Duar! Suara ledakan besar menggema, membuat tanah di bawah kaki semua orang seolah-olah berguncang hebat. Para prajurit berbaju hitam yang mengepung Afkar tiba-tiba terlempar ke udara secara bersamaan!Tubuh mereka meledak dan hancur di udara. Kabut darah memenuhi ruang dan potongan tubuh beterbangan ke segala arah. Di sekitar tempat Afkar berdiri, tanah hancur membentuk retakan besar seperti jaring laba-laba.Ini tidak seperti sebelumnya saat Afkar menghadapi para ahli Keluarga Safira. Kali ini, Afkar tidak menahan diri sedikit pun. Dia membiarkan kekuatannya meledak sepenuhnya.Dengan satu tendangan, Afkar langsung menghabisi lebih dari seratus samurai berbaju hitam! Hanya dalam sekejap, area di sekitar Afkar menjadi kosong melompong. Dia seperti harimau yang menerjang kawanan domba.Pemandangan ini membuat semua orang, baik kawan maupun lawan, tertegun dalam keterkejutan luar biasa.Detik berikutnya, semangat pasukan Afkar langsung melonjak. Para prajurit merasa darah mereka mendidi
Di luar kepungan, empat sosok berdiri mengadang di depan Afkar. Atau lebih tepatnya, Afkar seorang mengadang di depan keempat orang itu, mencegah mereka menuju ke arah perkemahan.Empat sosok itu terdiri dari dua orang yang jelas merupakan ahli dari Negara Sakura, sementara dua lainnya adalah pria berambut keriting, berkulit putih, dan memiliki mata cekung.Setelah hilangnya dua ahli besar di Negara Yanura, yaitu Tiano dan Nobu, kali ini pihak Negara Sakura bukan hanya mengirimkan pembunuh dan ahli dari negara mereka untuk merebut kembali Adry, tetapi juga menyewa ahli internasional dengan bayaran tinggi.Kulit salah satu ahli Negara Sakura yang berdiri di sisi kiri tampak memerah. Darahnya bergejolak. Ledakan suara sebelumnya serta gelombang energi yang menyebar, adalah hasil dari bentrokan singkatnya dengan Afkar.Keempat ahli itu kini berdiri berhadapan dengan Afkar. Aura mereka sangat kuat. Meskipun wajah mereka tampak percaya diri, mereka tetap berwaspada.Semakin kuat seseorang,
Sebelumnya, kekacauan yang ditimbulkan oleh Afkar sudah membuat para musuh hampir kehilangan semangat juang, bahkan ketakutan setengah mati. Meskipun unggul secara jumlah, formasi mereka telah berantakan.Dari sepenuhnya mengepung dan berada di posisi unggul, kini berubah menjadi pertempuran individu.Entah berapa lama kemudian ... pertarungan brutal yang sudah hampir berakhir berubah menjadi duel jarak dekat. Adam sontak menikam tenggorokan musuh dengan belatinya.Tidak berselang lama, pertarungan di perkemahan akhirnya usai. Setelah mengorbankan setengah pasukan garnisun dan lima anggota Tim Drago, musuh berhasil dipukul mundur. Ada yang tewas, ada yang kabur."Istirahat 10 menit, lalu tangani cedera kalian dan bersihkan medan perang. Hitung jumlah korban!" perintah Adam setelah menghela napas. Dia tampak berlutut dengan satu kaki karena kelelahan. Meskipun mereka selamat, mereka tetap terluka."Gimana dengan Pak Afkar?" tanya seseorang tiba-tiba sambil menatap ke suatu arah.Begitu
"Dante dan Hades? Mereka bukan cuma pembunuh terbaik di organisasi Dewa Duka, tapi juga menduduki peringkat keenam dan kedelapan dalam Daftar Malaikat Maut internasional. Tapi, mereka mati di sini dibunuh oleh Pak Afkar?"Beberapa anggota Tim Drago menunjukkan ekspresi terkejut dan tidak percaya."Benar, itu mereka. Dua ahli lainnya dari Negara Sakura. Mereka seharusnya adalah ahli tingkat tinggi yang menyembunyikan identitas mereka.""Meskipun aku nggak tahu siapa mereka, mereka pasti punya kekuatan besar yang setara dengan Dante dan Hades. Keempat ahli ini malah ...."Usai mengatakan ini, Adam tak kuasa menatap Afkar.Saat berikutnya, ekspresinya menjadi sangat serius. Dia berdiri tegak, lalu memberi hormat. "Semua orang, beri hormat kepada Pak Afkar."Entah bagaimana jadinya jika keempat ahli besar ini ikut menyerang perkemahan. Dante dan Hades jelas telah mencapai tingkat grandmaster dan sangat berbahaya.Dengan kata lain, Afkar menahan, bahkan membunuh keempat ahli tingkat grandma
"Pemegang lencana ini punya hak untuk mengatur unit tempur dan prajurit tingkat resimen ke bawah. Selain itu, kamu punya hak penuh untuk bertahan dan melakukan serangan balik.""Kalau ada yang berani mengancam keselamatan jiwa, properti, atau keluarga dan teman-temanmu, kamu punya kebebasan untuk melawan tanpa harus mempertimbangkan konsekuensi ataupun status lawan."Usai berbicara, komandan paruh baya itu memberikan hormat militer kepada Afkar.Para prajurit lainnya, termasuk Adam dan timnya juga memberi hormat secara serempak.Afkar berdiri tegak, membalas hormat kepada komandan itu dan semua prajurit.Di sisi lain, Noah membawa Karta dan Karno serta sejumlah pengawal tiba di Kota Nubes. David telah membawa orang untuk menyambut mereka.Begitu melihat Noah, David langsung menghampiri dengan senyuman menyanjung. "Pak Noah, akhirnya kamu sampai. Hehe ...."Noah mendengus dingin, lalu melirik orang kepercayaannya ini dengan sinis. "Kalau cuma mengandalkan sampah sepertimu, entah kapan u
Sejam setelah Noah tiba di vila, beberapa bawahannya membawa seorang wanita cantik masuk ke ruang tamu. Wanita itu punya paras yang menawan, berpenampilan modis, tetapi tampak ketakutan."Kalian mau apa? Apa yang ingin kalian lakukan? Lepaskan aku! Aku putri Keluarga Permono! Kalau keluargaku tahu, kalian nggak akan diampuni!"Wanita itu tidak lain adalah Yola, sahabat Felicia."Bu Yola, jangan panik. Aku mengundangmu kemari cuma untuk meminta bantuanmu." Noah bangkit, lalu meniupkan asap rokok ke wajah cantik Yola dan tersenyum menyipitkan mata."Siapa kamu?" tanya Yola dengan ragu dan takut."Perkenalkan, aku Noah dari Keluarga Sanjaya di ibu kota provinsi," jawab Noah dengan tenang.Setelah mendengarnya, Yola pun terbelalak kaget. "Kamu ... Tuan Muda Keluarga Sanjaya?'Keluarga Sanjaya adalah salah satu dari empat keluarga besar di ibu kota provinsi. Mereka jauh lebih hebat dibandingkan keluarga kelas satu di Kota Nubes. Setelah mengetahui identitas Noah, Yola pun bersikap lebih ten
Afkar, Adam, Marcel, Naufal, dan Kenzo duduk di ruang privat sambil bersulang."Pak Afkar, aku bersulang untukmu. Haha ...." Adam mengangkat gelasnya untuk bersulang. Satu lengannya diperban dan digantung.Kepala Marcel juga dililit perban, sementara itu, Naufal menggunakan tongkat dan pinggang Kenzo dililit perban tebal.Pertempuran sebelumnya membuat mereka terluka. Untungnya, tidak ada cedera permanen."Haha, Kak Afkar sangat hebat sekarang. Dia mendapat gelar Komandan Besar, bahkan memegang lencana Naga Yanura.""Benar! Mulai sekarang kita semua harus bersikap hormat kepada Pak Afkar!""Pak Afkar layak mendapat penghargaan ini! Haha ...."Para tuan muda yang berasal dari keluarga militer dan terpandang ini tampak menggoda Afkar.Afkar terkekeh-kekeh. "Nggak usah berlebihan begini. Itu cuma gelar kehormatan.""Kata siapa? Panglima yang memberimu gelar itu secara langsung. Lencana Naga Yanura bukan sesuatu yang bisa diremehkan. Aku sekalipun harus menuruti perintahmu!" jelas Adam.Af
"Baiklah, hari ini sampai di sini saja. Kalau ada kesempatan, kita kumpul lagi lain waktu! Aku harus pulang sekarang." Setelah selesai makan malam itu, Afkar pun berpamitan dengan keempat orang tersebut.Setelah menyelesaikan tugas kali ini, mereka bisa beristirahat beberapa hari di Bumantra untuk memulihkan luka-luka mereka. Namun, Afkar tidak sabar untuk segera pulang. Dia sudah memesan tiket pesawat pukul tujuh malam ini, dari Bumantra menuju ibu kota Provinsi Jimbo."Pak Afkar langsung kembali ke Kota Nubes? Nggak mau menghabiskan beberapa hari di Bumantra? Aku bisa antar kamu jalan-jalan dan menunjukkan tempat-tempat menarik di sini sebagai tuan rumah," kata Adam dengan antusias."Nggak usah! Aku punya istri dan anak, takut mereka khawatir. Lain kali, kalau ada kesempatan, aku akan bawa mereka ke Bumantra. Kalau Pak Adam punya waktu, mungkin kami akan merepotkan Bapak," jawab Afkar sambil menggelengkan kepala.Mendengar hal itu, Adam tidak memaksa lagi. Dia menepuk dadanya dan ber
Tatapan Felicia saat ini terlihat agak tajam, sekaligus ada secercah harapan dan perasaan yang rumit. Dia menatap Afkar tanpa berkedip, seolah-olah menunggu sebuah jawaban.Afkar tertegun sejenak, lalu bertanya dengan wajah bingung, "Apa?"Felicia tersenyum sinis. "Kamu sendiri nggak tahu apa yang sudah kamu lakukan? Aku tanya sekali lagi, apa ada yang ingin kamu jelaskan padaku?"Di hari pernikahan, saat Felicia tiba-tiba melihat foto-foto itu, dia merasakan guncangan hebat di dalam hatinya. Rasa kecewa, hina, dan benci memenuhi dirinya. Dia merasa dirinya telah ditipu habis-habisan oleh bajingan ini.Dia pikir Afkar hanyalah pria playboy murahan yang diam-diam bermain dengan banyak wanita di belakangnya. Namun, sore ini, ucapan tak sengaja dari Freya justru membuat Felicia mulai ragu.Meskipun saat itu Freya segera menyadari sesuatu dan hanya berbicara sampai setengah, dengan instingnya yang tajam sebagai seorang wanita cerdas, Felicia menangkap sebuah petunjuk.Freya sepertinya tahu
'Freya! Kamu ini benar-benar nggak bisa tobat! Sebelumnya bersekongkol dengan Aldo, sekarang kamu bersekongkol dengan David dan hampir membunuh putrimu sendiri!''Apa kamu masih punya hati nurani sebagai seorang ibu? Sekarang semuanya jelas, ternyata waktu itu kamu berpura-pura melindungi Shafa dari pot jatuh hanya untuk bersandiwara!'Selain itu, niat membunuh Afkar terhadap Noah kini telah mencapai puncaknya. Berbeda dengan sebelumnya, saat dia hanya menggunakan Shafa sebagai sandera untuk menekan Afkar!Kali ini, Noah berpikir dirinya telah menghilang sehingga dia berniat membunuh putrinya! Ini benar-benar keterlaluan!'Noah, sepertinya kalau aku nggak membunuhmu, kamu akan terus menjadi ancaman! Pak Heru, jangan salahkan aku! Cucumu sendiri yang cari mati!' Afkar menggertakkan giginya dalam hati.Dulu Heru memohon sambil menangis, jadi Afkar berjanji bahwa dia hanya akan membunuh Noah jika mereka bertemu kembali. Namun, kali ini Afkar memutuskan untuk mencarinya dan menyingkirkanny
Saat ini, Fadly juga mendekat, memeriksa kondisi kakaknya dan Shafa dengan penuh perhatian.Kemudian, dengan wajah penuh semangat dan kekaguman, dia berkata, "Kak Afkar, aku sudah tahu kalau kamu itu tak terkalahkan! Si tua bangka ini kelihatannya hebat, tapi tetap saja mati di tanganmu! Hahaha ...."Afkar terbatuk pelan. "Apa maksudmu mati di tanganku? Dia hanya terpeleset sendiri dan jatuh. Nggak ada hubungannya denganku!"Mendengar ini, Fadly hanya bisa termangu sambil menatap Afkar dengan ekspresi aneh. Orang-orang di sekitar langsung merasa canggung ....Dalam hati, mereka berpikir, 'Pak Afkar, kami mungkin nggak cerdas, tapi bukan berarti bisa ditipu! Seorang ahli yang bahkan nggak bisa dibunuh penembak runduk malah dibilang jatuh sendiri dan mati begitu saja?'Namun, tak seorang pun yang ingin membongkar kebohongan ini. Mereka semua tertawa kecil dan mengangguk setuju untuk berpura-pura percaya.Pada saat itu, Mateo melangkah maju dengan wajah penuh rasa bersalah. "Pak Afkar, in
Bagaimana jika Afkar tahu mereka menunggu di sini, menantikannya berakhir tragis? Bagaimana jika dia memutuskan untuk membunuh mereka juga?Terutama Qaila dan Reno. Mereka begitu ketakutan hingga langsung meninggalkan Kota Nubes malam itu dan melarikan diri ke rumah Keluarga Lufita di ibu kota provinsi untuk mencari perlindungan.Bagaimanapun, mereka terlibat dalam penyerangan ahli Sekte Kartu Hantu terhadap Afkar. Qaila dan Reno sadar bahwa jika mereka tidak melarikan diri, besar kemungkinan Afkar akan datang untuk membalas dendam!Apa pun yang terjadi, yang terpenting adalah mencari tempat aman terlebih dahulu. Sehebat apa pun Afkar, seharusnya dia tidak akan nekat mengejar mereka sampai ke ibu kota provinsi, apalagi menyerbu rumah Keluarga Lufita, 'kan?Sementara itu, kepala pelayan Keluarga Samoa telah menyampaikan kabar kematian Hantu Senyap kepada keluarga."Hantu Senyap mati?" tanya Edbert dengan nada terkejut."Ya, Tuan! Mati dengan sangat tragis!""Gimana dia bisa mati? Afkar
Bam! Pukulan yang dihantamkan oleh Afkar mengandung amarah yang tak terbatas, langsung menghantam dada Hantu Senyap secara brutal.Seperti kata pepatah, siapa yang menabur angin akan menuai badai! Jika Hantu Senyap tidak menggunakan serangan jiwa yang keji dan licik, mungkin dia tidak akan mati secepat ini.Namun, karena jiwanya terkena efek serangan balik, dia kehilangan hampir semua kekuatannya untuk melawan.Dalam sekejap, pukulan Afkar mengenai tubuhnya. Tubuh tua itu terlempar bak karung bekas, melayang jauh di udara.Dadanya remuk, jantung dan paru-parunya hancur. Seorang ahli tingkat pembentukan inti mati seketika di tempat.Tepat pada saat itu, mata Afkar menangkap bayangan samar yang melayang keluar dari tubuh yang sudah hancur itu. Itu adalah jiwa Hantu Senyap. Jiwa itu melayang cepat, berusaha melarikan diri!Mata Afkar sedikit menyipit. Dia mendengus dan membentak, "Kamu nggak layak jadi manusia ataupun jadi arwah! Hancurlah!"Saat berikutnya, Afkar langsung menggunakan tek
Permukaan pusat energi Hantu Senyap memang telah mengeras menjadi bentuk padat, tetapi di dalamnya masih berupa energi cair. Akan tetapi, pusat energi Afkar berbeda. Makin mendekati inti dari pusat energinya, kepadatannya justru makin tinggi.Itu berarti, saat Afkar menembus ke tingkat pembentukan inti, dia akan mulai membentuk intinya dari dalam ke luar. Sementara itu, Hantu Senyap membentuk intinya dari luar ke dalam.Jelas sekali, inti yang terbentuk dari dalam ke luar akan jauh lebih solid dan kuat setelah prosesnya selesai. Inilah yang disebut sebagai pembangunan fondasi sempurna.Hantu Senyap menyaksikan sendiri bagaimana Afkar yang berada di puncak tahap akhir tingkat pembangunan fondasi mampu menekan dirinya yang berada di tingkat pembentukan inti. Dia pun menyadari kemungkinan tersebut."Omong kosong! Pokoknya aku akan menghabisimu!" geram Afkar. Tatapannya menyala penuh semangat tempur."Kamu pikir, kamu bisa membunuhku? Mimpi!" Hantu Senyap meludah darah ke lantai, sementara
Afkar tertawa terbahak-bahak, lalu menerjang ke arah Hantu Senyap dengan penuh semangat tempur. Pada saat ini, tidak ada lagi rasa takut dalam dirinya. Dia ingin melampiaskan semua perasaan terhina yang sebelumnya dirasakannya saat ditindas oleh Hantu Senyap."Eh, jangan sombong!" Ekspresi Hantu Senyap berubah garang saat berucap demikian. Energi dalam tubuhnya bergejolak, darahnya mendidih, dan aura merah pekat meledak keluar dari tubuhnya. Kali ini, dia mengerahkan seluruh kekuatannya tanpa menahan sedikit pun untuk menghadapi Afkar.Buk, buk, buk ....Pertarungan antara dua kekuatan berbeda tingkat pun pecah dalam sekejap. Suara bentrokan antara mereka bergema tiada henti, seperti guntur yang terus mengguncang langit.Di bawah gedung stasiun TV, semua orang yang menyaksikan dari kejauhan menunjukkan ekspresi penuh keraguan dan kebingungan.Harun bertanya dengan cemas, "Apakah itu Afkar yang sedang bertarung?"Fadly berseru dengan serius, "Kak Afkar, bagiku kamu adalah yang terkuat!
Afkar merasa agak bingung. Lawannya jelas memiliki tingkat kultivasi yang lebih tinggi darinya. Secara logika, seharusnya dia tidak bisa menghindar dengan begitu mudah."Papa, semangat!""Afkar, hati-hati!"Dari kejauhan, Shafa dan Felicia yang menyaksikan pertarungan sangat cemas dengan Afkar. Dari sudut pandang mereka, Afkar terus-menerus mundur dan menghindari serangan Hantu Senyap, seolah-olah berada dalam posisi terdesak. Tanpa sadar, keduanya pun mulai khawatir.Mendengar suara mereka, mata Hantu Senyap berkilat. Sebuah ide tiba-tiba muncul di benaknya. Kerutan di wajahnya menjadi makin dalam, lalu senyuman keji mulai terbentuk.Hantu Senyap mencela, "Dasar pengecut! Kali ini, biar kulihat kamu bisa sembunyi ke mana!"Alih-alih melanjutkan serangannya ke Afkar, Hantu Senyap tiba-tiba berbalik dan memelesat menuju Felicia dan Shafa.Melihat ini, ekspresi Afkar berubah drastis. Dalam sekejap, dia mengerahkan seluruh kecepatannya dan bergegas untuk mengadang Hantu Senyap."Hehe! Ter
Felicia tidak ragu sedikit pun. Dia segera menggendong Shafa dan berlari menjauh dari Afkar serta Hantu Senyap secepat mungkin.Felicia tahu bahwa saat ini, baik dirinya maupun Shafa tidak bisa membantu Afkar sama sekali. Tidak menambah beban baginya sudah merupakan bantuan terbesar yang bisa mereka berikan.Hantu Senyap bertanya sambil tersenyum dingin, "Eh, sepertinya lukamu sudah hampir sembuh ya?"Tadi, Afkar sempat melepaskan energi internal yang cukup kuat untuk menghancurkan peralatan siaran langsung. Tindakan itu cukup mengejutkannya.Padahal saat terakhir kali mereka bertarung, Hantu Senyap sudah menghancurkan meridian Afkar dan membuatnya nyaris mati dengan hanya sisa satu tarikan napas. Meskipun tidak mati, pemuda itu seharusnya sudah menjadi cacat.Tidak disangka, hari ini Afkar masih bisa mengeluarkan serangan jarak jauh dengan energi internalnya."Omong kosong! Itu cuma seperti digigit nyamuk, memangnya bisa terasa gatal berhari-hari?" balas Afkar sambil mencibir dengan s