Share

Stella Lengah

Penulis: Yulistriani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-04 14:34:03

Jantung Dian berdetak lebih cepat. Ketakutannya semakin meningkat. Wajah teduhnya kini menggambarkan kegelisahan yang dahsyat.

Wanita itu emeluk Citra erat, berharap Sang Pencipta selalu melindunginya dan seluruh keluarganya dari orang-orang yang hendak mencelakakan.

Dian masih mematung di tempatnya berdiri, perasaannya mulai tak karuan. Ia merasa seperti ada sepasang mata yang tengah memperhatikan dan seolah-olah hendak menerkam nya.

Dada Dian kembang kempis saat mendengar suara langkah kaki yang perlahan mendekatinya. Mata wanita itu melebar.

Sungguh, berada di rumah Mawar benar-benar memacu adrenalin nya. Setelah menyimpulkan sesuatu, kekhawatiran semakin mendominasi perasaannya. Tubuh Dian bergetar hebat lantaran takut saat langkah seseorang itu terdengar kian nyaring.

Di tengah kepasrahannya, tiba-tiba saja suara langkah kaki itu berhenti dan tak terdengar lagi. Menyadari sudah aman, Dian menghembuskan napas lega kemudian mengeratkan pelukannya pada Citra. Namun, seketika saja pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Teror Hantu Bu Aisyah

    "Stella, maaf aku harus pulang." Rian sudah kembali duduk santai di sofa saat wanita itu kembali."Kok buru-buru sih?" tanya Stella tak suka."Boy sudah mendingan, kan?" Rian balik bertanya sebagai alasannya ingin pergi."Iya, tapi aku masih mau di sini sama kamu," kata Stella, ia berusaha mencegah suami orang lain itu pergi dari rumahnya."Nanti aku balik lagi, kok," balas Rian sembari meraih kunci mobil dan ponsel yang ia letakan di atas meja."Janji ya," pinta Stella manja.Rian tersenyum tipis kemudian mencium kening Stella untuk meyakinkan bahwa dirinya akan kembali.Rian tahu betul, Stella adalah tipe wanita yang terlalu bucin jika sudah benar-benar mencintai lelaki. Hal itu Rian sadari saat dirinya masih berhubungan dengan Stella di masa lalu.Mendapatkan kecupan dari Rian, Stella tersenyum kegirangan. Wanita itu semakin yakin bisa mendapatkan Rian kembali seperti waktu yang telah silam. Wanita itu semakin berambisi merebut Rian dari istrinya.Stella menarik napas dalam saat Ri

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kemalangan Raya

    Hasna tengah menikmati secangkir teh saat Dian menghampirinya dengan langkah tergesa. Sementara tak jauh dari Hasna ada Citra yang tengah bermain."Bu ayo kita siap-siap," kata Dian sembari meraih kemudian menggendong Citra yang tengah anteng dengan mainannya.Hasna menyipitkan pupil matanya. Jantungnya berdetak tak karuan melihat gelagat Dian. Hatinya seolah-olah tengah berbisik bahwa ada sesuatu yang terjadi."Ke mana? Ada apa sebenarnya?" tanya Hasna kebingungan."Tadi aku dapat kabar dari Mas Rian kalau Hendrik akan mencelakai kita." Dian panik dan mengunci pintu serta jendela yang sudah terbuka."Rian sudah menelpon polisi?" tanya Hasna gelisah. Wanita itu mencemaskan seluruh keluarganya."Sudah Bu, sebentar lagi dia dan Pak Beni datang. Untuk sementara kita tinggal di apartemen pak Beni katanya agar aman.""Astaghfirullah, ternyata anak Fuji benar-benar nekat," gumam Hasna sembari menggelengkan kepalanya."Ibu segera beritahu Mbok Siti, lima menit lagi mereka datang," kata Dian

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Karma Dimulai

    "Mas, Mas...."Dian berteriak ke arah suaminya, sontak Rian yang tengah mengecek kerusakan mesin itu mendongak. Lelaki itu melangkah dan mengintip dari jendela."Kenapa?""Raya katanya ditangkap, aku takut terjadi sesuatu pada Raya."Dian semakin gelisah, sementara Citra tetap mengoceh dalam gendongannya."Kata siapa?" Rian memastikan."Tadi Pak Beni menelpon," balas Dian.Rian lantas mengambil ponselnya kemudian menelpon seseorang.***Si kepala pelontos baru saja menutup panggilan saat tiba-tiba tubuhnya dihajar dari arah belakang hingga ia tersungkur."Dasar pengkhianat."Temannya yang bertubuh tegap ternyata mendengar pembicaraan si pelontos dengan Rian melalui panggilan telepon.Si kepala pelontos itu membocorkan lokasi keberadaan Raya yang dirinya pun baru saja tahu. Sebelumnya ia hanya disuruh untuk menangkap Dian dan keluarganya. Hanya lelaki bertubuh tegap saja yang tahu ke mana mereka akan dibawa. Namun, diam-diam si kepala pelontos itu mencuri informasi dan ia bocorkan pada

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Antoni Takut Netizen

    "Aku khawatir dengan Raya."Indira mondar-mandir dengan wajah gelisah, sementara Dian menemani Citra dan Maira bermain sembari menonton tayangan televisi."Aku juga khawatir, lebih baik kita shalat Ashar dulu yuk Indira." Hasna mengelus pundak adiknya yang gelisah."Tapi Mbak, aku lupa bacaan shalat." Indira menunduk, sudah bertahun-tahun ia tak pernah beribadah pada Sang Pencipta."Gak apa-apa, seingatnya saja, yang penting niatnya."Tangan Hasna turun ke jemari Indira, wanita itu menggenggam erat adiknya."Tapi apa Allah akan dengar do'aku? Apa Allah akan ampuni aku, Mbak?"Indira mendongak, terbesit keraguan dalam dadanya, ia menyadari sudah banyak sekali dosa yang diperbuat, ia takut Tuhan tidak mengampuninya."Meski kita datang berlumur dosa setinggi gunung, jika hati tulus bertaubat, Allah pasti akan mengampuninya." Hasna menatap manik hitam Indira lembut."Ajari aku shalat, Mbak," pinta Indira, ia membalas tatapan Hasna dengan mata berkaca-kaca.Dian yang melihat pemandangan ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kondisi Raya Memburuk

    "Bagaimana keadaan kamu sekarang?" Pak Beni menghampiri Nengsih yang sudah terbangun dari tidurnya dan sedang memainkan ponsel. "Sudah membaik, hanya saja luka bekas goresan masih sedikit perih." "Syukurlah." Pak Beni mengembuskan napas lega. "Bagaimana kabar Bu Raya, apakah beliau baik-baik saja?" Nengsih menatap mata lelaki itu dalam, ia ingin tahu tentang kabar wanita yang telah menyelamatkan hidupnya dari kematian. "Raya sedang berjuang di ruang operasi. Proyektil peluru menembus punggungnya begitu dalam. Raya juga kehilangan banyak darah." Pak Beni menunduk, lelaki itu nampak gelisah memikirkan kondisi wanita spesialnya. Setelah melihat kondisi Raya yang kian mengkhawatirkan, rasa ketakutannya semakin besar. Ia baru menyadari kalau dalam dadanya telah tumbuh benih-benih cinta untuk Raya sejak pertama melihatnya. "Semoga Bu Raya kuat. Maafkan aku, seharusnya aku yang di sana. Bukan Bu Raya." Nengsih menunduk, air matanya menetes dari pelupuk netra. Rasa bersalah kian mengh

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Raya Meninggal

    Dokter dan semua tenaga medis berjibaku dengan tugasnya di ruang ICU. Di luar ruangan, Dian dan Indira terus berdoa untuk kesehatan Raya. Wajah mereka dipenuhi kekhawatiran. Sementara Adi pulang dulu untuk mengambil keperluan, sedangkan Pak Beni menemani Nengsih di ruangan lainnya."Ya Allah, lindungi anakku. Jaga dia ya Allah." Indira tak henti-hentinya memohon sambil menangis. Wanita itu takut terjadi sesuatu pada Raya."Ya Rabb, lindungi Raya. Kuatkan dia untuk melewati masa-masa ini." Dian pun berdoa dengan penuh pengharapan pada Sang Pencipta.Dalam tangis Indira melirik jam di ponselnya. Waktu isya sudah berlalu beberapa jam yang lalu, tetapi ia belum shalat."Dian, Tante shalat dulu ya." Indira menepuk pundak keponakannya."Iya Tante," balas Dian, ia menganggukkan kepalanya sembari menyeka bulir bening yang terus berkejaran di pelupuk netra."Kalau ada informasi tentang Raya, kamu kabari Tante, ya." Indira melangkah dengan gontai menuju mushola rumah sakit.Indira melaksanakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Status F******k

    Sekitar dua tahun yang lalu, saya difitnah membunuh seseorang dan dipenjara. Awalnya saya kira orang yang memfitnah adalah mantan atasan saya ditempat kerja karena saat itu saya memang sedang terlibat suatu perjanjian dengannya.Kemarahan saya semakin besar saat rumah orang tua saya dibakar, terlebih keluarga saya meninggal karena musibah itu. Beruntung saya bisa keluar dari penjara berkat bantuan seseorang yang saya anggap malaikat.Sejak saat itu saya berniat membalas dendam padanya. Namun, ternyata, semua rangkaian peristiwa mengerikan dalam hidup saya itu adalah perbuatan orang yang saya anggap malaikat. Justru, orang yang sangat saya benci adalah orang yang paling baik pada saya.Sekarang saya senang mendengar kabar bahwa iblis yang menyerupai malaikat itu telah tewas dalam kejaran polisi. Saya bahagia karena rencana pembunuhannya telah gagal. Meski dia berasal dari keluarga berada dan cukup berpengaruh, tetapi Allah tidak pernah tidur. Kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Hati Indira Hancur

    "Apa, Raya meninggal?" Ajeng yang baru saja bangun tidur itu terkejut mendengar kabar buruk tentang mantan menantunya."Iya, aku lihat status WhatsApp Dian." Radit menimpali."Ya sudah, ayo kita siap-siap melayat," balas Ajeng. Meski tidak suka dengan Raya, tetapi wanita itu pernah menjadi bagian dalam keluarganya. Sementara Radit masih terpaku, ia tak mengerti mengapa kematian Mawar dan Raya terjadi di waktu yang bersamaan.***"Sayang, ternyata Raya meninggal." Haris memberi kabar pada Mega yang baru saja bangun."Syukurlah, akhirnya doaku terkabul. Nanti siang kita takjiyah yuk, kan pagi ini aku sudah boleh pulang," ajak Mega dengan senyum semringah.Tak perlu mendapatkan obat, mendengar kabar kematian Raya pun sudah memacu dirinya agar kembali sehat. Karena selama ini, Mega memang sangat menginginkan mantan kekasih anaknya itu mati.***Semua warga berkumpul di kediaman Indira. Tikar sudah dipersiapkan untuk menyambut kedatangan jenazah Raya. Sementara Maira terlelap di kamarnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06

Bab terbaru

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Ending

    "Sayang."Beni menghampiri Nengsih yang masih tersedu-sedu. Air mata wanita itu sulit terhenti. Hatinya masih saja nyeri membayangkan masalah yang menimpa keluarganya."Hmmm."Nengsih hanya berdehem, setelah jarak suaminya dekat, ia pun justru mengalihkan pandangan. Kondisi mood sedang buruk lantaran tengah premenstrual syndrom. Sehingga, hormonnya sangat berpengaruh terhadap masalah yang tengah dihadapi.Biasanya, Nengsih akan berpikir rasional. Namun, entah mengapa kali ini seakan-akan ia membenarkan ucapan Abizar bahwa semua yang terjadi antara keluarganya dengan keluarga Tiara disebabkan oleh pengkhianatan suaminya.Beni yang lelah, lantas mencoba diam, lelaki itu mencerna sikap istrinya kemudian instrospeksi diri. Namun, setelah diperhatikan sekian lama ia baru peka bahwa istrinya tengah mengalami mood swing. Sehingga, ia memeluk istrinya dari belakang, tak peduli Nengsih mengamuk, ia hanya ingin menunjukkan bahwa dirinya sangat mencintai sang istri dibandingkan orang lain."Apaa

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Sahabat Jadi Cinta

    "Ya udah, sambil nunggu Kak Citra masuk aja dulu, yuk."Kedua insan itu lantas masuk ke rumah Dian. Di dalam, Abizar langsung disambut hangat oleh Dian."Abizar, apa kabar?" tanya Dian begitu pandangannya bersitatap dengan putra kedua Beni."Alhamdulillah, aku sehat Tante, Tante Dian apa kabar?"Abizar meraih tangan Dian lalu menciumnya takzim. Lelaki itu kemudian duduk di sofa, sementara Syadea pergi ke dapur untuk mengambilkan jamuan untuk sahabatnya."Katanya mau berangkat siang, ini masih pagi, lho," ujar Dian, ia menoleh ke arah jam dinding yang baru menunjukkan pukul sembilan.Belum sempat Abizar menjawab, Syadea yang baru kembali dari dapur sembari membawa air dan kudapan itu menyahut."Biasa Ma, dia gak sabar," ujar Syadea dengan menaikkan sebelah alisnya.Dian tersenyum, wanita itu kemudian menganggukkan kepala dan pergi ke halaman rumah untuk mengurus semua tanaman hias kesayangannya.Setelah Dian berlalu, wajah Abizar kembali pias kala mengingat sang ayah. Rasa kecewa kemba

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kekecewaan Seorang Anak

    Beni mengejar istrinya yang tengah dikuasai emosi. Lelaki itu tahu betul bukan seperti ini karakter Nengsih. Namun, ia pun memaklumi apa yang dirasakan sang istri."Sayang, tunggu!"Beni menyeru istrinya yang baru saja membuka pintu kamar. Sedangkan Nengsih yang baru saja memutar kenop pintu itu menghentikan langkahnya sejenak. Wanita itu terisak, kemudian menyeka air mata yang berkejaran di pipinya.Melihat butiran kristal yang terus meluruh dari manik belahan jiwanya, Beni lantas memeluk sang istri erat. Ia tak mengatakan apapun meski ada yang ingin dikatakan.Beni memilih untuk membiarkan Nengsih mengekspresikan perasaannya. Sedih, marah, kecewa adalah rasa yang sangat manusiawi. Sebaik apapun sang istri, lelaki itu sadar wanitanya bukanlah malaikat. Sama seperti dirinya, kendatipun sudah berusaha menjadi orang baik, tetap saja ia selalu melakukan kesalahan."Mungkin benar kata Abizar, aku yang membuat semua jadi begini, andai aku gak menikahi Tiara untuk membantunya, andai aku jug

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Batas Kesabaran

    Mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Asih, Beni dan istrinya lantas saling pandang. kedua insan itu mengerutkan dahi sebab rasa penasaran."Maksud Bu Asih?" tanya Nengsih tak mengerti.Begitupun dengan Beni, ia menatap mata mantan mertuanya penuh selidik. Entah, lelaki itu merasa ada makna tersirat dari kalimat yang diucapkan oleh Asih.Tak langsung menjawab, Asih justru menangis semakin kencang hingga membuat Abizar yang sebelumnya tak peduli dengan tamu kedua orang tuanya pun ikut menghampiri."Ma, Pa, ada apa?" tanya Abizar setengah berlari, ia takut ada orang kesurupan di rumahnya mengingat sang ibu pernah diganggu makhluk halus."Ssst, gak ada apa-apa," jawab Beni dengan meletakkan jari telunjuk di bibirnya.Namun, bukannya pergi, Abizar justru tertarik ingin mendengar obrolan mereka. Sehingga, lelaki kelas tiga sekolah menengah atas itu duduk di kursi lainnya yang kosong.Asih yang tengah menangis tak memedulikan kehadiran putra Beni, ia tak lagi malu untuk mengemis maaf."Be

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Akibat Keserakahan

    Alarm berbunyi di pukul empat pagi. Sehingga, membuat Citra dan suaminya terperanjat. Boy yang masih merasa lelah itupun meraih ponsel di atas meja, kemudian ia mematikan alarmnya. Namun, bukannya bangkit, lelaki itu justru merebahkan lagi kepalanya ke atas bantal."Kok tidur lagi?"Citra yang juga terbangun karena mendengar alarm lantas menoleh ke arah suaminya. Tubuh keduanya masih polos dan hanya ditutupi oleh selimut saja."Masih ngantuk," jawab Boy dengan suara parau. Matanya seakan-akan sulit terbuka karena rasa lelahnya."Ish, bangun yuk, sebentar lagi kan subuh," ajak Citra.Wanita yang baru saja melepas kegadisannya itu bangkit kemudian duduk di samping Boy, ia menutup dadanya dengan selimut yang dikenakan."Hufft, ayo."Meskipun masih terasa lelah karena pertarungan semalam, tetapi Boy masih selalu ingat dengan kewajibannya. Kendatipun mengantuk dan kerap dihantui rasa malas, tetapi ia selalu bangun untuk bersih-bersih sebelum subuh.Lelaki itu lantas ikut bangkit lalu menci

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Istri Seutuhnya

    "Kamu siap, gak?" tanya Boy.Lelaki itu berbisik di daun telinga sang istri dengan suara lembut dan berat. Sementara Citra hanya mengangguk dengan wajah tersipu."Tapi kita harus berdoa dulu," ujar Citra.Ia hampir tak berani melihat mata suaminya sebab malu, takut dan gelisah terus menghantuinya. Namun, tak dipungkiri ia pun sangat menginginkan malam ini."Iya, aku tahu, yuk kita berdoa dulu," jawab Boy.Keduanya saling melempar senyum, kemudian melafalkan doa sebelum berhubungan. Keduanya berharap semoga setelah malam ini akan lahir keturunan yang sholeh dan sholehah.Namun, setelah berdoa keduanya justru merasa kaku dan malu. Citra bingung begitupun Boy, sehingga lelaki dengan janggut tipis itu menggaruk-garuk kepala sebab salah tingkah yang membuat keduanya tertawa.Tak ingin gagal, Boy yang sangat senang dengan bibir istrinya lantas kembali melabuhkannya di sana. Pun Citra, ia sudah merasa terbiasa sehingga tak lagi malu seperti saat pertama menikah.Lama Boy memainkan bibirnya d

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kondisi Tiara Memburuk

    "Aku sakit karena membaca surat kamu sama Maira," jawab Citra, bukannya sedih, gadis itu justru tertawa mengingat kekonyolannya. Namun, tidak bagi Boy, ia justru semakin merasa bersalah dan menyadari betapa besar cinta sang istri padanya."Iya kah?" tanya Boy."Iya, kamu tahu gak, kamu adalah orang pertama yang aku cintai."Citra melanjutkan perjalanan, sementara Boy terus menatapnya dengan perasaan kagum juga bahagia."Aku berasa terbang karena dicintai begitu dalam," jawab Boy sembari tertawa. Lelaki itupun meraih kembali jemari Citra dan menuntunnya keluar dari area makam.Setelah sampai di parkiran, Boy meraih helm dan membantu Citra mengenakannya."Aku juga bisa pakai sendiri," tolak Citra, tetapi tak dipungkiri hatinya meleleh dengan perlakuan Boy yang begitu manis."Gak apa-apa, kamu cantik kalau pakai helm," puji Boy sembari menepuk-nepuk benda penutup kepala itu lembut."Ya sudah, sekarang kita cari masjid dulu yuk, habis itu kita makan, aku laper," ajak Citra."Ayok," balas

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Buah Ketulusan

    "Kak Farel, ada Oma sama Opa."Maira berbisik di telinga suaminya. Ia malu sebab ketahuan bermesraan di dapur. Sehingga, keduanya yang tengah berhadapan dengan jarak yang sangat dekat itu lantas menjauh."Gak usah malu, justru kita senang ya, Mas," ujar Indira pada suaminya.kedua pasangan berusia lanjut itu saling melempar senyum. Indira tanpa ragu menggandeng lengan suaminya di hadapan pengantin baru itu."Iya, gak apa-apa, jangan kalah sama kita yang udah tua," sahut Adi sembari tertawa kemudian berlalu meninggalkan Maira dan suaminya di sana.Saat langkah Adi menjauh, Farel masih tersenyum lebar. Ia sangat bahagia karena melihat keromantisan nenek dan kakek Maira meski sudah berusia lanjut."Oma sama Opa romantis banget, ya. Pasti dulu mereka saling mencintai," puji Farel saat kedua orang yang merawat istrinya pergi."Enggak, justru di masa lalu mereka pernah bercerai. Bahkan, kehadiran Mama pun belum bisa membuat Oma mencintai suaminya," balas Maira."Yang benar?"Farel terkejut,

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Menikmati Momen Indah

    Di rumah Indira, Maira tengah memasak untuk sarapan. Sementara nenek dan kakeknya tengah berjalan-jalan pagi. Mereka sadar sudah tak muda lagi dan harus memerhatikan kesehatan agar tak menjadi pesakitan."Masak apa?"Farel yang baru saja keluar kamar itu menghampiri sang istri, ia memeluk Maira dari belakang sehingga membuat istrinya sedikit terkejut."Eh, aku masak nasi goreng buat sarapan," jawab Maira.Wanita itu membiarkan tangan suaminya melingkar di pinggang. Sehingga, Maira bisa merasakan kehangatan di punggungnya yang menempel dengan dada Farel."Baunya enak," puji Farel.Melihat rambut Maira yang diikat ke belakang dan menampilkan leher jenjang membuat kecantikan wanita itu kian paripurna. Sehingga, membuat Farel semakin senang bermanja-manja dengannya."Oh ya, hari ini mau temani aku ke kantor, enggak?" tanya Maira.Saat libur kuliah, ia memang sering menghabiskan waktu untuk mengurus perusahaan Mega. Maira yang memang mengambil jurusan manajemen dan administrasi bisnis itu

DMCA.com Protection Status