“Jangan mempermainkanku, sebaiknya segera lakukan seperti biasa.” Terdengar suara seorang wanita dari balik pintu, sangat pelan. Namun, menimbulkan desau-desau nada manja yang begitu aneh di telinga Florist.
Gadis itu setengah terbeliak, bukankah rumah ini kosong? Namun, siapa yang tengah menimbulkan suara di balik pintu tersebut? Ada dentum tak beraturan, gemuruh cemas melanda seketika sehingga ia menyetel raut pucat di wajah.
‘Ada apa ini, apa mereka sudah kembali?’ batinnya dengan sedikit visual ketakutan, merasa mulai cemas atas apa pun yang bisa menimpa saat keluar dari kamar mandi tersebut.
Florist Scarletta, gadis cantik yang tengah menenggelamkan sebagian tubuh di bathup. Dia sedang menikmasi sensasi mandi mewah untuk pertama kalinya, terlihat jelas dalam posisi nyaman hingga membuat suara-suara kecil. Bersenandung riang sembari memainkan tangan di dalam busa,benar-benar lupa diri dan melalukan hal tak bermoral. Masuk kamar mandi orang lain tanpa permisi.
“Sayang, cepat puaskan aku!” Terdengar sebuah permintaan yang begitu mengejutkan di telinga Flo, dia merasa semakin takut sekaligus malu sendiri. Namun, segera keluar dari bak mandi untuk memastikan indra pendengarnya masih berfungsi dengan baik.
Bagaimana kalau ternyata Jimmy dan Evilda sudah pulang dan menemukan dirinya yang begitu lancang menikmati fasilitas mewah di hari pertama bekerja? Tentu sang pria akan berpikir buruk tentang Flo, pertemuan kembali mereka hanya akan diisi kesan busuk mengenai sikap rendahan yang ia tunjukkan. Gadis itu kembali bingung, menggigit ujung bibir bawah dengan harapan hanya sedang berdelusi.
“Aku harus memastikannya, tapi bagaimana kalau mereka menangkap basah sikap lancang ini?” gumam Flo sekali lagi dengan raut cemas mendalam, dia enggan kehilangan pekerjaan di hari pertama.
Sementara suara di balik pintu semakin bergairah, mendorong keberanian muncul ke permukaan. Tangannya menarik kenop sehingga menciptakan celah untuk mengintip. Flo perlahan mengarahkan kepala pada ruang antara, netranya membulat sempurna. Sepasang manusia tengah beradu nafsu, sangat bersemangat melempar lahap hasrat.
‘Apa aku sedang terjebak dalam adegan dua manusia yang tengah berada di puncak birahi?’ Kembali dia membatin saat menyaksikan aksi saling menyerang sepasang insan, pemandangan yang melemaskan sendi-sendi penopang tubuh.
Satu lemparan baju melayang dan menyadarkan Flo pada satu sosok. Wanita yang tertawa lebar di foto sebelumnya, Evilda terlihat begitu bergairah. Dia menikmati setiap sentuhan pria yang memunggungi, sementara pengasuh kucing baru itu tampak merinding seorang diri.
Flo hanya bisa mematung, menjadi penonton tunggal. Dia terus mengamati gerak tubuh Evilda yang bak cacing kepanasan. Kemudian, keduanya berganti posisi.
Terjangan agresif Evilda membenturkan tubuh pria atletik di depannya pada dinding. Mereka terus berjibaku dalam puncak hasrat.Flo terbeliak, mendapati fakta tak terduga.
‘Siapa laki-laki itu?’ tanyanya dalam benak, tentu saja Flo kaget karena tidak mengenali lawan Evilda yang saat ini begitu bersemangat mengimbangi keinginan perempuantersebut.
Hawa panas mendadak lenyap, berganti perasaan aneh yang menjalar. Melumpuhkan ingatan normal, membuatnya lupa akan kondisi sekitar. Bahkan, Flo tak menyadari jika Gery menerobos keluar dari persembunyian dan menimbulkan suara gaduh.
“Siapa di sana?” tanya Evilda yang langsung kaget saat mendengar suara kucing mengeong, sontak kedua manusia tersebut menghentikan aksi.
‘Sial, dia menyadari keberadaanku!’ Flo masih sempat membatin meski dirinya mulai terpengaruh oleh apa yang tengah ditatap oleh mata, bagaimana bisa Evilda membawa masuk laki-laki lain ke kamar pribadinya?
Tatap sexy mengarah lurus pada Flo, memindai bebas setiap inci tubuh yang tersaji tanpa penghalang. Saat menyadari ada orang lain di kamar tersebut, pria itu mengambil sesuatu dari saku celana. Mendorong pelan tubuh Evilda sembari membisikkan sesuatu.
“Jangan panik.” Kalimat ini disertai kecupan lembut di pipi kanan Evilda, lalu dia melewati wanita yang hanya mengenakan penangkup organ kembar seorang perempuan.
Suara napas memburu berpadu rasa kesal, Evilda berada di mode tanggung. Sebab, keinginan mencapai puncak harus tertahan karena gangguan kecil yang sangat menyebalkan. Namun, ia tak berani berbalik, takut jika ternyata sosok tersebut merupakan suami atau adik iparnya.
Sementara itu, Gery mengeong pelan di dekat kaki Flo. Gadis tersebut kehilangan kesadaran sejak beberapa saat lalu, terlihat shock. Namun, sadar jika laki-laki dengan perut six pack sedang mendekat.
“Ingin bergabung bersama kami?” Laki-laki tampan itu berucap tenang, mengangkat kaos tanpa lengan dengan tatap lekat tertuju pada Flo.
Ada senyum lucu di sana, menampilkan pesona cukup menawan. Ditambah bentuk perut yang mampu menggerakkan peristaltik pada kerongkongan, ini pertama kali Flo melihat secara langsung tubuh pria penuh otot. Sexy sekali dengan warna eksotis yang sangat menawan, benar-benar mengagumkan.
Entah apa yang tengah merasuki, Flo hanya diam di tempat. Tetap membeku ketika pria itu sudah berdiri di depan mata, membiarkan kamera ponsel diarahkan padanya. Sepertinya dia memang terbius oleh pesona sang lelaki.
“Tubuh yang bagus, lain kali pasti kunikmati.”Kalimat paling terkutuk yang pernah terdengar, terlontar pelan dengan tegas sebelum pintu kamar mandi ditutup kembali.
Bunyi pintu tertutup mampu mengembalikan kesadaran Flo, kewarasannya kembali. Dia mulai mengeja kejadian yang baru saja dilihat, apa yang sedang terjadi? Siapa laki-laki asing tadi?
‘Flo, sadar. Laki-laki asing ini sedang menghinamu!’ Gadis itu membatin cukup keras sehingga mampu mengembalikan kesadarannya kembali, dia benar-benar kehilangan muka saat ini.
Tanpa diperintah, kedua tangan membentuk tanda silang di dada. Perasaan takut, malu, jijik, dan menyesal menjadi satu. Flo berdiri tanpa busana sejak awal, bahkan membiarkan pria asing melihat semuanya.
Perasaan malu sekaligus muak mulai mendominasi diri Flo, bahkan mengutuk diri sendiri. Kenapa dia harus terhipnotis oleh suasana busuk di depan mata? Jelas sekali perbuatan dua manusia tersebut bukan hal yang bisa diterima akal sehat, apalagi diberi pemakluman sebagai suatu khilaf menyenangkan.
‘Nasib buruk apa lagi ini? Semoga hanya mimpi buruk.’ Begitulah yang sedang Flo harapkan saat ini, membatin sembari mengutuk diri sendiri.
Dia benar-benar berharap segera bangun jika benar situasi saat ini merupakan mimpi buruk, tetapi keberadaannya di kamar mandi mewah jelas bukan halusinasi. Flo tengah tertangkap basah sekaligus menemukan kenyataan paling mengejutkan. Perselingkuhan yang dilakukan oleh istri pemilik rumah.
“Jangan bersembunyi, kami sudah menangkapmu, Pencuri Kecil!” Kalimat tersebut semakin meyakinkan jika semua yang terjadi merupakan kenyataan, seketika Flo lemas kembali.
Apa yang akan dia lakukan sekarang? Haruskah keluar dengan sikap santai dan menunjukkan wajah karena berhasil menemukan rahasia Evilda atau tetap di kamar mandi sebagai manusia tak tahu diri yang menggunakan fasilitas milik orang lain tanpa izin? Flo benar-benar terjebak di situasi sulit sekarang, mampukah dirinya menghadapi kenyataan di balik pintu kamar mandi?
Jelas sekali jika itu memang Evilda, istri dari Jimmy Alvaro. Namun, kenapa malah beradu nafsu dengan pria lain? Siapa laki-laki tersebut?
***
Evilda yang sudah mengenakan pakaian rapi sengaja menunggu kemunculan perempuan asing di balik pintu kamar mandi, dia sendiri tidak mengetahui tentang keberadaan orang lain di rumah tersebut. Sebab, sang suami maupun adik iparnya tak menjelaskan apa pun. Namun, melihat wajah Flo sekali lagi membuat istri Jimmy Alvaro tersebut teringat hal penting mengenai sosok yang kini berdiri dengan kepala tertunduk.“Kamu Florist, ‘kan?” tanya Evilda dengan seringai penuh jijik, “perempuan tak tahu malu yang menulis surat cinta untuk Jimmy di masa lalu?”Wanita cantik tersebut masih mempertegas ledekan terhadap gadis yang menunduk cukup dalam, tetapi jelas terlihat kedua tangannya mengepal cukup kuat. Ada emosi tertahan yang tidak ditampakkan. Flo sekuat tenaga mencegah air mata tetap tersimpan di ruang tersembunyi, memberikan sugesti pada diri untuk tidak menangis.‘Kenapa aku harus ketakutan sekarang? Mereka yang melakukan aksi mesum.&rs
Setelah kejadian di kamar pribadi Jimmy Alvaro, Daffin mulai tertarik untuk berpikir serius mengenai perempuan yang tanpa sengaja ia temui. Florist Scarletta, gadis manis itu menarik perhatiannya seketika. Bukan hanya karena memiliki tampilan fisik bagus, tetapi langkah berani yang diambil saat kekacauan terjadi.“Jadi, dia sedang mencoba melindungi perasaan Jimmy, tapi laki-laki itu justru terlihat begitu marah. Ada apa dengan mereka?” gumamnya masih berusaha menemukan jawaban atas semua keganjilan yang ia lihat, “gadis itu menyukai suami Evilda, aku sangat yakin dengan tatapannya saat memandang pria arogan yang super sombong. Namun, kenapa Jimmy lebih marah pada Flo?”Pria itu kembali mengernyit, ia segera mengeluarkan benda pipih canggih dari balik saku celana. Daffin memperbesar gambar di layar, sapuan lembut lidah pada bibir atas menunjukkan keseriusan dalam memerhatikan foto. Tidak terfokus pada bagian tubuh tanpa busana, ia justru mengama
“Sudah menemukan kebenaran di balik baju berserakan di lantai?” Daffin enggan berbasa-basi karena tak ada alasan lain bagi Jimmy untuk menemui dirinya dengan cara tidak terduga. suami Evilda tidak sebodoh itu.Mana mungkin percaya begitu saja. Ia langsung mengatakan apa pun yang ada di balik batok kepala sesaat setelah tiba di ruang VVIP hotel, tempat khusus petinggi perusahaan biasa menempati sebagai area rapat rahasia. Sang pengusaha benar-benar membawa dirinya untuk berbicara empat mata secara serius.Jimmy hanya menarik bibir, membentuk sudut miring. Duduk berhadapan dengan Daffin, sang pengusaha mengambil sebatang rokok di atas meja. Kemudian, menyelipkan di antara bibir sebelum menyulutkan api, kepulan asap melayang bebas di udara.“Hanya akan terus membiarkanku berpikir sendiri?” tambahnya masih tak mau diam meski jelas raut muka Jimmy tidak sedang main-main, Daffin hanya malas jika harus berada di situasi canggung.
Menjadi gigolo bukan satu-satunya perbuatan terkutuk, profesi langka yang ia geluti cukup membuat perubahan besar dalam kehidupan Daffin. Merangkak naik sebagai manusia diperhitungkan, memiliki finansial di atas rata-rata. Tentu saja, dengan penghasilan minimal 25 juta setiap satu kali pertemuan. Itu pun dua kali dalam seminggu dengan pasangan berbeda.Dari pemilik perusahaan ternama hingga anggota Dewan Perwakilan Rakyat, mereka membeli Daffin sesuai kesepakatan harga. Banyak yang mencibir, memandang sebelah mata. Namun, ia tak peduli. Terus melanjutkan hidup, menutup telinga dan mata.Seperti sekarang ini, duduk seorang diri di salah satu restoran cepat saji. Hanya menikmati squash dingin tanpa melepas tatapan dari seorang juru parkir di luar sana. Flo baru datang, menggantikan tukang parkir sebelumnya.“Aku harap, kita tak pernah bertemu lagi. Semoga hari ini hanya mimpi buruk.” Begitulah salam perpisahan sebelum Flo turun dari mobil mili
Menjadi gigolo bukan satu-satunya perbuatan terkutuk, profesi langka yang ia geluti cukup membuat perubahan besar dalam kehidupan Daffin. Merangkak naik sebagai manusia diperhitungkan, memiliki finansial di atas rata-rata. Tentu saja, dengan penghasilan minimal 25 juta setiap satu kali pertemuan. Itu pun dua kali dalam seminggu dengan pasangan berbeda.Dari pemilik perusahaan ternama hingga anggota Dewan Perwakilan Rakyat, mereka membeli Daffin sesuai kesepakatan harga. Banyak yang mencibir, memandang sebelah mata. Namun, ia tak peduli. Terus melanjutkan hidup, menutup telinga dan mata.Seperti sekarang ini, duduk seorang diri di salah satu restoran cepat saji. Hanya menikmati squash dingin tanpa melepas tatapan dari seorang juru parkir di luar sana. Flo baru datang, menggantikan tukang parkir sebelumnya.“Aku harap, kita tak pernah bertemu lagi. Semoga hari ini hanya mimpi buruk.” Begitulah salam perpisahan sebelum Flo turun dari mobil mili
“Sudah menemukan kebenaran di balik baju berserakan di lantai?” Daffin enggan berbasa-basi karena tak ada alasan lain bagi Jimmy untuk menemui dirinya dengan cara tidak terduga. suami Evilda tidak sebodoh itu.Mana mungkin percaya begitu saja. Ia langsung mengatakan apa pun yang ada di balik batok kepala sesaat setelah tiba di ruang VVIP hotel, tempat khusus petinggi perusahaan biasa menempati sebagai area rapat rahasia. Sang pengusaha benar-benar membawa dirinya untuk berbicara empat mata secara serius.Jimmy hanya menarik bibir, membentuk sudut miring. Duduk berhadapan dengan Daffin, sang pengusaha mengambil sebatang rokok di atas meja. Kemudian, menyelipkan di antara bibir sebelum menyulutkan api, kepulan asap melayang bebas di udara.“Hanya akan terus membiarkanku berpikir sendiri?” tambahnya masih tak mau diam meski jelas raut muka Jimmy tidak sedang main-main, Daffin hanya malas jika harus berada di situasi canggung.
Setelah kejadian di kamar pribadi Jimmy Alvaro, Daffin mulai tertarik untuk berpikir serius mengenai perempuan yang tanpa sengaja ia temui. Florist Scarletta, gadis manis itu menarik perhatiannya seketika. Bukan hanya karena memiliki tampilan fisik bagus, tetapi langkah berani yang diambil saat kekacauan terjadi.“Jadi, dia sedang mencoba melindungi perasaan Jimmy, tapi laki-laki itu justru terlihat begitu marah. Ada apa dengan mereka?” gumamnya masih berusaha menemukan jawaban atas semua keganjilan yang ia lihat, “gadis itu menyukai suami Evilda, aku sangat yakin dengan tatapannya saat memandang pria arogan yang super sombong. Namun, kenapa Jimmy lebih marah pada Flo?”Pria itu kembali mengernyit, ia segera mengeluarkan benda pipih canggih dari balik saku celana. Daffin memperbesar gambar di layar, sapuan lembut lidah pada bibir atas menunjukkan keseriusan dalam memerhatikan foto. Tidak terfokus pada bagian tubuh tanpa busana, ia justru mengama
Evilda yang sudah mengenakan pakaian rapi sengaja menunggu kemunculan perempuan asing di balik pintu kamar mandi, dia sendiri tidak mengetahui tentang keberadaan orang lain di rumah tersebut. Sebab, sang suami maupun adik iparnya tak menjelaskan apa pun. Namun, melihat wajah Flo sekali lagi membuat istri Jimmy Alvaro tersebut teringat hal penting mengenai sosok yang kini berdiri dengan kepala tertunduk.“Kamu Florist, ‘kan?” tanya Evilda dengan seringai penuh jijik, “perempuan tak tahu malu yang menulis surat cinta untuk Jimmy di masa lalu?”Wanita cantik tersebut masih mempertegas ledekan terhadap gadis yang menunduk cukup dalam, tetapi jelas terlihat kedua tangannya mengepal cukup kuat. Ada emosi tertahan yang tidak ditampakkan. Flo sekuat tenaga mencegah air mata tetap tersimpan di ruang tersembunyi, memberikan sugesti pada diri untuk tidak menangis.‘Kenapa aku harus ketakutan sekarang? Mereka yang melakukan aksi mesum.&rs
“Jangan mempermainkanku, sebaiknya segera lakukan seperti biasa.” Terdengar suara seorang wanita dari balik pintu, sangat pelan. Namun, menimbulkan desau-desau nada manja yang begitu aneh di telinga Florist.Gadis itu setengah terbeliak, bukankah rumah ini kosong? Namun, siapa yang tengah menimbulkan suara di balik pintu tersebut? Ada dentum tak beraturan, gemuruh cemas melanda seketika sehingga ia menyetel raut pucat di wajah.‘Ada apa ini, apa mereka sudah kembali?’ batinnya dengan sedikit visual ketakutan, merasa mulai cemas atas apa pun yang bisa menimpa saat keluar dari kamar mandi tersebut.Florist Scarletta, gadis cantik yang tengah menenggelamkan sebagian tubuh di bathup. Dia sedang menikmasi sensasi mandi mewah untuk pertama kalinya, terlihat jelas dalam posisi nyaman hingga membuat suara-suara kecil. Bersenandung riang sembari memainkan tangan di dalam busa,benar-benar lupa diri dan melalukan hal tak bermoral. Masuk kamar mandi