Ini ... ini bagaimana bisa terjadi? Kenapa bisa seperti ini?"Siapa yang memberi tahu kalian kalau aku kehilangan kekuatanku? Hm?" Saat ini, Afkar menatap Yola dan Victor dengan dingin. Senyuman jahat terpampang di wajahnya."Ka ... kamu jangan mendekat!" Yola terlihat sangat ketakutan hingga mundur beberapa langkah.Victor berkeringat dingin, memaksakan senyuman yang lebih buruk dari tangisan. "Pak ... Pak Afkar, ini semua cuma kesalahpahaman! Temanku yang tergila-gila pada seni bela diri ini, bersikeras ingin duel denganmu! Karena kamu sudah membunuhnya, kami akan pergi!"Setelah berkata demikian, Victor buru-buru menarik Yola dan masuk ke mobil dengan ketakutan. Mereka takut Afkar juga akan menghancurkan kepala mereka!Afkar berdiri di sana, terkekeh-kekeh. "Bawa mayatnya!"Tubuh Victor menegang. Dia bertukar pandangan dengan Yola, lalu mengangkat tubuh Fredy ke dalam mobil dengan enggan. Kemudian, mereka kabur!Saat itu, mata Afkar yang tajam berkilat dingin. Dia berjalan menuju Au
Setelah semua orang pergi, Afkar kembali ke dalam mobil tanpa mengatakan apa pun.Felicia juga masuk, lalu menatap Afkar dengan bingung. "Sebenarnya ada apa? Kenapa mereka semua mengira kamu kehilangan kekuatanmu?"Afkar tetap diam. Dia hanya menggeleng tanpa berkata apa pun.Melihat sikapnya, wajah cantik Felicia langsung tampak kesal. "Afkar! Sekarang kamu sudah hebat ya? Bahkan bicara denganku pun nggak sudi lagi?"Afkar menunjukkan senyuman pahit. Namun, detik berikutnya, wajahnya tiba-tiba memerah dan tampak aneh!"Pfftt!" Karena tidak bisa menahan lagi, Afkar menyemburkan darah dari mulutnya.Sebelumnya, kekuatan Afkar berada di tingkat pembangunan fondasi tahap menengah. Dia memiliki energi sejati yang dahsyat dan fisik yang kuat. Bahkan tanpa energi internal dan energi sejati, dia masih mampu membunuh seorang ahli tingkat gulita dengan kekuatan fisiknya.Namun, serangan tadi memperparah cederanya. Sebenarnya, dia ingin menahannya dan tidak menunjukkan kelemahan di depan siapa p
Jenazah Fredy kini tergeletak di tanah. Di sampingnya, Yola dan Victor berdiri dengan wajah muram. Selain mereka, Renhad dan Viola juga ada di tempat itu.Bukan hanya itu, pengacara pribadi Noah, David, juga hadir di sini. Seperti kata pepatah, musuh dari musuh adalah teman. Tiga kelompok ini akhirnya berkumpul bersama.Jonas, ahli bela diri kepercayaan Renhad, sedang memeriksa tubuh Fredy dengan saksama. Sesaat kemudian, dia menyeringai dingin."Gimana, Jonas?" tanya Renhad. Semua orang menatapnya dengan penuh harap, ingin segera mendengar jawabannya."Aku bisa memastikan bahwa saat Afkar membunuh Fredy, dia nggak menggunakan sedikit pun energi internalnya!""Bagi seorang ahli yang telah melatih energi internal, sekalipun nggak berniat menggunakannya, serangannya tetap akan secara alami mengalirkan energi internal. Kecuali, dia murni seorang petarung fisik.""Tapi, Afkar bukan petarung fisik. Jadi, aku bisa menyimpulkan dengan cukup yakin bahwa Afkar memang kehilangan kekuatannya! Bah
Setelah satu hari berlalu, cedera Afkar akhirnya pulih hingga 30% berkat energi naga yang mengalir di dalam tubuhnya.Meskipun kekuatannya belum kembali ke puncaknya, setidaknya dia sudah bisa mengaktifkan Mantra Roh Naga.Selain waktu yang digunakan untuk mengantar jemput Shafa dan Felicia, Afkar mulai berlatih tanpa henti, tidak peduli siang ataupun malam. Dia ingin meningkatkan kekuatannya sebelum Hantu Senyap datang mencarinya lagi.Selama periode ini, Afkar juga menyerap semua obat yang diberikan Keluarga Samoa kepadanya serta beberapa bahan obat yang dikumpulkan oleh Mateo saat menjual Pil Rejuvenasi. Namun, hasilnya sangat kecil!Seiring berjalannya waktu, hati Afkar gelisah. Dia tahu bahwa tanpa sumber daya kultivasi yang cukup, mencapai kekuatan yang bisa menyaingi Hantu Senyap dalam 7 hari adalah sesuatu yang mustahil.Pagi itu, setelah mengantar Felicia ke perusahaan, Afkar naik bus sendirian ke rumah lamanya di desa. Saat itu, waktu yang tersisa sebelum perjanjian 7 hari ha
Batu besar itu beratnya hampir 500 kilogram dan sepertinya bukan batu biasa. Dengan benda ini menutupi mulut sumur, orang biasa tidak mungkin bisa memindahkannya.Sejak Afkar mulai mengingat masa kecilnya, sumur tua ini selalu ditutup oleh batu. Karena batu ini terlalu berat dan keluarga mereka sudah menggunakan air ledeng, tidak ada seorang pun yang pernah berpikir untuk memindahkannya.Tak disangka, ternyata di bawah batu besar ini ada sesuatu yang luar biasa!Begitu Afkar menggeser batu raksasa itu, dia langsung merasakan aliran udara segar dan dingin menerpa wajahnya.Saat menghirup udara itu, tubuhnya seketika terasa segar dan bugar! Energi spiritual! Betapa pekatnya energi spiritual ini!Afkar mencondongkan tubuhnya ke tepi sumur dan melihat ke bawah. Matanya sontak membelalak kaget dan penuh semangat.Di dasar sumur, sekitar 20 meter ke bawah, ada "air sumur" yang hanya seukuran satu mangkuk kecil. Namun, Afkar bisa langsung membedakannya. Cairan itu sama sekali bukan air biasa,
Felicia tersenyum dan menenangkan, "Jangan khawatir, papamu pasti akan segera kembali."Namun, di dalam hati, perasaan cemas dan gelisah semakin kuat. Dia tahu betapa Afkar menyayangi Shafa. Jika tidak ada masalah, mana mungkin pria itu meninggalkan Shafa di sekolah tanpa ada yang menjemput?Lebih tidak mungkin jika dia tidak pulang semalaman! Bahkan sekarang, teleponnya tidak bisa dihubungi, pesan dan panggilan juga tidak dibalas.Kegelisahan di hati Felicia semakin menjadi-jadi. Dia mulai curiga ... apakah terjadi sesuatu pada Afkar? Jangan-jangan, ahli bela diri yang sebelumnya melukai Afkar dengan parah itu telah ....Tidak! Tidak mungkin! Itu tidak mungkin terjadi!Felicia terus menenangkan diri, memaksakan dirinya untuk tetap terlihat tenang saat menghibur Shafa.Shafa mengangguk. "Ya! Papa pasti akan kembali. Papa nggak mungkin meninggalkan Shafa!" Kemudian, mata besarnya berkedip beberapa kali. "Juga nggak mungkin meninggalkan Bibi Feli."Mendengar perkataan itu, senyuman tipis
"Selain itu, dia sudah menjadi sampah! Sama sekali nggak perlu ditakuti! Cepat atau lambat, Bu Felicia pasti akan kehilangan harapan padanya!" kata David."Hmph! Aku sudah nggak sabar lagi! Aku pasti harus mendapatkan Felicia! Selain itu, kalau Afkar sendiri sudah nggak peduli pada putrinya, untuk apa anak kecil itu masih hidup?""Aku ingin kamu mencari kesempatan untuk menyingkirkannya! Aku ingin dia mati agar aku bisa melampiaskan kebencianku!" Nada bicara Noah penuh dengan kebengisan.Mendengar itu, ekspresi David sedikit berubah. Dengan ragu-ragu, dia bertanya, "Tapi, aku rasa hal seperti ini nggak dibutuhkan. Afkar sudah pergi, cuma anak kecil kok ....""Aku bilang, bunuh dia! Kamu nggak ngerti?" sela Noah langsung dengan nada yang dingin dan mengancam."Baik, aku mengerti!" David buru-buru mengangguk dengan ketakutan. Kemudian, dia berucap dengan hati-hati, "Tapi ... aku nggak punya orang yang cukup kuat sekarang! Setahuku, beberapa anak buah kepercayaan Fadly selalu diam-diam me
Setelah mendengar rencana dari David, mata Freya langsung berbinar. Trik ini benar-benar luar biasa! Ya, hal yang paling penting bagi Afkar adalah Shafa!Jika rencana ini berjalan dengan baik, Shafa pasti akan menangis dan memohon ingin bersama ibu kandungnya. Selama anak itu benar-benar kecewa dengan Felicia, Freya tidak perlu khawatir lagi akan hubungan Afkar dan Felicia!"Baik! Kita lakukan seperti itu!" Mata Freya berkilat penuh semangat, sementara dalam hatinya dia tertawa dingin. 'Afkar, cepat atau lambat, kamu akan kembali padaku! Hmph!'Sore itu setelah pulang sekolah, Shafa segera berlari kecil ke gerbang sekolah. Mata besarnya penuh dengan harapan. Dia ingin melihat sosok yang paling dekat dengannya, yang selalu menunggunya di sana.Namun, detik berikutnya, ketika yang dilihatnya hanya Felicia, wajah mungilnya langsung murung. "Bibi Feli!"Setelah berjalan mendekat, Shafa melambaikan tangan ke arah Felicia dan menyapa dengan suara manis. Namun, di matanya tetap ada sedikit ke
Afkar melanjutkan, "Benar, Keluarga Samoa memang takut menyinggung Sekte Langga dan hal itu sama sekali nggak perlu ditutupi. Tapi, aku bisa dengan tegas memberitahumu satu hal. Aku pribadi nggak takut menyinggungmu.""Kalau mengesampingkan latar belakang dan status, kamu sendiri nggak ada apa-apanya di mataku. Jangan bertingkah seperti gadis kecil di sini. Berhentilah marah-marah nggak jelas," sindir Afkar.Mendengar ucapan itu, tubuh Arisa bergetar hebat saking marahnya. Wajah cantiknya juga memerah. Emosinya yang meluap hampir saja membuat luka di dalam tubuhnya kambuh. Bahkan, dia juga nyaris memuntahkan darah.Arisa menggertakkan gigi. Suaranya penuh amarah dan kebencian ketika memaki, "Dasar bajingan! Aku nggak peduli. Pokoknya aku akan bertarung mati-matian denganmu!""Arisa, cukup! Jangan nggak bisa lihat situasi! Cepat ambil Pisau Naga Es dan tukarkan dengan Pedang Es Jiwa! Cepat pergi!" Nada suara Zinia tiba-tiba terdengar lebih tegas dan dingin saat memberi perintah pada Ari
Saat ini, Afkar, Rose, dan Lena perlahan melangkah masuk ke dalam ruangan. Arisa memandang mereka dengan tatapan dingin. Matanya yang penuh kebencian itu tertuju pada Afkar!Sementara itu, Zinia hanya mengangguk ringan, lalu bertanya dengan nada datar, "Ada apa kalian kemari?"Meskipun kata-katanya terdengar biasa saja, tatapannya justru diam-diam berhenti pada pedang yang ada di tangan Afkar. Di dalam hatinya, mulai muncul berbagai dugaan.Tak lama kemudian, Afkar melangkah maju ke depan meja lalu dengan tenang meletakkan Pedang Es Jiwa di atas meja.Melihat itu, Zinia tetap memasang wajah tenang. Dia bertanya datar, "Afkar, apa maksudmu melakukan ini?"Afkar membalas sambil tersenyum, "Tampaknya Pedang Es Jiwa ini sejak awal memang sudah dipersiapkan khusus untuk Nona Arisa dari sekte kalian, 'kan?"Mendengar ucapan itu, Zinia sedikit berdeham. Kemudian, dia menjawab dengan serius, "Itu adalah hadiah bagi peserta yang meraih peringkat pertama dalam uji coba ini. Karena kamu yang mera
Pada saat itu, seiring langit yang makin gelap, sebuah gelombang energi yang aneh mulai menyebar di dalam Lembah Obat. Itu adalah pertanda bahwa tempat rahasia Lembah Obat akan segera ditutup. Artinya, sebentar lagi Afkar dan yang lainnya akan dipaksa keluar dari tempat itu.Satu jam kemudian, di lapangan milik Sekte Langga.Sesuai dengan peringkat uji coba kali ini, hadiah untuk masing-masing posisi mulai dibagikan oleh Zinia. Saat itu, ekspresinya terlihat sangat muram. Jelas sekali dia sedang menahan amarah.Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka, Arisa yang seharusnya bisa dengan mudah meraih peringkat pertama dengan kekuatan solid di tingkat pembentukan inti tahap menengah, justru harus tergelincir di tengah jalan dan hanya bisa duduk di peringkat kedua.Yang lebih mengejutkan lagi, Afkar dan Willy dari Keluarga Samoa tiba-tiba muncul sebagai dua kuda hitam yang mencuri perhatian semua orang dalam uji coba ini.Sementara itu, Tuan Muda Keluarga Darmadi, Logan, justru tidak
Setelah semua orang hampir selesai muntah, Afkar mendengus pelan dan memperlihatkan senyuman dingin. Dia memberi tahu, "Sudah cukup, sepertinya kalian sudah muntah habis-habisan, 'kan? Kalau begitu, sekarang kita masuk ke urusan yang lebih penting!"Kemudian, Afkar menoleh ke arah langit untuk melihat waktu sekilas, lalu berujar dengan nada arogan dan penuh wibawa, "Sekarang, keluarkan semua kantong dimensi kalian. Urutan peringkat dalam uji coba peringkat individu kali ini, biar aku yang tentukan. Semuanya, siapa yang setuju dan menolak?"Begitu kata-kata itu terdengar, wajah semua orang langsung berubah menjadi suram. Tatapan mereka penuh dengan rasa tidak rela dan enggan menerima kenyataan. Namun di depan kekuatan mutlak Afkar, baik rasa marah maupun ketidakrelaan mereka, semuanya tidak ada gunanya.Di antara mereka, Raditya yang merupakan santo dari Sekte Bulan Hitam adalah orang yang bisa dibilang paling cerdas.Setelah tatapannya sempat berkilat sesaat, Raditya pun menjadi orang
Felix menarik napas dalam-dalam sekali lagi, lalu mengerucutkan bibirnya sambil berkomentar, "Waduh, aroma obat dewa ini ternyata cukup menyengat juga."Tepat di saat itu, sebuah bayangan tiba-tiba melompat keluar dari dalam kawah gunung berapi, lalu mendarat dengan mantap di tanah. Begitu kakinya menginjak tanah, seluruh tubuhnya langsung memancarkan aura yang kuat dan kokoh.Melihat sosok itu, semua orang yang ada di sana langsung membuka mulut lebar-lebar. Wajah mereka dipenuhi ekspresi tidak percaya."Afkar?" Arisa sampai menjerit kaget. Wajah cantiknya seketika berubah jadi pucat dan penuh keterkejutan.Lukas dan yang lainnya juga luar biasa terkejut, seolah-olah tidak bisa memercayai apa yang dilihat oleh mata mereka.Di sisi lain, wajah Rose malah dipenuhi rasa senang bercampur haru. Afkar bisa-bisanya muncul lagi? Dia berhasil naik ke atas hidup-hidup?Melihat ekspresi mereka, Afkar tersenyum dengan penuh minat. Dia pun bertanya, "Semuanya, kalian begitu kaget melihatku?""Ke .
Selain kekuatan mutlaknya yang melonjak pesat, Afkar juga dengan sangat gembira menemukan satu hal lain. Teknik Resonansi Bumi yang diperolehnya saat kesadaran atas garis keturunannya terbangun, ternyata ikut mengalami peningkatan dan berevolusi.Ada tambahan efek "gravitasi sepuluh kali lipat". Saat menggunakan kemampuan ini, Afkar bisa menekan musuh dengan gravitasi sepuluh kali lebih berat dari biasanya, sekaligus memberikan serangan mematikan yang luar biasa dahsyat.Begitu melihat efek barunya, reaksi pertama Afkar justru merasa bahwa kemampuan ini agak tidak terlalu berguna. Gravitasi sepuluh kali lipat? Apa hebatnya?Menurut Afkar, dengan kekuatan fisiknya, sekalipun tubuhnya tiba-tiba menanggung beban sepuluh kali lipat, seharusnya tidak akan jadi masalah besar. Namun setelah berpikir lebih dalam, Afkar pun segera menyadari betapa menakutkannya efek dari kemampuan ini.Memang benar, bagi para kultivator, otot dan tulang yang kuat mungkin bisa menahan beban berat hingga sepuluh
Itu sebabnya, Afkar tidak lagi memikirkan hal lain. Dia langsung memilih untuk menelan serta menyerap ganoderma api itu di dalam kawah demi menembus batas kekuatannya.Saat ini, Afkar merasakan sebuah penghalang tak kasatmata yang selama ini menahan dirinya akhirnya pecah pada saat itu.Pada saat yang sama, pusat energi di dalam perutnya mulai mengeras dan berubah menjadi bentuk padat. Sementara itu, energi sejati di dalamnya terkondensasi makin rapat dan murni.Aliran energi sejati di dalam tubuhnya meluap dan menyapu habis seluruh bagian tubuhnya, mulai dari daging, meridian, organ dalam, hingga otot dan tulang.Afkar duduk diam di sana, tetapi ekspresi di wajahnya terlihat meringis karena menahan rasa sakit. Dia bisa merasakan seluruh tubuhnya seolah hendak meledak. Seakan-akan tubuhnya sedang mengalami sebuah proses metamorfosis yang benar-benar mengubah dirinya dari dalam.Kulit Afkar mulai memancarkan kilau sehat. Otot-ototnya terlihat mengeras dan bergerak seperti hidup, sementa
Begitu mendengar ucapan Rose, Cakra langsung menunjukkan ekspresi mengejek dan penuh penghinaan. Dia sepertinya sama sekali tidak memercayai kata-katanya. Orang-orang di sekitarnya juga tersenyum sinis.Pada saat yang sama, Arisa menelan satu butir Pil Pemulih Agung. Dia berusaha mempercepat pemulihan luka-luka di dalam tubuhnya.Sambil memandang ke arah Rose, Arisa menggertakkan giginya dan mengejek dengan suara dingin, "Dari mana kamu dapat keyakinan itu? Kamu pikir dia masih bisa naik ke sini? Sejak dia jatuh ke bawah, nggak ada suara pertempuran sama sekali.""Apa kamu benar-benar mengira makhluk buas itu sudah dibunuh olehnya dalam sekejap? Jangan-jangan, kamu lebih memilih percaya bahwa dia bisa rukun sama makhluk buas itu?" tanya Arisa.Rose menggigit pelan bibirnya. Matanya penuh waspada saat menatap semua orang di sekelilingnya, lalu dia menjawab pelan, "Mungkin saja, dua-duanya sangat memungkinkan."Rose tahu betul sejak Afkar terlempar jatuh ke dasar kawah, dirinya sekarang
Di hadapan Afkar, seekor makhluk buas perlahan muncul. Bentuknya mirip seekor kadal raksasa. Seluruh tubuhnya dilapisi sisik tebal berwarna merah menyala. Untuk sementara, Afkar menyebutnya sebagai kadal api raksasa.Dengan mata merah membara, makhluk itu menatap Afkar penuh nafsu dan kegilaan haus darah. Aura buas yang ganas seolah-olah langsung menekan dari depan.Setelah merasakannya dari jarak sedekat ini sekarang, Afkar makin yakin bahwa kekuatan makhluk ini jelas jauh melebihi puncak tahap akhir tingkat pembentukan inti."Sialan! Dasar Tua Bangka Gila terkutuk! Dia jelas-jelas mau mencelakaiku!" maki Afkar sambil menggertakkan gigi. Dalam hatinya, dia sudah bersiap untuk bertarung mati-matian melawan kadal api raksasa ini.Hanya saja saat Afkar melepaskan aura kuatnya dan mulai bersiap melawan, kadal api raksasa itu tiba-tiba mengeluarkan beberapa suara seperti rintihan. "Raur ...."Saat berikutnya, makhluk raksasa itu malah menunduk dan rebah di tanah seperti seekor anjing pelih