalsuan di perlihatkan Galih dan Andara. Sebagai tuan rumah yang baik, mereka harus membuat semua orang nyaman, dan melihat pernikahan mereka harmonis.Tawa canda kadang mereka buat hanya untuk menutupi kekakuan di antara mereka. Tidak ada lagi kebahagiaan di sana, yang ada kepalsuan."Kira-kira, anak yang lahir nanti berjemis kelamin perempuan atau laki-laki?" tanya salah satu kerabat Andara pada kami berdua."Apa pun jenis kelaminnya, kami terima. Yang penting ibu dan bayinya sehat. Iya kan, Sayang" ucap Galih merangkul Andara.Andara hanya mengangguk dan tersenyum, meski di paksakan. Dia tahu, Galih hanya berpura-pura bahagia menyambut kehamilan Andara. Jauh dal
"Yang di ingat hanya buruknya saja, jika kita melakukan satu kesalahan" =Khasmeera=***"Tak bisakah kau bersikap baik padaku? Setidaknya, anggaplah aku ada di rumah ini. Jangan buat seolah aku tak ada di rumah ini. Kau tahu, itu sangat menyakitkan, Galih!" Teriak Andara memohon. "Semenjak aku melihatmu bergumul dengan laki-laki yang bukan suamimu, semenjak saat itulah bagiku kau sudah mati dalam hatiku! Aku ingatkan padamu sekali lagi, jangan pernah berteriak di depanku, mengerti!" ucapnya menahan amarahnya.Dia berlalu pergi meninggalkan Andara yang masih menangis dalam kamarnya. Hatinya hancur mengingat perlakuan Galih terhadapnya. Seharusnya, mereka berdua menikmati setiap proses kehamilan Andara. Namun, kebencian Galih akan sebuah pengkhianatan m
Cantik dan ramah ...Itulah ganbaran yang terlihat ketika melihat Dokter Saujana pertama kali. Andara tidak pernah mengira, Galih memilihkan Dokter yang terkenal ramah dan terbaik di rumah sakit itu."Selamat siang Nyonya Andara. Perkenalkan, saya Dokter Andara yang akan memeriksa kondisi kesehatan Nyonya dan juga bayi" ucapnya tersenyum ramah."Terima kasih, Dokter. Senang berkenalan dengan anda" jawab Andara membalas senyum.Dokter Saujana memeriksa Andara dengan sangat teliti. Sesekali, Dokter itu mengajak Andara bicara untuk menghilangkan ketegangan yang nampak terlihat sekali di wajah Andara. Setelah pemeriksaan selesai, Andara pun kembali duduk untuk mendengarkan hasil laporannya."Dari hasil pemeriksaan, kandungan Nyonya terlihat lemah sekali. Mungkin efek morning sickness yang di alami para ibu hamil di trimester pertama, hingga asupan makanan yang masuk tida
"Sesakit inikah melihat dia yang kita cinta bagai manusia tanpa perasaan bila bersama kita?" =Khasmeera=***"Kapan rencana makan malamnya? biar aku yang mempersiapkan, dan memilihkan hotel terbaik untuk momen berharga ini"Aku tidak akan melewatkan rencana makan malam yang di gagas oleh Dokter Saujana, tunangan Danu. Mengajukan diri untuk memilihkan restoran terbaik di Jakarta."Aku tak akan melewatkan momen ketika mereka bertiga saling bertemu. Pasti akan sangat menyenangkan" ucapnya tersenyum.Galih sengaja memilih restoran bintang lima yang berada di sebuah hotel mewah bilangan selatan Jakarta. Dia ingin semua terlihat sempurna. Dengan tujuan mempermalukan Danu di depan tunangannya.***Makan malam yang di tunggu pun tiba. Andara sudah berada di restoran ini semenjak satu jam lalu bersam
"Kecewa, itu adalah hal terbesar dalam perjalanan hidup seorang Saujana" =Khasmeera=***"Saujana, dengarkan penjelasanku dulu. Jangan memutuskan hal yang belum pasti" ucap Danu sehari setelah makan malam itu."Jangan sentuh aku! lebih baik kau pikirkan bagaimana caramu bertanggung jawab atas anak yang ada dalam perut Andara" jawab Saujana muak."Bagaimana bisa kau menyimpulkan sesuatu tanpa dengar penjelasan dariku? Kau hanya dengar dari versi Andara. Beri aku kesempatan untuk menjelaskan padamu tentang hal ini" ucap Danu memohon.Saujana tidak peduli. Dia memilih untuk berlalu dari hadapan Danu, dan tidak menghiraukan panggilan laki-laki yang seharusnya menjadi suaminya kelak. Hatinya terlanjur kecewa atas pengakuan pengakuan Andara tentang bayi yang ada dalam perutnya saat ini.***"Ini adalah anak
"Pernikahan ini berakhir ketika anak itu lahir. Kau bebas memilih jalan hidupmu" =Gilang=***Pada akhirnya, kedua orang tua mereka pun mengetahui segalanya. Tidak terbayang betapa hancurnya mereka. Terutama orang tua Andara.Kedua orang tua Andara tidak mampu menyembunyikan rasa malu pada keluarga Galih. Mereka tidak pernah menyangka putrinya bisa melakukan hal serendah itu. Dengan mengakui bayi dalam kandungannya adalah anak Galih saja itu sebuah aib, ditambah lahi dengan kejadian ini."Ini benar-benar gila, Andara! Apa kau tidak berpikir konsekuensi akibat perbuatan bodohmu?" tanya sang ayah murka.Sementara waktu, Andara tinggal di kediaman mereka. Galih sudah tidak mau lagi melihat Andara di rumah mereka. Rasanya terlalu sakit membayangkan istri yang selama ini terlihat sempurna, ternyata berkhianat."Mengapa kau bodoh sekali, And
"Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Tinggal bagaimana kita melakoni, pertemuan dan perpisahan bagaimana yang ingin kita lalui" =Khasmeera====Akhirnya, perpisahan itu terjadi, setelah Andara melahirkan seorang bayi perempuan. Seharusnya, kelahiran bayi itu membuat Andara bahagia. Namun, dia justru meratapi nasib buruknya karena kelahiran itu.Galih benar-benar tidak peduli akan berita kelahiran yang dia terima dari mertuanya. Mengirimkan sebuah foto, berharap dia akan luluh, dan membatalkan rencana perceraiannya."Kelahiran bayi itu tidak akan mengubah keputusanku, Andara. Nikmati saja kebahagian kalian karena sudah mendapatkan seorang cucu, meski bukan darah dagingku" katanya dengan nada sinis melalui sambungan telepon.Kedua orang tuanya hanya bisa memandang Galih--putranya dengan perasaan yang tidak bisa diungkapkan. Sisi lain mereka bahagia mendengar kelahiran bayi yang seharusnya menjadi cucu mereka. Namun, di
"Sebaiknya kalian segera meresmikan hubungan demi menjaga nama baik kedua keluarga, dan juga nasib anak kalian" ucap papa ketika Danu dihadirkan dalam rapat keluarga besar Andara.Danu hanya membisu mendengar perkataan orang tua Andara. Dia tidak pernah menyangka akan berada dalam posisi sulit ini, dan itu karena kebodohannya.Niatnya mempermalukan keluarga Andara, kini justru berbalik padanya. Keluarganya ikut merasakan imbas akibat peristiwa ini. Rencana pernikahannya dengan Saujana pun gagal.Saujana kini membenci dirinya. Dia memilih meninggalkan Indonesia karena tidak sanggup menahan beban akibat gagalnya pernikahan mereka.Kini, dia dituntut harus menikahi Andara, demi bayi yang baru saja dia lahirkan. Keluarga mereka tidak mau nama yang tercantum di akta kelahiran cucunya hanya nama Andara."Danu, kenapa kau diam? Apa kau tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatanm
"Sah ..."Satu tarikan napas Galih saat ijab kabul telah menyatukan hati keduanya. Saujana telah resmi menjadi istri Gilang, dan itu membuatnya bahagia.Tanpa terasa, air mata kebahagiaan bercampur kesedihan mengalir dari kedua pipinya. Bahagia, karena Galih telah mewujudkan impian dan janji mereka berdua untuk selalu bersama dalam suka duka. Terlebih, setelah mereka melewati halangan dan berbagai peristiwa yang menguji cinta.Sedih, karena sekarang dia sudah milik orang lain. Tanggung jawab kedua orang tua padanya usai sudah setelah mengantar ke gerbang pernikahan bersama lelaki pilihannya.Tangis kebahagiaan kedua keluarga tidak terbendung ketika acara sungkeman, memohon doa restu pada kedua orang tua mereka. Galih dan Saujana larut dalam tangis bahagia, berharap, rumah tangga mereka akan bahagia selamanya."Papa titip Saujana. Jaga dan sayangi dia, seperti kami menjaganya dulu. Pa
"Kami ingin mengabarkan kematian saudara Danu di selnya. Dia memotong urat nadi menggunakan ujung sendok yang secara diam-diam dia sembunyikan dan di buat runcing. Hanya surat ini yang kami temukan."Danu menempuh jalan pintas dengan memgakhiri hidupnya. Dalam surat yang dia tinggalkan, tertulis permohonan maaf atas semua perbuatan yang dia lakukan selama ini.Kematian Siena, dan kegilaan Andara adalah kesalahan terbesar yang dia perbuat. Dia merasa tidak berguna sebagai ayah dan juga suami untuk keluarga kecilnya. Seharusnya, dia bisa melindungi mereka berdua. Namun, dia justru dia penyebab semua kejadian ini."Sampaikan permintaan maafku pada Andara, istriku. Dia pantas bahagia. Katakan padanya, aku lelaki paling bodoh yang tidak bersyukur mendapatkan wanita terbaik seperti Andara."Galih dan Evan yang membaca suray wasiat Danu, sahabat mereka tidak pernah menyangka, dia mampu melakukan kebodohan seperti ini tanpa memikirkan keluarga y
Namaku Evan, hanya cameo dalam kisah rumit dua pasang suami istri yang merupakan sahabatku. Entah mengapa diri ini bisa masuk rerlalu dalam di kisah mereka. Namun, yang pasti, aku belajar arti kesetiaan. juga kejujuran dari mereka.Galih yang ku kenal sebagai pribadi yang humble, dan mempunyai rasa empati tinggi. Harus mengalami begitu banyak kejadian dalam hidupnya. Pernikahan yang awalnya terlihat bahagia, dan membuat iri semua orang, ternyata harus berakhir denga sebuah perpisahan.Miris, ketika tahu, biang kehancuran dalam rumah tangga mereka adalah sahabat kami sendiri, Danu. Dia yang selama hidupnya di bantu perekonomiannya oleh Galih, tega menusuknya dari belakang. Seorang sahabat yang ternyata kekaaig masa lalu istrinya, yang merasa teraniaya oleh sikap kedua mertua Galih.Aku yang membongkar perselingkuhan istrinya dengan sahabat kami, Danu. Hancur, itu yang dirasakan Galih. Kado ulang tahun pernikahan ketig
"Danu sudah tertangkap. Dia sudah di amankan pihak berwajib."Pesan yang Evan kirim membuat Galih bisa bernapas lega. Akhirnya, setelah sekian lama, lelaki bejat itu tertangkap juga. Sebuah kado terindah untuk dirinya juga Saujana. Terutama, Andara.Galih bergegas mengambil kunci mobil. Berpamitan dengan kedua orang tuanya. Setelah itu melajukan mobil membelah jalanan kota Jakarta.Tidak sabar rasanya ingin bertemu dengan Danu. Laki-laki yang telah membuat Andara gila karena tidak kuat menahan beban penderitaan yang menimpanya. Belum lagi peristiwa penculikan yang menimpa. Saujana, calon istrinya. Hal itu telah membuat Galih muak."Hari ini, aku tidak akan memaafkanmu. Kau harus membayar penderitaan yang Andara terima," ucapnya kesal.Panggilan telepon dari Saujana membuat Galih bingung. Dia tidak ingin Saujana mengetahui tentang berita tertangkapnya Danu. Saujana pasti akan menyuruhnya tidak bersikap kasar pada Danu.
Galih dan Saujana memutuskan kembali ke Indonesia. Mereka sudah mengetahui tentang Andara. Evan memberitahukan keadaan Andaea yang saat ini tengah di rawat di rumah sakit jiwa.Ada rasa kasihan sekaligus rasa bersalah dalam hati Galih. Seandainya saja dia tidak menyerahkan Andara begitu saja pada Danu, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.Akan tetapi, setiap peristiwa pasti ada hikmah di dalamnya. Sebuah pembelajaran baginya untuk menjadi lebih baik, dan bertanggung jawab kelak.Pernikahan Galih dengan Saujana tinggal menghitung hari. Sebelum hari bahagia itu tiba, mereka berdua ingin menemui Andara. Memaafkan segala kesalahan yang dia lakukan di masa lalu.Memaafkan diri mereka sendiri, supaya jalan masa depan yang akan mereka jalani sebentar lagi tidak akan mendapatkan halangan berarti. Mungkin, itu jauh lebih baik, daripada menyimpan dendam dan rasa sakit hati atas perbuatan Andara dan Danu dulu."Akan ada ma
"Anak adalah anugerah bagi setiap pasangan yang menikah. Kehilangan buah hati bagi seorang ibu adalah kegagalan. Meski kelak mereka akan bertemu di alam abadi." =Khasmeera=***"Tidak, jangan pendam anakku dengan tanah itu! Siena masih hidup, kalian semua akan ku tuntut karena membunuh anakku!" Teriakan dan rontaan Andara saat pemakaman Aira menjadi momen kesedihan bagi keluarga mereka untuk kesekian kalinya. Andara tidak mampu mengendalikan emosi karena kehilangan.Evan berinisiatif menjauhkan Andara dari tanah pekuburan itu, biar orang-orang bisa lebih tenang menjalankan kewajibannya untuk mengurus jenasah Siena.Sakit rasanya melihat wanita yang lemah lembut seperti Andara, harus mengalami rentetan kejadian yang telah menghancurkan hidupnya. Dan semua itu karena satu nama, Danu. Lelaki bejat yang tidak bertanggung jawab. Mengorbankan Andara hanya karena dendam."Kau
Di saat Galih dan Saujana tengah menikmati liburan. Andara justru tengah berjuang menyelamatkan Siena, Putrinya.Keadaan Siena semakin menurun, dan Dokter pun sudah menyerah. Mereka memutuskan untuk mencabut semua alat bantu pernapasan dari tubuhnya. Namun, Andara mencegahnya.Dia merasa Dokter tidak adil, dan ingin membunuh putrinya. Padahal, dari rekam medis pun diketahui, jika Siena sebenarnya sudah tidak ada.Sel kanker menyebar sangat cepat, hingga menyebabkan tubuh Siena tidak mampu lagi menahan laju pertumbuhannya. Dia masih terlalu kecil untuk bisa kuat menerima setiap kemo, hingga akhirnya dia memilih menyerah."Tidaak ..., Putriku belum mati. Jangan kalian cabut alat-alat itu dari tubuh Siena. Ku mohon, Dokter," tangis histeris Andara tidak membuat pihak rumah sakit mengabulkan permintaannya."Maafkan kami, Bu Andara. Siena sudah tidak ada. Apa ibu tidak kasihan melihat dia menderita dengan alat-alat itu? Ikh
"Seharusnya, kau tidak perlu mengatakan hal itu pada Andara, Sayang. Kasihan. Dia hanya sedang mencari perhatianmu saja," ucap Saujana di dalam mobil yang membawa mereka pergi dari rumah sakit itu."Aku hanya tak sanggup melihat tatapan kebenciannya terhadapmu, Saujana. Dia bukan siapa-siapa untukku. Sementara kau, ... Kau adalah hidup, juga masa depanku," ucap Galih padanya.Saujana menyandarkan kepalanya di bahu Galih yang sedang menyetir. Dia terharu sekaligus bahagia, karena menemukan lelaki yang tepat sebagai calon imamnya di masa depan."Terima kasih atas cinta, dan kasih sayangmu, Mas," ucapnya menahan air mata bahagia."Aku mencintaimu, Saujana ...""I love you to ..."***"Tinggalkan Galih, sebelum aku berbuat kasar padamu, Saujana! Kau ular! Mengambil kesempatan, dan merebut dia dariku," teriak Andara yang menerobos masuk ke dalam ruang pra
Rasanya, belum sempat Saujana dan Galih menghirup udara bebas akibat ulah Danu. Sekarang, cinta mereka kembali harus di uji dengan hadirnya Andara.Andara yang kecewa karena Danu, melampiaskannya dengan berusaha merebut Galih dari sisi Saujana. Dia iri dengan kebahagiaan mantan suami dan juga mantan kekasih suaminya, Danu, yang selalu dipenuhi kebahagiaan.Dulu, dia yang mendapatkan limpahan kasih sayang itu dari Galih. Namun, akibat perselingkuhan yang Andara lakukan, semua itu hilang dalam sekejap mata. Mereka yang dulu mencintai, dan menyayanginya, berubah menjadi benci.Semua karena Saujana, yang telah merebut kebahagiaan itu darinya. Dia tidak menyadari, dirinyalah yang membuat mereka yang dulu meyayangi berbalik membencinya. Hidup bagai seorang Ratu, dia tinggalkan, dan memilih hidup jadi rakyat jelata."Aku akan membuat Galih jatuh cinta kembali. Takkan ku biarkan Saujana menikah dengannya. Ha