"Mas, A-aku bisa jelaskan"
Ucapanku tidak ada gunanya dimata Galih suamiku, ketika dia memergoki perselingkuhan antara aku dan Danu, sahabatnya sekaligus mantan kekasihku.Entah bagaimana bisa dia mengetahui kami ada di hotel ini. Tidak ada seorang pun yang tahu tentang hubunganku dengan Danu. Termasuk orang-orang terdekat kami."Apakah Evan yang mengatakannya? tapi, bagaimana bisa?" tanyaku dalam hati."Mas, dengarkan penjelasanku dulu. Beri aku kesempatan sekali ini saja" pintaku padanya."Apa yang ingin kau jelaskan? Pergumulanmu dengan Danu di hotel itu?" tanya Galih dengan sinis padaku."Sayang, dia yang menggodaku" ucapku mencoba membela diri.Galih tidak percaya, bahkan dia memerintahkan salah satu asisten rumah tangga kami untuk memindahkan semua barang-barangnya ke kamar tamu.Aku takut, bagaimana jika kedua orang tua kami mengetahui hal ini. Bisa-bisa aku kehilangan segala kemewahan ini. Bodohnya diriku yang tidak bisa menahan diri untuk bertemu Danu."Aku tak akan membiarkan ini terjadi" kataku mencoba mencari jalan keluar.***
Danu, dia adalah mantan pacarku dahulu. Kami memang berniat untuk menikah. Namun, kedua orang tuaku tidak menyetujui hubungan ini karena masalah ekonomi.Danu hanya orang biasa. Bapaknya hanya seorang pegawai honorer sekolah negeri di kota J. Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang setia menemanu suami dan empat anaknya.Danu bisa kuliah karena bea siswa yang dia dapatkan dari sekolah dulu. Oleh karena itu dia benar-benar fokus kuliah demi bisa mengejar cita-citanya.Setelah kuliahnya selesai, ku pikir dia akan mendapatkan pekerjaan yang layak, dan bisa membuatku bangga di depan kedua orang tuaku kelak.Namun, tidak adanya koneksi bagus membuat dia harus rela menjadi pegawai biasa dengan gajo pas-pasan.
"Mau di kasih makan apa anak gadisku! berani sekali kau melamarnya? Sudah merasa hebat?" sindir kedua orang tuaku di depan Danu."Papa, jangan berkata seperti itu. Aku mohon, restui kami" kataku memohon, tapi tak di gubris.Hubungan kami pun berakhir dengan perpisahan yang menyakitkan. Danu memilih menyerah, dan meninggalkan aku."Maafkan aku. Yang di katakan orang tuamu benar. Aku tak akan bisa membahagiakanmu dengan pekerjaanku yang biasa saja. Kita sudahi sampai di sini, Andara" ucapnya padaku."Jadi kau tak mau berjuang mempertahankan hubungan ini? Kau memilih menyerah? Lalu apa arti pengorbananku selama ini!" ucapku dengan nada tinggi padanya."Kau akan bahagia jika tidak bersamaku, Andara! Aku ini hanya laki-laki miskin. Carilah pengganti yang sesuai dengan pilihan orang tuamu. Maafkan aku" ucapnya berlalu pergi."Kau kejam, Danu!" teriakku menahan sesak di dada.***
Semenjak saat itu, kami berdua tidak pernah bertemu. Dia menghilang tanpa jejak. Bahkan kedua orang tuanya tidak mengetahuo dia ada di mana. Dia hanya bilang mau mencari pengalaman baru di kota lain.
Bertahun-tahun aku mencoba melupakannya, hingga akhirnya papa menjodohkan aku dengan anak sahabatnya. Mulanya aku tidak setuju dengan perjodohan ini. Namun, aku tidak berdaya, karena papa mengancam akan mengeluarkan namaku dari daftar ahli warisnya jika aku menolak.Akhirnya aku menyerah.
Aku berusaha menerima Galih Karena kegigihannya, aku pun mulai mencintainya, lalu kami pun menikah. Pernikahan dua keluarga yang di dasari oleh bisnis, tapi aku berusaha menerimanya.Tiga tahun pernikahan, kami belum juga di karunia seorang anak. Aku bosan mendengar celotehan mama mertua yang selalu menyindirku masalah anak. Beruntung, Galih tidak mempermasalahkan semua, dan tetap meyakini bahwa kami pasti akan mendapatkan seorang anak.Suatu hari, Galih mengajakku makan malam. Dia mengatakan akan memperkenalkan diriku pada dua sahabatnya waktu sekolah menengah dahulu. Mereka bukan hanya sekedar sahabat, melainkan sudah seperti saudara bagi Galih. Betapa terkejutnya aku melihat kedua sahabat yang suamiku maksud. Dua lelaki yang sama tampannya dengan suamiku, berdiri dengan angkuh menatap ke arahku. Mereka adalah Danu dan Evan.Aku tidak pernah tahu jika mereka berdua adalah sahabat Galih. Selama aku dan Danu menjalin hubungan dulu, dia tidak pernah sekalipun membahas soal Galih.
Yang aku tahu, hanya Evan sahabatnya. Dia memang satu kampus dengan kami berdua dulu. Jujur, aku sangat gugup, atau lebih tepatnya takut, melihat Danu berada di antara Evan juga Galih.
Aku sangat gugup ketika Galih memperkenalkan mereka padaku. Namun, mereka berdua bersikap seolah tidak mengenal diriku, demi menjaga nama baik semuanya."Mengapa dia harus datang lagi dalam kehidupanku?" tanyaku dalam hati.***
Tidak ku sangka, ternyata Danu masih menyimpan rasa cinta untukku dalam hatinya. Semenjak pertemuan di pesta itu, kami semakin sering berkomunikasi. Bahkan, tidak jarang aku sengaja ikut menemani Galih jika mereka sedang berkumpul.
Getaran itu ternyata masih ada. Danu tanpa malu selalu mengirimkan pesan-pesan bernada mesra padamu. Bahkan, secara diam-diam, kami sering bertemu. Tentu saja itu tanpa sepengetahuan Galih, suamiku.
Kami bagai mengenang masa lalu, saat masih bersama dahulu. Aku seperti melupakan betapa pengecutnya Danu saat meninggalkan aku kala itu.Dia benar-benar berubah menjadi Danu yang bisa membuatku terpesona, dan melupakan segalanya, termasuk suamiku."Maafkan kesalahanku dahulu karena pergi begitu saja darimu. Aku merasa tertekan karena hinaan itu, hingga membuatku bertekad untuk berubah menjadi lebih baik," ucapnya sambil menggenggam tanganku.
"Lupakan saja. Itu sudah berlalu. Aku sudah melupakan kejadian itu. Yang penting, kini aku bisa bersamamu kembali," jawabku tersenyum.
"Lalu, bagaimana jika Galih mengetahui hubungan kita,? Apa kau siap menanggung resikonya?" tanya Danu khawatir.
"Ku harap dia tidak tahu. Karena itu akan sangat menyakitkan untuknya. Sudahlah, jangan bahas Galih jika kita sedang bersama," kataku merajuk.
Kami pun melupakan ketakutan itu, dan berusaha baik-baik saja. Sampai akhirnya, Galih memergoki kami dalam kamar hotel itu. Aku baru menyadarinya selama ini Danu sengaja melakukan itu.
Sakit hati karena pernah di hina oleh orang tuaku dulu, membuat dia berubah dan ingin membalaskan dendamnya dengan menghancurkan pernikahanku dengan Galih.Kini, aku bingung, Dari hubungan terlarang yang sering kami lakukan, telah tumbuh benih dalam rahimku. Aku tidak tahu, apakah ini anak Galih atau anak Danu.Galih tidak mengakui anak dalam rahimku. Tapi dia tidak akan menceraikan aku. Sebaliknya, dia akan membuatku menderita karena perbuatanku yang telah membohonginya."Anggap saja anak itu sebagai kado pernikahan kita yang ketiga. Biar kedua orang tua kita bahagia, pada akhirnya bisa mendapatkan cucu" katanya saat itu padaku."Ceraikan aku, Galih! Aku tak mau membohongi mereka" teriakku padanya."Dan membuatmu bersama Danu? Simpan mimpimu, Andara. Karena mulai hari ini, hidupmu bagai di neraka" ucapnya menatapku sinis.Andara hamil, dan itu bukanlah berita istimewa untukku. Karena itu bukan darah dagingku. Janin itu hasil hubungan gelap mereka.Karena kehamilan Andara sangat diharapkan oleh kedua orang tua kami berdua, maka aku membuat rencana seolah itu adalah anak kami.Aku ingin membuat mereka bahagia dengan berita kehamilan Andara. Kehadiran seorang cucu yang telah lama mereka nantikan selama tiga tahun belakangan, sebentar lagi akan menjadi kenyataan.Sengaja ku undang kedua orang tua kami untuk datang ke rumah, dan mengabarkan berita bahagia. Andara tidak tahu jika aku meminta mereka semua datang.'Mas, mengapa kau tidak bilang jika papa dan mama akan datang ke rumah?" tanyanya kecewa.'Apa pendapatmu masih ku butuhkan? Terserah aku mau mengundang mereka kapan saja. Ini rumahku,dan kau hanya menumpan
"Bodoh! itulah yang dapat ku gambarkan untuk seorang perempuan yang di butakan oleh cinta. Mereka tidak tahu, jerat dosa akan membawanya dalam kehancuran" =Khasmeera=***"Danu! Di mana kau? Aku ingin bertemu, sekarang!' ucapku meninggi pada laki-laki pengecut di ujung sambungan telepon."Sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan, Andara. Aku tidak ada urusan denganmu" ucapnya datar tanpa beban."Kau gila, Danu! Setelah apa yang kau lakukan pada rumah tanggaku dengan Galih, kini kau bilang sudah tidak ada urusan denganku lagi? Bajingan kau, Danu!" teriakku frustrasi."Membuatmu hancur memang niatku dari awal, Andara. Kau memang wanita naif atau bodoh? Aku mendekatimu hanya ingin melihat kehancuran yang telah ku buat!" ucapnya terdengar angkuh."Danu! Aku hamil, dan ini adalah benihmu!" ucapku dengan ke
"Sekali berbohong, pasti akan timbul kebohongan yang lain. Jujurlah, meski menyakitkan" =Khasmeera=***Pesta penuh senyum dan kemesraan yang berisi kepalsuan di perlihatkan Galih dan Andara. Sebagai tuan rumah yang baik, mereka harus membuat semua orang nyaman, dan melihat pernikahan mereka harmonis.Tawa canda kadang mereka buat hanya untuk menutupi kekakuan di antara mereka. Tidak ada lagi kebahagiaan di sana, yang ada kepalsuan."Kira-kira, anak yang lahir nanti berjemis kelamin perempuan atau laki-laki?" tanya salah satu kerabat Andara pada kami berdua."Apa pun jenis kelaminnya, kami terima. Yang penting ibu dan bayinya sehat. Iya kan, Sayang" ucap Galih merangkul Andara.Andara hanya mengangguk dan tersenyum, meski di paksakan. Dia tahu, Galih hanya berpura-pura bahagia menyambut kehamilan Andara. Jauh dal
"Yang di ingat hanya buruknya saja, jika kita melakukan satu kesalahan" =Khasmeera=***"Tak bisakah kau bersikap baik padaku? Setidaknya, anggaplah aku ada di rumah ini. Jangan buat seolah aku tak ada di rumah ini. Kau tahu, itu sangat menyakitkan, Galih!" Teriak Andara memohon. "Semenjak aku melihatmu bergumul dengan laki-laki yang bukan suamimu, semenjak saat itulah bagiku kau sudah mati dalam hatiku! Aku ingatkan padamu sekali lagi, jangan pernah berteriak di depanku, mengerti!" ucapnya menahan amarahnya.Dia berlalu pergi meninggalkan Andara yang masih menangis dalam kamarnya. Hatinya hancur mengingat perlakuan Galih terhadapnya. Seharusnya, mereka berdua menikmati setiap proses kehamilan Andara. Namun, kebencian Galih akan sebuah pengkhianatan m
Cantik dan ramah ...Itulah ganbaran yang terlihat ketika melihat Dokter Saujana pertama kali. Andara tidak pernah mengira, Galih memilihkan Dokter yang terkenal ramah dan terbaik di rumah sakit itu."Selamat siang Nyonya Andara. Perkenalkan, saya Dokter Andara yang akan memeriksa kondisi kesehatan Nyonya dan juga bayi" ucapnya tersenyum ramah."Terima kasih, Dokter. Senang berkenalan dengan anda" jawab Andara membalas senyum.Dokter Saujana memeriksa Andara dengan sangat teliti. Sesekali, Dokter itu mengajak Andara bicara untuk menghilangkan ketegangan yang nampak terlihat sekali di wajah Andara. Setelah pemeriksaan selesai, Andara pun kembali duduk untuk mendengarkan hasil laporannya."Dari hasil pemeriksaan, kandungan Nyonya terlihat lemah sekali. Mungkin efek morning sickness yang di alami para ibu hamil di trimester pertama, hingga asupan makanan yang masuk tida
"Sesakit inikah melihat dia yang kita cinta bagai manusia tanpa perasaan bila bersama kita?" =Khasmeera=***"Kapan rencana makan malamnya? biar aku yang mempersiapkan, dan memilihkan hotel terbaik untuk momen berharga ini"Aku tidak akan melewatkan rencana makan malam yang di gagas oleh Dokter Saujana, tunangan Danu. Mengajukan diri untuk memilihkan restoran terbaik di Jakarta."Aku tak akan melewatkan momen ketika mereka bertiga saling bertemu. Pasti akan sangat menyenangkan" ucapnya tersenyum.Galih sengaja memilih restoran bintang lima yang berada di sebuah hotel mewah bilangan selatan Jakarta. Dia ingin semua terlihat sempurna. Dengan tujuan mempermalukan Danu di depan tunangannya.***Makan malam yang di tunggu pun tiba. Andara sudah berada di restoran ini semenjak satu jam lalu bersam
"Kecewa, itu adalah hal terbesar dalam perjalanan hidup seorang Saujana" =Khasmeera=***"Saujana, dengarkan penjelasanku dulu. Jangan memutuskan hal yang belum pasti" ucap Danu sehari setelah makan malam itu."Jangan sentuh aku! lebih baik kau pikirkan bagaimana caramu bertanggung jawab atas anak yang ada dalam perut Andara" jawab Saujana muak."Bagaimana bisa kau menyimpulkan sesuatu tanpa dengar penjelasan dariku? Kau hanya dengar dari versi Andara. Beri aku kesempatan untuk menjelaskan padamu tentang hal ini" ucap Danu memohon.Saujana tidak peduli. Dia memilih untuk berlalu dari hadapan Danu, dan tidak menghiraukan panggilan laki-laki yang seharusnya menjadi suaminya kelak. Hatinya terlanjur kecewa atas pengakuan pengakuan Andara tentang bayi yang ada dalam perutnya saat ini.***"Ini adalah anak
"Pernikahan ini berakhir ketika anak itu lahir. Kau bebas memilih jalan hidupmu" =Gilang=***Pada akhirnya, kedua orang tua mereka pun mengetahui segalanya. Tidak terbayang betapa hancurnya mereka. Terutama orang tua Andara.Kedua orang tua Andara tidak mampu menyembunyikan rasa malu pada keluarga Galih. Mereka tidak pernah menyangka putrinya bisa melakukan hal serendah itu. Dengan mengakui bayi dalam kandungannya adalah anak Galih saja itu sebuah aib, ditambah lahi dengan kejadian ini."Ini benar-benar gila, Andara! Apa kau tidak berpikir konsekuensi akibat perbuatan bodohmu?" tanya sang ayah murka.Sementara waktu, Andara tinggal di kediaman mereka. Galih sudah tidak mau lagi melihat Andara di rumah mereka. Rasanya terlalu sakit membayangkan istri yang selama ini terlihat sempurna, ternyata berkhianat."Mengapa kau bodoh sekali, And
"Sah ..."Satu tarikan napas Galih saat ijab kabul telah menyatukan hati keduanya. Saujana telah resmi menjadi istri Gilang, dan itu membuatnya bahagia.Tanpa terasa, air mata kebahagiaan bercampur kesedihan mengalir dari kedua pipinya. Bahagia, karena Galih telah mewujudkan impian dan janji mereka berdua untuk selalu bersama dalam suka duka. Terlebih, setelah mereka melewati halangan dan berbagai peristiwa yang menguji cinta.Sedih, karena sekarang dia sudah milik orang lain. Tanggung jawab kedua orang tua padanya usai sudah setelah mengantar ke gerbang pernikahan bersama lelaki pilihannya.Tangis kebahagiaan kedua keluarga tidak terbendung ketika acara sungkeman, memohon doa restu pada kedua orang tua mereka. Galih dan Saujana larut dalam tangis bahagia, berharap, rumah tangga mereka akan bahagia selamanya."Papa titip Saujana. Jaga dan sayangi dia, seperti kami menjaganya dulu. Pa
"Kami ingin mengabarkan kematian saudara Danu di selnya. Dia memotong urat nadi menggunakan ujung sendok yang secara diam-diam dia sembunyikan dan di buat runcing. Hanya surat ini yang kami temukan."Danu menempuh jalan pintas dengan memgakhiri hidupnya. Dalam surat yang dia tinggalkan, tertulis permohonan maaf atas semua perbuatan yang dia lakukan selama ini.Kematian Siena, dan kegilaan Andara adalah kesalahan terbesar yang dia perbuat. Dia merasa tidak berguna sebagai ayah dan juga suami untuk keluarga kecilnya. Seharusnya, dia bisa melindungi mereka berdua. Namun, dia justru dia penyebab semua kejadian ini."Sampaikan permintaan maafku pada Andara, istriku. Dia pantas bahagia. Katakan padanya, aku lelaki paling bodoh yang tidak bersyukur mendapatkan wanita terbaik seperti Andara."Galih dan Evan yang membaca suray wasiat Danu, sahabat mereka tidak pernah menyangka, dia mampu melakukan kebodohan seperti ini tanpa memikirkan keluarga y
Namaku Evan, hanya cameo dalam kisah rumit dua pasang suami istri yang merupakan sahabatku. Entah mengapa diri ini bisa masuk rerlalu dalam di kisah mereka. Namun, yang pasti, aku belajar arti kesetiaan. juga kejujuran dari mereka.Galih yang ku kenal sebagai pribadi yang humble, dan mempunyai rasa empati tinggi. Harus mengalami begitu banyak kejadian dalam hidupnya. Pernikahan yang awalnya terlihat bahagia, dan membuat iri semua orang, ternyata harus berakhir denga sebuah perpisahan.Miris, ketika tahu, biang kehancuran dalam rumah tangga mereka adalah sahabat kami sendiri, Danu. Dia yang selama hidupnya di bantu perekonomiannya oleh Galih, tega menusuknya dari belakang. Seorang sahabat yang ternyata kekaaig masa lalu istrinya, yang merasa teraniaya oleh sikap kedua mertua Galih.Aku yang membongkar perselingkuhan istrinya dengan sahabat kami, Danu. Hancur, itu yang dirasakan Galih. Kado ulang tahun pernikahan ketig
"Danu sudah tertangkap. Dia sudah di amankan pihak berwajib."Pesan yang Evan kirim membuat Galih bisa bernapas lega. Akhirnya, setelah sekian lama, lelaki bejat itu tertangkap juga. Sebuah kado terindah untuk dirinya juga Saujana. Terutama, Andara.Galih bergegas mengambil kunci mobil. Berpamitan dengan kedua orang tuanya. Setelah itu melajukan mobil membelah jalanan kota Jakarta.Tidak sabar rasanya ingin bertemu dengan Danu. Laki-laki yang telah membuat Andara gila karena tidak kuat menahan beban penderitaan yang menimpanya. Belum lagi peristiwa penculikan yang menimpa. Saujana, calon istrinya. Hal itu telah membuat Galih muak."Hari ini, aku tidak akan memaafkanmu. Kau harus membayar penderitaan yang Andara terima," ucapnya kesal.Panggilan telepon dari Saujana membuat Galih bingung. Dia tidak ingin Saujana mengetahui tentang berita tertangkapnya Danu. Saujana pasti akan menyuruhnya tidak bersikap kasar pada Danu.
Galih dan Saujana memutuskan kembali ke Indonesia. Mereka sudah mengetahui tentang Andara. Evan memberitahukan keadaan Andaea yang saat ini tengah di rawat di rumah sakit jiwa.Ada rasa kasihan sekaligus rasa bersalah dalam hati Galih. Seandainya saja dia tidak menyerahkan Andara begitu saja pada Danu, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.Akan tetapi, setiap peristiwa pasti ada hikmah di dalamnya. Sebuah pembelajaran baginya untuk menjadi lebih baik, dan bertanggung jawab kelak.Pernikahan Galih dengan Saujana tinggal menghitung hari. Sebelum hari bahagia itu tiba, mereka berdua ingin menemui Andara. Memaafkan segala kesalahan yang dia lakukan di masa lalu.Memaafkan diri mereka sendiri, supaya jalan masa depan yang akan mereka jalani sebentar lagi tidak akan mendapatkan halangan berarti. Mungkin, itu jauh lebih baik, daripada menyimpan dendam dan rasa sakit hati atas perbuatan Andara dan Danu dulu."Akan ada ma
"Anak adalah anugerah bagi setiap pasangan yang menikah. Kehilangan buah hati bagi seorang ibu adalah kegagalan. Meski kelak mereka akan bertemu di alam abadi." =Khasmeera=***"Tidak, jangan pendam anakku dengan tanah itu! Siena masih hidup, kalian semua akan ku tuntut karena membunuh anakku!" Teriakan dan rontaan Andara saat pemakaman Aira menjadi momen kesedihan bagi keluarga mereka untuk kesekian kalinya. Andara tidak mampu mengendalikan emosi karena kehilangan.Evan berinisiatif menjauhkan Andara dari tanah pekuburan itu, biar orang-orang bisa lebih tenang menjalankan kewajibannya untuk mengurus jenasah Siena.Sakit rasanya melihat wanita yang lemah lembut seperti Andara, harus mengalami rentetan kejadian yang telah menghancurkan hidupnya. Dan semua itu karena satu nama, Danu. Lelaki bejat yang tidak bertanggung jawab. Mengorbankan Andara hanya karena dendam."Kau
Di saat Galih dan Saujana tengah menikmati liburan. Andara justru tengah berjuang menyelamatkan Siena, Putrinya.Keadaan Siena semakin menurun, dan Dokter pun sudah menyerah. Mereka memutuskan untuk mencabut semua alat bantu pernapasan dari tubuhnya. Namun, Andara mencegahnya.Dia merasa Dokter tidak adil, dan ingin membunuh putrinya. Padahal, dari rekam medis pun diketahui, jika Siena sebenarnya sudah tidak ada.Sel kanker menyebar sangat cepat, hingga menyebabkan tubuh Siena tidak mampu lagi menahan laju pertumbuhannya. Dia masih terlalu kecil untuk bisa kuat menerima setiap kemo, hingga akhirnya dia memilih menyerah."Tidaak ..., Putriku belum mati. Jangan kalian cabut alat-alat itu dari tubuh Siena. Ku mohon, Dokter," tangis histeris Andara tidak membuat pihak rumah sakit mengabulkan permintaannya."Maafkan kami, Bu Andara. Siena sudah tidak ada. Apa ibu tidak kasihan melihat dia menderita dengan alat-alat itu? Ikh
"Seharusnya, kau tidak perlu mengatakan hal itu pada Andara, Sayang. Kasihan. Dia hanya sedang mencari perhatianmu saja," ucap Saujana di dalam mobil yang membawa mereka pergi dari rumah sakit itu."Aku hanya tak sanggup melihat tatapan kebenciannya terhadapmu, Saujana. Dia bukan siapa-siapa untukku. Sementara kau, ... Kau adalah hidup, juga masa depanku," ucap Galih padanya.Saujana menyandarkan kepalanya di bahu Galih yang sedang menyetir. Dia terharu sekaligus bahagia, karena menemukan lelaki yang tepat sebagai calon imamnya di masa depan."Terima kasih atas cinta, dan kasih sayangmu, Mas," ucapnya menahan air mata bahagia."Aku mencintaimu, Saujana ...""I love you to ..."***"Tinggalkan Galih, sebelum aku berbuat kasar padamu, Saujana! Kau ular! Mengambil kesempatan, dan merebut dia dariku," teriak Andara yang menerobos masuk ke dalam ruang pra
Rasanya, belum sempat Saujana dan Galih menghirup udara bebas akibat ulah Danu. Sekarang, cinta mereka kembali harus di uji dengan hadirnya Andara.Andara yang kecewa karena Danu, melampiaskannya dengan berusaha merebut Galih dari sisi Saujana. Dia iri dengan kebahagiaan mantan suami dan juga mantan kekasih suaminya, Danu, yang selalu dipenuhi kebahagiaan.Dulu, dia yang mendapatkan limpahan kasih sayang itu dari Galih. Namun, akibat perselingkuhan yang Andara lakukan, semua itu hilang dalam sekejap mata. Mereka yang dulu mencintai, dan menyayanginya, berubah menjadi benci.Semua karena Saujana, yang telah merebut kebahagiaan itu darinya. Dia tidak menyadari, dirinyalah yang membuat mereka yang dulu meyayangi berbalik membencinya. Hidup bagai seorang Ratu, dia tinggalkan, dan memilih hidup jadi rakyat jelata."Aku akan membuat Galih jatuh cinta kembali. Takkan ku biarkan Saujana menikah dengannya. Ha